Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASFIKSIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

ANDRIAWAN RAMADHAN SAPUTRA


DELLA YUVITA
DEWIRA RADHITAN ADAWIYAH
DWI USWATUN KHASANAH
FARJAN AJILAN

HENNY HERAWATI
LAYOLLA VIOLA
MELDA KESI INDRIANI

Dosen Pembimbing :Wella Juartika,S.Kep,Ns,M.Kep

Mata Kuliah :Keperawatan Gawat Darurat

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Kata Pengantar

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karuniaNyalah, makalah yang berjudul “Asfiksia Pada Bayi Bari Lahir Dan
Penanganannya”ini bisa diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kulia Teknologi Informasi dalam Kebidanan. Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk
menambah pengetahuan tentang asfiksia pada bayi baru lahir dan penanganannya agar
dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada neonatus,sehingga dengan
mengetahui penanganannya yang benar, seorang tenaga kesehatan dapat segera mengambil
tindakan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan neonatus yang optimal.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat
dalam proses penulisannya, yang senantiasa memotivasi.

Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis
telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis
menyadari makalah inibelumlah sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapakan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

LubukLinggau, Oktober 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................2

1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian....................................................................................................3

2.2 Penyebab Terjadinya Asfiksia Bayi Baru Lahir..........................................4

2.3 Gejala klinis.................................................................................................6

2.4 Pencegahan dan penanganan asfiksia neonatorum.....................................7

2.5 Diagnosis....................................................................................................8

2.6 Penilaian Asfiksia…………………………………………………………8

2.7 Dampak Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir..................................................10

2.8 Resusitasi Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir.............................10

2.9 Asuhan Keperawatan Asfiksia.......................................................................15

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan................................................................................................20

3.2Saran.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus
danhipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan
persalinan atau segera setelah bayi lahir.

Akibat kurangnya daya angkut oksigen untuk paru –paru sehingga jantung neonatus
tersebut tidak bekerja secara optimal yang akibatnya aliran darah tidak dapat disalurkan
ke otak yang kemudian menimbulkan kerusakan otak karena otak tidak dapat melakukan
metabolisme sel dan jaringan.Sehingga tidak terjadi pembentukan sel dan jaringan dalam tubuh
neonatus karena tidak ada bahan (oksigen ) untuk melakukan metabolisme.Menurut WHO,
setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi,
sebanyak 57% meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Dikatakan usia
dibawah 1 bulan karena dalam usia tersebut bayi dan organ –organ bayi masih dalam masa
pengadaptasian dengan lingkungan barunya yang tidak lagi dalam kandungan ibu. Setiap 6
menit terdapat 1 neonatus yang meninggal. Penyebab kematian neonatal di Indonesia
adalah berat bayi lahir rendah 29%, asfiksia 27%, trauma lahir, tetanus neonatorum,
infeksi lain, dan kealainan congenital.

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayibaru lahirdan penanganan segera , meliputi pelayanan antenatal yang
berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal oleh
tenaga professional.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia secara
komprehensif

Tujuan Khusus

Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mengidentifikasi penyebab asfiksia pada bayi,

2. Mengidentifikasi masalahpotensial bayi dengan asfiksia,

3. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksia,

1.3 Manfaat Penulisan

Diharapkan dengan penulisan makalah ini mahasiswa dapat mengidentifikasi tentang


Asfiksia Neonatorum pada bayi baru lahir serta penanganannya.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir setelah persalinan tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Akibat kurangnya daya angkut oksigen untuk paru –paru
sehingga jantung neonatus tersebut tidak bekerja secara optimal yang akibatnya aliran
darah tidak dapat disalurkan ke otak yang kemudian menimbulkan kerusakan otak karena
otak tidak dapat melakukan metabolisme sel dan jaringan.Sehingga tidak terjadi
pembentukan sel dan jaringan dalam tubuh neonatus karena tidak ada bahan (oksigen )
untuk melakukan metabolisme.

Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahirmisalnya , umumnya akan mengalami
asfiksiapada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu
hamilseperti kurang tercukupinya nutrisi ibu hamil, kelainan tali pusatyang merupakat alat untuk
bernapas bayi selama dalam kandungan atau bisa karena lilitan tali pusat pada bayi sehingga
bayi tidak dapat bernafas, atau masalah yang mempengarui kesejahteraan bayi selama
atau sesudah persalinanmisalnya nutrisi bayi yang tidak tercukupi .

Asfiksia neonatorumadalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas, sehingga dapat
menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 dalam paru karena pengembangan paru
bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan
pernafasan teratur. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari
ibu ke janinyang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut setelah
dilahirkan misalnya kematian bayi karena tubuh bayi akan mengeluarkan zat arang dari
tubuh bayi akibat banyaknya CO2 dalam tubuh bayi.
2.2 Penyebab Terjadinya Asfiksia Bayi Baru Lahir

1.Faktor Ibu

a.Preeklamsiadan eklamsia.

Preeklamsiadan eklamsiamengakibatkan gangguan aliran darah pada tubuh seperti contohnya


ibu mengalami anemia berat sehingga aliran darah pada uterus berkurang akan
menyebabkan berkurangnya pengaliran darah yang membawa oksigen ke plasenta dan janin.

b.Perdarahan abnormal (plasenta prervia atausolutio plasenta).Hal ini menyebabkan


gangguan pertukaran gas antara oksigen dan zat asam arangsehingga turunnya tekanan
secara mendadak. Karena bayi kelebihan zat asam arang maka bayi akan kesulitan dalm
bernafas.

c.Partus lama atau partus macet.Partus lama dan partus karena tindakan dapat berpengaruh
terhadap gangguan paru-parukarena gangguan aliran darah uterus dapat mengurangi aliran
darah pada uterus yang menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan janin.

d.Demam selama persalinan.Demam ini bisa diakibatkan karena infeksi yang terjadi selama
proses persalinan. Infeksi yang yang terjadi tidak hanya bersifat lokal tetapi juga
sistemik. Artinya kuman masuk peredaran darah ibu dan mengganggu metabolisme tubuh
ibu secara umum. Sehingga terjadi gangguan aliran darah yang menyebabkan terganggunya
pasokan oksigen dari ibu ke janin.

e.Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV).Akibat infeksi berat,penghancuran atau


pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatan sel darah merah tersebut
sehingga apabila ibu mengalami perdarahan saatpersalinanmaka pada akan terjadi anemia pada
ibu yang menyebabkan ibu kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen untuk janin
yang menyebabkan asfiksia.

f.Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.Karena pad usia ibu yang seperti ini
akan beresiko mengakibatkan gawat janin , ini terjadi karena rahim ibu tidaksiapdiisi janin.
Gawat janin ini seperti asfiksia pada bayi.

g.Gravidaempat atau lebih. Untuk kehamilan keempat atau lebih ini merupakan kehamilan
yang rawan. Sehingga besar kemungkinan terjadi sesuatu yang buruk pada janin. Yang juga
menyebabkan gawat janin karena gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke janin berkurang yang kemudian terjadi gawat janin sehingga janin
mengalami asfiksia.
2.Faktor Bayi

a.Bayi Prematur (Sebelum 37 minggu kehamilan)

.b.Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ektraksi vakum, porsef)

c.Kelainan kongenital.Cacat bawaan dalam kandungan akan mengakibatkan asfiksia


bayi karena dengan adanya cacat bawaan ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin seperti organ janin sehingga organ paru janin akan berfungsi abnormal.

d.Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).Bila janin kekurangan oksigen


dan kadar karbondioksida bertambah timbulah rangsangan terhadap nervus vagus
sehingga denyut jantung janin menjadi lambat. Jika ini terus berlanjut maka timbullah
rangsangan dari nervus simpatikus sehingga denyutjantung janin menjadi lebih cepat
akhirnya janin akan mengadakan pernafasan intrauterin sehingga banyak mekonium
dalm air ketuban pada paru yang mengakibatkan denyut jantung janin menurun dan bayi
tidak menunjukkan upaya pernafasan secara spontan.

3.Faktor Tali Pusat

a.Lilitan tali pusat.Menyebabkan gangguan aliran darah pada tali pusat. Yang kita ketahui
bahwa darah dalam tubuh membawa oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh

b.Tali pusat pendek.Tali pusat pendekakan menyebabkan terganggunya aliran darah


dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin

c.Simpul tali pusat.Karena tekanan tali pusat yang kuat menyebabkan pernafasan pada janin
terhambat
2.3 Gejala klinis

Bayi yang mengalami kekurangan O2akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode
yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung
juga menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang secara barangsur-angsur dan
memasuki periode apnue primer.Gejala dan tanda asfiksia neonatorum yang khas antara
lain meliputi pernafasan cepat, pernafasan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.

Gejala lanjut pada asfiksia :

1.Pernafasan megap-magap dalam

2.Denyut jantung terus menurun

3.Tekanan darah mulai menurun

4.Bayi terlihat lemas (flaccid)

5.Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular

6.Pernafasan terganggu

7.Detak jantung berkurang

8.Reflek / respon bayi melemah

9.Tonus otot menurun

10.Warna kulit biru atau pucat

Kemungkinan komplikasi yang muncul Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara
lain :

a.Edema otak & Perdarahan otakPada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung
yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun
akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat
terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.

b.Anuria atau oliguriaDisfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia,
keadaan ini dikenalistilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan
perubahan sirkulasi.

c.Kejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas
dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2
hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
d.Koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan
koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahanpadaotak.Koma terjadi
karena gangguan pengaliran darah menuju otak sehingga otak tidak mendapatkan asupan
oksigen untuk melakukan metabolisme.

2.4 Pencegahan dan penanganan asfiksia neonatorum

Pencegahan yang komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan beberapa saat
setelah persalinan. Pencegahan berupa :

a)Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali kunjungan untuk mendeteksi


secaradini kelainan pada ibu hamil dan janindan ibu mendapat rujukan ke rumah sakit
secara segera.

b)Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada kehamilan yang
diduga berisiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum untuk penangan segera agra tidak
terjadi kematian ibu dan bayi.

c)Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk persalinan pada usia kehamilan


kurang dari 37 minggu.

d)Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejahteraan janin dan deteksi dini
terhadap tanda-tanda asfiksia fetal selama persalinan dengan kardiotokografiuntuk
mengontrol pernafasan bayi.

e)Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetri dalam penanganan asfiksia neonatorum di


masing-masing tingkat pelayanan kesehatan.

f)Meningkatkan kerjasama tenaga obstetri dalam pemantauan dan penanganan persalinan.

g)Melakukan Perawatan Neonatal Esensialuntuk meminimalisir resiko saat persalinan


berlangsung yang terdiri dari : Persalinan yang bersih dan aman Stabilisasi suhu Inisiasi
pernapasan spontan Inisiasi menyusu dini Pencegahan infeksi serta pemberian imunisasi
2.5 Diagnosis Asfiksia

Yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis
anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda
gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatiankarena faktor –faktor ini dapat dilihat ,
yang berperan sebagai indikator asfiksia pada bayi yaitu :

1.Denyut jantung janinPeningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak


artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar
his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.

2.Mekonium dalam air ketuban

10Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi
kepala menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air
ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal
itu dapat dilakukan dengan mudah.

3.Pemeriksaan pH darah janinDengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat


serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin.
Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun
sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawatjanin mungkin disertai
asfiksia.

2.6 Penilaian Asfiksia

Pada Bayi Baru Lahir Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai
bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif berlangsung melalui rangkaian
tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.Penilaian
untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu

1.Penafasan

2.Denyut jantung

3.Warna kulit

Karena ketiga tanda ini yang dapat diamati ketika bayi mengalami asfiksia. Nilai apgar
tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai
jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas
atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk
tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP).

Tabel Skor Apgar

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai


Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari
Jantung 100/menit 100/menit
Usaha Tidak ada Lambat kurang Menangis kuat
bernafas tidak teratur
Tonus otot Lumpuh Ekstremitat Gerak aktif
fleksi sedikit
Refleks Tidak ada Gerak sedikit menangis
Warna Biru pucat Tubuh Tubuh dan
kemerahan ekstrimitas
ekstrimitas biru kemerahan

Dalam praktek, menentukan tingkat asfiksia bayi dengan tepat membutuhkan pengalaman
dan observasi klinis yang cukup. Pada tahun lima puluhan digunakan kriteria ‘breathing
time’dan ‘crying time’ untuk menilai keadaan bayi. Kriteria ini kemudian ditinggalkan, karena
tidak dapat memberikan informasi yang tepat pada keadaan tertentu sehingga sekarang
menggunakan skor apgar.

Skor apgar biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada saat bayi telah
diberi lingkungan yang baik serta telah melakukan pengisapan lendir dengan sempurna.
Skor apgar 1 menit ini menunjukkan beratnya sfiksia yang diderita dan baik sekali sebagai
pedoman untuk menentukan secara resusitasi. Apgar perlu pula dinilai setelah 5 menit
bayi lahir, karena hal ini mempunyai korolasi yang erat dengan morbiditas dan mortalitas
neonatal (Drage, 1966).
2.7 Dampak Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

1.Otak : Ensepalo hipoksis iskemik (EHI)/ kerusakan otak karena kekurangan kadar
oksigen dan penimbunan karbondioksidasehingga otak tidak dapat mekukan metabolisme
untuk sel dan jaringan pada tubuh bayi.

2.Ginjal : Gagal ginjal akutkarena tidak terjadi metabolisme dalam tubuh sehingga
fungsiginjal menjadi abnormal. Perinatal hipoksemia menyebabkan penurunan aliran darah ke
ginjal akibat vasokonstriksi renal dan penurunan laju filtrasi glomerulus. Selain itu juga
terjadi aktivitasi sistem renin angiotensin-aldosteron dan sistem adenosin intrarenal yang
menstimulasi pelepasan katekolamin dan vasopresin. Semua faktor ini akan mengganggu
hemodinamik glomeruler.

3.Jantung : Gagal jantungakibat gangguan aliran darah sehingga jantung tidak dapat memompa
darah ke seluruh tubuh .Disfungsi miokard dan penurunan kontraktilitas, syok kardiogenik,
gagal jantung. Bayi dengan hipotensi dan curah jantung yang rendah akan mengalami
gangguan autoregulasi otak sehingga risiko kerusakan otak karena hipoksi-iskemi meningkat.

4.Saluran cerna : EKN= Entero kolitis Nekrotikans/ NEC= Nekrotizing entero.hal ini
disebabkanproliferasi bakteri ke dalam mukosa usus yang mengalami asfiksiadaniskemia

5. paru : faktor penyebab keluarnya mekonium adalah stress intrauterin seperti hipoksia,
asfiksia, dan asidosis.Asfiksiameyebabkan peningkatan peristalticgastrointestinal dan
relaksasi tonus otot spinkter ani, sehingga terjadi pengeluaran mekonium. Apabila fetus
mengalami gasping intrauterine, makaterjadilah aspirasi mekonium.

2.8 ResusitasiPenanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia
berat menjadi keadaan yanglebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan denyut jantung
menjadi teratur, resusitasi yang efektif dapat dihasilkan bila ada tenaga yang terampil, tim
yang bekerja baik dan pemahaman fisiologis dasar asfiksia. Resusitasi Tindakan resusitasi
bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu:

1.Memastikansaluran terbuka

a.Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.

b.Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.


c.Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan
terbuka.

2.Memulai pernafasan

a.Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan

b.Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut
(hindari paparan infeksi).

3.Mempertahankan sirkulasi

a.Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah agar bayi tetap bernafas

b.Kompresi dada

c.Pengobatan

Persiapan resusitasi

Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, keduafaktor utama
yang perlu dilakukan adalah :

1.Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjatanpa
diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan
meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.

2.Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara
lain :

a.Alat pemanas siap pakai

b.Oksigen

c.Alat pengisap

d.Alat sungkup dan balon resusitasi

e.Alat intubasi

f.Obat-obatang.

g.helai kain / handuk

h.Bahan ganjal bahu bayi.


Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif

1.Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus rnerupakan tim
yang hadir pada setiap persalinan.

2.Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan,
tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien

3.Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu tim yang
terkoordinasi.

4.Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya ditentukan
khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.

5.Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap pakai.

Langkah –langkah resusitasi

Setiap melakukan tindakan atau langkahharus didahului dengan persetujuan tindakan medic
sebagai langkah klinik awal. Langkah klinik awal ini meliputi :

1.Siapa ayah atau wali pasien, sebutkan bahwa ada petugas yang diberi wewenang untuk
menjelaskan tindakan pada bayi.

2.Jelaskan tentang diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi asfiksia neonatal.

3.Jelaskan bahwa tindakan klinik juga mengandung resiko.

4.Pastikan ayah pasien memahami berbagai aspek penjelasan diatas.5.Buat persetujuan tindakan
medic, simpan dalam catatan medik.
1. TAHAP I: LANGKAH AWAL

Langkah awal diselesaikan dalam 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5 langkah awal
dibawah ini cukup untuk merangsang bayi bernafas spontan dan teratur. Langkah tersebut
meliputi :

1. Jaga bayi tetap hangat agar bayi tidak hipotermia

1.Letakkan bayi diatas kain diatas perut ibu

2.Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong tali pusat.

3.Pindahkan bayi diatas kain tempatresusitasi.

2. Atur posisi bayi untuk memudahkan tindakan yang dilakukan

1. Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.

2. Ganjal bahu agar kepala bayi sedikit ekstensi

3. Isap lendiruntuk menghindari penyumbatan pernapasan akibat air ketubanGunakan alat


penghisap DeLee dengan cara :

1.Isap lender mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung.

2.Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, tidak pada waktu
memasukkan

3.Jangan lakukan penghisapan terlalu dalam ( jangan lebih dari 5 cm kedalam


mulut, dan jangan lebih dari 3 cm kedalam hidung). Hal itu dapat menyebabkan
denyut jantung bayi menjadi lambat dan bayi tiba-tiba barhenti bernafas.

4. Keringkan dan rangsang bayi.

1.Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh


lainnya.dengan sedikit tekanan. Rangsang ini dapat membantu bayi mulai bernafas.

2.Lakukan rangsang taktil dengan caramenepuk atau menyentil telapak kaki atau
menggosok punggung, perut,dada,tungkaibayi dan telapak tangan untuk megetahui
respon bayi.

5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi.

1.Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya.Selimuti bayi dengan kain
kering tersebut, jangan menutupi muka,dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi.
2.Atur kembali posisi bayi sehingga kepala sedikit ekstensi.

6. Lakukan penilaian bayi

1.Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-
megap.

2.Bila bayi bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi.

3.Bila bayi megap-megap atau tidak bernafas lakukan ventilasi bayi

II.TAHAP II : VENTILASI

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara
kedalam paru-paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas
spontan dan teratur.Langkah-langkahnya :

1.Pasang sunkup untuk mengontrol pernapasan

1.Pasang dan pegang sunkup agar menutupi mulut, hidung dan dagu bayi.

2.Ventilasi 2 kaliuntuk menghasilkan pengembangan dada

1.Lakukan tiupan atau pemompaan dengan tekanan 30 cm air.Tiupan awal tabung dan
sunkup atau pemompaan awal balon sunkup sangat penting untuk membuka alveoli
paru agar bayi bisa mulai bernafas dan menguji apakah jalan nafas bayi terbuka

2. Lihat apakah dada bayi mengembang.

Saat melakukan pemompaan perhatikan apakah dada bayi mengembang. Bila tidak
mengembang, periksa posisi sunkup pastikan tidak ada udara yang bocor, periksa posisi
kepala pastikan posisi sudah sedikit ekstensi, periksa cairan atau lender dimulut bila
masih terdapat lender lakukan penghisapan. Lakukan pemompaan 2 kali, jika dada
mengembang lakukan tahap beriku

3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik untuk tetap berikan waktu rongga dada untuk
mengembalikanke posisi semula diantara tiap tekanan yang diberikan agar jantung
mendapat kesempatan untuk terisi darah kembali.
2.9 Asuhan Keperawatan Asfiksia

A.Pengkajian

1.Biodata

Terdiri dari nama,umur/tanggal lahir,jenis kelamin,agama,anak keberapa,jumlah saudara dan


identitas orang tua.yang lebih ditekankan pada umur bayi Karena berkaitan dengan diagnosa
asfiksia neonatorium.

2.Keluhan utama

Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak sesak nafas

3.Riwayat kehamilan dan Persalinan

Bagaimana proses persalinan,apakah spontan,premature,aterm,letak bayi belakang kaki atau


sungsang.

4.Kebutuhan dasar

a.Pola nutrisi

Pada neonates dengan asfiksia membatasi intake oral,karena organ tubuh terutama
lambung belum sempurna,selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya aspirasi
pneumonia.

b.Pola eliminasi

umumnya klien mengalami gangguan bab karena organ tubuh terutama pencernaan
belum sempurna.

c.Kebersihan diri

Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien,terutama saat bab dan bak
harus diganti popoknya.

d.Pola tidur

Biasanya istirahat tidur kurang karena sesak nafas.

5.Pemeriksaan fisik

a. Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lema,sesak nafas,pergerakkan


tremor,reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi pada stadium pertama
b.tanda-tanda vital

Pada umumnya terjadi peningkatan respirasi

C.Kulit

Pada kulit biasanya terdapat sianosi

d.kepala

Inspeksi:Bentuk kepala bukit,fontanela mayor dan minor masih cekung,sutura belum


menutup dan kelihatan masih bergerak

e.Mata

Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya

f.Hidung

Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping hidung.

g.Dada

Pada dada biasanya ditemukan pernfasan yang irregular dan pernafasan yang cepat

h.Neurology/reflek

Reflek morrow:Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam)

6.Gejala dan tanda

a.Aktifitas :Pergerakan hyperaktif

b.Pernafasan :Gejala sesak nafas ,Tanda:Sianosis

C.Tanda- Tanda vital : gejala hypertermi dan hepotermi tanda : ketidak efektifan Termoregulasi.
B.Diagnosa keperawatan

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d ekspansi yang kurang adekuat.

2. Hepertermi b.d transisi Lingkungan ekstra uterin neonatus

3. Penurunan kardiak out.put b.d

4. Gangguan perfusi jaringan b.d kebutuhan oksigen yang tidak adekuat

5. Intoleransi aktivitas b.d

6. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi yang di alami dan di proses pengobatan

7. Resiko tinggi terjadi infeksi

C. Perencanaan keperawatan

DP.1 Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d ekspansi yang kurang adekuat

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam kebutuhan O2 terpenuy dengan


kriteria tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak sianosis.

No Intervensi Rasional
1 Beri penjelasan pada keluarga Agar keluarga tahu tentang
Tentang penyebab yang di penyebab sesak yang dialami
alam sesak yang di alami oleh bayinya
pasien.
Oleh pasien.

2. Atur kepala bayi dengan Melonggarkan jalan nafas


posisi ekstensi.
.
3. Batasi intake per oral.bila Mencegah aspirasi
perlu di puaskan.

4. Longgarkan jalan nafas Memudahkan untuk bernafas

5. Observasi tanda-tanda Mengetahui tingkat kekurangan O2


kekurangan O2
DP II:Hipertermi BD transisi lingkungan ekstra uterin neonatus

Tujun: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam suhu tubuh kembali normal
dengan kriteria suhu tubuh antara 36,5°c-37,4°c kelembaban cukup

Intervensi :

No Intervensi Rasional
1. Beri penjelasan kepada keluarga Keluarga menjadi tahu tentang
tentang penyebab panas yang di penyebab panas yang di alami
alami oleh bayinya bayinya

2. Berikan pakaian tipis yang mudah Mencegah penguapan yang


menyerap keringat berlebihan

3. Berikan kompres hangat Menurunkan suhu tubuh

4. Observasi tanda-tanda vital Menentukan tindakan keperawatan


terutama suhu tubuh selanjutnya

5. Kolaborasi medis untuk Mendukung perwatan dan


pemberian infus dan obat obatan penatalaksanaan medis
antipiretik
DP III

Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi yang di alami dan proses pengobatan

Tujuan: mendemonstrasikan hilang nya ansietas dan memberikan informasi tentang proses
penyakit, program pengobatan

Intervensi:

No Intervensi Rasional
1. Jelaskan tujuan pengobatan Mengorientasi program pengobatan
pada keluarga

2. Kaji ulang tanda dan gejala Berulangnya memerlukan intervensi


yang memerlukan Evaluasi medik untuk mencegah/menurunkan
cepat potensial komplikasi

3. Kaji ulang praktek Mempertahankan kesehatan umum


kesehatanyang baik istirahat

4. Dorong pasien atau orang Meningkatkan penyembuhan


terdekat yang menyatakan
Masalah atau perasaan

5. Beri penguatan informasi Dapat mencegah kekambuhan


pasien yang telah diberikan
sebelumnya
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.Penanganannyaadalah dengan
tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang
dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :

1.Memastikan saluran terbuka.

2.Memulai pernafasan

3.Mempertahankan sirkulasi

Langkah-langkahresusitasi, meliputi 2 tahap. Tahap pertama adalah langkah awal, dan


tahap kedua adalah ventilasi.

3.2 Saran

Diharapkan dapat lebih proaktif dalam bekerja sama dengan instansi kesehatan, sehingga
apabila terdapat pasien yang perlu segera dirujuk dapat dilakukan rujukan secara cepat dan
tepat dengan harapan pasien dapat segera ditangani.

DAFTAR PUSTAKA
2013.Makalah asfiksia. Asfiksia (http://marsupilami13.blogspot.com/2013/09/makalah-asfiksia-
dan-soap.htm diakses 07 April 2014

Irma. 2012. Makalah askeb neonatus asfiksia neonatorum.Asfiksia


(http://irmawatisyakir.blogspot.com/2012/11/makalah-askeb-neonatus-asfiksia.html. diakses 07
April 2014

Tia. 2010. Makalah asfiksia neonatorum.

Asfiksia(http://cewexsweetiya.blogspot.com/2010/11/makalah-asfiksia-neonatorum.html.
diakses 07 April 2014

Allen Carol Vestal,1998,Memahami proses keperawatan,EGC:Jakarta

Ilyas Jumlarni,1995,Diagnosa Keperawatan ,EGC:Jakarta

Aliyah Anna,dkk 1997,Resusitasi Neonatal Perkumpulan perinatology Indonesia


(Perinasia):Jakarta

Anda mungkin juga menyukai