ASFIKSIA
DOSEN PENGAMPU
SITI CHOIRUL DWI ASTUTI, M. Tr.Keb
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
MATERI..........................................................................................................1
A. Pengertian Asfiksia...............................................................................1
B. Faktor Penyebab Asfiksia.....................................................................3
C. Klasifikasi ............................................................................................4
D. Penatalaksanaan ...................................................................................4
RANGKUMAN...............................................................................................6
LATIHAN SOAL............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
MATERI
A. PENGERTIAN ASFIKSIA
1. Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir (JNPK-KR.2017)
2. Asfiksia neonoratum merupakan suatu kejadian kegawadaruratan yang
berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan
sangat berarti dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian dimana
keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga dapat
menurunkan oksigen dan makin meningkatkan karbondioksida yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan berlanjut
(Manuaba,2010)
3. Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatan Dokter
Anak Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Prambudi,2013)
4. Menurut AAP asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh
kekurangannya O2 pada udara repirasi, yang ditandai dengan :
a. Asidosis (pH <7,0) pada darah arteri umblikalis
b. Nilai APGAR setelah menit ke-5 tetep 0-3
c. Menifestasi neorologis (Kejang, Hipotoni, Koma atau Hipoksik
Iskomia Erisefalopati)
d. Gangguan multiorgan sistem (Prambudi,2013)
1
akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode yang singkat. Apabila
asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung juga
mulai menurun, sedangkan tonus neoromuscular berkurang secara
berangzur-angsur dan bayi memasuki periode apnea yang dikenal sebagai
apnea primer. Perlu diketahui bahwa kondisi pernafasan megap-megap
dan tonus otot yang turun juga dapat terjadi akibat obat-obat yang
diberikan kepada ibunya. Biasanya pemberian perangsangan dan oksigen
selama periode apnea primer dapat merangsang terjadinya pernafasan
spontan. Apabila asfiksia berlanjut, denyut jantung terus menurun, tekanan
darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flaccld).
Pernafasan ini makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode
apnea yang disebut apnea sekunder.(Saifuddin,2009).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat
janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin
berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama
atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
Dengan demikian asgiksia adalah keadaan bayi dimana bayi tidak
dapat segera bernafas secara spontan dan tertur. Bayi dengan riwayat
gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu
hamil, kelainan rali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan
bayi selama atau sesudah persalinan.
Beberapa definisi asfiksia menurut para ahli:
1. Menurut IDAI, asfiksia neonatorum adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
ditandai dengan hipoksemia , hiperkarbia , dan asidosis (Maryunani
dan Eka, 2013)
2. Asfiksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada pernafasan yang
bersifat mengancam jiwa (Kurniasih, dkk., 2017)
2
3. Menurut WHO, asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas
secaara spontan dan teratur segera setelah lahir.
4. Menurut Manuaba (1998), asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi
yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat
menurunkan oksigen (O2) dan meningkatkan karbon dioksida (CO2)
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
3
C. KLASIFIKASI
Menurut Ghai (dalam Mayunani dan Eka, 2013), asfiksia dapat
diklasifikasikan berdasarkan nilai APGAR (metode sederhana untuk
secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah
kelahiran), yaitu:
1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3.
2. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6.
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9.
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 (Ghai, 2010 dalam Anik
Maryunani dan Eka Puspita, 2013).
5. Nilai APGAR
Table Nilai APGAR
NILAI 0 1 2
Napas Tidak ada Tidak teratur teratur
Denyut jantung Tidak ada <100 >100
Warna kulit Biru atau pucar Tubuh merah jambu Merah
dan kak- tangan biru jambu
Gerakan/tonus otot Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
Refleks (menangis) Tidak ada Lemah/lambat kuat
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum pada bayi baru lahir dengan asfiksia
menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut: pengawasan suhu
(bayi baru lahir secara relaiv kehilangan panas yang diikuti oleh
penurunan suhu tubuh, sehingga dapat mempertinggi metabolism sel
jaringan sehingga kebutuhan oksigen meningkat, perlu diperhatikan untuk
menjaga kehangatan suhu tubuh bayi baru lahir dengan mengeringkan bayi
dengan cairan ketuban dan lemak, menggunakan sinar lampu untuk
pemasaran luar, bungkus bayi dengan kain kering), membersihkan jalan
nafas yaitu saluran nafas bagian atas segera dibersihkan dari lender dan
cairan amnion, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga
memudahkan keluarnya lender, rangsangan untuk menimbulkan
pernafasan rangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan
4
memukulkedua telapak kaki bayi, menekan tendon Achilles atau
memberikan suntikan vitamin K. Hal ini berfungsi memperbaiki ventilasi.
5
RANGKUMAN
1. Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir (JNPK-KR.2017)
2. Asfiksia neonoratum merupakan suatu kejadian kegawadaruratan yang
berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan sangat
berarti dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian dimana keadaan
janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga dapat menurunkan
oksigen dan makin meningkatkan karbondioksida yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan berlanjut
3. Menurut Towel faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia
neonatorum ada empat yaitu: faktor ibu, faktor bayi, faktor persalinan,
dan faktor plasenta.
a. faktor ibu diantaranya adalah adanya hipoksia pada ibu, usia ibu,
gravid, lebih dari 4, hipertensi, serta penyakit yang pembuluh darah
yang mengganggu pertukaran dan pengangkutan oksigen.
b. Faktor Plasenta diantaranya adalah solusio plasenta, plasenta previa.
c. Faktor janin yaitu premature, Gemali, BBLR, kelainan kongengital,
air ketuban bercampur mekonium, kelainan tali pusat seperti lilitan
tali pusat atau kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir.
d. Faktor persalinan seperti partus lama atau partus dengan tindakan.
4. Klasifikasi
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3.
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6.
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9.
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 (Ghai, 2010 dalam Anik
Maryunani dan Eka Puspita, 2013).
e. Nilai APGAR
5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan secara umum pada bayi baru lahir
dengan asfiksia menurut yaitu: pengawasan suhu, membersihkan jalan
nafas, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga memudahkan
keluarnya lender, rangsangan untuk menimbulkan pernafasan
6
rangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukulkedua
telapak kaki bayi, menekan tendon Achilles atau memberikan suntikan
vitamin K. Hal ini berfungsi memperbaiki ventilasi.
7
LATIHAN SOAL
8
b. Depkes RI 1995
c. Perkumpulan Peerinatologi Indonesia
d. WHO 1997
e. WHO 1987
6. Asfiksia dalam persalinan apabila kekuranngan oksigen dapat
mmenyebabkan...
a. gawat janin
b. Eklamsia dan pre-eklamsia
c. Bayi cacat
d. Tekanan darah tinggi
e. Anemia
7. Berikut ini merupakan faktor penggolongan penyebab asfiksia, kecuali...
a. Faktor Ibu
b. Faktor kelamin
c. Faktor plasenta/tali pusat
d. Faktor neonatus
e. Faktor persalinan
8. Asfiksia ringan yang bersifat sementara pada proses kelahiran disebut...
a. Asfiksia Transien
b. Asfiksia Berat
c. Primary Gasping
d. Asfikisa berat
e. Asfiksia
9. Gejala dan tanda-tanda dari asfiksia adalah...
a. Tidak kejang
b. Warna kulit kemerahan
c. Warna kulit kebiruan
d. Keadaan bayi sadar
e. Keadaan bayi tidak sadar
10. Asfiksia dengan PH 6,69 pada bayi dapat menyebabkan ...
a. Napas lemah
9
b. Kejang
c. Hipoksia
d. Warna kulit merah
e. Tidak kejang.
11. Nilai hasil apgar skor 0-3 termasuk pada asfiksasi...
a. Normal
b. Berat
c. Sedang
d. Biasa-biasa
e. Bahaya
12. Sebutkan penyebab asfiksasi dari faktor bayi..
a. Umur janin 37 minggu
b. Bayi dengan lilitan tali pusat
c. Air ketuban pecah sebelum waktunya
d. Persalinan dengan tindakan
e. Bayi prematur
13. Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian asfiksia pada bayi adalah..
a. Bayi prematur
b. Hipoksia
c. Usia dari si Ibu
d. kejang-kejang
e. Warna kulit yang kebiruan
14. Asfiksia pada BBL adalah...
a. Kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir
b. suatu kejadian kegawadaruratan yang berupa kegagalan bernafas
secara spontan segera setelah lahir dan sangat berarti dan sangat
beresiko untuk terjadinya kematian
c. suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangannya O2 pada udara
repirasi
10
d. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir
dengan asidosis.
e. keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga
dapat menurunkan oksigen (O2) dan meningkatkan karbon dioksida
(CO2) yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
15. Faktor janin yang dapat menyebabkan asfiksia neonatorum, kecuali
a. premature
b. kelainan kongengital
c. Gemali
d. Solusio plasenta
e. Kelainan tali pusat
16. Keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segerah setelah
lahir, penjelasan diatas merupakan pengertian lain dari...
a. Asfiksia
b. Asfiksia neonoratum
c. Hipoksia
d. Menifestasi neorologis
e. Asidosis
17. Menurut wiknjosastro (2005), penatalaksanaan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia dilakukan beberapa cara. Kecuali
a. Pengawasan suhu
b. Membersihkan jalan nafas
c. Menekan tendon achilles
d. Memukul kedu tolapak kaki bayi
e. Mengukur berat bayi
18. Asfiksia didefinisikan sebagai keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur adalah pengertian asfiksia menurut...
a. IDAI
b. WHO
c. Manuaba (1998)
d. Kurniasih (2017)
11
e. Maryunani dan eka (2013)
19. Asfiksia neonatorum dapat disebabkan oleh beberapa faktor ibu
diantaranya kecuali...
a. Usia
b. Hipertensi
c. Hipoksa
d. Penyakit pembuluh darah
e. Kekurangan cairan
20. Kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir merupakan
definisi asfiksia neonatorum menurut...
a. WHO
b. Manuaba (1998)
c. IDAI
d. Kurniasih
e. Maryunani (2013)
12
JAWABAN
1. A 11. B
2. D 12. D
3. C 13. C
4. A 14. A
5. A 15. D
6. A 16. A
7. B 17. C
8. A 18. C
9. C 19. E
10. B 20. C
13
DAFTAR PUSTAKA
Amellia, Sylvi Wafda Nur. 2019. Asuhan Kebidanan Kasuus Kompleks Material
& Neonatal. Yogyakarta: PT. PUSPITA BARU
Fauzia dan Sri Wahyuni. 2017. Factor Persalinan dan Kejadian Asfiksia RSUD
Kota Bogor. Jurnal Keperawatan Terapan. Vol. 3. No. 1
Legawati. 2018. Asuhan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Malang: WINEKA
MEDIA
14