Disusun oleh :
Isni yulianti
Mery tarlina
Risma pertiwi
Pengertian trauma
ETIOLOGI
penyebab terjadinya trauma persalinan yaitu sebagai berikut:
1. Makrosomia (Berat bayi baru lahir lebih dari 4000 gram)
2.Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai)
3.Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
4.Disproporsi sephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin)
Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan
menggunakan alat)
5.Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
6. Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit
dan
berakhir dengan lahirnya bayi)
7.Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan 22 26 minggu)
8.Distosia bahu (kemacetan bahu).
1. Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang
terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak.
Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik
atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang
mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi pada
kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup,
tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk
ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang
difus kepala, dan melampaui sutura garis tengah.
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E,
Behrman.dkk.2000), tanda dan gejala yang dapat ditemui pada
anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1. Adanya edema dikepala berwarna kemerahan
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan
PATOFISIOLOGI
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses
perjalanan penyakit caput succedaneum adalah sebagi berikut :
Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan
pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis
tengah.
Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler
dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya
ditemukan
didaerah presentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat
melampaui
sutura.
KOMPLIKASI
1) Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum
bisa terjadi karena kulit kepala
terluka.
.
2)Ikterus
Pada bayi yang terkena caput
succedanieum dapat
menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau
golongan darah A, B, O antara ibu
dan bayi.
3) Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi
yang terkena caput succedanieum
karena pada benjolan terjadi
perdarahan yang hebat atau
perdarahan yang banyak
2.
Sephal Hematom
ETIOLOGI
Cephalhematoma dapat terjadi karena :
Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebab kan adanya
tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang
menyebabkan robeknya pembuluh darah.
Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat
dapat menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya
pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan
periosteum.
Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala
bayi.
PATOFISIOLOGI
Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah
yang melintasi tulang kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya
pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat
pembuluh darah ini, timbul timbunan darah di daerah
subperiosteal yang dari luar terlihat benjolan. Bagian kepala
yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan daerah yang perdarahan sub periosteum.
PENANGANAN :
atau bulan)
Berisi darah
3. Perdarahan Intrakranial
a)
b)
c)
Perdarahan subdural
Kelainan terjadi akibat tekanan mekanik pada tengkorak
yang dapat menimbulkan robekan falks cerebri atau
tentorium cerebelli, sehingga terjadi perdarahan.
Perdarahan subependimal dan intraventrikuler
Kejadian ini lebih sering disebabkan oleh hipoksia dan
biasanya terdapat pada bayi-bayi prematur.
Perdarahan subarakhnoidal
Perdarahan ini juga ditemukan pada bayi-bayi
premmatur dan mempunyai hubungan erat dengan
hipoksia pada saat lahir.
harus dilakukan
sectio caesaria
temperatur harus
dikontrol
kalau ada
indikasinya, vitamin
K dapat diberikan
bayi jangan
terlampau banyak
digerakkan dan
dipegang
sekret dalam
tenggorokan diisap
keluar
kalau perlu
diberikan tambahan
oksigen
konvulsi
dikendalikan dengan
sedative
kepala jangan
direndahkan, karena
tindakan ini bisa
menambah
perdarahan
jika pengumpulan
darah subdural
dicurigai, pungsi
lumbal harus
dikerjakan untuk
mengurangi tekanan
diberikan antibiotik
sebagai profilaktik.
4. HEMANGIOMA
Tumor jinak vaskuler yang sering terjadi dan tampak pada
bulan-bulan pertama setelah kelahiran. Hemangioma
merupakan suatu proliferasi yang sifatnya jinak dari sel-sel
endothelium pembuluh darah yang lebih sering terjadi pada
bayi dan anak-anak. Hemangioma merupakan jenis kelainan
pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau
birthmark.
4. HEMANGIOMA
Etiologi
Patofisiologi
KLASIFIKASI HEMANGIOMA
Hemangioma kapiler (hemangioma simplek).
Hemangioma kavernosum
KOMPLIKASI
Perdarahan
Komplikasi ini paling
sering terjadi
dibandingkan dengan
komplikasi lainnya.
Penyebabnya adalah
trauma dari luar atau
rupture spontan
dinding pembuluh
darah karena tipisnya
kulit di atas
permukaan
hemangioma,
sedangkan pembuluh
darah dibawahnya
terus tumbuh.
Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa
nyeri dan meningkatkan
resiko infeksi,
perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus
merupakan hasil dari
nekrosis. Ulkus dapat
juga terjadi akibat
rupture .Hemangioma
kavernosa yang besar
dapat diikuti dengan
ulserasi dan infeksi
sekunder (Kantor, 2004).
Trombositopenia
Jarang terjadi,
biasanya pada
hemangioma yang
berukuran besar.
Dahulu dikira bahwa
trombositopenia
disebabkan oleh limpa
yang hiperaktif.
Ternyata kemudian
bahwa dalam jaringan
hemangioma terdapat
pengumpulan trombosit
yang mengalami
sekuenterisasi
Gangguan
penglihatan
Kebanyakan
komplikasi yang
terjadi adalah
astigmatisma
yang disebabkan
tekanan
tersembunyi
dalam bola mata
atau desakan
tumor keruang
rettrobul
Masalah psikososial
Akan menimbulkan
kecemasan bagi
orang tua terutama
jika hemangioma
muncul pada
bagian muka.
PENANGANAN
Cara Konservatif
Cara Aktif
Fraktur Klavikula
Frakturadalah retaknya tulang, biasanya disertai
dengan cedera di jaringan sekitarnya. Kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
tekanan yang berlebihan pada tulang.
Faktor predisposisi
PENATALAKSANAANFRAKTUR CLAVICULA
1. Bayi jangan banyak digerakkan
2. Immobilisasi (tindakan yang membuat tidak dapat
digerakkan) lengan dan bahu pada sisi yang sakit dengan
memasang ransel verband
3. Rawat bayi dengan hati-hati
4. Nutrisi yang adekuat (pemberian asi yang adekuat dengan
cara mengajarkan pada ibu agar pemberian asi dengan posisi
tidur, dengan sendok atau pipet)
5. Rujuk bayi kerumah sakit
ETIOLOGIFLEKSUS BRAKHIALIS
PATOFISIOLOGISFLEKSUS BRAKHIALIS
Bagian cord akar saraf dapat terjadi avulsi (robeknya suatu bagian
struktur secara tidak sengaja atau pembedahan) atau pleksus
mengalami traksi(tarikan) atau kompresi (tekanan).
Traksi dan kompresi dapat juga menyebabkan iskemi (berkurangnya
aliran darah) yang akan merusak pembuluh darah.Cedera pleksus
brakialis dianggap disebabkan oleh traksi yang berlebihan diterapkan
pada saraf.
FRAKTUR HUMERUS
Fraktur Humerus menurut (Mansjoer, Arif, 2000) yaitu
diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus.
Sedangkan menurut ( Sjamsuhidayat 2004 ) Fraktur humerus
adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
TERIMA KASIH