Disusun oleh :
Salma Sabil Salsabila Izdihar : 22020121140223
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat-Nya sehingga proposal penelitian dengna judul “Kekurangan Oksigen pada
Bayi Baru Lahir: Asfiksia Neonatorum” ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Saya
sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa memberi manfaat serta
memberi kesan yang baik bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui gejala serta hal yang perlu dihindari untuk mencegah Asfiksia
Neonatorum, mengetahui banyaknya faktor peyebab Asfiksia Neonatorum.
1
Pengetahuan tentang Asfiksia lebih awal dapat mengurangi resiko
terserangnya Asfiksia dan mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan Asfiksia
Neonatorum.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
c) Asfiksia Sedang : Skor APGAR 3-4. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari 100 kali/menit, tonus otot kurang baik atau
baik,
2
sianosis, refleks iritabilitas tidak ada dan memerlukan tindakan resusitasi
serta pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal.
d) Asfiksia Berat : Skor APGAR 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara
aktif dan pemberian oksigen terkendali, karena selalu disertai asidosis,
maka perlu diberikan natrikus dikalbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg
berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg berat badan, diberikan lewat
vena umbilikus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100 kali/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-
kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
3
7) Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus,
disfungsi uteri)
c) Faktor bayi
1) Bayi Prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi asfiksia neonatorum, dapat dijelaskan dalam dua tahap yaitu
dengan mengetahui cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir, dan dengan
mengetahui reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal, yang dijelaskan
sebagai berikut :
1) Cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir :
a) Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan
untuk mengeluarkan karbondioksida.
b) Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai sumber
utama oksigen.
c) Arteri dan vena umbikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan pada
sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik. Akibat tekanan
udara dan peningkatan kadar oksigen di alveoli, pembuluh darah paru akan
mengalami relaksasi sehingga tahanan terhadap aliran darah berkurang.
d) Keadaan relaksasi tersebut dan peningkatan tekanan darah sistemik,
menyebabkan tekanan pada arteri pulmonalis lebih rendah dibandingkan
4
tekanan sistemik sehingga aliran darah paru meningkat sedangkan aliran pada
duktus arteriosus menurun.
e) Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan
paru-parunya untuk mendapatkan oksigen.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu berisi
teori yang relevan dengan masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan pengkajian
mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan artikel-artikel yang
dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi untuk membangun
konsep atau teori yang menjadi dasar studi penelitian.
a) Jenis Penelitian
Dilihat dari penelitiannya, adapun jenis jenis penelitiaqn yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, yakni
penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data atau karya tulis ilmiah
yang bertujuan dengan objek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat
kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah
yang pada dasarnyatertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap
bahan-bahan pustaka yang relevan.
b) Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif,
penelitian deskriptif terfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang
diperoleh saat penelitian dilakukan.
Adapun metode pengumpulan data penelitian ini diambil dari sumbber data.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh.
a) Sumber Primer
Sumber Primer adalah sumber-sumber yang memberikan data secara
langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber asli. Dalam proposal ini
sumber primer yang di maksud adalah Jurnal Karya Ilmiah Asfiksia dari
Unimus.
6
b) Sumber Sekunder
Sumber Sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari sumber yang
lain yang tidak diperoleh dari sumber primer. Dalam proposal ini sumber-
sumber sekunder yang dimaksud adalah artikel-artikel dari surel resmi yang
berhubungan dengan topik yang dibahas.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/kekurangan-oksigen-bayi-baru-lahir