Anda di halaman 1dari 20

Konsep Dasar Keperawatan 2

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

Dosen Pengampu :
Ibu Ns. Rika Harini, M.Kep., Sp.Kep.An

Disusun Oleh :
Adfa reza safitri
Dadang Sutrisna
Eva Mariska
Intan Widuri

STIKes MEDISTRA INDONESIA


S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Cut Mutia No.88A, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu,
Kota Bks, Jawa Barat 17113
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan
pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “pengkajian kasus tentang Dx TBC” . Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Ns. Rika Harini, M.Kep.,
Sp.Kep.An pada bidang studi Keperawan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang kebutuhan oksigenasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Rika Harini, M.Kep., Sp.Kep.An
selaku dosen bidang studi Keperawatn anak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
Bekasi, januari 2021

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I  PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusah Masalah ............................................................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................
1.4 Manfaat ............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
2.1 Defenisi ............................................................................................................................
2.2 Etiologi .............................................................................................................................
2.3 Tanda dan gejala ..............................................................................................................
2.4 Pathofisiologi ...................................................................................................................
2.5 Penatalaksanaan dan pengobatan .....................................................................................
2.6 Asuhan Keperawatan .......................................................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................


Kesimpulan ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siapa yang tidak kenal dengan tuberkulosis (TB). Penyakit ini kian populer dalam
beberapa waktu dengan slogan baru yang disandangnya, “TB: Bukan Batuk Biasa”.
Beberapa orang awam mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan penyakit flek paru.
Meski usang, tapi penyakit ini masih belum bisa juga dibasmi di muka bumi. Sampai-
sampai, TB pun memiliki hari peringatan sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret.
Dengan adanya hari peringatan itu, tentu diharapkan dunia aware terhadap penyakit ini.
TB bukanlah penyakit yang hanya dapat diderita orang dewasa. Anak-anak pun
terancam. Anak sangat rentan selama tahun pertama dari tiga tahun kehidupan selama dan
segera setelah pubertas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih
dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. Disinilah
masalah mulai muncul. Insiden yang terus merangkak tidak disertai dengan kemudahan
menegakkan diagnosis sedini mungkin. Demikian papar Prof Dr. dr. Cissy B
Kartasasmita, SpA(K) dalam The 2007 National Symposium Update on Tuberculosis and
Respiratory Disorders, Bandung, 23-25 Maret 2006. Pada orang dewasa, diagnosis pasti
ditegakkan apabila menemukan kuman M. tuberculosis dalam sputum/dahak. Akan tetapi,
anak-anak sangat sulit bila diminta untuk mengeluarkan dahak. Bila pun ada, jumlah
dahak yang dikeluarkan tidak cukup. Jumlah dahak yang cukup untuk dilakukan
pemeriksaan basil tahan asam adalah sebesar 3-5 ml, dengan konsistensi kental dan
purulen.
Masalah kedua adalah jumlah kuman M. tuberculosis dalam sekret bronkus anak lebih
sedikit daripada orang dewasa. Hal itu dikarenakan lokasi primer TB pada anak terletak di
kelenjar limfe hilus dan parenkim paru bagian perifer. BTA positif baru dapat dilihat bila
minimal jumlah kuman 5000/ml dahak. Selain itu, gejala klinis TB pada anak tidak khas.
Hal-hal tersebutlah yang sering membuat kita misdiagnosis atau overdiagnosis. Gejala TB
pada anak sangat bervariasi dan tidak saja melibatkan organ pernafasan melainkan
banyak organ tubuh lain seperti kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ
lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu TBC?


2. Mengapa sesorang bisa terkenaTBCpneumonia?
3. Apa yang menyebabkan seseorang terkena TBC?
4. Bagaimana tanda serta gejala dari TBC?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan serta diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus
TBC?

1.3 TUJUAN
1.    Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengalaman nyata mengenai penerapan asuhan keperawatan pada
anak dengan TB paru
2.      Tujuan khusus
a.       Mampu melakukan pengakajian pada pasien anak TB paru
b.      Mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien anak TB paru
c.       Mampu membuat perencanaan keperawatan pada pasien anak TB paru
d.      Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien anak TB paru
e.       Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak TB paru
f.       Mampu membuat dokumentasi yang ditujukan untuk institusi Rumah Sakit

1.4 MANFAAT

1. Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan


khususnya pneumonia
2. Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien dengan TBC dan
penatalaksanaan masalah keperawatan
3. Dengan makalah ini diharapkan supaya para pembaca bisa lebih mengenal terhadap
tanda dan gejala yang berhubungan dengan Pneumonia.
Bab II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculusis dan micobacterium bovis( Ngastiyah. 2005).
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikrobakterium
tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainya (Maryunani anik. 2010).
2.2 ETIOLOGI
Tuberkulosis anak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
percikan dahak (droplet nuclei) yang dibatukkan.( Ngastiyah. 2005)

Berdasarkan tipe infeksi, Tuberkulosis pada anak dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1.      Infeksi primer.
TBC paru primer (infeksi pertama dengan bakteri TBC). Pada anak yang
usianya lebih dewasa, biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala, dan hasil foto
rontgen dada tidak terlihat adanya tanda infeksi. Sangat jarang terjadi pembengkakan
kelenjar limfe dan kemungkinan sedikit batuk.
Infeksi primer ini biasanya sembuh dengan sendirinya karena anak telah
membentuk kekebalan tubuh selama periode waktu 6 hingga 10 minggu. Namun pada
beberapa kasus, jika tidak ditangani dengan benar, infeksi ini dapat berkembang
menjadi penyakit dan menyebar ke seluruh paru-paru (disebut TBC progresif).
( Maryunani anik. 2010)
2.      Infeksi progresif (TB progresif)
Infeksi primer yang berkembang menjadi penyakit dan menyebar ke seluruh paru-
paru, atau ke organ tubuh lainnya. Hal ini ditandai dengan demam, kehilangan berat
badan, kelelahan, kehilangan selera makan, kesulitan bernafas, dan batuk.
( Maryunani anik. 2010)
3.      Infeksi reaktivasi (TB reaktivasi)
Dalam hal ini infeksi primer sudah teratasi, namun bakteri TBC masih dalam
keadaan tidur atau hibernasi. Ketika kondisi memungkinkan (misalnya kekebalan
tubuh menurun), bakteri menjadi aktif. TBC pada anak yang lebih tua dan orang
dewasa mungkin saja termasuk tipe ini. Gejala yang paling jelas adalah demam terus-
menerus, diiringi dengan keringat pada malam hari. Kelelahan dan kehilangan berat
badan juga mungkin terjadi. Jika penyakit bertambah parah dan terbentuk lubang-
lubang pada paru-paru, penderita TBC akan mengalami batuk dan mungkin terdapat
darah pada produksi air liur atau dahak. ( Maryunani anik. 2010)
2.3 TANDA DAN GEJALA
Gejala umum:
1.      Batuk terus menerus lebih dari 4 minggu atau lebih dengan atau tanpa sputum
2.       Badan lemah
3.       Gejala flu
4.       Demam derajat rendah
5.      Nyeri dada
Gejala yang sering jumpai:
1.      Dahak bercampur darah
2.     Batuk darah
3.      Sesak nafas dan rasa nyeri dada
4.      Badan lemah, nafsu makan menurun

2.4 Patofisiologi
Penyakit tuberkulosis pada anak terdiri atas :
1. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di
alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil
berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan
peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar
limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer predileksinya
disemua lobus, 70% terletak subpelura. Fokus primer dapat mengalami
penyembuhan sempurna, kalsifikasi atau penyebaran lebih lanjut. Waktu antara
terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6
minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya
reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman
TBC2. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman
persister atau dormant (tidur). Kadang kadang daya tahan tubuh tidak mampu
menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TBC. Masa inkubasi, yaitu waktu yang
diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
( Maryunani anik. 2010)
2. TBC Pasca Primer (Post Primary TBC)
TBC pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV
atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari TBC pasca primer adalah kerusakan
paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.( Maryunani anik)
2.5 PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN
1. Rifampisin, dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari, diberikan satu kali sehari per oral,
diminum dalam keadaan lambung kosong, diberikan selama 6-9 bulan
2. INH (isoniazid), bekerja bakterisidal terhadap basil yang berkembang aktif
ekstraseluler dan basil didalam makrofag. Dosis INH 10-20/kgBB/hari per oral, lama
pemberian 18-24 bulan
3. Pirazinamid, bekerja bakterisidal terhadap basil intraseluler, dosis 30-35
mg/kgBB/hari per oral, 2 kali sehari selama 4-6 bulan.
4. Etambutol, dosis 20 mg/kgBB/hari dalam keadaan lambung kosong, 1 kali sehari
selama 1 tahun.
5. Kortikosteroid, diberikan bersama-sama dengan obat antituberkulosis yang masih
sensitif, diberikan dalam bentuk kortison dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari.
Kortikosteroid di berikan sebagai antiflogistik dan ajuvan pada tuberkulosis milier,
meningitis serosa tuberkulosa, pleuritis tuberkulosa, penyebaran bronkogen,
atelektasis, tuberkulosis berat atau keadaan umum yang buruk. ( Maryunani anik.
2010)
2.6 STUDI KASUS
STUDI KASUS TBC

Pasien adalah seorang anak laki ± laki bernama An. A usia 13 tahun beragama Islam.
Pasien adalah anak pertama dari Tn. V usia 40 tahun dan Ny. T usia 39 tahun. Pasien
MRS tanggal 01 Januari 2021 pukul 11.00 WIB. Pasien datang dengan keluhan batuk dan
sesak nafas sejak 2bulan yang lalu disertai nyeri pada dada sebelah kanan. Pasien terlihat
lemas dan lesu datang kerumah sakit.

Asuhan Keperawatan pada An “A“ dengan Tbc


I. Data Demografi :
1. Biodata
 Nama: An. A
 Usia : 13 Thn
 Jenis Kelamin : L
 Alamat : Bekasi
 Suku : Sunda
 Status Pernikahan : -
 Agama : Islam
 Pekerjaan : -
 Diagnosa Medis : Tb paru
 No. Rm : 002021
 Tanggal Masuk : 01-01-2021
 Tanggal Pengkajian : 01-01-2021
 Therapy Medik :

2. Penanggung jawab
- Nama : Tn.V
- Usia : 40 thn
- Jenis Kelamin : L
- Pekerjaan : PNS
- Hubungan dengan Klien : Ayah
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sesak nafas, batuk dan dada sebelah kanan terasa sakit

III. RIWAYAT KESEHATAN


1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan pada tanggal 01 Januari 2021 pukul 11.00 WIB pasien datang
kontrol ke poli anak dengan keluhan batuk berdahak dan sesak nafas sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien didiagnosa tuberkulosis paru oleh dokter dan dianjurkan untuk
opname. Lalu pada pukul 12.30 WIB pasien dipindahkan ke ruangan Aster untuk di
observasi lebih lanjut. Pada saat pengkajian pasien batuk dan terdapat sekret. selama
dirumah pasien diberi OBH oleh ibunya.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah menderita demam typhoid dan dirawat di RS medistra.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah pasien menderita hipertensi, tidak ada riwayat tbc
4) Genogram :

IV. RIWAYAT PISIKOSOSIAL

V. RIWAYAT SPIRITUAL

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum klien
 Kondisi keadaan umum anak A lemah
2. Tanda-tanda vital
 Suhu : 37,30C
 Nadi : 90x/mnt
 pernafasan : 28x/mnt
 TD : 110/80 MMHg
3. Sistem pernafasan
 hidung :
- Inspeksi : Lubang hidung simetris, tidak terdapat sekret, pernapasan cuping
hidung.
- Palpasi : vokal fremitus sama antara kanan dan kiri.
- Auskultasi: suara nafas tambahan yaitu ronkhi ( grok-grok ) di bagian dada
sebelah kanan ( lobus dextra bagian atas ).
 Leher :
- Inspeksi : Tidak ada lesi, gerakan rotasi dan fleksi rentang normal, vena
juguralis tak terlihat
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat masa.
 Dada : -Inspeksi :Bentuk dada normal,simetris kiri dan kanan.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pengembangan ekspansi dada dari
inspirasi maupun ekspirasi tidak  simetris,tidak terdapat masa.
- Perkusi : Terdengar suara sonor pada dada
- auskultasi : suara napas ronchi
4. Sistem Kardiovaskuler
 Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra
 palpasi : Ictus cordis teraba,tidak ada  nyeri tekan
 Perkusi : Perkusi jantung redup
 Auskultasi : bunyi S1 S2 tunggal.
5. Sistem pencernaan
 Inspeksi: perut kelihatan kecil, tidak ada tanda-tanda inflamasi, Tidak ada lesi,
elastisitas kulit dalam rentang normal,tidak terdapat benjolan.
 auskultasi : suara usus 12x/mnt
 Palpasi : nyeri tekan pada abdomen .tidak terdapat masa ,pada area appendix atau
pada kuadran atas / bawah tidak ada nyeri tekan.
 perkusi : timpani

6. Sistem Indra
 Mata : konjungtifa tanpa anemis,fungsi penglihatan baik.
 Hidung : Tidak ada nyeri tekan pada hidung ,tidak terdapat masa maupun polip.
 Telingan : fungsi pendengaran baik tidak terdapat penumpukan srumen dan Tidak
ada nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus

7. Sistem muskoloskeletal
 Kepala : Bentuk kepala Mesosepal
 Tidak ada keterbatasan gerak

8. Sistem integumen
 Kulit : Turgor tidak elastis,kulit kembali dalam lebih dari 4s.

VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI


 Nutrisi : Pasien mengatakan “sebelum MRS pasien makan 3x sehari dan
menghabiskan satu porsi menu nasi, sayur dan lauk. Dan selama MRS pasien makan
3x sehari 5 sendok makan, jenis makanannya nasi, sayur dan lauk. Jenis minuman
yang dikonsumsi sebelum MRS yaitu air putih kurang lebih 1800cc/hari, selama MRS
susu dan air putih kurang lebih 400cc/hari.”
 Cairan : “saya minum air putih sekitar 10 gelas”
 Eliminasi : BAB = 2x dalam sehari dengan konsistensi lembek,bau has.
i. BAK : 5-8 x sehari warna normal.
 Istirahat dan Tidur : Pasien mengatakan “ ketika saya tidur, terkadang sesak napas
tiba-tiba dan batuk, saya jadi terbangun dan susah untuk tidur lagi, kira-kira saya tidur
sehari selama 2 jam saja dan tidak pernah tidur siang ”.

VIII. TEST DIABOGSTIK


 Tanggal : 26-10-2019
 LAB : Hb
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 12,93 g/dl 13,5-18,0
AST/SGOT 132,35 U/L <35
ALT/SGPT 50,16 U/L <45
Eusinofil % 0,2 % 0,600-7,30
MCV 71,40 µm3 81,1-96,0
MCH 22,18 pg 27,0-31,2
MCHC 31,07 g/dL 3,18-35,4
RDW 14,53 % 11,5-14,5
X-Ray Photo torak: terdapat penumpukan cairan pada paru sebelah kanan
IX. THERAPY SAAT INI
 Tgl : 01-01-2021
 Pasien mendapatkan Therapy
1. Inf. NS 1000cc/24 jam (14 Tpm, untuk sebagai pengganti cairan)
2. OBH 3 x sehari 1cth (untuk meredakan batuk)
3. Nebul Ventolin 3 x sehari 1resp (untuk membantu meredakan sesak nafas
dan mengencerkan sekret)
4. Ranitidin oral 2x ½ tablet (untuk lambung)

I. Data Fokus
Nama pasien : An. A Nama Mahasiswa : adfa reza safitri
No RM : 002021 NIM : 19.156.01.11.038

Data Objectif Data Subjektif


Do : - RR : 28 x/mnt Ds : -Pasien mengatakan sesak nafas
- Terdapat ronkhi (grok-grok) di bagian dan batuk.
dada sebelah kanan -ibu pasien mengatakan nafsu makan
- Pasien tampak lemas berkurang
- Pola nafas irreguler -anak tampak lemas dan lesu
- Batuk (+) Terdapat sputum -anak terlihat menashan nyeri sambil
- Photo torak: terdapat penumpukan memegang dada sebelah kanan
cairan pada paru sebelah kanan
Oksigen nasal kanul 3 Lpm
- Terdapat pernafasan cuping hidung
- Terdapat retraksi otot bantu nafas
II .Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. Ds : Pasien mengatakan sesak nafas dan Mycobacterium Ketidak efektifan
batuk. tuberculosis menyebar ke bersihan jalan nafas
organ lain(paru
Do : - RR : 28 x/mnt
lain,saluran pencernaan,
- Terdapat ronkhi (grok-grok) di bagian tulang, hematogen,
dada sebelah kanan limfogen)

- Pola nafas irreguler Pertahanan primer tidak


adekuat
- Batuk (+) Terdapat sputum
Pembentukan tuberkel
- Photo torak: terdapat penumpukan
cairan pada paru sebelah kanan Kerusakan membran
alveolar
- Oksigen nasal kanul 3 Lpm
Pembentukan sputum
- Terdapat pernafasan cuping hidung berlebih
- Terdapat retraksi otot bantu nafas Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2. Ds : Ibu pasien mengatakan nafsu makan Batuk produktif Ketidakseimbangan
anaknya menurun nutrisi kurang dari
Batuk berat
kebutuhan tubuh
Do : -BB sebelum sakit 23 kg BB saat
Distensi abdomen
sakit 20 kg
Mual muntah
- Porsi makan sebelum sakit : 3 x sehari
1 porsi habis Porsi makan saat sakit : 3 x Intake nutisi kurang
sehari 5 sendok - Mukosa bibir kering
Ketidakseimbangan
- Pasien tampak lemas nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
- Bising usus = 12x/menit - BBI = 40 kg
3. Ds : Ibu pasien mengatakan tidak tahu Defisiensi tingkat
tentang penyakit anaknya (tentang pengetahuan (orang tua)
penyebab dan cara pencegahan
Tuberkulosis Paru).
Do : - Ibu pasien tidak tahu tentang
penyakit anaknya
- Ibu pasien tidak mampu menyebutkan
pencegahan Tuberkulosis Paru
- Ibu pasien tidak mampu menyebutkan
tanda gejala dan penyebab TB
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA Pasien : An”A”

NO Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan 01-01-2021


nafas

2. Ketidakseimbangan nutrisi 01-01-2021


kurang dari kebutuhan tubuh b/d
faktor psikologis

3. Defisiensi tingkat pengetahuan 01-01-2021


(orang tua) berhubungan dengan
kurangnya informasi.
IV INTERVENSI

Nama : An. A
No Tujuan dan Kriteria hasil Intervrensi Rasional

1. Tujuan : Setelah dilakukan 1) Jelaskan pada keluarga 1) Keluarga mengetahui


tindakan keperawatan klien tentang sesak nafas tandatanda tuberculosis paru
selama 2 x 24 jam 2) Anjurkan klien untuk 2) Menurunkan konsumsi
diharapkan bersihan jalan tirah baring dalam posisi oksigen/kebutuhan selama
napas kembali efektif semi fowler dan batasi periode penurunan
dengan aktivitas pernafasan dan dapat
3) Berikan fisioterapi menurunkan beratnya
kriteria hasil: dada dan ajarkan batuk gejala, memaksimalkan
efektif ekspansi paru
1) Keluarga mampu 4) Observasi tandatanda 3) Memudahkan
menjelaskan kembali vital, suara nafas, pola pengeluaran secret yang
tentang sesak nafas nafas, irama nafas terdapat pada paru
5) Kolaborasi dengan tim 4) Untuk mengetahui
2) Keluarga melaporkan
medis dalam pemberian perkembangan kondisi
sesak nafas berkurang terapi pasien selama dirawat
3) Anak dapat 5) Untuk menentukan terapi
mengeluarkan sekret tanpa yang diberikan kepada
pasien
bantuan.
4) Dapat mempertahankan
jalan nafas anak.
5) Suara nafas anak ronkhi.
6) Irama nafas anak tidak
teratur.
7) ada peningkatan dalam
frekuensi pernafasan
8) ada otot bantu bernafas

2. Tujuan:Setelah dilakukan 1) Jelaskan tentang 1) Keluarga pasien


tindakan keperawatan nutrisi kepada keluarga mengetahui tentang
selama 2 x 24 jam pasien pentingnya nutrisi dalam
diharapkan pasien ada 2) Anjurkan keluarga tubuh
peningkatan nutrisi dengan untuk memberikan 2) Memungkinkan saluran
kriteria hasil: makan sedikit tapi sering usus untuk memastikan
1) Keluarga mampu 3) Anjurkan keluarga kembali proses pencernaan
menjelaskan kembali memberikan makanan dan mencegah terjadinya
tentang nutrisi yang disukai pasien mual dan muntah
2) Keluarga melaporkan 4) Observasi masukan 3) Memungkinkan makanan
peningkatan nafsu makan atau pengeluaran dan yang disukai pasien akan
3) Menunjukkan berat berat badan secara memampukan pasien untuk
badan meningkat periodik mempunyai pilihan terhadap
4) Nafsu makan meningkat 5) Kolaborasi dengan makanan yang dapat di makan
atau porsi makan habis ahli gizi untuk dengan lahap
5) Melakukan perilaku menentukan komposisi 4) Mengawasi masukan kalori
untuk mempertahankan diit atau kualitas kekurangan
berat badan yang tepat konsumsi makanan
5) Memperbaiki nafsu makan
dan membantu proses
penyembuhan
3. Tujuan:Setelah dilakukan 1) Menjelaskan pada 1) Untuk menambah
tindakan keperawatan keluarga klien tentang pengetahuan keluarga
selama 1 x 30 menit proses penyakit, definisi, pasien tetang penyakit TB
diharapkan orang tua pasien etiologi, manifestasi 2) Agar keluarga pasien
mengetahui tentang klinis, cara penularan, paham tentang program
penyakit Tuberkulosis Paru komplikasi dan cara pengobatan yang telah
dengan pencegahan TB diberikan
3) Untuk mengetahui
kriteria hasil: 2) Menjelaskan tentang pengetuhuan yang
program pengobatan didapatkan pasien
1) Keluarga pasien dapat
menjelaskan kembali 3) Menanyakan kembali
tentang penyakit anaknya tentang apa yang sudah
di jelaskan
2) Keluarga pasien
mengenal kebutuhan
perawatan dan pengobatan
sesuai dengan penyakitnya
3) Keluarga pasien mampu
menyebutkan 3 dari 5
pencegahan TB
4) Keluarga pasien mampu
menyebutkan cara
penularan TB
5) Keluarga pasien mampu
menyebutkan tanda gejala
dan penyebab TB

V. IMPLEMENTASI

Nama : An. A
Tgl jam No.DX Implementasi TTD
02-01-2021/ 10.00 1,2 1) Menjelaskan pada keluarga klien tentang
sesak nafas dan pentingnya nutrisi (Keluarga
mampu menjelaskan kembali tentang sesak
nafas dan pentingnya nutrisi)
10.10 2) Menganjurkan klien untuk tirah baring
dalam posisi semi fowler dan batasi aktivitas
(Pasien mengikuti intruksi yang telah
dianjurkan)
10.15 3) Memberikan fisioterapi dada dan
mengajarkan batuk efektif (Pasien mampu
mengikuti intruksi yang diajarkan dengan
mandiri)
10.20
4) Mengobservasi tanda-tanda vital, suara
nafas, pola nafas, irama nafas
(Didapatkan TD=110/70 mmHg,
N=90x/menit, RR=28x/menit, S = 36,8¤C
suara nafas ronkhi di lobus kanan, pola nafas
teratur, ada penggunaan otot bantu nafas )
10.25 5) Berkolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi (Nebul ventolin)
02-01-2021 10.30 2 1) Menganjurkan keluarga untuk
memberikan makan sedikit tapi sering
(Keluarga mengikuti intruksi yang
10.35 diberikan)
3) Menganjurkan keluarga memberikan
makanan yang disukai pasien (Keluarga
mengikuti intruksi yang diberikan)
10.40
4) Mengobservasi masukan atau
pengeluaran dan berat badan secara periodik
(Makan = 5 sendok, minum = air putih
200cc dan susu 200 cc ; BB = 20 kg)
11. 45
5) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan komposisi diit
(Diet TKTP)
02-01-2021 11.50 3 1) Menjelaskan pada keluarga klien tentang
proses penyakit, definisi, etiologi,
manifestasi klinis, cara penularan,
komplikasi dan cara pencegahan TB
(keluarga pasien mampu menjelaskan
kembali tentang definisi TB, mampu
menyebutkan 3 dari 5 pencegahan TB,
mampu menyebutkan tanda gejala dan
penyebab TB)
11.55
2) Menjelaskan tentang program pengobatan
(keluarga pasien dan pasien mengerti
tentang pengobatan TB yang berlangsung
11.55
selama 6 bulan )
3) Menanyakan kembali tentang apa yang
sudah di jelaskan (keluarga pasien mampu
menjelaskan kembali tentang definisi TB,
mampu menyebutkan 3 dari 5 pencegahan
TB, mampu menyebutkan tanda gejala dan
penyebab TB)
03-01-2021 09.00 1 4) Mengobservasi tanda-tanda vital, suara
nafas, pola nafas, irama nafas (Didapatkan
TD=120/80 mmHg, N=86x/menit,
RR=25x/menit, S = 36,6¤F, suara nafas
ronkhi di lobus kanan, pola nafas teratur,
ada penggunaan otot bantu nafas )
5) Berkolaborasi dengan tim medis dalam
09.10 pemberian terapi (Nebul ventolin dan
pulmicort / 8 jam)
03-01-2021 09.15 2 2) Menganjurkan keluarga untuk
memberikan makan sedikit tapi sering
(Keluarga mengikuti intruksi yang
diberikan)
09.20 4) Mengobservasi masukan atau
pengeluaran dan berat badan secara periodik
(Makan = 1 porsi habis, minum = air putih
400cc dan susu 200 cc ; BB = 20,5 kg)
09.25 5) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan komposisi diit
(Diet TKTP)

VI. EVALUASI
NAMA PASIEN : An”A”

TGL/ No.DX.KEP EVALUASI (SOAP) TTD


Jam
02-01- Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan sesak dan batuk berdahak
2021 bersihan jalan O : Ronkhii disebelah kanan atas (+), batuk
nafas berdahak (-), RR = 21x/mnt, tidak ada retraksi otot
berhubungan bantu nafas, sesak(+)
dengan produksi A : Masalah belum teratasi
sputum berlebih P : Intervensi di lanjutkan nomer
( 4,5 )

02-01- Ketidakseimbang S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya


2021 an nutrisi kurang menurun
dari kebutuhan O : Mukosa bibir kering, pasien menghabiskan
tubuh makanan hanya 5 sdm, pasien tampak lemas, BB
saat sakit 20 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan nomer ( 2,4,5 )
03-01- Defisiensi tingkat S : Ibu pasien mengatakan sudah mengerti tentang
2021 pengetahuan penyakit anaknya.
(orang tua) O : - Ibu pasien dapat menjelaskan kembali
berhubungan tentang penyakit anaknya
dengan kurangnya
informasi - Ibu pasien dapat mengenal kebutuhan perawatan
dan pengobatan sesuai dengan penyakitnya
- Ibu pasien mampu menyebutkan 3 dari 5
pencegahan TB
- Ibu pasien mampu menyebutkan cara penularan
TB
- Ibu pasien mampu menyebutkan tanda gejala dan
penyebab TB
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Data:
DS:
-Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk.
-ibu pasien mengatakan nafsu makan berkurang
-anak tampak lemas dan lesu
-anak terlihat menashan nyeri sambil memegang dada sebelah kanan

DO:
- RR : 28 x/mnt
- Terdapat ronkhi (grok-grok) di bagian dada sebelah kanan
- Pasien tampak lemas
- Pola nafas irreguler
- Batuk (+) Terdapat sputum
- Photo torak: terdapat penumpukan cairan pada paru sebelah kanan

DX:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor psikologis
3. Defisiensi tingkat pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan kurangnya informasi.

Anda mungkin juga menyukai