Anda di halaman 1dari 10

Proses Adaptasi Psikologi Ibu

dalam Masa Nifas


KE L O M P O K 2 :
A L D I L A RI Z KA D I A N A
A N GGI A P RA T A M A
B E L L I N O V IA P RI A N I
G I T A Y A S H A S A F IT R I
INDAH PUSPITA SARI
K A R O L I N A BR BA R U S
LAILI FITRIANA JM
NOVITA SARI
RE T N O L E S T A RI
A. Adaptasi Psikologi Ibu dalam Masa Nifas
Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,

menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada

periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat

bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah

persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan

terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Tanggung jawab

ibu mulai bertambah. Perubahan mood seperti sering

menangis, lekas marah dan sering sedih atau cepat berubah

menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil.


Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam
beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses
dan lancarnya masa transisi menjadi orang
tua.
Respon dan dukungan dari keluarga dan
teman dekat.
Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan
sebelumnya.
Harapan, keinginan dan aspirasi ibu saat
hamil dan juga melahirkan.
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada
masa nifas :
1. Taking in period (periode ketergantungan)
Periode ini berlangsung 1-2 hari setelah
persalinan.
2. Taking hold peridod (
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan.
3. Letting go period
Periode yang berlangsung 10 hari setelah
melahirkan.
B. Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas

1. Post partum blues


Post partum blues sering juga disebut sebagai
maternity blues atau baby blues dimengerti
sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama
pasca persalinan atau merupakan kesedihan
atau kemurungan pascapersalinan, yang
biasanya hanya muncul sementara waktu
yakni sekitar 2 hari – 2 minggu sejak
kelahiran bayi.
2. Post Partum Depression/Neurosa
Post Partum
Depresi post partum merupakan tekanan
jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang
ibu baru akan merasa benar-benar tidak
berdaya dan merasa serba kurang mampu,
tertindih oleh beban terhadap tangung
jawab terhadap bayi dan
keluarganya,tidak bisa melakukan
apapuan untuk menghilangakan perasaan
itu.
3. Psikosis Post Partum (Post Partum
Psychosis)
Insiden terjadinya psikosis port partum
adalah 1-2 per 1000 kelahiran. Pada kasus
tersebut sebaiknya ibu dirawat karena dapat
menampakkan gejala yang membahayakan
seperti, menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Hal tersebut merupakan penyakit yang sangat
serius dan merupakan depresi yang paling
berat, bahkan bisa sampai membunuh anak-
anaknya.
C. Kesedihan Dan Duka Cita
Istilah “berduka”, diartikan sebagai respon
psikologis terhadap kehilangan. Kehilangan
maternitas termasuk hal yang dialami oleh
wanita yang mengalami infertilitas (wanita
yang tidak mampu hamil atau yang tidak
mampu mempertahankan kehamilannya), yang
mendapatkan bayinya hidup, tapi kemudian
kehilangan harapan (prematuritas atau
kecacatan congenital), dan kehilangan yang
dibahas sebagai penyebab post partum blues
(kehilangan keintiman internal dengan bayinya
dan hilangnya perhatian).
Dalam hal ini dibagi menjadi 3 tahap,yaitu :
1. Tahap syok

2. Tahap Penderitaan (fase realitas)


Thankyou 

Anda mungkin juga menyukai