Anda di halaman 1dari 20

NUR HARDIANTI

LAPORAN
PENDAHULUAN 14420201055

DEPRESI POST
PARTUM
DEFINISI

Depresi postpartum merupakan gangguan mood yang terjadi


setelah melahirkan. Gangguan ini merefleksikan disregulasi
psikologikal yang merupakan tanda dari gejala-gejala depresi mayor
(Kusuma, 2017).
Depresi postpartum biasanya dialami oleh ibu setelah 4 minggu
melahirkan.

Penelitian membuktikan bahwa angka kejadian depresi postpartum adalah 1 sampai 2


dari 1000 kelahiran dan 25% ibu yang baru pertama melahirkan mengalami depresi
pasca melahirkan yang berat dan pada ibu yang melahirkan anak selanjutnya sekitar
20%.
Klasifikasi depresi post partum
Ada 3 tipe depresi post partum diantaranya yaitu :
1.    Depresi ringan (Kemurungan): inilah tipe depresi yang paling
umum.Biasanya singkat dan tidak terlalu mengangu-mengangu kegiatan-
kegiatan normal.

2.    Depresi sedang/moderat(perasaan tak berpengharapan: Gejalanya hampir


sama dengan depresi ringan tetapi lebih kuat dan lebih lama berakhir.

3.    Depresi berat (terpisah dari realita): Kehilangan interes dari dunia luar
dan perubahan tingkah laku yang serius dan berkepanjangan merupakan
karakteristiknya.
Tanda-tanda yang
menyertainya adalah
perasaan sedih

menurunnya
ide bunuh diri.
suasana hati

penurunan
kelelahan
konsentrasi

merasa tidak peningkatan atau


penurunan berat
berguna atau badan secara
bersalah kehilangan minat signifikan
dalam kegiatan
sehari-hari
ETIOLOGI
Penyebab depresi postpartum belum diketahui secara pasti, namun banyak penelitian dan
pustaka yang menyebutkan penyebab gangguan tersebut dapat berasal dari faktor biologis
maupun psikososial. Penurunan hormon progesteron yang signifikan dapat mempengaruhi
suasana hati dari ibu. Perubahan itu terlihat dengan adanya gejala depresi seperti lemas dan
lesu. Beberapa hal yang menjadi etiologi depresi postpartum antara lain :

1. Neurologi postpartum

2. Gangguan Autoimun
3. Gangguan Tidur dan
Ritme Sikardian
Neurologi postpartum

• Secara umum, depresi berintegritas dengan penyakit pada sirkuit


neuron dengan ditandai adanya pengurangan volume otak.
Pengurangan ini terjadi pada seseorang yang mengalami gejala depresi
mayor. MENURUT penelitian bahwa setelah dilahirkannya plasenta pada
saat persalinan maka kadar estrogen dan progesterone plasma dari sang
ibu mulai turun secara drastis. Kedua hormon tersebut memilki efek
neural pada konsentrasi psikologis. Maka dari itu, dengan adanya
penurunan drastis dari hormon tersebut dapat berefek pada psikologis
Gangguan Autoimun

• Selama persalinan, seorang ibu terpapar berbagai antigen


fetal. Suatu penelitian menduga bahwa akibat adanya
paparan tersebut berefek pada kondisi psikologis ibu.
Seorang ibu menjadi cenderung emosional yang diduga
asalnya dari gangguan autoimun tersebut.
Gangguan Tidur dan Ritme Sikardian

• Ketika seorang ibu melahirkan maka ia akan mengalami masa


adaptasi untuk perannya yang baru. seorang ibu menjadi
kekurangan waktu tidurnya karena harus menjaga bayinya.
Aktivitas itu cenderung membuat ibu menjadi kelelahan
sehingga bisa memicu terjadinya depresi. Kurangnya waktu
tidur menyebabkan hormone tidur yang dihasilkan di kelenjar
pineal otak menjadi berkurang. Hormon tersebut adalah
hormon melatonin. Terganggunya produksi hormon tersebut
merupakan kontributor terhadap depresi postpartum
Penatalaksanaaan depresi post partum
Secara umum, dalam menatalaksanaan ibu dengan depresi postpartum
diberikan dengan farmakologis, psikoterapi, hormonal replacement therapy,
dan profilaksis treatment.
Pasien yang telah didiagnosis menderita gejala depresi postpartum,
diberikan pengobatan dengan pemberian obat antidepressant. Menyusui
tidak hanya untuk mengurangi stress untuk ibu, namun juga menguragi
tingkat stress pada bayi ketika ibunya mengalami depresi. Menyusui
melindungi suasana hati ibu dengan mengurangi tingkat stress.
Ketika tingkat stress rendah, respon inflamasi ibu tidak aktif dan akan
mengurangi resiko depresi. Pemberian psikoterapi yang berfokus pada
interpersonal terapi. sangat efektif untuk meredakan gejala depresi dan
meningkatkan fungsi psikososial.
Komplikasi
Bunuh diri
Pembunuhan
bayi

Penelantaran
anak

Berpikir untuk
menyakiti
Pengasuhan yang
tidak sesuai
KONSEP
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

Pengenalan gejala mood merupakan hal penting untuk dilakukan oleh


perawat perinatal. yang Rencana keperawatan merefleksikan respons perilaku
yang dari
harus gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan pada
diharapkan dan keadaannya yang spesifik. Suami pasangan
atau
karakteristik
tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional perilaku wanita
wanita
akibat tersebut. Pengkajiannya meliputi;

a. Identitas klien. : Data diri klien meliputi: nama, umur, pekerjaan, wanita
pendidikan,
alamat, medical record dan lain-lain.

b. Keluhan Utama : Mudah marah, cemas, melukai diri


c. Riwayat Kesehatan
membantu ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut
sebelum keluar dari rumah sakit.
Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu
makan, sedih - murung, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia,
merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai
diri.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta
kesehatan pasien.

Riwayat kesehatan keluarga


Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien
d. Struktur dan Fungsi Keluarga

Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum blues ialah melihat
komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita terhadap perannya sebagai ibu
sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan
anak-anak lain. Perawat dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang akan pulang dengan
mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan membantu ibu
merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari rumah sakit.
e. Pemeriksaan Fisik
> Aktivitas/ istirahat : Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu

> Sirkulasi : Biasanya nadi meningkat, (tachikardia), TD kadang meningkat

> Eliminasi : Biasanya klien sering BAK, kadang terjadi diare

 Makanan/cairan :Biasanya terjadi anoreksia, mual atau muntah, haus , membrane mukosa kering

> Neurosensori : Biasanya klien mengeluh sakit kepala

> Pernafasan : Biasanya pernafasan cepat dan dangkal


> Nyeri dan ketidaknyamanan : Biasanya terjadi nyeri/ ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan kepala

> Integritas Ego : Biasanya klien ansietas, gelisah

> Seksualitas : Biasanya seksualitas terganggu dan penurunan libido

> TTV : Biasanya nadi meningkat, pernafasan meningkat, TD meningkat


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Kecemasan b/d stress


psikologi

2.Gangguan interaksi
sosial b/d depresi berat
NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Kecemasan b/d Anxiety Control(1402) Counseling (5240) Aktivitas :


stress psikologi Indikasi: > Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan
♦♦♦ Kontrol
Batasankarakteristik: pikiran dan perasaan untuk mengekstemalisasikan
instensitas
cemas kecemasan.
• ♦♦♦ Perilaku
❖ Eliminasi  Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini,
• Penurunan
• produktivitas tanda cemas sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping
• Gelisah ❖ Menggunakan strategi koping
yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
efektif untuk menekan kecemasan
• Insomnia
 Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan
• Resah
❖ Afektif serta terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan
• Kesedihan memperluas focus.
• Yang mendalam
 Sediakan penguatan yang positif ketika apsien mampu
• Takut
meneruskan aktivitas sehari- hari dan lainnnya
• GugupMudah
tersinggung meskipun mengalami Kecemasan.
• Nyeri hebat
• Ketakutan
• Distres
• Khawatir  Sediakan pengalihan melalui
Next • Cemas
 Fisiologi televise, radio, permainan serta
… • Goyah
• Peningkatan respirasi
(simpatis) terapi okupasi untuk mengurangi
• Peningkatan
keringat kecemasan dan memperluas
• Wajah tegang
• Anoreksia(simpatis) focus
• Kelelahan
(parasimpatis)
• Gugup (simpatis)
Sediakan penguatan yang
• Mual
(parasimapatis) positif ketika apsien mampu
• Pusing (parasimpatis)
• Kognitif meneruskan aktivitas sehari- hari
• Bingung
• Kerusakan dan lainnnya meskipun
perhatian
• Ketakutan mengalami Kecemasan.
terhadap hal yang tidak jelas
• Sulit berkonsentrasi
2 Gangguan interaksi sosial b/d depresi berat Social Interaction > Dorong keterlibatan ditingkatkan
Skill(1502): dalam
Karakteristik:
 Pengungkapan hubungan yang sudah di tetapkan
 Mengungkapkan/menunjukan ketidakmampuan  Kesiapan  Dorong pasien dalam
untuk menerima dan mengkomunikasikan rasa  Kerjasama pengembangan hubungan
kepuasan, rasa memiliki, menyayangi,  Kepekaan  Dorong untuk berhubungan dengan
ketertarikan atau membagi pengalaman  Konfrontasi orang lain
 Pertimbangan  Dorong untuk beraktivitas dalam
 Mengungkapkan atau menunjukan ketidak
 Kehangatan masyarakat maupun social
nyamanan dalam situasi social
 Ketenangan  Dorong untuk berbagi masalah
 Menunjukan penggunaan perilaku interaksi  Relaksasi dengan orang lain.
social tidak berhasil  Keterlibatan
 Kepercayaan dan
 Keluarga melaporkan perubahan gaya hidup atau kompromi
pola interaksi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai