Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan adalah suatu hal yang sangat penting dalam praktek
obstetri. Mekanisme persalinan ini berkaitan dengan urutan gerakan-gerakan fetus
selama persalinan. Gerakan -gerakan ini terdiri dari suatu seri urutan  perubahan yang
sesuai dengan diameter panggul pada saat fetus berada pada bagian tertentu jalan lahir.

Memasuki tahap akhir kehamilan berbagai perubahan pun terjadi yang menandakan semakin
berkembangnya janin dalam kandungan. Namun, semakin dekat dengan hari persalinan, ruang gerak
bayi dalam kandungan akan lebih sedikit. Hal ini karena massa bayi sudah semakin besar dan siap
lahir. Biasanya, bayi akan berada dalam posisi kepala bawah (vertex) menghadap ke belakang, tetapi
ini bukan lah satu-satunya posisi. Bayi juga dapat berada dalam posisi lain, seperti oksiput posterior
atau bayi telentang.

1. Posisi oksiput posterior pada janin

Posisi oksiput posterior (OP) ini ditandai dengan kepala bawah dari bayi yang menghadap sisi perut
ibu. Dengan kata lain, bayi dalam posisi telentang dengan kepala di bagian bawah dalam jalan lahir.
Ada dua jenis posisi oksiput posterior, yaitu:

 Oksiput posterior kanan, dalam posisi ini punggung bayi menghadap ke sisi kanan ibu dengan
bagian kepala belakang menghadap sisi belakang tubuh ibu.
 Oksiput posterior kiri, pada posisi ini punggung bayi menghadap ke sisi kiri ibu dengan
bagian belakang kepala menghadap sisi belakang tubuh ibu.

Hal ini, ibu perlu melakukan pengecekan secara rutin jika bayi dalam posisi oksiput posterior ini.
Caranya, bisa melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) karena posisi bayi seperti ini dapat
menyebabkan risiko saat persalinan nanti.
2. Penyebab posisi oksiput posterior pada janin

Ada beberapa faktor yang memungkinan terjadinya posisi oksiput posterior pada janin, yaitu,

1. Bentuk panggul, perempuan yang memiliki bentuk panggul menyerupai hati dan rongga
panggul yang sempit.
2. Keadaan kyphosis, tubuh ibu atau lengkungan tulang belakang yang berlebihan sehingga bayi
kemadalam posisi oksiput posterior.
3. Kehamilan ganda atau janin yang kembar juga mungkin dapat menjadi alasan terjadinya posisi
ini.
4. Faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan peluang terjadinya posisi oksiput posterior,
misalnya usia ibu lebih dari 35 tahun, obesitas, usia kehamilan lebih dari 41 minggu, dan
pernah melahirkan dengan posisi oksiput posterior yang sama sebelumnya.
3. Efek posisi oksiput posterior

Bayi dengan posisi oksiput posterior ini kemungkinan akan berubah posisinya ke dalam posisi
oksiput anterior sehingga janin siap dilahirkan. Posisi oskiput anterior ini merupakan posisi janin
yang palin aman dan ideal untuk persalinan. Namun, jika bayi tetap dalam posisi oksiput posterior,
proses melahirkan cenderung lebih lama. Mama juga mungkin akan perlu bantuan vakum, forsep,
atau bahkan operasi caesar.

Adapun beberapa risiko juga dapat dialami jika bayi dalam posisi oksiput posterior. Misalnya,
kemungkinan terjadinya pendarahan postpartum dan infeksi karena penggunaan vakum atau
forsep selama persalinan. Ibu bisa saja kehilangan darah lebih dari 500ml karena penggunaan
vakum atau forsep dapat menyebabkan robekan perineum.

Selain itu, seringnya induksi dalan memulai persalinan juga mungkin mengalami kegagalan
sehingga bosa menyebabkan infeksi intra-amniotik. Kondisi peradangan dalam selaput janin
karena adanya infeksi bakteri. Bayi yang dilahirkan dalam posisi oksiput posterior ini juga
kemungkinan memiliki skor APGAR, nilai kondisi kesehatan setelah kelahiran yang lebih rendah.

4. Mengatasi sakit bersalin dengan posisi OP


Selama masa persalinan dengan posisi ini, ibu mungkin akan merasa lelah yang
berkepanjangan sehingga rasa sakit cenderung muncul lebih lama. Biasanya, Mama akan
mendapatkan epidural atau bius lokal yang dapat menawar rasa sakit ketika persalinan dilakukan
dengan operasi Caesar. Jika ibu tetap berusaha melakukan persalinan normal saat bayi dalam
posisi oksiput posterior in, coba lah untuk bersandar ke bagian depan selama persalinan untuk
meringankan sakit punggung Kemudian, gunakan kompres dingin atau panas dan lakukan pijatan
di bagian punggung bawah sehingga tubuh lebih nyaman.
5. Mencegah janin dalam posisi OP
Sebenarnya bisa mencegah bayi dalam posisi oksiput posterior sehingga janin dalam posisi
yang tepat dalam proses persalinan nanti. Caranya, yaitu:
1. Menghindari posisi berbaring dan duduk dengan pinggul miring.
Berbaring atau tidur lah dengan posisi ke arah sisi kiri, jaga kaki kiri tetap lurus, dan kaki
kanan pada 90 derajat. Pertahankan posisi ini dengan bantuan bantal hamil sehingga ibu
tetap nyaman.
2. Olahraga
Ibu juga bisa melakukan olahraga ringan agar bayi tidak dalam posisi oksiput posterior.
Lakukan latihan yang melibatkan goyang panggul, berjalan, atau berenang. Ibu
dapat melakukan goyang panggul selama 2-5 kali sehari dengan gerakan memutar.
Berlutut dan mencondongkan tubuh ke bagian depan sebanyak yang ibu bisa dengan
nyaman.

Anda mungkin juga menyukai