Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INFEKSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah
Dosen Pengampu : Russiska S.ST.MKM

Disusun Oleh :

1. Cici Ni’mal Maula CBR0190007

2. Evi Oktaviani CBR0190012

3. Irawati CBR0190013

4. Reza Sri Lestari CBR0190018

5. Siti Nurlela CBR0190021

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah dengan judul “INFEKSI”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Russiska S.ST.MKM selaku
dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
tugas yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kuningan, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii

Daftar Isi............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Definisi Infeksi ............................................................................................ 3

2.2 Klasifikasi Infeksi ....................................................................................... 4

2.3 Etiologi Terjadinya Infeksi ......................................................................... 6

2.4 Penyebab Infeksi ......................................................................................... 7

2.5 Pembagian Infeksi ....................................................................................... 8

2.6 Pencegahan Infeksi ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP................................................................................................... 9

3.1 Simpulan ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di
luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Namun, banyak masalah
pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian
biokimia dan faali.

Masalah pada neonatus ini biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta
kurangnya perawatan bayi baru lahir.

Infeksi merupakan salah satu penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada bayi
baru lahir. Sepsis berhubungan dengan angka kematian 13% - 50% dan kemungkinan
morbiditas yang kuat pada bayi yang bertahan hidup. (Fanaroff & Martin, 1992). Infeksi
pada neonatus di negeri kita masih merupakan masalah yang gawat. Di Jakarta terutama
di RSCM, infeksi merupakan 10 – 15% dari morbidilitas perinatal.

Infeksi pada neonatus merupakan sebab yang penting terhadap terjadinya morbiditas
dan mortalitas selama periode ini. Lebih kurang 2% janin dapat terinfeksi in utero dan
10% bayi baru lahir terinfeksi selama persalinan atau dalam bulan pertama kehidupan.
(Rachma, 2005).

Angka kejadian infeksi neonatorum masih cukup tinggi dan merupakan penyebab
kematian utama pada neonatus. Hal ini dikarenakan neonatus rentan terhadap
infeksi.Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit
immunitas masih rendah. Immunoglobulin yang kurang efisien dan luka umbilikus yang
belum sembuh. Bayi dengan BBLR lebih mudah terkena infeksi neonatorum. Tindakan

1
invasif yang dialami neonatus juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi nasokomial.
(Surasmi, 2003).

Infeksi pada Bayi Baru Lahir (BBL) sering sekali menjalar ke infeksi umum sehingga
gejala umum tidak menonjol lagi. Beberapa gejala tingkah laku BBL tersebut di atas
adalah malas minum, gelisah atau mungkin tampak letargi, frekuensi pernafasan
meningkat, berat badan tiba-tiba menurun, muntah dan diare.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan infeksi pada neonatus ?
1.2.2 Apasaja klasifikasi infeksi pada neonatus ?
1.2.3 Bagaimana etiologi terjadinya infeksi ?
1.2.4 Apasaja penyebab infeksi ?
1.2.5 bagaimana pembagian infeksi ?
1.2.6 Bagaimana pencegahan infeksi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan infeksi pada neonatus

1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi infeksi pada neonatus

1.3.3 Untuk mengetahui etiologi terjadinya infeksi

1.3.4 Untuk mengetahui penyebab infeksi

1.3.5 Untuk mengetahui pembagian infeksi

1.3.6 Untuk mengetahui pencegahan infeksi

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan yang


memberikan banyak manfaat bagi ilmu kebidanan dan juga untuk mengembangkan
keilmuan khususnya bidang kebidanan, yakni pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah sehingga para mahasiswa calon bidan nantinya dapat
memberikan asuhan kebidanan yang optimal, khususnya mengenai masalah yang lazim
terjadi pada neonatus yakni salah satunya infeksi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infeksi

Infeksi dalam kamus kedokteran merupakan penebusan dan penggandaan di dalam


tubuh dari organisme yang hidup ganas seperti bakteri, virus, dan jamur. Sedangkan
infeksi perinatology yaitu infeksi yang terjadi pada neonates, terjadi pada masa prenatal,
intranatal dan post natal. Infeksi pada neonates lebih sering ditemukan pada BBLR dan
pada bayi yang lahir di rumah sakit.

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa neonatal,
intranatal dan postnatal. Infeksi neonatorum atau infeksi adalah infeksi bakteri umum
generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan, yang menyebar ke
seluruh tubuh bayi baru lahir. Infeksi adalah sindrom yang di karakteristikan oleh tanda-
tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang kea rah
septisemia dan syok septik. Infeksi merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang
menyebar melalui darah dan jaringan lain. Infeksi terjadi pada kurang dari 1% bayi baru
lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.

Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya
kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih dari 50%
kasus. Infeksi mulai timbul dalam waktu 6jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan
muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Infeksi yang baru timbul dalam waktu 4 hari
atau lebih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di
rumah sakit).

Macam-macam infeksi pada neonatus:

a. Tetanus neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit yang disebabkan Clostridium tetani, yaitu
bakteri yang dapat menghasilkan racun yang dapat menyerang otak dan sistem saraf
pusat.. Penyakit yang terjadi pada masa neonatal (bayi usia < 28 hari). Risiko bayi
menderita tetanus neonatorum juga dapat meningkat karena ibunya tidak terlindungi
oleh vaksin tetanus toxoid (TT) selama masa kehamilan.
b. CMV

3
Infeksi kongenital sitomegalovirus (cytomegalovirus/CMV) merupakan salah satu
infeksi virus paling umum yang menyebabkan infeksi kongenital. CMV
ditransmisikan melalui kontak dengan individu yang membawa infeksi CMV.
Penyebab utama transmisi virus keibu hamil atau wanita muda usia produktif ialah
dari anak kecil usia pra sekolah yang bermain atau dekat dengan wanita tersebut,
namun dapat juga berasal dari pasangan atau kontak seksual.5,6 Transmisi dapat
berasal dari semua cairan tubuh seperti urin, cairan semen, ludah, air mata, cairan
serebrospinal, air susu ibu (ASI), transfusi darah, atau dari transplantasi organ.
Transmisi CMV juga dapat terjadi secara fetomaternal selama hamil, saat persalinan,
dan paparan pasca natal. Infeksi kongenital CMV dapat menunjukkan gejala atau
tidak pada bayi baru lahir. Gejala terinfeksi CMV pada bayi yaitu kuning (62%),
hepatosplenomegali (50%), dan petekie (58%) yang merupakan trias klasik pada
bayi dengan infeksi kongenital CMV; gejala tersebut sering ditemukan pada bayi
baru lahir dengan pertumbuhan terhambat dan seringkali prematur. Transmisi
intrauterin merupakan jalur utama transmisi yang dapat memberikan sekuele
neurologis
c. Virus herpes simplex
Neonatal herpes simplex virus infection (infeksi virus herpes pada bayi baru lahir)
adalah infeksi virus herpes simplex (HSV) yang didapat oleh bayi baru lahir dari ibu
selama kehamilan atau persalinan. Infeksi virus ini mengenai 1dari 3.200-10.000bayi
yang lahir hidup. Meski peluangnya kecil dampak infeksi ini termasuk besar.
Diantaranya kematian dan kecatatan yang berat, serta menyebabkan bayi memiliki
kelainan fisik permanen
2.2 Klasifikasi Infeksi
Pembagian infeksi menurut waktu terjadinya (Sembiring, 2019) :
a. Infeksi dini
Infeksi dini terjadi dalam tujuh hari pertama kehidupan. Biasanya didapat dari
organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion.
b. Infeksi lanjutan
Terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
Biasanya didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang
ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi.

Pembagian infeksi menurut besarnya masalah (Saifuddin, 2014)

4
a. Infeksi berat
1) Sepsis Neonatorum
Sepsis Neonatorum adalah sindrom klinis yang timbul akibat respon Systemic
Imflamatory Respons Syndrome (SIRS) yang terjadi akibat infeksi bakteri, virus,
jamur ataupun parasit yang timbul pada 1 bulan pertama. Anamnesis yang
dilakukan untuk menegakkan diagnose bayi mengalami sepsis yaitu tergantung
faktor risiko mayor dan faktor risiko minor (RSUD Wangaya, 2018).
2) Meningitis
Meningitis biasanya didahului sepsis dan disertai dengan kejang, fontanel
menonjol, kaku kuduk dan opistotonus. Setiap pasien sepsis harus dilakukan
lumbal punksi. Dalam melakukan lumbal punksi penilaian likuor serebrospinal
sangat menentukan derajat infeksi. Jika jumlah sel lebih dari 20 per mm3 dan hasil
nonne dan pandy positif, dokter bisa menegakkan diagnosameningitis (Manuaba,
2012).
3) Pneumonia
Diagnosis pneumonia ditegakkan dengan pemeriksaan radiologi thoraks. Tanda
dan gejala sangat khas yaitu bayi batuk, sesak nafas, kesulitan nafas, dan tampak
lemah (Manuaba, 2012).
4) Diare
Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali perhari
dan berubahnya konsistensi menjadi lunak atau bahkan cair dengan atau tanpa
darah dan atau lendir berlangsung kurang dari minggu (RSUD Wangaya, 2018).
5) Tetanus Neontorum
Penyebab penyakit ini ialah clostridium tetani. Masa inkubasi biasanya tiga
sampai 10 hari. Gejala permulaan ialah kesulitan minum karena terjadi trismus.
Mulut mencucu seperti ikan sehingga tidak dapat minum dengan baik. Kemudian
dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang umum. Leher menjadi kaku dan
dapat terjadi opistotonus, disertai dengan suhu yang meningkat (Saifuddin, 2014).
b. Infeksi ringan
1) Omfalitis
Ujung pusat seringkali kena infeksi staphylococcus aureus biasanya
mengeluarkan nanah dan sekitarnya merah serta ada edeme. Pada keadaan yang
berat infeksi dapat menjalar ke hepar melalui ligamentumdan menyebabkan abses
yang berlipat ganda (Saifuddin, 2014).

5
2) Moniliasis
Kandida albikans merupakan jamur yang sering ditemukan pada bayi. Infeksi
mula mula terdapat dimulut kemudian di esofagus dan ditraktus digestifus. Jika
terjadi seperti ini bisa menyebabkan diare (Saifuddin, 2014).
2.3 Etiologi
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagau bakteri seperti Escherichia coli,
pseudomonas coccus gonococcus. Infeksi ini bisa terjadi pada saat antenatal, intranatal,
dan postnatal.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga
kelompok, yaitu :
1.      Faktor Maternal
a. Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan
terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang
berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya
padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari
pada bayi berkulit putih.
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang
dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal.
d. Ketuban pecah dini (KPD)
e. Prosedur selama persalinan.
2.      Faktor Neonatatal
a. Prematurius berat
Badan bayi kurang dari 1500 gram merupakan faktor resiko utama untuk sepsis
neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup
bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh
terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus
menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga
melemahkan pertahanan kulit
b. Defisiensi imun.
Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap
streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta
dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut,

6
aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi
sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan
penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin,
menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
c. Laki-laki dan kehamilan kembar.
3.      Faktor Lingkungan
a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan
prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan
tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin
terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan resiko pada
neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga
menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat
ganda.
c. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme
yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak
tangan.
d. Pada bayi yang minum asi, spesies lactbacillus dan e.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh e.colli.
2.4 Penyebab Infeksi
a. Infeksi bacterial
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti escherichia coli,
pseudomonas pyocyaneus, lensielia, staphylococcus aureus, dan coccus gonococcus
(Sembiring, 2019).
b. Infeksi virus
Yang sering menyebabkan infeksi kongenital/transplasenta antara lain Cytomegalo
Virus (CMV), rubella, parvo virus, HIV. Sedangkan yang sering menyebabkan
infeksi yang didapat antara lain herpes simplex virus, varicella-zoster virus,
hepatitis, Respiratory Syncial Virus (RSV) (Sembiring, 2019).
c. Infeksi parasit / jamur
Sering disebabkan oleh kandida yang dapat bersifat infeksi lokal maupun sistemik,
infeksi biasanya adalah infeksi yang didapat. Infeksi kongenital yang sering

7
ditemukan adalah toxoplasma dan syphilis, keduanya sering menimbulkan
kelainan/cacat kongenital (Sembiring, 2019).
2.5 Pembagian Infeksi
a. Infeksi dini
Terjadi 7 hari pertama kehidupan
Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu atau cairan amnion,
biasanya fulminan dengan angka moralitas tinggi.
b. Infeksi lanjutan/nosocomial
Yaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca
lahir. Karakteristik : didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan
organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering
mengalami komplikasi.
2.5 Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus pada bayi karena bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan
penolong untuk melakukan tindakan untuk pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.
c. Memastikan semua peralatan, termasuk klem, gunting, dan benang tali pusat telah
disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang
bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu
bayi.
d. Memastikan timbangan, thermometer, stetoskop yang akan bersentuhan dengan bayi
dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setelah digunakan).
e. Mengajurkan ibu menjaga kebersihan, terutama payudaranya, dengan mandi setiap hari
(puting susu tidak boleh disabun).
f. Membersihkan bagian wajah maupun badan bayi dengan air bersih, hangat, dan sabun
setiap hari.
g. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang
memegang bayi sudah mencuci tangan sebelumnya (Setiyani dkk, 2016).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi neonatorum atau infeksi adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya
terjadi pada bulan pertama kehidupan, yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.
Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagau bakteri seperti Escherichia coli,
pseudomonas coccus gonococcus. Infeksi ini bisa terjadi pada saat antenatal, intranatal,
dan postnatal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., Marhaeni, G. A., & SKM, M. (2017). Asuhan Kebidanan
Neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Penerbit Andi.

Dwienda, O., Maita, L., Saputri, E. M., & Yulviana, R. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta:
Deepublish.

Menghindari dan Mengatasi TORCH (Toksoplasma Rubella


CMV. (2014). (n.p.): Kepustakaan Populer Gramedia.

Rampengan, N. H. (2015). Diagnosis infeksi sitomegalovirus pada bayi dan anak. JURNAL


BIOMEDIK: JBM, 7(3).

Sembiring, J. B. (2019). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Deepublish.

Tantijati, L., & Bantas, K. (2006). Faktor-faktor Prognosis Kematian Tetanus Neonatorum di
RS Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 1(2), 51-56.

10

Anda mungkin juga menyukai