Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

MASALAH PADA BAYI BARU LAHIR CAPUT SUCCEDANEUM

DOSEN PENGAMPU:
Nuril Absari,SST,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 12
1. DANTI SARI 2026040025
2. LISA TIANA 2026040030

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya dengan judul MAKALAH MASALAH PADA BAYI BARU LAHIR
(CAPUT SUCCEDANEUM) demi memenuhi tugas mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN
NEONATUS BAYI DAN BALITA

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Bengkulu, juni 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
MATERI...................................................................................................................................................1
A.CAPUT SUCCEDANEUM.............................................................................................................1
1. Definisi caput succedaneum............................................................................................................1
2. Etiologi Caput Succedaneum..........................................................................................................1
3. Manifestasi Klinis Caput Succedaneum........................................................................................2
4. Patofisiologi Caput Succedaneum..................................................................................................2
5. Pemeriksaan Diagnostik Caput Succedaneum..............................................................................3
6. Penatalaksanaan Caput Succedaneum..........................................................................................3
7. Komplikasi Caput Succedaneum....................................................................................................4
GAMBAR BAYI DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM.....................................................................5
SOAP.........................................................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN..........................................................................................................................12
B. SARAN........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSATAKA..........................................................................................................................13

iii
A.CAPUT SUCCEDANEUM BAB I
MATERI
Caput succedaneum adalah kondisi dimana terdapat penumpukan cairan di
bawah kulit kepala. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini tidak berbahaya dan
dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Gambaran caput
succedaneum yaitulembek, dapat meluas melintasi garis tengah kepala, dapat
terjadi akibat persalinan yang sulit atau persalinan memanjang atau vakum
ekstraksi.

1. Definisi caput succedaneum


Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari
jalan lahir kepada kepala anak. Caput succedaneum juga dapat didefinisikan sebagai
pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak
kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks.
Tekanan ini menyebabkan vena tertutup. Tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga
cairan masuk ke dalam jaringan longgar di bawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang
terendah Caput succedaneum merupakan benjolan yang difus kepala dan melampaui sutura
garis tengah (Obstetri fisiologi, UNPAD, 1985).

Caput succedaneum ini biasanya ditemukan pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan
biasanya menghilang setelah 2 -5 hari (Sarwono Prawiroharjo, 2002). Kejadian caput
succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau
dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi (Sarwono
Prawiroharjo, 2002).

2. Etiologi Caput Succedaneum


Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru lahir
yaitu:

a. Persalinan lama
1
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada Jalan lahir yang
terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena
kapiler meninggi hingga cairan masuk ke dalam cairan longgar di bawah lingkaran
tekanan dan pada tempat yang terendah

b. Persalinan dengan ekstraksi vakum

Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput
vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang
digunakan.

3. Manifestasi Klinis Caput Succedaneum


Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E. Behrman, dkk., 2000), tanda
dan gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah:

a.Adanya edema di kepala.


b.Pada perabaan teraba lembut dan lunak.
c.Edema melampaui sela-sela tengkorak.
d.Batas yang tidak jelas.
e.Biasanya menghilang dalam 2-3 hari tanpa pengobatan.

4. Patofisiologi Caput Succedaneum


Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan
tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Benjolan caput in berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang
tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu
upaya bayi untuk mengecilkan lingkar kepalanya agar dapat melalui jalan lahir.
Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi
lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi prematur dan akan hilang sendiri
dalam satu sampai dua hari.

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan perjalanan penyakit caput


succedaneum adalah: (2002)

2
a. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum m pembengkakan difus
jaringan otak, yang dapat melampaui sutura pe tengah.
b. Adanya edema di kepala yang terjadi akibat pembendungan kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan s ditemukan di daerah presentasi lahir
dan terletak periosteum hingga melampaui sutura

5. Pemeriksaan Diagnostik Caput Succedaneum


Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak p dilakukan pemeriksaan
diagnostik lebih lanjut melihat caput succedan sangat mudah untuk dikenali. Namun, juga
sangat perlu untuk melaku diagnosis banding dengan menggunakan foto rontgen (x-ray)
terkait de penyerta caput succedaneum, yaitu fraktur tengkorak, koagulopan, de perdarahan
intrakranial (Meida, 2009).

6. Penatalaksanaan Caput Succedaneum


Menurut Nelson dalam buku Ilmu Kesehatan Anak (Richard E Behrman, dkk, 2000),
pembengkakan pada caput succedaneum dapat me menyeberangi garis tengah atau garis
sutura. Edema akan menghilang sende dalam beberapa hari. Pembengkakan dan perubahan
warna yang analog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan presentasi
wajah. Tidak di perlukan pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat ekimosisbyang
ekstensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk hiprbilirubinemia.

Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan dengan
adanya caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda.
Kadang- kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi
darah. Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan
caput succedaneum:

a. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apa pun. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian
ASI yang adekuat dan teratur.
b. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
c. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal.
d. Mencegah terjadinya infeksi
dengan: 1). Perawatan tali pusat.

3
2). Personal higiene baik.
e. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang:
1). Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
2). Keadaan trauma pada bayi agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-3 hari.

f. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi

g. Awasi keadaan umum bayi.

7. Komplikasi Caput Succedaneum


a. Infeksi bisa terjadi karena kulit kepala terluka.
b. Ikterus bisa terjadi karena adanya faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu
dan bayi.
c. Anemia.

4
GAMBAR BAYI DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM

BAB II

5
SOAP
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY “N” DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM

DI PUSKESMAS

No register : 00045xxx

Tanggal Lahir : 5 Mei 2020

Tanggal Pengkajian : 5 Mei 2020

Nama Pengkaji : Intan permata

A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Bayi
Nama : By Ny “B”
Tanggal Lahir : 05 Mei 2020
Anak Ke : I (pertama)
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Ibu dan ayah
Nama : Ny “S” / Tn “W”
Umur : 22 Tahun / 25 Tahun
Nikah : 1 Kali / ± 1 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT /
Wiraswasta
Alamat : Jalan Tanjung Agung Kecamatan Pagar Agung

c. Data Biologis/Psikologis

6
a. Keadaan bayi setelah lahir baik, lahir secara spontan, menangis dengan

rangsangan taktil dengan Apgar score 7/10.

b. Riwayat kehamilan dan

persalinan 1). Prenatal

Ibu mengatakan HPHT: 30 Juli 2019, HTP 07 Mei 2020 dan melahirkan tanggal
05 Mei 2020 pukul 22:15 usia kehamilannya yaitu 39 minggu 3 hari, ibu sering
datang memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan dan ibu juga telah
mendapatkan suntikan TT, ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes militus dan penyakit lainnya, selama hamil tidak pernah
menderita batuk dan demam.

2) Natal

Berat badan bayi yaitu 3200 gram panjang badannya yaitu 49 cm, keadaan umum
bayi baik, bayi lahir tanggal 05 Mei 2020, pukul 22:15 wita, bayi lahir normal,
kala II berlangsung lama, segera menangis dirawat gabung dengan suhu 36,8 ºC,
dan bayi memiliki Apgar score 7/10.

3) Riwayat pemenuhan / kebutuhan dasar bayi

a) Nutrisi /cairan

Kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara diperoleh dari pemberian ASI eksklusif


oleh ibu karena refleks isap bayi baik, dan pemberian ASI perah pada dot karena
bayi tidak boleh sering diangkat.

b) Personal Hygiene

Bayi belum dimandikan, rambut bayi belum pernah dicuci dan pakaian bayi
diganti tiap kali basah/habis BAK/BAB.

c) Eliminasi

BAK : Bayi sudah BAK selama pengkajian, frekuensi BAK 2 kali selama
pengkajian, warna kuning jernih dengan bau amoniak.

7
BAB : Bayi belum pernah BAB selama pengkajian.

d) Istirahat

Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika bayi lapar.

e) Imunisasi

Selama lahir bayi telah disuntikkan imunisasi Hepatitis B.

B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Pertumbuhan
BB: 3200 gram, normalnya (2500 gram-4000 gram)
PB: 49 cm, normalnya (48 cm-52 cm)
2. Tanda-tanda Vital
Heart Rate : 138x/menit
Pernapasan : 52x/menit
Suhu : 36,8 ºC
b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Simestris kiri dan kanan, terdapat benjolan, teraba lunak, batas tidak tegas, sutura
melewati tulang tengkorak, UUK belum menutup rambut hitam tipis dan halus.
2. Mata
Simestris kiri dan kanan, pupil mata bereaksi dengan baik, sklera putih dan tidak
ikterus, kongjontiva merah muda.
3. Hidung
Simestris kiri dan kanan, tidak ada gerakan cuping hidung, hidung tampak bersih.
4. Telinga
Simestris kiri dan kanan, lekuk telinga kesan normal, daun telinga mudah
kembali, tidak ada sekret.
5. Mulut

8
Refleks menghisap kuat, tidak ada lendir, tidak ada kelainan pada pallatum, bibir
lembab.
6. Leher
Tidak ada pembesaran, pembengkakan dan nyeri tekan di tandai dengan bayi tidak
menangis.
7. Dada dan perut
Simetris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai dengan nafas bayi, tidak ada tonjolan
dada pada bayi, tonus otot bayi baik, tali pusat masih basah.
8. Punggung dan Bokong
Tidak ada tonjolan pada tulang punggung.
9. Genetalia dan Anus
Tidak ada kelainan pada genitalia.
10. Ektreminitas atas dan bawah
Pergerakan aktif, jari tangan kiri dan kanan lengkap, refleks mengenggam baik,
refleks babinsky dan refleks morro baik.
11. Pemeriksaan pengukuran:
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar Perut : 29 cm
LILA : 11 cm

C. ASSASMENT
Bayi Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan lahir normal dengan Caput Succedaneum.

D. PLANNING
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh
bayi Hasil: Petugas sudah mencuci tangan
2. Observasi tanda-tanda vital
Hasil: Heart Rate : 138x/menit
Pernapasan : 52x/menit

9
Suhu : 36,8 ºC
3. Observasi benjolan Caput Succedaneum
Hasil: Caput succedaneum diobservasi setiap hari dan dilakukan
perawatan seperti bayi normal.
4. Penimbangan berat badan bayi telah
dilakukan Hasil: BB 3200 gram.
5. Mempertahankan suhu tubuh bayi dan membungkus menggunakan selimut yang
hangat dan nyaman.
Hasil: Suhu bayi normal dan bayi telah di selimuti.
6. Merawat tali pusat
Hasil: Tali pusat belum puput, masih basah dan tampak bersih.
7. Mengkaji adanya tanda-tanda
infeksi Hasil: Tidak ada tanda-tanda
infeksi.
8. Mengobservasi eliminasi bayi.
Hasil: Bayi BAK dua kali dan BAB belum pernah sejak lahir sampai pengkajian.
9. Mengganti popok bayi saat basah.
Hasil: Bayi sudah memakai popok.
10. Memberikan nutrisi pada bayi berupa ASI.
Hasil: Bayi sudah menyusui pada ibunya.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu memberikan ASI ekslusif pada bayinya
selama 6 bulan penuh tanpa makanan tambahan kecuali vitamin dan mineral dan
menganjurkan ibu mengkonsumsi sayur-sayuran hijau seperti daun katuk agar
produksi ASI lancar. Hasil: Ibu mau menyusui bayinya dengan ASI ekslusif dan
mengkonsumsi sayuran hijau.
12. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi. Hasil: Ibu bersedia melakukan hal yang dianjurkan.
13. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar.
Hasil: Ibu paham dan mengerti cara menyusui yang baik dan
benar.
14. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine pada diri dan
bayinya Hasil: Ibu bersedia menjaga kebersihannya.
1
15. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir yang harus
diwaspadai.
Hasil: Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya bagi bayi.
16. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan sebelum dan sesudah
memegang bayi, selalu mencuci tangan dengan sabun dibawah
17. air mengalir, tidak memberi apapun pada tali pusat, merawat tali pusat dengan
terbuka dan kering, bila tali pusat kotor/basah cuci dengan air bersih dan sabun mandi
dan kemudian keringkan dengan air bersih.
Hasil: Ibu mengerti hal yang diajarkan.
18. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand. Hasil: Ibu mau melakukannya.
19. Menganjurkan dan mengajarkan kepada ibu cara masase uterus.
Hasil: Ibu mengerti anjuran yang diberikan, kontraksi uterus ibu baik teraba keras dan
bundar.
20. Melakukan pendokumentasian
Hasil: Sudah melakukan pendokumentasian.

1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Caput succedaneum adalah suatu kondisi di mana kulit kepala bayi mengalami
pembengkakan tak lama setelah dilahirkan. Kondisi ini merupakan salah satu jenis edema
atau pengumpulan cairan yang terjadi di bawah kulit.
Caput succedaneum memang tampak mengkahawatirkan. Namun, sebenarnya kondisi ini
tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyarankan beberapa hal yang
mungkin bermanfaat yaitu bagi tenaga kesehatan diharapkan mengadakan penyuluhan
terutama dalam hal penanganan kasus Masalah pada bayi baru lahir serta memberikan
pendidikan kesehatan mengenai program keluarga berencana bagi ibu-ibu yang memiliki
3 orang anak sebagai salah satu upaya untuk mengurangi AKI dan AKB.

1
DAFTAR PUSATAKA
Maternity Dainty.Anjani Dwi Arum.Evrianasari Nita.2018.Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi,Balita Dan Anak Prasekolah.Yogyakarta : ANDI ; (Anggota IKAPI)

Asuhan Kebidanan Neonates,Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah/Reni Heryani,


SST,SKM,M.Biomed;Jakarta, TIM, 2019

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonates, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah/Vidia
Atika Manggiasih, SST,S.Psi,M.Kes;Pongki Jaya S.Kep,Ns,M.Kes;TIM 2016

Anda mungkin juga menyukai