Keb
Pengertian trauma
3) Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang
terkena caput succedanieum karena
pada benjolan terjadi perdarahan
yang hebat atau perdarahan yang
banyak
2. Sephal Hematom
bayi jangan
kalau ada sekret dalam kalau perlu
terlampau banyak
indikasinya, vitamin tenggorokan diisap diberikan tambahan
digerakkan dan
K dapat diberikan keluar oksigen
dipegang
jika pengumpulan
kepala jangan
darah subdural
konvulsi direndahkan, karena
dicurigai, pungsi diberikan antibiotik
dikendalikan dengan tindakan ini bisa
lumbal harus sebagai profilaktik.
sedative menambah
dikerjakan untuk
perdarahan
mengurangi tekanan
Tumor jinak vaskuler yang sering terjadi dan tampak pada
bulan-bulan pertama setelah kelahiran. Hemangioma
merupakan suatu proliferasi yang sifatnya jinak dari sel-sel
endothelium pembuluh darah yang lebih sering terjadi pada
bayi dan anak-anak. Hemangioma merupakan jenis kelainan
pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau
birthmark.
Etiologi Patofisiologi
Hemangioma terjadi karena adanya Ada beberapa hipotesis yang
proliferasi (pertumbuhan yang dikemukakan diantaranya menyatakan
berlebih) dari pembuluh darah yang bahwa proses ini diawali dengan suatu
tidak normal, dan bisa terjadi proliferasi dari sel-sel endothelium
yang belum teratur dan dengan
disetiap jaringan pembuluh darah.
perjalanan waktu menjadi teratur
Penyebab hemangioma sampai saat
dengan membentuk pembuluh darah
ini masih belum jelas. Angiogenesis yang berbentuk lobus dengan lumen
sepertinya memiliki peranan dalam yang berisi sel-sel darah. Hemangioma
kelebihan pembuluh darah. superficial dan dalam, mengalami fase
pertumbuhan cepat dimana ukuran dan
volume bertambah secara cepat.
Hemangioma kapiler (hemangioma simplek). Hemangioma kavernosum
terjadi pada kulit bagian atas. Terjadi pada kulit yang lebih dalam,
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu biasanya pada bagian dermis dan sub
lahir atau beberapa hari sesudah lahir. cutis. Lesi ini tidak berbatas tegas,
Lebih sering terjadi pada bayi premature dapat berupa macula erimatosa atau
nodus yang berwarna merah sampai
dan akan menghilang dalam beberapa ungu.Bila ditekan akan mengempis dan
hari atau beberapa minggu. cepat mengembung lagi apabila dilepas.
Tampak sebagai bercak merah yang makin Lesi terdiri dari elemen vaskuler yang
lama makin besar. Warnanya menjadi matang. Bentuk kavernosum jarang
merah menyala, tegang dan berbentuk mengadakan involusi spontan
(Coheen,2004; Anonim,2005).
lobular,berbatas tegas, dan keras pada Hemangioma kavernosum kadang-kadang
perabaan. Involusi spontan ditandai oleh terdapat pada lapisan jaringan yang
memucatnya warna didaerah sentral, lesi dalam, pada otot atau organ dalam
menjadi kurang tegang dan lebih (Hall.2005).
mendatar.
Perdarahan Ulkus Trombositopenia Gangguan Masalah psikososial
penglihatan
Komplikasi ini paling Ulkus menimbulkan Jarang terjadi, biasanya
sering terjadi rasa nyeri dan pada hemangioma yang Kebanyakan Akan menimbulkan
dibandingkan dengan meningkatkan resiko berukuran besar. Dahulu komplikasi yang
dikira bahwa
kecemasan bagi
komplikasi lainnya. infeksi, perdarahan, terjadi adalah
trombositopenia astigmatisma orang tua terutama
Penyebabnya adalah dan sikatrik. Ulkus disebabkan oleh limpa
trauma dari luar atau merupakan hasil dari yang hiperaktif. Ternyata
yang disebabkan
jika hemangioma
rupture spontan nekrosis. Ulkus dapat kemudian bahwa dalam tekanan
dinding pembuluh juga terjadi akibat jaringan hemangioma tersembunyi muncul pada
darah karena tipisnya rupture .Hemangioma terdapat pengumpulan dalam bola mata
trombosit yang bagian muka.
kulit di atas kavernosa yang besar atau desakan
mengalami sekuenterisasi
permukaan dapat diikuti dengan tumor keruang
hemangioma, ulserasi dan infeksi rettrobul
sedangkan pembuluh sekunder (Kantor,
darah dibawahnya 2004).
terus tumbuh.
Cara Konservatif Cara Aktif
1. Bayi yang
2. Distosia
berukuran
bahu
besar
3. Partus
4. Persalinan
dengan letak
traumatic .
sungsang
Hasil pemeriksaan
1. Adanya pembengkakan pada sektor daerah fractur.
2. Krepitasi (suara yang ditimbulkan dari gesekan tulang)
3. Pergerakan lengan berkurang.
4. Iritable(kepekaan abnormal terhadap rangsangan) selama
pergerakan lengan.
1. Bayi jangan banyak digerakkan
2. Immobilisasi (tindakan yang membuat tidak dapat
digerakkan) lengan dan bahu pada sisi yang sakit dengan
memasang ransel verband
3. Rawat bayi dengan hati-hati
4. Nutrisi yang adekuat (pemberian asi yang adekuat dengan
cara mengajarkan pada ibu agar pemberian asi dengan posisi
tidur, dengan sendok atau pipet)
5. Rujuk bayi kerumah sakit
Fleksus brakialis adalah sebuah jaringan saraf tulang
belakang yang berasal dari belakang leher, meluas melalui
aksila (ketiak), dan menimbulkan saraf untuk ekstremitas
atas. Pleksus brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari
kelima melalui saraf servikal kedelapan dan saraf dada
pertama, yang semuanya berasal dari sumsum tulang
belakang.
Gejala klinis trauma lahir pleksus brakialis berupa gangguan
fungsi dan posisi otot ekstremitas atas. Gangguan otot
tersebut tergantung dari tinggi rendahnya serabut syaraf
pleksus braklialis yang rusak dan tergantung pula dari berat
ringannya kerusakan serabut syaraf tersebut.
Etiologi trauma fleksus brakhialis pada bayi baru lahir. Trauma
fleksus brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor
antara lain:
1) Faktor bayi sendiri : makrosomia, presentasi ganda, letak
sunsang, distosia bahu, malpresentasi.
2) Faktor ibu : ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang
sempit), adanya penyulit saat persalinan.
3) Faktor penolong persalinan : tarikan yang berlebihan pada
kepala dan leher saat menolong kelahiran bahu pada presentasi
kepala, tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi
bokong.
Bagian cord akar saraf dapat terjadi avulsi (robeknya suatu bagian
struktur secara tidak sengaja atau pembedahan) atau pleksus
mengalami traksi(tarikan) atau kompresi (tekanan).
Traksi dan kompresi dapat juga menyebabkan iskemi (berkurangnya
aliran darah) yang akan merusak pembuluh darah. Cedera pleksus
brakialis dianggap disebabkan oleh traksi yang berlebihan diterapkan
pada saraf.
a. Gangguan gerak pada lengan atas
b. Paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan
bawah
c. Lengan atas dalam keadaan ekstensi(gerakan meluruskan)
dan abduksi (gerakan menjauhi tubuh)
d. Jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung
e. Reflex moro negative
f. Tangan tidak bisa menggenggam
g. Reflex meraih dengan tangan tidak ada
a. Kontraksi otot yang abnormal (kontraktur) atau
pengencangan otot-otot, yang mungkin menjadi permanen
pada bahu, siku atau pergelangan tangan
b. Permanen, parsial (bagian dari keseluruhan), atau total
hilangnya fungsi saraf yang terkena, menyebabkan
kelumpuhan lengan atau kelemahan lengan.
Penanganan atau penatalaksanaan kebidanan meliputi
rujukan untuk membebat yang terkena dekat dengan tubuh
dan konsultasi dengan tim pediatric.
1) Pada trauma yang ringan yang hanya berupa edema atau
perdarahan ringan pada pangkal saraf, fiksasi hanya
dilakukan beberapa hari atau 1 – 2 minggu untuk memberi
kesempatan penyembuhan yang kemudian diikuti program
mobilisasi atau latihan.
2) Immobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas
abduksi 90 derajat, siku fleksi 90 derajat disertai
supine(terlentang dengan menghadap ke atas). lengan bawah
dan pergelangan tangan dalam keadaan ekstensi
3) Beri penguat atau bidai selama 1 – 2 minggu pertama
kehidupannya dengan cara meletakkan tangan bayi yang
lumpuh disebelah kepalanya.
4) Rujuk ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani.
Fraktur Humerus menurut (Mansjoer, Arif, 2000) yaitu
diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus.
Sedangkan menurut ( Sjamsuhidayat 2004 ) Fraktur humerus
adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
Frakturtulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran
letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran
melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab
terjadinya tulang humerus yang fraktur.
Gejala Fraktur Humerus
• Berkurangnya gerakan tangan yang sakit
• Refleks moro asimetris
• Terabanya deformitas (pergeseran kepingan pada fraktur)
dan krepitasi di daerah fraktur disertai rasa sakit
• Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.
• Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90
derajat selama 10 sampai 14 hari serta control nyeri.
• Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur
tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya
akan baik.
• Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada
bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan
akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal
TERIMA KASIH