Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
CAPUT SUCCEDANEUM
2.1 Pengertian
Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena
tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-
kadang bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang
mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks. arena
tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan
masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang
terendah. !an merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura garis
tengah. "#bstetri fisiologi, $%&A!.1'()*
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. &ada bagian tersebut terjadi oedema
sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak
memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-) hari.
"+arwono &rawiroharjo.2,,2*
ejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala
bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan
tindakan vakum ekstraksi."+arwono &rawiroharjo.2,,2*
Caput succedaneum adalah edema di kulit kepala pada bagian presentasi
kepala. !apat mengenai area kepala secara luas, atau hanya sebesar telur itik,
pembengkakan dapat mencapai garis sutura dan edema ini secara bertahap
diabsorpsi dan menghilang dlam - hari."Adele &illiteri.2,,2*
2.2 Etiologi
.anyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi
baru lahir"#bstetri fisiologi,$%&A!, 1'(), hal 2)/*, yaitu 0
1. &ersalinan lama
!apat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir
yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam
vena kapiler meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah
lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. &ersalinan dengan ekstraksi vakum
&ada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput
vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum
yang digunakan.
2.3 Patofisiologi
elainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler. .enjolan caput ini berisi
cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. .enjolan dapat terjadi
sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu
proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. $mumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. 1oulage ini umumnya jelas
terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
1enurut +arwono &rawiraharjo dalam 2lmu ebidanan 2,,2, proses
perjalanan penyakit caput succedaneum adalah sebagi berikut 0
1. mbengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan
embengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan
limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. .enjolan biasanya ditemukan didaerah
presentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.
2.4 Fator Pre!is"osisi
&redisposisi terjadinya Caput succedaneum antara lain0
a. 1akrosomia 0 .ila berat badannya lebih dari /,,, gram. .erat neonatus pada
umumnya kurang dari /,,, gram dan jarang melebihi ),,, gram.
b. !isproporsi sefalopelvik 0 &anggul sempit
c. !istosia 0 esulitan &ersalinan
d. &ersalinan lama
e. &ersalinan dengan sectio caesari
f. elahiran sungsang
g. &resentasi bokong
h. &ersalinan yang diakhiri dengan alat "ekstraksi vakum dan forceps*
2.# Manifestasi Klinis
1enurut %elson dalam 2lmu esehatan Anak "3ichard 4,
.ehrman.dkk.2,,,*, tanda dan gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput
succedaneum adalah sebagi berikut 0
1. Adanya edema dikepala
2. &ada perabaan teraba lembut dan lunak
-. 4dema melampaui sela-sela tengkorak
/. .atas yang tidak jelas
). .iasanya menghilang 2-- hari tanpa pengobatan
2.$ Pe%erisaan Diagnosti
+ebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah
untuk dikenali. %amun juga sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding
dengan menggunakan foto rontgen "5-3ay* terkait dengan penyerta caput
succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
"1eida.2,,'*
2.& Penatalasanaan
1enurut %elson dalam 2lmu esehatan Anak "3ichard 4,
.ehrman.dkk.2,,,*, &embengkakan pada caput succedaneum dapat meluas
menyeberangi garis tengah atau garis sutura. !an edema akan menghilang sendiri
dalam beberapa hari. &embengkakan dan perubahan warna yang analog dan distorsi
wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan presentasi wajah. !an tidak diperlukan
pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada
indikasi melakukan fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.
1oulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan
dengan adanya caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai
mereda, kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan
transfusi darah.
.erikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak
dengan caput succedaneum 0
1. .ayi dengan caput succedaneum diberi A+2 langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian
A+2 yang adekuat dan teratur.
2. .ayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
-. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
/. 1encegah terjadinya infeksi dengan 0
1* &erawatan tali pusat
2* &ersonal hygiene baik
). .erikan penyuluhan pada orang tua tentang 0
1* &erawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
2* eadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-- hari.
6. .erikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7. Awasi keadaan umum bayi.
2.' Ko%"liasi
a. 2nfeksi 0 2nfeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala
terluka.
b. 2kterus 0 &ada bayi yang terkena caput succedenum dapat menyebabkan ikterus
karena inkompatibilitas faktor 3h atau golongan darah A, ., # antara ibu dan
bayi.
c. Anemia 0 Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum
karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang
banyak.
CEP(A) (EMAT*M
2.+ Pengertian
Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan
poriesteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. !an tidak pernah melampaui
batas sutura garis tengah. 8ulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang
temporal atau parietal ditemukan pada ,,)92: dari kelahiran hidup.
"&rawiraharjo,+arwono. 2,,2. 2lmu ebidanan*
1enurut Abdul .ari +aifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub
periosteum akibat keruasakan jaringan periosteum karena tarikan;tekanan jalan
lahir dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
2.2 Klasifiasi
1enurut letak jaringan yang terkena ada 2 jenis yaitu "2ka %ugroho.2,11* 0
1. +ubgaleal
<alea merupakan lapiasan aponeurotik yang melekat secara longgar pada
sisi sebelah dalan periosteum. &embuluh-pembuluh darah vena di daerah ini
dapat tercabik sehingga mengakibatkan hematoma yang berisi sampai
sebanyak 2), ml darah. 8erjadi anemia dan bisa menjadi shock. =ematoma
tidak terbatas pada suatu daerah tertentu "#>orn, =arry, 1''6*.
&enyebabnya adalah perdarahan yang letaknya antara aponeurosis
epikranial dan periosteum. !apat terjadi setelah tindakan ekstraksi vakum.
?arang terjadi karena komplikasi tindakan mengambil darah janin untuk
pemeriksaan selama persalinan, risiko terjadinya terutama pada bayi dengan
gangguan hemostasis darah.
+edangkan untuk kadang-kadang sukar didiagnosis, karena terdapat
edema menyeluruh pada kulit kepala. &erdarahan biasanya lebih berat
dibandingkan dengan perdarahan subperiosteal, bahaya ikterus lebih besar.
2. +ubperiosteal
arena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura,
maka hematoma terbatas pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura
tersebut. ?umlah darah pada tipe subperiosteal ini lebih sedikit dibandingkan
pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa menyertai.
Gambaran Klinis 0 kulit kepala membengkak. .iasanya tidak terdeteksi
samapai hari ke 2 atau ke -. !apat lebih dari 1 tempat. &erdarahan dibatasi oleh
garis sutura, biasanya di daerah parietal.
Perjalanan Klinis dan Diagnosis 0 &inggirnya biasanya mengalami
klasifikasi. .agian tengah tetap lunak dan sedikit darah akan diserap oleh tubuh.
1irip fraktur depresi pada tengkorak. adang-kadang menyebabkan ikterus
neonatorum.
2.3 Etiologi
1enurut +arwono &rawiraharjo dalam 2lmu ebidanan 2,,2, cephal
hematom dapat terjadi karena 0
1. &ersalinan lama
&ersalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang
pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh
darah.
2. 8arikan vakum atau cunam
&ersalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat
menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang
melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
-. elahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.
2.4 Patofisiologi
adang-kadang, cephal hematom terjadi ketika pembuluh darah pecah selama
persalinan atau kelahiran yang menyebabkan perdarahan ke dalam daerah antara
tulang dan periosteum. Cedera ini terjadi paling sering pada wanita primipara dan
sering berhubungan dengan persalinan dengan forsep dan ekstraksi vacum. 8idak
seperti kapu suksedaneum, cephal hematoma berbatas tegas dan tidak melebar
sampai batas tulang. Cephal hematom dapat melibatkan salah satu atau kedua
tulang parietal. 8ulang oksipetal lebih jarang terlibat, dan tulang frontal sangat
jarang terkena. &embengkakan biasanya minimal atau tidak ada saat kelahiran dan
bertambah ukuranya pada hari kedua atau ketiga. ehilangan darah biasanya tidak
bermakna."@ong,2,,(*
1enurut A. $%&A!. 1'() dalam #bstetri Aisiologi .andung, peroses
perjalanan penyakit cephal hematom adalah 0
1. Cephal hematom terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang
kepala ke jaringan poriosteum. 3obeknya pembuluh darah ini dapat terjadi
pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di
daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
2. .agian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan daerah yang perdarahan subperiosteum.
2.# Manifestasi Klinis
.erikut ini adalah tanda-tanda dan gejala Cephal hematom."1enurut
&rawiraharjo, +arwono.2,,2.2lmu ebidanan*0
1. Adanya fluktuasi
2. Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir .
-. Adanya cephal hematom timbul di daerah tulang parietal. .erupa benjolan
timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. +ebagian
benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
2.$ Pe%erisaan Diagnosti
&emeriksaan 5-3ay tengkorak dilakukan bila dicurigai adanya fraktur
"mendekati hampir ): dari seluruh cephal hematom*. !an pemeriksaan darah
lengkap untuk menilai kadar bilirubin, hematokrit, dan hemoglobin."Alpers,
ann.2,,6*
2.& Penatalasanaan
8idak diperlukan penanganan untuk cephal hematom tanpa komplikasi.
kebanyakan lesi diabsorbsi dalam 2 minggu sampai - bulan. Besi yang
menyebabkan kehilangan darah hebat ke daerah tersebut atau yang melibatkan
fraktur tulang di bawahnya perlu evaluasi lebih lanjut. =iperbilirubinemia dapat
tejadi selama resolusi hematoma ini. 2nfeksi lokal dapat terjadi dan harus dicurigai
bila terjadi pembengkakan mendadak yang bertambah besar."@ong.2,,(*
1enurut 2da .agus <de 1anuaba 1''(, cephal hematoma umumnya tidak
memerlukan perawatan khusus. .iasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri
dalam 2-( minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. %amun apabila
dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang "1-- bulan*
dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain 0
1. 1enjaga kebersihan luka.
2. 8idak boleh melakukan massase luka;benjolan cephal hematoma.
-. &emberian vitamin .
/. .ayi dengan cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena
pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
). &emantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin.
6. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.+ Kesi%",lan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-
kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian
yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. 4dema pada caput succedaneum
dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. 8etapi jika terjadi
ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan
hiperbilirubin. adang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau
penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu
minggu.
Cephal hematom merupakan perdarahan subperiosteum. Cephal hematom
terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit
kepala. Cephal hematom dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga - bulan,
tergantung pada ukuran perdarahannya. &ada neonatus dengan sefalhematoma tidak
diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi
hiperbilirubinemia. 8indakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena
dimungkinkan adanya risiko infeksi. ejadian cephal hematom dapat disertai
fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
3.2 Saran
&ada caput succedaneum dan cephal hematom, perawat bisa menjelaskan
kepada ibu dan keluarga bayi bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan
khusus bila tanpa komplikasi. +alah satu penyebab cephal hematom adalah trauma
lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya caput succedaneum dan cephal
hematom bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai