Anda di halaman 1dari 13

ASFIKSIA DAN BBLR

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal

Dosen Pengampu
EVRINA SOLVINA, M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 3


Sumanti Rosmeilina Siregar PO71241230377
Nurhasidah pulungan PO71241230379
Mariasi Sitanggang PO71241230380
Sri Wulandari PO71241230381
Fazrin Putri PO71241230382
Delila PO71241230551
Yurlina PO71241230406
Nani Elyani PO71241230384
Mayang Agustin PO71241230383
Feni Widya Anggraini PO71241230378
Devi Rahmawati PO71241230386
Fanny Risty Fazira PO71241230385
Tridayanti PO71241230388

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat , karunia, serta taufik dan hidayahnya dapat menyelesaikan
makalah tentang “ASFIKSIA dan BBLR“ dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga berterimakasih kepada ibu Evrina Solvina,
M.Keb, dosen mata kuliah kegawat daruratan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kegawatdaruratan
Maternal Dan Neonatal”. Kami, juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jambi , September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………1


B. Rumusan Masalah ………………………………..……….1
C. Tujuan Penulisan…………………………………..……….1

BAB II PEMBAHASAN

A. Asfiksia ……...............……….……………………..…... 1
B. BBLR................ …….…………….…………………….. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 9
B. Saran ……………………………………………………..….. 9
DAFTARPUSTAKA…………………..……………………....... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat dilahirkan bayi biasanya aktif dan segera sesudah tali pusat dijepit bayi menangis
yang merangsang pernafasan. Denjuyt jantung akan menjadi stabil pada frekuensi 120
sampai 140 per menit dan sianosis central menghilang dengan cepat. Akan tetapi beberapa
bayi mengalami depresi saat dilahirkan dengan menunjukan gejala tonus otot yang menurun
dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar.

Bayi bayi yang asfiksia dapat mengalami APNU atau menunjukan upaya pernafsan
yang tidak cukup untuk kebutuhan ventilasi paru-paru. Kondisi ini menyebabkan kurangnya
pengambilan oksigen dan pengeluaran CO2.

Berat bayi lahir rendah atau yang biasa disebut dengan BBLR masih menjadi penyebab
utama kematian pada bayi di Indonesia, menurut data Riskesdas tahun 2018 (Kemkes, 2018)
prevalensi BBLR pada anak umur 0-59 bulan di Indonesia masih 6,2 %, prevalensi BBLR
ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi, berat lahir adalah
berat yang ditimbang 1 (satu ) jam setelah lahir (Noorbaya dan Johan, 2019).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Asfiksia bayi baru lahir?
2. Apa yang dimaksud dengan bayi baru lahir rendah (BBLR) ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu asfiksia dan berat bayi lahir rendah (BBLR).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ASFIKSIA

A. DEFINISI ASFIKSIA

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan factor –faktor yang timbul dalam
kehamilan,persalinan,atau segera bayi setelah bayi lahir.Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.tindakan
yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
membtasi gejala –gejala lanjut yang dipertimbangkan dalam menghadapi bayi dengan
asfiksia. Kadinkes memaparkan jumlah kematian neonatal pada tahun 2021 mengalami
peningkatan sejumlah 25 kasus.

B. ETIOLOGI ASFIKSIA
1. Etiologi Dan Factor Predisposisi

Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena


gangguan pertkaran gas serta transfor O2 dari ibu kejanin sehingga terdapat gangguan
dalam persedian O2 dan dalam menghilangkan CO2.gangguan ini dapat berlangsung
secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan atau secara
mendadak karena hal hal yang diderita ibu dalam persalinan.

 Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk,penyakit
menahun seperti :
a. Anemia
b. Hipertesi
c. Penyakit jantung
d. Pengaruh janin disebabkan oleh gangguan oksigenasi serta kekurangan
pemberian zat zat makanann yang berhubungan dengan gangguan fungsi
plasenta.

2
 Fakto –faktor yang timbul pada persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir
selalu mengakibatkan aniksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia
bayi.

Factor Mendadak Dari Janin Terdiri Dari Atas :


a. Gangguan aliran darah dalam tali pusat
b. Defresi pernafasan karena obat obatan
c. Pendarahan intracranial
d. Kelainan bawaan

Factor Dari Ibu Terdiri Dari Atas:

a. Gangguan his
b. Hipotensi mendadak pada ibu karena pendarahanminsalnya pada plasenta
previa.
c. Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio plasenta

2. Gangguan Homeostatis
Perubahan pertukaran gas dan transfor oksigen selama kehamilan dan
persalinan akan mempengaruhi oksigenasi sel –sel tubuh yang selanjutnya
mengakibatkan gangguan fungsi sel. Gangguan fungsi ini dapat ringan serta
sementara atau menetap, tergantung dari perubahan homoestatis yang terdapat pada
janin.
Pada tingkat permulaan gangguan pertukaran gas transfor O2 mungkin hanya
menimbulkan asidosis respirarotik. Bila gangguan berkanjut, dalam tubuh terjadi
meyabolisme aeorob. Proses ini berupa glikosis glikogen tubuh sehingga sumber
sumber glikogen tubuh terutama dalam jantung dan hati berkurang. asam organic
yang dihasilkan akibat mengakibatkan terjadinya asidosi metabolic. Pada tingkat
lebih lanjut terjadi pada gangguan kardiovaskuler yang disebebkan oleh:
a. Kerja jantung yang terganggu
b. Asidosis metabolic
c. Gangguan peredaran darah ke paru paru

3
Asidosis Gangguan kardiovaskuler ini mempunyai akibat buruk terhadap sel
sel otak dan dapat menyebabkan kematian atau timbulnya gejala lanjut pada anak
hidup. Secara garis besar perubahan –perubahan yang terjadi pada asfiksia
adalah :
a. Menururnya tekanan oksigen arterial
b. Meningkatnya tekanan CO2
c. Turunya PH darah
d. Dipakainya simpaan glikogen tubuh untuk metabolismus anerobik
e. Terjadinya perubahan fungsi system kardiovaskuler.

D. PENILAIAN ASFIKSIA
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai
bayi,menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
tadi. Penilaian selanjutnya merupakan dasar untuk menentukan kesimpulan dan
tindakan berikutnya. Upaya resusitasi yang efisien dan efektif berlangsung melalui
rangkaian tindakan yaitu :
1. Penilaian
2. Pengambilan keputusan
3. Tindakan lanjutan
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasa merupakan kelanjuan dari anoksia /hipoksia
janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan
ditemukan tanda tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu dapat mendapat perhatian
ialah :
a.Denyut jantung bayi dibawah 100 semenit diluar his ditambah bila tidak teratur
merupakan tanda bahaya.
b. Meconium dalam air ketuban.
c.Pemeriksaan PH darah janin.

E. PENANGANAN ASFIKSIA
Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan awal dan mencegah asfeksia
progresif. Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang ade kuat,pemberian oksigen

4
dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,jantung dan alat-
aat vital lainya.
Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dalam resusitasi,prinsi dasar adalah yang
perlu diingat adalah :
a. Menciptakan lingkunagan yang baik bagi bayi dan mengusahakan tetap bebasnya
jalan nafas
b. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif kepada bayi dengan usaha pernafasan
buatan
c. Memperbaiki asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar peredaran darah tetap baik.

5
2.2. Berat bayi lahir rendah (BBLR)
A. Pengertian
Berat badan lahir rendah adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram atau 2,5 kg. Kondisi ini kerap dialami oleh bayi kembar atau bayi
yang lahir secara prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu).
Bayi dengan berat badan lahir rendah tetap bisa tumbuh sehat. Namun, tak
menutup kemungkinan juga mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti sulit
menaikkan berat badan, sulit menyusu, dan rentan terkena infeksi.

B. Penyebab BBLR

Salah satu penyebab utama BBLR adalah kelahiran prematur. Jika


dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, bayi prematur memiliki waktu lebih
singkat untuk tumbuh dan berkembang di rahim ibu. Selain kelahiran prematur,
kondisi BBLR juga bisa disebabkan oleh kondisi ibu ketika hamil, di antaranya
sebagai berikut.

1. Menderita infeksi selama kehamilan.


2. Pernah melahirkan bayi dengan kondisi serupa pada kehamilan sebelumnya.
3. Mengandung bayi kembar sehingga ruang di dalam rahim tidak optimal untuk
tumbuh kembang bayi.
4. Mengalami komplikasi kehamilan, terlebih yang berpengaruh terhadap
plasenta.
5. Mengalami malnutrisi.
6. Mengonsumsi NAPZA atau minuman beralkohol.
7. Menderita masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas atau depresi.
8. Merokok ketika hamil atau berada di lingkungan yang banyak asap rokok.

C. Faktor resiko berat bayi lahir rendah (BBLR)


Beberapa faktor yang dapat memengaruhi berat badan lahir rendah adalah sebagai
berikut:
 Kondisi kesehatan ibu.

6
 Status gizi ibu sebelum hamil.
 Berat badan ibu saat hamil.
 Usia ibu saat hamil.

D. Gejala Berat Badan Lahir Rendah

Normalnya, berat badan bayi saat lahir antara 2,5–4,0 kg. Bayi dinyatakan mengalami
BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kg. Gejala utama BBLR adalah berat badan yang rendah,
di mana bayi akan terlihat lebih kecil karena lemak tubuhnya sedikit. Selain itu, kepalanya
juga tampak lebih besar dari tubuhnya.

Terdapat beberapa kelompok berat badan bayi yang dikatakan sebagai BBLR.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah pengelompokan bayi
berdasarkan berat badan di bawah normal:

 Berat badan bayi 1500–2499 gram disebut sebagai berat badan lahir rendah (BBLR).
 Berat badan bayi antara 1000–1499 gram disebut sebagai berat badan lahir sangat rendah
(BBLSR).
 Berat badan bayi kurang dari 1000 gram disebut sebagai berat badan lahir amat sangat
rendah (BBLASR).

E. Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah


Diagnosis terhadap kondisi berat badan lahir rendah dapat dilakukan selama masa
kehamilan atau setelah bayi lahir.
Selama Kehamilan
Diagnosis berat badan bayi selama kehamilan dapat dilakukan dengan:
1. Pertambahan Berat Badan Ibu
Pertambahan berat yang ideal pada ibu hamil merupakan salah satu cara untuk
menilai atau memperkirakan pertumbuhan bayi.
2. Mengukur Tinggi Fundus
Metode lain untuk memperkirakan berat janin adalah dengan mengukur ketinggian
fundus (bagian atas tulang kemaluan hingga rahim). Umumnya, tinggi fundus sama dengan

7
usia kehamilan. Apabila tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, maka dapat
menandakan bahwa pertumbuhan janin terlambat.
3. USG
Dokter biasanya juga memeriksa pertumbuhan dan perkembangan janin
menggunakan USG. Prosedur ini lebih akurat daripada memeriksa tinggi fundus.
Setelah Melahirkan
Dokter akan menimbang berat badan bayi setelah dilahirkan. Apabila berat badan tidak sesuai
dengan usia kehamilan atau kurang dari 2500 gram, maka bayi disebut mengalami kondisi
BBLR.

F. Perawatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah


Sebagian besar bayi dengan BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit. Di mana,
penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan gejala, usia kehamilan, tingkat
keparahan, dan kondisi bayi secara menyeluruh. Apabila mengalami komplikasi, seperti
paru-paru yang belum sempurna atau gangguan di usus, bayi akan dipindahkan ke ruang
intensif neonatal (NICU).
Bayi diperbolehkan pulang ketika berat badannya sudah bertambah sesuai target atau
komplikasi yang dialami sudah bisa diatasi, ibu juga sudah bisa memberikan ASI
eksklusif secara normal. Pemberian ASI secara optimal dapat membantu pertumbuhan, daya
tahan tubuh, serta peningkatan berat badan bayi. Setelah diperbolehkan pulang, dokter akan
menyarankan orang tua bayi untuk melakukan pemeriksaan rutin pada bayinya.

G. Cara Mencegah Berat Badan Lahir Rendah


Berat badan lahir rendah dapat dicegah dengan menjaga kondisi kesehatan ibu dan janin
selama masa kehamilan, seperti:

 Mengelola stres.
 Mengonsumsi makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
 Menjaga kebersihan organ intim selama hamil.
 Menghindari konsumsi minuman beralkohol, merokok, hingga menggunakan narkoba.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asfiksia berati hipoksia yang progresif , penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses
ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia
juga mempengaruhi fungsi organ vital lainya. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan
pernafasan akan berhenti,denjut jantung juga menurun, sedangkan tonus berkurang..
erlunya pengkajian awal pada bayi baru lahir dan pelaksanaan atau penanganan pertama
pada bayi asfiksia.

Berat badan lahir rendah adalah kondisi ketika berat badan bayi kurang dari 2,5 kg.
Kondisi ini membuat kepala bayi terlihat lebih besar dan tubuhnya tampak kurus. BBLR
biasanya terjadi pada bayi yang lahir secara prematur atau mengalami gangguan
perkembangan dalam kandungan.Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan
terkena infeksi atau penyakit tertentu. Bahkan, dalam jangka panjang, BBLR berpotensi
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik anak atau kesulitan dalam belajar.

B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,penulis dengan antusias
menerima saran dan kritik dalam penyempurnaan makalah ini. Maka dari itu sudi kiranya
ada ralat dan pembenahan dari teman teman mahasiswa tentang tulisan kami di makalah
ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

(Prawirohadjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiirohardjo. Jakarta

( saifuddin, Abdul bari , dkk . buku acuan nasionalpelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
2002. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta)

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/berat-badan-lahir-rendah

file:///C:/Users/DirkaKadir/Downloads/8-Book%20Manuscript-22-1-10-20210120.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai