HENNY HERAWATI
LAYOLLA VIOLA
MELDA KESI INDRIANI
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karuniaNyalah, makalah yang berjudul “Asfiksia Pada Bayi Bari Lahir Dan
Penanganannya”ini bisa diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kulia Teknologi Informasi dalam Kebidanan. Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk
menambah pengetahuan tentang asfiksia pada bayi baru lahir dan penanganannya agar
dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada neonatus,sehingga dengan
mengetahui penanganannya yang benar, seorang tenaga kesehatan dapat segera mengambil
tindakan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan neonatus yang optimal.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat
dalam proses penulisannya, yang senantiasa memotivasi.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis
telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis
menyadari makalah inibelumlah sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapakan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian....................................................................................................3
2.5 Diagnosis....................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................20
3.2Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21
BAB 1 PENDAHULUAN
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus
danhipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan
persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Akibat kurangnya daya angkut oksigen untuk paru –paru sehingga jantung neonatus
tersebut tidak bekerja secara optimal yang akibatnya aliran darah tidak dapat disalurkan
ke otak yang kemudian menimbulkan kerusakan otak karena otak tidak dapat melakukan
metabolisme sel dan jaringan.Sehingga tidak terjadi pembentukan sel dan jaringan dalam tubuh
neonatus karena tidak ada bahan (oksigen ) untuk melakukan metabolisme.Menurut WHO,
setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi,
sebanyak 57% meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Dikatakan usia
dibawah 1 bulan karena dalam usia tersebut bayi dan organ –organ bayi masih dalam masa
pengadaptasian dengan lingkungan barunya yang tidak lagi dalam kandungan ibu. Setiap 6
menit terdapat 1 neonatus yang meninggal. Penyebab kematian neonatal di Indonesia
adalah berat bayi lahir rendah 29%, asfiksia 27%, trauma lahir, tetanus neonatorum,
infeksi lain, dan kealainan congenital.
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayibaru lahirdan penanganan segera , meliputi pelayanan antenatal yang
berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal oleh
tenaga professional.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia secara
komprehensif
Tujuan Khusus
2.1 Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir setelah persalinan tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Akibat kurangnya daya angkut oksigen untuk paru –paru
sehingga jantung neonatus tersebut tidak bekerja secara optimal yang akibatnya aliran
darah tidak dapat disalurkan ke otak yang kemudian menimbulkan kerusakan otak karena
otak tidak dapat melakukan metabolisme sel dan jaringan.Sehingga tidak terjadi
pembentukan sel dan jaringan dalam tubuh neonatus karena tidak ada bahan (oksigen )
untuk melakukan metabolisme.
Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahirmisalnya , umumnya akan mengalami
asfiksiapada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu
hamilseperti kurang tercukupinya nutrisi ibu hamil, kelainan tali pusatyang merupakat alat untuk
bernapas bayi selama dalam kandungan atau bisa karena lilitan tali pusat pada bayi sehingga
bayi tidak dapat bernafas, atau masalah yang mempengarui kesejahteraan bayi selama
atau sesudah persalinanmisalnya nutrisi bayi yang tidak tercukupi .
Asfiksia neonatorumadalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas, sehingga dapat
menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 dalam paru karena pengembangan paru
bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan
pernafasan teratur. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari
ibu ke janinyang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut setelah
dilahirkan misalnya kematian bayi karena tubuh bayi akan mengeluarkan zat arang dari
tubuh bayi akibat banyaknya CO2 dalam tubuh bayi.
2.2 Penyebab Terjadinya Asfiksia Bayi Baru Lahir
1.Faktor Ibu
a.Preeklamsiadan eklamsia.
c.Partus lama atau partus macet.Partus lama dan partus karena tindakan dapat berpengaruh
terhadap gangguan paru-parukarena gangguan aliran darah uterus dapat mengurangi aliran
darah pada uterus yang menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan janin.
d.Demam selama persalinan.Demam ini bisa diakibatkan karena infeksi yang terjadi selama
proses persalinan. Infeksi yang yang terjadi tidak hanya bersifat lokal tetapi juga
sistemik. Artinya kuman masuk peredaran darah ibu dan mengganggu metabolisme tubuh
ibu secara umum. Sehingga terjadi gangguan aliran darah yang menyebabkan terganggunya
pasokan oksigen dari ibu ke janin.
f.Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.Karena pad usia ibu yang seperti ini
akan beresiko mengakibatkan gawat janin , ini terjadi karena rahim ibu tidaksiapdiisi janin.
Gawat janin ini seperti asfiksia pada bayi.
g.Gravidaempat atau lebih. Untuk kehamilan keempat atau lebih ini merupakan kehamilan
yang rawan. Sehingga besar kemungkinan terjadi sesuatu yang buruk pada janin. Yang juga
menyebabkan gawat janin karena gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke janin berkurang yang kemudian terjadi gawat janin sehingga janin
mengalami asfiksia.
2.Faktor Bayi
.b.Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ektraksi vakum, porsef)
a.Lilitan tali pusat.Menyebabkan gangguan aliran darah pada tali pusat. Yang kita ketahui
bahwa darah dalam tubuh membawa oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh
c.Simpul tali pusat.Karena tekanan tali pusat yang kuat menyebabkan pernafasan pada janin
terhambat
2.3 Gejala klinis
Bayi yang mengalami kekurangan O2akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode
yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung
juga menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang secara barangsur-angsur dan
memasuki periode apnue primer.Gejala dan tanda asfiksia neonatorum yang khas antara
lain meliputi pernafasan cepat, pernafasan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.
6.Pernafasan terganggu
Kemungkinan komplikasi yang muncul Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara
lain :
a.Edema otak & Perdarahan otakPada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung
yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun
akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat
terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.
b.Anuria atau oliguriaDisfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia,
keadaan ini dikenalistilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan
perubahan sirkulasi.
c.Kejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas
dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2
hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
d.Koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan
koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahanpadaotak.Koma terjadi
karena gangguan pengaliran darah menuju otak sehingga otak tidak mendapatkan asupan
oksigen untuk melakukan metabolisme.
Pencegahan yang komprehensif dimulai dari masa kehamilan, persalinan dan beberapa saat
setelah persalinan. Pencegahan berupa :
b)Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap pada kehamilan yang
diduga berisiko bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum untuk penangan segera agra tidak
terjadi kematian ibu dan bayi.
d)Melakukan pemantauan yang baik terhadap kesejahteraan janin dan deteksi dini
terhadap tanda-tanda asfiksia fetal selama persalinan dengan kardiotokografiuntuk
mengontrol pernafasan bayi.
Yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis
anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda
gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatiankarena faktor –faktor ini dapat dilihat ,
yang berperan sebagai indikator asfiksia pada bayi yaitu :
10Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi
kepala menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air
ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal
itu dapat dilakukan dengan mudah.
Pada Bayi Baru Lahir Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai
bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif berlangsung melalui rangkaian
tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.Penilaian
untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu
1.Penafasan
2.Denyut jantung
3.Warna kulit
Karena ketiga tanda ini yang dapat diamati ketika bayi mengalami asfiksia. Nilai apgar
tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai
jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas
atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk
tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP).
Dalam praktek, menentukan tingkat asfiksia bayi dengan tepat membutuhkan pengalaman
dan observasi klinis yang cukup. Pada tahun lima puluhan digunakan kriteria ‘breathing
time’dan ‘crying time’ untuk menilai keadaan bayi. Kriteria ini kemudian ditinggalkan, karena
tidak dapat memberikan informasi yang tepat pada keadaan tertentu sehingga sekarang
menggunakan skor apgar.
Skor apgar biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada saat bayi telah
diberi lingkungan yang baik serta telah melakukan pengisapan lendir dengan sempurna.
Skor apgar 1 menit ini menunjukkan beratnya sfiksia yang diderita dan baik sekali sebagai
pedoman untuk menentukan secara resusitasi. Apgar perlu pula dinilai setelah 5 menit
bayi lahir, karena hal ini mempunyai korolasi yang erat dengan morbiditas dan mortalitas
neonatal (Drage, 1966).
2.7 Dampak Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir
1.Otak : Ensepalo hipoksis iskemik (EHI)/ kerusakan otak karena kekurangan kadar
oksigen dan penimbunan karbondioksidasehingga otak tidak dapat mekukan metabolisme
untuk sel dan jaringan pada tubuh bayi.
2.Ginjal : Gagal ginjal akutkarena tidak terjadi metabolisme dalam tubuh sehingga
fungsiginjal menjadi abnormal. Perinatal hipoksemia menyebabkan penurunan aliran darah ke
ginjal akibat vasokonstriksi renal dan penurunan laju filtrasi glomerulus. Selain itu juga
terjadi aktivitasi sistem renin angiotensin-aldosteron dan sistem adenosin intrarenal yang
menstimulasi pelepasan katekolamin dan vasopresin. Semua faktor ini akan mengganggu
hemodinamik glomeruler.
3.Jantung : Gagal jantungakibat gangguan aliran darah sehingga jantung tidak dapat memompa
darah ke seluruh tubuh .Disfungsi miokard dan penurunan kontraktilitas, syok kardiogenik,
gagal jantung. Bayi dengan hipotensi dan curah jantung yang rendah akan mengalami
gangguan autoregulasi otak sehingga risiko kerusakan otak karena hipoksi-iskemi meningkat.
4.Saluran cerna : EKN= Entero kolitis Nekrotikans/ NEC= Nekrotizing entero.hal ini
disebabkanproliferasi bakteri ke dalam mukosa usus yang mengalami asfiksiadaniskemia
5. paru : faktor penyebab keluarnya mekonium adalah stress intrauterin seperti hipoksia,
asfiksia, dan asidosis.Asfiksiameyebabkan peningkatan peristalticgastrointestinal dan
relaksasi tonus otot spinkter ani, sehingga terjadi pengeluaran mekonium. Apabila fetus
mengalami gasping intrauterine, makaterjadilah aspirasi mekonium.
Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia
berat menjadi keadaan yanglebih baik dapat bernafas atau menangis spontan dan denyut jantung
menjadi teratur, resusitasi yang efektif dapat dihasilkan bila ada tenaga yang terampil, tim
yang bekerja baik dan pemahaman fisiologis dasar asfiksia. Resusitasi Tindakan resusitasi
bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu:
1.Memastikansaluran terbuka
a.Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
2.Memulai pernafasan
b.Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut
(hindari paparan infeksi).
3.Mempertahankan sirkulasi
b.Kompresi dada
c.Pengobatan
Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, keduafaktor utama
yang perlu dilakukan adalah :
1.Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjatanpa
diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan
meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
2.Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara
lain :
b.Oksigen
c.Alat pengisap
e.Alat intubasi
f.Obat-obatang.
1.Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus rnerupakan tim
yang hadir pada setiap persalinan.
2.Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan,
tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien
3.Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu tim yang
terkoordinasi.
4.Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya ditentukan
khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
5.Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap pakai.
Setiap melakukan tindakan atau langkahharus didahului dengan persetujuan tindakan medic
sebagai langkah klinik awal. Langkah klinik awal ini meliputi :
1.Siapa ayah atau wali pasien, sebutkan bahwa ada petugas yang diberi wewenang untuk
menjelaskan tindakan pada bayi.
4.Pastikan ayah pasien memahami berbagai aspek penjelasan diatas.5.Buat persetujuan tindakan
medic, simpan dalam catatan medik.
1. TAHAP I: LANGKAH AWAL
Langkah awal diselesaikan dalam 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 5 langkah awal
dibawah ini cukup untuk merangsang bayi bernafas spontan dan teratur. Langkah tersebut
meliputi :
2.Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut terbuka, potong tali pusat.
2.Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, tidak pada waktu
memasukkan
2.Lakukan rangsang taktil dengan caramenepuk atau menyentil telapak kaki atau
menggosok punggung, perut,dada,tungkaibayi dan telapak tangan untuk megetahui
respon bayi.
1.Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya.Selimuti bayi dengan kain
kering tersebut, jangan menutupi muka,dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi.
2.Atur kembali posisi bayi sehingga kepala sedikit ekstensi.
1.Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-
megap.
II.TAHAP II : VENTILASI
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara
kedalam paru-paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas
spontan dan teratur.Langkah-langkahnya :
1.Pasang dan pegang sunkup agar menutupi mulut, hidung dan dagu bayi.
1.Lakukan tiupan atau pemompaan dengan tekanan 30 cm air.Tiupan awal tabung dan
sunkup atau pemompaan awal balon sunkup sangat penting untuk membuka alveoli
paru agar bayi bisa mulai bernafas dan menguji apakah jalan nafas bayi terbuka
Saat melakukan pemompaan perhatikan apakah dada bayi mengembang. Bila tidak
mengembang, periksa posisi sunkup pastikan tidak ada udara yang bocor, periksa posisi
kepala pastikan posisi sudah sedikit ekstensi, periksa cairan atau lender dimulut bila
masih terdapat lender lakukan penghisapan. Lakukan pemompaan 2 kali, jika dada
mengembang lakukan tahap beriku
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik untuk tetap berikan waktu rongga dada untuk
mengembalikanke posisi semula diantara tiap tekanan yang diberikan agar jantung
mendapat kesempatan untuk terisi darah kembali.
2.9 Asuhan Keperawatan Asfiksia
A.Pengkajian
1.Biodata
2.Keluhan utama
4.Kebutuhan dasar
a.Pola nutrisi
Pada neonates dengan asfiksia membatasi intake oral,karena organ tubuh terutama
lambung belum sempurna,selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya aspirasi
pneumonia.
b.Pola eliminasi
umumnya klien mengalami gangguan bab karena organ tubuh terutama pencernaan
belum sempurna.
c.Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien,terutama saat bab dan bak
harus diganti popoknya.
d.Pola tidur
5.Pemeriksaan fisik
C.Kulit
d.kepala
e.Mata
f.Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping hidung.
g.Dada
Pada dada biasanya ditemukan pernfasan yang irregular dan pernafasan yang cepat
h.Neurology/reflek
C.Tanda- Tanda vital : gejala hypertermi dan hepotermi tanda : ketidak efektifan Termoregulasi.
B.Diagnosa keperawatan
6. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi yang di alami dan di proses pengobatan
C. Perencanaan keperawatan
Tujuan :
No Intervensi Rasional
1 Beri penjelasan pada keluarga Agar keluarga tahu tentang
Tentang penyebab yang di penyebab sesak yang dialami
alam sesak yang di alami oleh bayinya
pasien.
Oleh pasien.
Tujun: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam suhu tubuh kembali normal
dengan kriteria suhu tubuh antara 36,5°c-37,4°c kelembaban cukup
Intervensi :
No Intervensi Rasional
1. Beri penjelasan kepada keluarga Keluarga menjadi tahu tentang
tentang penyebab panas yang di penyebab panas yang di alami
alami oleh bayinya bayinya
Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi yang di alami dan proses pengobatan
Tujuan: mendemonstrasikan hilang nya ansietas dan memberikan informasi tentang proses
penyakit, program pengobatan
Intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Jelaskan tujuan pengobatan Mengorientasi program pengobatan
pada keluarga
3.1 Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.Penanganannyaadalah dengan
tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang
dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
2.Memulai pernafasan
3.Mempertahankan sirkulasi
3.2 Saran
Diharapkan dapat lebih proaktif dalam bekerja sama dengan instansi kesehatan, sehingga
apabila terdapat pasien yang perlu segera dirujuk dapat dilakukan rujukan secara cepat dan
tepat dengan harapan pasien dapat segera ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
2013.Makalah asfiksia. Asfiksia (http://marsupilami13.blogspot.com/2013/09/makalah-asfiksia-
dan-soap.htm diakses 07 April 2014
Asfiksia(http://cewexsweetiya.blogspot.com/2010/11/makalah-asfiksia-neonatorum.html.
diakses 07 April 2014