Disusun oleh :
TAHUN
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “PROSES PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.2 LATAR BELAKANG..................................................................................4
1.3 RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
1.4 TUJUAN........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
2.1 ANAK GADIS PADA MASA PUBERTAS...............................................5
2.1.1 DEFINISI PUBERTAS...........................................................................5
2.1.2 ADAPTASI FISIOLOGI ANAK GADIS USIA PUBERTAS...........5
2.1.3 FENOMENA PSIKOLOGI ANAK GADIS USIA PUBERTAS...........8
2.1.4 AKIBAT PERUBAHAN PADA MASA PUBERTAS....................11
2.2 WANITA SEBAGAI GADIS REMAJA..................................................23
2.2.1 PENGERTIAN REMAJA.....................................................................23
2.2.2 KARAKTERISTIK MASA REMAJA..................................................24
2.3 ANAK GADIS PADA MASA ADOLESCENCE....................................31
2.3.1 PENGERTIAN......................................................................................31
2.3.2 CIRI-CIRI PERKEMBANGAN ADOLESENSE.................................31
2.3.3 TIPE-TIPE GADIS ADOLESENSE.....................................................32
2.3.4 PERUBAHAN PSIKIS PADA ANAK GADIS MASA
ADOLESCENCE...........................................................................................34
BAB III PENUTUP..............................................................................................38
3.1 KESIMPULAN......................................................................................38
3.2 SARAN...................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis,
psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut WHO (2009),
adalah 12-24 tahun. Di Indonesia jumlah remaja berusia 10 hingga 24 tahun
mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut
badan pusat statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2014, kelompok umur 10-19 tahun
adalah sekitar 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% remaja laki-laki dan 48,2%
remaja perempuan. Pada masa remaja, manusia mengalami kematangan dari segi
fisik psikologis maupun sosialnya (Depkes, 2007). Perubahan yang paling
mencolok adalah fisik (Asriani dkk, 2012). Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan
untuk menghadapi perubahan ini agar memperoleh identitas diri (Potter dan Perry,
2009).
Masa remaja ini ditandai dengan pubertas (Papalia dkk, 2009). Pubertas
merujuk pada saat dimana terdapat kemampuan reproduksi, matangnya organ
reproduksi ditandai dengan haid pada anak perempuan (Papaliadkk, 2009).
Pubertas berawal dari perubahan hormonal yaitu hormon estrogen pada wanita,
dan hormon testosteron pada pria. Hormon esterogen pada perempuan berperan
dalam timbulnya karakteristik seks sekunder seperti pertumbuhan payudara
(Potter dan Perry, 2009), dan karakteristik seks primer seperti perubahan biologis
yang melibatkan organ-organ yang diperlukan 2 untuk melakukan reproduksi
seperti indung telur, tuba falopi, rahim dan vagina. Usia pubertas pada anak
perempuan berkisar antara 9-13,5 tahun. (Hockenberry, 2005). Perubahan fisik
pada masa pubertas terjadi seiring dengan perkembangan karakteristik seks primer
dan sekunder (Rudolph, 2014). Masalah-masalah yang timbul pada saat
menghadapi usia pubertas ini adalah hasil dari perubahan fisik dan hormonal yang
menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa malu (Kartono, 2006), dimana sifat
persepsi tersebut membentuk perilaku seseorang, apabila perilaku tersebut tidak
didasari pengetahuan dan kesadaran, maka akan menimbulkan perilaku yang tidak
baik (Notoadmodjo, 2007).
1.4 TUJUAN
1.4.1 mengetahui dan memahami yang dimaksud pubertas
1.4.3 memahami apa saja fenomena psikologi anak gadis usia pubertas
1.4.7 mengetahui dan memahami pengertian anak gadis pada masa adolenscene
1.4.10 mengetahui dan paham akan perubahan psikis pada anak gadis masa
adolescence
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANAK GADIS PADA MASA PUBERTAS
2.1.1 DEFINISI PUBERTAS
Dalam bukunya Hurlock (2004) pubertas adalah periode dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi
mahluk seksual. Menurut Narendra (2002) pubertas merupakan suatu bagian
yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan yaitu proses
biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi.
Definisi masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan (growth spurt), timbul ciri-ciri
seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan psikologis yang
mencolok.
Perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-
anak perempuan, rata-rata peningkatan pertahun dalam tahun sebelum haid
adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5 sampai 6 inci, 2
tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan
keseluruhan selama 2 tahun sebelum haid adalah 5,5 inci, setelah haid tingkat
pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar 18
tahun. Penambahan berat badan berupa lemak, tulang dan jaringan otot .
Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada pubertas perempuan
sesaat sebelum dan sesudah haid.
1) Tumbuhnya payudara
4) Perubahan suara
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang
pori-pori bertambah besar.
8) Perkembangan otot
Pada periode pubertas, kata hati nurani mereka semakin luas dan
berkembang. Lambat laun anak mulai merasakan nilai-nilai hubungan spiritual
dengan tuhan. pengertiannya tentang agama tidak lagi berdasarkan
penerimaan doktrin, melainkan mengarah pada hal-hal konkrit yang
berorientasikan fakta-fakta dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu menurut Adams & Gullota (1983) ada 5 aturan dalam
menghadapi dan membantu remaja yaitu:
1. Overprotected
2. Terlalu dibiarkan.
3. Perfeksionis.
5. Mencontohi lingkungannya.
arahkan mereka,agar jika mencari panutan sebaliknya fahami dulu
sikap2 orang yang akan di panut.jangan menerima mentah-mentah.
6. Percaya dengan ketidak mampuan.dengan terlihat tegang dan putus
asa kemudian mengatakan “Aku tidak sangup”Aku tidak bisa”. dan
kalimat-kalimat penolakan lainya,karena takut gagal kemudian di
marahi dan di kucilkan.ahirnya lama kelamaan mereka benar2
merasa tidak mampu.
Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Terhadap Orang yang Kurang Percaya
Diri:
1. Memberi pengertian.
2. Beri pujian.
3. Beri contoh.
Keseganan untuk bekerja adalah tidak mau, tidak sudi, atau rasa malas
untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa remaja, dimana pada masa remaja sudah mulai diberi
tanggung jawab untuk bekerja maka situasi seperti ini akan menjadi masalah,
karena sebelumnya tidak terbiasa dengan pekerjaan serius. Kepada orang tua
diharapkan agar dapat:
Anak gadis pada masa adolesense adalah anak gadis masa transisi atau
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi. Secara kronologis yang
tergolong remaja ini berkisar antara 11/12 – 21 tahun. Untuk menjadi orang
dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis di
mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri.
1. Pelarian Diri
Pada beberapa anak gadis yang lebih tua atau lebih dewasa,
usaha pelarian diri dari pemuasan gelora nafsu–nafsu seksualnya
disubstitusikan dalam bentuk: pemilihan suatu profesi yang
hakekatnya kurang ditekuninya atau mereka menggabungkan diri
pada suatu kelompok ideologi politik atau pada satu partai religi
agama.
2. FANTASI SEXUAL
Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasih sayang satu
sama lain, mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa dan bagaimana
mereka (lawan jenis) di mata orang lain, mereka mulai merasakan ketertarikan
secara sexual antara satu dengan yang lain.sehinga timbul yang di namakan rasa
suka, ingin memiliki dan saling memuji.bagi remaja yang pola perkembanganya
normal dalam arti dia menyadari setiap tahap perkembangan, maka tidak adanya
hambatan dalam dirimya untuk melewati fase ini, akan tetapi apabila ada remaja
yang memang tidak melewati fase ini maka, akan terjadi keterbelakangan daya
tarik atau ketertarikan dengan lawan jenis pada masanya.
Penyebab :
a. Perubahan hormonal
b. Merosotnya kepercayaan terhadap agama
c. Norma agama
d. Faktor sosial ekonomi yang menyebabkan taraf pendidikan rendah
e. Cinta diri yang menyangkut keadaan tubuh (body image)
f. Media masa yang canggih
g. Pendidikan orang tua yang kurang
h. Pergaulan bebas
3. MULTIPLE PERSONALITY
Kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau
multiple personality. Secara mudahnya bisa di katankan 2 atau lebih jiwa yang
menghuni badan dan raga seseorang. Ini merupakan salah satu bentuk kelainan
jiwa, dalam pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit jiwa. Sakit
jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas hidupnya, tertawa sendiri,
menagis, berhalusinasi. Sedangkan kelainan jiwa lebih halus dari sakit jiwa,
kelainan jiwa masih dalam tahap normal, tidak mengganggu dan biasanya tidak
teridentifikasi bila tidak mengunakan alat tes psikologi.
Contohnya, rasa takut berlebihan, takut gelap, takut keramaian, takut laba-laba
(secara berlebihan). Kelainan jiwa ini bisa bersifat keturunan atau juga pengaruh
lingkungan biasanya karena obsesi yang mendalam atau tekanan jiwa atau batin
yang keras dan lama.
Penyebab terjadinya gangguan kepribadian majemuk di akibatkan oleh
penyiksaan fisik yang di lakukan oleh ibu atau bapaknya sendiri. Akan terjadi
pribadi dominan bisa menyadari pribadi-pribadi lainya namun pribadi asli kadang
tidak menyadarinya sama sekali.
4. PSEDOAFEKTIVITAS
Menurut Dr. Helena Deutsh bahwa relasi emosional dari identifikasi total
disebut PSEDOAFEKTIVITAS, yang dapat menimbulkan gejala-gejala
neorologis dan patologis. Ada juga gadis-gadis adolesence yang berbakat
intelektual tinggi yang tidak mampu mengendalikan macam-macam identifikasi,
dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat mudah terpengaruh
oleh sugesti dari luar, sehinga ia sulit mendapatkan keseimbangan batin.
Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif merusak pada diri sendiri
dan lingkunganya. contoh kongkritnya adalah:
Adolesense berasal dari istilah latin, yang berarti masa muda yang
terjadi antara 17 – 30 tahun. Sehingga disimpulkan bahwa proses
perkembangan psikis remaja dimulai antara 11 –22 tahun. Anak gadis pada
masa adolesense adalah anak gadis masa transisi atau peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi. Secara kronologis yang
tergolong remaja ini berkisar antara 11/12 – 21 tahun. Untuk menjadi
orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui
masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri.
3.2 SARAN
Sebaiknya remaja yang mengalami masa pubertas, harus lebih
berhati-hati terutama dalam menjaga diri dari kejahatan seksual. Pada
masa pubertas remaja saat ini sedang dihadapkan oleh pergaulan
bebas yang berdampak pada diri mereka sendiri. Pola perilaku dan
pola hidup sehari-hari yang tidak biasa dilakukan, akan menjadi hal
yang baru dalam pergaulan anak remaja yang mengalami masa
pubertas.Oleh karena itu, orang tua harus selalu memperhatikan
tingkah laku dan pergaulan anaknya di luar sana. Supaya untuk
meminimalisir hal-hal burukyang akan terjadi pada anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kebidananardianti.blogspot.com/2016/06/anak-gadis-pada-masa-
adolesence.html
http://suryadun.blogspot.com/2014/02/makalah-anak-gadis-masa-pubertas.html
https://www.academia.edu/37463842/Psikologi_Kebidanan_Wanita_Sebagai_Remaja
Gunarsa, S.1989. Psikologo Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia