Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (BBLR sama dengan
bayi dismatur). ( Eny Retna Ambarwati, dkk, 2008, Hal. 28).
Berdasarkan pengertian diatas maka BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Prematuritas Murni
Adalah masa gestasi yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan kurang dari
berat badan semestinya untuk masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan, kecil untuk
masa kehamilan (NKB-KMK)
2) Dismaturitas
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, posterm. Dismatur ini dapat juga neonatus
kurang bulan - sesuai masa kehamilan (NKB - SMK).
Neonatus cukup bulan - kecil masa kehamilan (NCB - KMK)
Neonatus lebih bulan - kecil masa kehamilan (NLB - KMK).
2. Diagnosis Bayi Dismatur
Diagnosis Bayi Dismatur :
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada Anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama (quickening) lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilan nya sudah agak lanjut.
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligahidramnion atau bisa pula dengan hidramnion,
hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan
antepartum.
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterine secara klasik tampak seperti bayi yang
kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas verniks
kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat.
2) Bayi dismatur yang lahir kurang berat badan
3) Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
4) Bayi dismatur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat
peka terhadap pertumbuhan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya.
(Varney, Helen, 2009 Buku Saku Bidan)
3. Gejala klinis Bayi Dismatur
Gejala klinis bayi dismatur tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa
makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata, sebagai gambaran
umum dan dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Berat badan kurang dari 2.500 gram.
b. Panjang badan kurang dari 45 cm.
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Kepala relatif lebih besar.
f. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
g. Otot hipotonik lemak.
h. Pernapasan tak teratur dapat terjadi terjadi apnea (gegal napas).
i. Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus.
j. Kepala tidak mampu tegak.
k. Pernapasan : 30 – 60 kali per menit
l. Frekuensi nadi 100 - 140 x / menit
Tabel 01. Penilaian Bayi Baru Lahir Menurut Apgar Score
SCORE 0 1 2
A : Appearance Biru/pucat Tubuh kemerahan Seluruh
(Warna kulit) Merahan ekstremitas tubuh
biru kemerahan
P : Pulse (Denyut Tidak ada Kurang dari 100/menit Lebih dari
jantung) 100/menit
G : Grimace Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan
(Rangsangan) kuat/melawan
A : Activity (Tonus Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerak aktif
otot)
R : Respiration Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis
(Pernapasan) kuat
Sumber: Dr. Arief ZR, 2009, Hal. 17
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi Dismatur
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm (dismatur) atau BBLR
yaitu:
a. Faktor Ibu
1) Gizi saat hamil yang kurang
2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
4) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
5) Faktor pekerjaan yang terlalu berat
b. Faktor Kehamilan
1) Hamil dengan hidramnion
2) Hamil ganda
3) Perdarahan anterpartum
4) Komplikasi hamil pre-eklamsia/eklamsi
c. Faktor Janin
1) Cacat Bawaan
2) Infeksi alam rahim
d. Faktor lingkungan :
1) Tempat tinggal didataran tinggi
2) Radiasi
3) Zat – zat racun
(Arief ZR, 2009 Hal 22- 23).
5. Komplikasi pada Bayi Dismatur
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit
dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-
alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur
dengan berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar
kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang
harus ditangani dengan baik. (Wiknjosastro H, 2007 Hal. 782).
a. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan stress yang sering
dialami bayi pada persalinan.
b. Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai hemoglobin yang tinggi yang
mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.
c. Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya hipoglikemia ini disebabkan
oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi.
d. Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif, hipotermia, cacat
bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom down's, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh
karena infeksi intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
a. Suhu tubuh yang tidak stabil
b. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR
c. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi
d. Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.
e. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
f. Gangguan immunologic. (Wiknjosastro H, 2007, Hal. 776)
6. Perawatan Bayi Dismatur
a. Pengaturan suhu bayi dismatur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada
dilingkungan yang dingin kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang
relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit dan kekurangan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat,
konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi setiap normal. Bila bayi dirawat
didalam incubator, maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 - 2,5 kg adalah 34 0C. jika ditempat
pertolongan tidak ada incubator maka bayi di bungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat
di sekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi
b. Pemberian minum (Wiknjosastro H, 2007)
Pada bayi dismatur reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Prinsip pemberian
minum ialah early feeding yaitu minum sesudah berumur 2jam untuk mencegah penurunan
berat badan, hipglikemia, dan hiperbilirubinemia. Pemberian minum sesuai jumlah kebutuhan
c. Perlindungan terhadap infeksi (Wiknjosastro H, 2007, hal. 783)
1) Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine serta menemukan gangguan
pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi.
2) Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostik atau di laboratorium. Bila terbuka adanya
hipoglikemia harus segera diatasi.
3) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4) Melakukan tracheal - washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
d. Perawatan bayi dengan metode kanguru
Dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi baru lahir kemudian, bayi
diletakkan diantara payudara ibu dan ditutup baju ibu yang berfungsi sebagai kantung
kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu
berbaring. (Perinasia, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Depkes RI dan Health
Service Program – USAID, 2008).
7. Prognosis Bayi Dismatur
Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah prenatal,
misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat bayi makin tinggi angka
kematian), asfiksia/iskemia otak sindrome gangguan pernafasan, perdarahan atau ventricle
displosia bronkopulmonal retiolental, infeksi, gangguan metabolic (Asfiksia, hipoglikemia,
hiperbilirubin).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaruh suhu lingkungan,
resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan asfiksia,
hiperbilirubin, hipoglikemia dan lain-lain) (Wiknjosastro H, 2007 Hal. 783).