ASFIKSIA
DOSEN PENGAMPU :
Nuril Absari, SSiT, M.Kes
DISUSUN OLEH
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan dengan Asfiksia”. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Neonatus bayi baru lahir dan balita,
penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
MATERI
A. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan (JNPK-KR, 2015,).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir.
Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak
dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi
bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-
gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 2016)
1
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang
berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor
risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya
tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya
faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak
dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu
siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.
2
Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan
keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi
asidosisrespioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses
metabolisme an aerobic yang berupa glikolisisglikogen tubuh, sehingga
glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat
selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh
beberapa keadaan diantaranya :
1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung.
2. Terjadinyaasidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot
jantung.
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap
tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru
dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. (Rustam,
2016).
E. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia/hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat dibuat dalam
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu :
1. Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak
artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per
menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda
bahaya
3
2. Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi
pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan
harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi
kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu
dapat dilakukan dengan mudah.
3. Pemeriksaan pH darah janin
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks
dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah
janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan
turunnyapH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap
sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia.
(Wiknjosastro, 2016)
4
kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan
vertilasi dengan tekanan positif (VTP).
a. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
b. Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
c. Bila perlu masukkan pipa endotrachel (pipa ET) untuk memastikan
saluran pernafasan terbuka.
d. bersihkan jalan nafas
2. Memulai pernafasan
5
b. Kompresi dada.
c. Pengobatan
6
BAB II
SOAP
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny.S DENGAN ASFIKSIA
A. Subjektif
MRS 7 November 2021 Jam 06.00
Nama : By. Ny. “S”
Umur : 1 hari
Nama orang tua : Ny. ”S”
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Mukomuko
1. Anamnase
a. Keluhan utama
Sesak dengan RR 52x/mnt, tangis lemah, hypersalivasi
b. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi lahir Sc dengan Placenta previa totalis ketuban jernih AS 6-7
c. Riwayat kehamilan
GIP00000, ANC 7x, umur ibu waktu hamil (18 tahun, usia kehamilan
38 minggu / 9 bulan
d. Riwayat persalinan
P10001 hamil (38 minggu / 9 bulan, lahir sc dengan placenta previa
totalis, ketuban jernih pada tanggal 6 November 05 jenis kelamin
perempuan, AS 1 mnt pertama 6, 5 menit kedua 7
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang
pernah menderita penyakit menular dan menahun sperti paru-paru,
hepatitis, DM, darah tinggi, jantung dll, juga tidak ada keturunan
7
kembar.
f. Riwayat neonatal
1) Prenatal : Ini merupakan kehamilan pertama dengan usia
kehamilan 38 minggu/9 bulan, ANC 7x di bidan mendapatkan
tablet Fe, vit C dan kalk.
2) Natal : Bayi perempuan lahir secara sc karena placenta previa
totalis ditolong dokter, ketuban jernih,sesak (+), lemah, BB : 2340
gram, BB 46 cm, LD : 32 cm, LK = MO ; 35 cm, SOB : 31 cm.
3) Post Natal : Bayi lahir sc, tidak menangis, ketuban jernih, sesak
(+) hypersalivaasi (+) AS 6-7
g. Riwayat imunisasi
Belum mendapatkan imunisasi
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Bayi masih puasa
2) Pola aktivitas
Bayi bergerak kurang aktif, graps reflek masih lemah
3) Pola istirahat Bayi tidur 19-20 jam/hari
4) Pola eliminasi
Sejak lahir sampai hari ini bayi sudah BAB 5x warna hitam
kehijauan konsistensi lembek, BAK 7x warna kuning jernih
B. Objektif
1. Kesadaran : composmentis Keadaan umum : lemah sekali
2. TTV N : 124 x/mnt BB : 2340 g
RR : 62 x/mnt TB : 46 cm S : 36,8 0C
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk bulat, rambut hitam, tidak ada lesi, tidak ada
caput sucsadenium, tidak ada cepal hematum
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, terpasang 02 2l,
8
terpasang sonde
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelra putih Telinga
: Simetris, bersih
Mulut&gigi : Mukosa bibir lembab, reflek menghisap lemah, mulut
bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembendungan vena jugularis
Dada : Simetris, pernafasan belum teratur tidak ada wheezing dan
ronchi
Abdomen : Tidak kembung, tali pusat belum kering, tidak adaluka
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan bentuk
Genetalia : Bersih, labia mayor belum menutup labra minor
Eks. Atas : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari lengkap,
reflek menggenggam (+) lemah, akral dingin, jari lengkap
Eks. Bawah : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari lengkap,
reflek babinsky baik
Integumen / : Kulit merah, tipis, tidak ada lanuga kulit
4. Pertumbuhan dan perkembangan
a) Pertumbuhan
BB : 2340 gr
PB : 46 cm
LD : 32 cm
LK : -MO : 35
- FO : 32 cm
- SOB : 31 cm
b) Perkembangan
(1) Indra penglihatan
Mata berkedip bila ada rangsangan
(2) Indra pendengaran
Telinga bayi bisa mendengar suara keras
(3) Indra peraba
9
Saat kulit bayi disentuh bayi bereaksi
(4) Reflek bayi Babinski (+) Rooting (+) Suckling (+) lemah
Swallowing (+) lemahLeher (+)
C. Analisa
By Ny. ”S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR Asfiksi sedang
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien secara terapeutik
Evaluasi : Dengan pendekatan dengan keluarga akan terjalin
kerjasama yangbaik antara keluarga dan petugas kesehatan
2. Memposisikan bayi dalam posisi ekstensi
Evaluasi : Untuk melancarkan jalan nafas
3. Membersihkan jalan nafas yang terdapat lendir
4. Memberikan lampu penghangat
Evaluasi : Mencegah terjadinya hipotermi
5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
- Inf D 10 % 550 cc/ 24 jam
- Cefo 2x125 mg (injeksi 1 M)
- O2 nasal 2 l
Evaluasi : Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat proses
penyembuhan
6. Observasi pernafasan tiap 4 jamRR : 52 x/mnt Nadi : 124 x/mnt
Evaluasi : Untuk mengetahui perkembangan bayi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan
B. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan sarannya kami
sampaikan terima kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin Abdul Bari, Dkk, 2014, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta: Bina Pustaka sarwonoPrawirohardjo.
12