OLEH :
NELY SUHAINI
NIM :P031915401020
Puji syukur kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
ASFIKSIA RINGAN DI PMB HASNA DEWI FS,AMD.KEB, SKM DI
KOTA PEKANBARU” yang dilakukan guna untuk melengkapi tugas pada
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II T.A. 2021/2022. Laporan Pendahuluan ini
dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ani Laila SST,M.Biomed selaku CI Akademik yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.
2. Hasna Dewi FS, Amd.Keb, SKM selaku CI Lapangan yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.
3. Kakak-kakak yang bertugas di PMB yang telah membimbing dalam
melakukan Praktik Klinik Kebidanan II.
Semoga Laporan Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Dan semoga semua pihak yang memberikan bantuan kepada saya
mendapatkan syafaat dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.
Pekanbaru,29September202
1
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................
B. TUJUAN..........................................................................................
1. TUJUAN UMUM.......................................................................
C. TUJUAN KHUSUS........................................................................
D. MANFAAT PENULISAN.............................................................
E. RUANG LINGKUP.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah penyakit yang juga dikenal
dengan nama asfiksia perinatal atau asfiksia neonatorum, dimana asfiksia
adalah kondisi saat pasokan oksigen menurun atau berhenti
Perinatal adalah kondisi yang mencakup sebelum, selama, dan
setelah melahirkan, baik melahirkan normal dengan posisi persalinan apa
pun maupun operasi caesar ,sementara neonatorum merujuk pada penyakit
yang dialami oleh bayi baru lahir ,jadi, asfiksia neonatorum adalah kondisi
ketika bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama proses
persalinan berlangsung ,hal ini, otomatis memuat bayi manjadi susuah
bernapas baik sebelum, selama, maupun setelah kelahiran .
Kondisi asfiksia pada bayi baru lahir ini membuat otak serta organ
tubuh bayi lainnya tidak mendapatkan asupan oksigen serta nutrisi yang
cukup .kondisi yang terjadi pada bayi baru lahir ini juga bisa disebabkan
oleh meningkatnya kadar karbon dioksida .
Asfiksia neonatorum di bagi menjadi empat kalsifikasi berdasarkan
skor apgar :
1. Asfiksia berat (0-3) : memerlukan resusitasi segera secara aktif dan
pemberian oksigen terkendali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung 100x/i , tonus otot buruk , sianosis berat , dan terkadang pucat ,
refleks iritabilitas tidak ada.
2. Asfiksia sedang (4-6) :frekuensi jantung 100x/i ,tonus otot buruk, sainosis
pucat, refleks iritabilitas minim .
3. Asfiksia ringan (7-10 ) : bayi tiak memerlukan tindakan atau penanganan
khusus pasca dilahirkan.
Data asfiksia menurut WHO setiap tahunnya ada 120 juta bayi
yang lahir di dunia. Secara global terdapat 4 juta bayi (33%) yang lahir
mati dalam usia 0 sampai dengan 7 hari (perinatal), dan terdapat 4 juta
bayi (33%) yang lahir mati dalam usia 0 sampai dengan 28 hari
(neonatal). Dari 120 juta bayi yang dilahirkan, terdapat 3,6 juta bayi (3%)
yang mengalami asfiksia, dan hampir 1 juta bayi asfiksia (27,78%) yang
meninggal (Marwiyah, 2016)
Sebanyak 47% dari seluruh kematian bayi di Indonesia terjadi
pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Setiap 5 menit terdapat satu
neonatal yang meninggal. Penyebab kematian neonatal di Indonesia adalah
BBLR (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi
lain dan kelainan kongenital (Marwiyah, 2016).
Dampak yang akan terjadi jika bayi baru lahir dengan asfiksia tidak
di tangani dengan cepat maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut antara
lain : perdarahan otak, anemia,hipoksia, hyperbilirubinemia, kejang
sampai koma. Komplikasi tersebut akan mengakibatkan gangguan
pertumbuhan bahkan kematian pada bayi.
Penanganan yang dilakukan pada bayi baru lahir yaitu
membersihkan jalan napas dengan pengisapan lendir dan kasa steril,
potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik, apabila bayi tidak
menangis lakukan rangsangan taktil, pertahankan suhu tubuh, dan nilai
APGAR score pada menit 5 sudah baik (7-10) maka lakukan perawatan
bersihkan badan bayi, perawatan tali pusat, pemberian ASI, pengukuran
antrometri, mengenakan pakaian bayi dan memasang tanda pengenal
bayi .
Upaya dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir yang
diakibatkan asfiksia adalah dengan cara melakukan salah satu pelatihan
ketrampilan resusitasi kepada para tenaga kesehatan agar lebih trampil
dalam melakukan resusitasi dan menganjurkan kepada masyarakat atau
pun ibu khususnya, agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan dan ketrampilan (Depkes RI, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa Mampu melakukan asuhan kebidanan pada by.
Ny.Juwita dengan asfiksia ringan dan pemberian oksigen serta
mendokumentasikan asuhan yang telah diberikam.
2. Tujuan khusus Mahasiswa mampu :
1. Mampu Melakukan pengkajian secara lengkap baik data
objektif ataupun subjektif dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan asfiksia ringan.
2. Mampu Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia
ringan.
3. Mampu mengintervensi data diagnosa, masalah dan
mengantisipasi penanganan dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan asfiksia ringan.
4. Mampu Melaksanakan tindakan asuhan yang telah
direncanakan dalam asuhan keidanan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan.
5. Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan asfiksia ringan.
C. Manfaat penulisan
Hasil Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya
bidang ilmu kebidanan anak yang berkaitan pada asuhan kebidanan pada
bayi dengan asfiksia ringan.
A. Ruang Lingkup
a. Sasaran
Asuhan Kebidanan Ditujukan Kepada Bayi asfiksia dengan
Memperhatikan keadaan Bayi.
b. Tempat
Laporan ini disusun dengan mengambil tempat di PMB HASNA
DEWI FS,AMD.KEB SKM
c. Waktu
Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan penyusunan laporan
adalah dari 01 oktober 2021-02 oktober 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernapasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau
beberapa saat sesudah lahir. Bayi mungkin lahir dalam kondisi asfiksia
(asfiksia primer) atau mungkin dapat bernapas tetapi kemudian mengalami
asfiksia beberapa saat setelah lahir (asfiksia sekunder) (Fauziah dan
Sudarti, 2014).
Asfiksia merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat
disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis.
(Fauziah dan Sudarti , 2014).
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak
dilakukan dengan sempurna, sehingga tindakan perawatan dilaksanakan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut
yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,
beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam menghadapi bayi dengan
asfiksia.
2. Penyebab asfiksia
Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran
gas atau pengangkutan O₂ dari ibu ke janin, pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir. Penyebab kegagalan pernafasan pada
bayi (Marwyah 2016) :
a. Faktor ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala
akibatnya. Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat
pemberian analgetika atau anesthesi dalam gangguan kontraksi uterus,
hipotensi mendadak karena pendarahan, hipertensi karena eklamsia,
penyakit jantung dan lain-lain.
b. Faktor plasenta
Yang meliputi solutio plasenta, pendarahan pada plasenta previa,
plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada tempatnya.
c. Faktor janin dan neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit ke leher,
kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gamelli, IUGR, kelainan
kongenital daan lain-lain.
d. Faktor persalinan Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain
3. Fatofisiologi asfekia
Segera setelah lahir bayi akan menarik napas yang pertama kali
(menangis), pada saat ini paru janin mulai berfungsi untuk resoirasi.
Alveoli akan mengembang udara akan masuk dan cairan yang ada didalam
alveoli akan meninggalkan alveli secara bertahap. Bersamaan dengan ini
arteriol paru akan mengembang dan aliran darah ke dalam paru meningkat
secara memadai.
Bila janin kekurangan O₂ dan kadar CO₂ bertambah , maka
timbullah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung
janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O₂ terus berlangsung maka nervus
vagus tidak dapat di pengaruhi lagi. Timbullah kini rangsangan dari nervu
simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat dan akhirnya ireguler dan
menghilang. Janin akan mengadakan pernapasan intrauterine dan bila kita
periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernapasan yang dalam,
denyut jantung terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan
bayi akan terlihat lemas. Pernapasan makin lama makin lemah sampai bayi
memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder, denyut
jantung, tekanan darah dan kadar O₂ dalam darah (PaO₂) terus menurun.
Bayi sekarang tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan
menunjukkan upaya pernapasan secara spontan .
4. Tanda dan gejala asfiksia
Tanda dan gejala pada bayi baru lahir dengan asfiksia antara lain :
1. Tidak bernafas atau napas megap-megap atau pernapasan cepat,
pernapasan cuping hidung.
2. Pernapasan tidak teratur atau adanya retraksi dinding dada
3. Tangisan lemah atau merintih
4. Warna kulit pucat atau biru
5. Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai.
6. Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardia) kurang dari
100 kali per menit
5. komplikasi asfiksia
Dampak yang akan terjadi jika bayi baru lahir dengan asfiksia tidak
di tangani dengan cepat maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut antara
lain: perdarahan otak, anuragia, dan onoksia, hyperbilirubinemia, kejang
sampai koma. Komplikasi tersebut akan mengakibatkan gangguan
pertumbuhan bahkan kematian pada bayi (Surasmi, 2013)
1. PENGERTIAN SOAP
SOAP adalah sarana yang digunakan oeh tenaga medis untuk
merekam informasi mengenai pasien. SOAP merupakan singkatan dari
subjective, objective, assesment (penilaian), dan plan (perencanaan).
Dengan mengikuti format SOAP, ini akan membantu untuk
mengumpulkan data dan mendokumentasikan data serta informasi pasien
dengan lebih terorganisir . selain itu , SOAP juga membantu tenaga medis
profesional untuk mengumpulkan informasi pasien dan mencatat diagnosis
nya.
Menurut (Megasari et al., 2019) untuk mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir didokumentasikan
dalam bentuk SOAP
Dalam metode penulisan SOAP, terdapat 3 poin utama penjelasan
sebegai berikut :
1. Apa yang terjadi dengan pasien ?
2. Apa yang direncanakan untuk pasien ?
3. Bagaimana pasien beraksi terhadap terapi yang ditempuh?
Langkah-langkah pencatatan SOAP yang benar :
a. Subjective ( S )
Bagian subjective umumnya meliputi etiologi ( penyebab utama
penyakit ) atau MOI ( mechanism of injury / mekanisme cedera C.C
( chief complain) ) atau keluhan utama, gejala penyakit, deskripsi
keluhan, dan riwayat penyakit pasien.
Riwayat pasien memiliki porsi paling besar dalam catata SOAP,
terutama karena memahami riwayat pasien sangat perlu untuk
menentukan dan mempersempit perkiraan/potensi cedera pasien
Hindari pertanyaan tertutup yang hanya bisa dijawab “ya” atau
“tidak” .
b. Objective ( O )
Dalam SOAP bagian objective berisi hasil observasi
kuantitatif , seperti jarak pandang, palpasi jaringan lunak dan keras
sera hasil pemeriksaan khusus pasien lainnya.
Pada baian ini pastikan mempersempit potensi cedera dan
menentukan diagnosis pasien.
c. Assasment ( A )
Pada tahap ini penilaian yang dilakukan akan berujung pada
kesimpulan kondisi klien yang harus ditindaklanjuti yang tertuang
dalam plan atau rencana asuhan ang diberikan.
Cantumkan tipe cedera pasien , apakah kronis, akut, atau memiliki
potensi berulang .
d. Plan ( P )
Rencana merupakan serangkaian keputusan tentang bagimana
untuk melakukan sesuatu dimasa depan.
Perencanaan ini harus ditulis secara menditail ( berisi rencana
harian untuk pasien ) hingga penyakit pasien sembuh
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama bayi :Bayi Ny.J
Tgl/jam lahir :28-September-2021/00:50 WIB
Jenis kelamin :Perempuan
Berat badan :3,300 gram
Panjang badan :48 cm
B. Anamnesa
1. Riwayat Penyakit Kehamilan
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Pre eklampsia : Tidak ada
c. Eklampsia : Tidak ada
d. Penyakit kelamin : Tidak ada
e. Dll :
2. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Makanan : 3x/hari
b. Obat-obatan :Tablet Fe.Vit C
c. Merokok : Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Jenis persalinan : Normal
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Lama persalinan
Kala I :± 4 jam
Kala II :± 5 jam
d. Ketuban pecah : spontan/amniotomy, lamanya : Spontan
Warna : Jernih
Bau :Khas ketuban
Jumlah :± 200cc
e. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
f. Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR Score :
Menit Tanda 0 1 2
Jumlah 8 8 8
Sidik telapak kaki kiri bayi Sidik telapak kaki kanan bayi
Sidik jempol tangan kiri bayi Sidik jempol tangan kanan bayi
Refleks
Refleks moro :Baik
Refleks rooting :Baik
Refleks sucking :Baik
Refleks grasping :Baik
Antropometri
Lingkar kepala :33cm
Lingkar dada :31cm
D. Assement
BBL 1 jam Normal dengan asfiksia sedang
E. Plan
1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keaaan bayinya lemah dan
mengalami asfiksia sedang
2.Meminta persetujuan ibu bayi secara lisan, yaitu akan dilakukan tindakan
segera
3.Menjaga kehangatan bayi dengan menyelimuti bayi dengan kain kering
dan bersih,dan hangatkan
4.Melakukan langkah awal pada bayi dengan,menghangatkan bayi,mengatur
posisi bayisetengah ekstensi,isap lendir, sambil menggosok punggung
bayi,dan memberikan rangsa taktil, lalu mengatur posisi lagi dan melakukan
evaluasi bayi sudah menangis kuat,warna kulit kemerahan, gerakan aktif
5.Memberikan injeksi Vit K di 1/3 bagian lateral paha kiri
6.Memberikan salep mata
7.Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan tetap menjaga kehangatan
bayinya.
DAFTAR PUSTAKA