Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN TUBERKULOSIS PADA

BALITA
DI POSYANDU DESA NEGARAYU
PUSKESMAS TONJONG

Disusun oleh:

DWI INDRIANI 15302202200016


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN TUBERKULOSIS PADA BALITA
DI POSYANDU DESA NEGARAYU
PUSKESMAS TONJONG

Disusun oleh:

Dwi Indriani 15302202200016

Disetujui oleh

Kepala Puskesmas Dosen Pengampu Mata Kuliah

(dr. Mudrikah) (Rica Arieb Shintami.,M.Kes)


Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas ujian akhir semester mata kuliah epidemiologi tentang
laporan kegiatan penyuluhan tuberkulosis pada balita di posyandu desa negarayu puskesmas tonjong

Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Orang tua kami

2. Dosen pengampu mata kuliah Epidimiologi Ibu Rica Arieb Shintami.,M.Kes,

3. Teman-teman semua yang telah banyak membantu dan memberi arahan dalam

pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu dalam tugas

initidak luput dari kekurangan. Maka dari itu kami harapkan kritik dan saran dari semua

pihak yangmembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.Amien.

Tonjong, 20 Februari 2023


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i


Lembar Persetujuan ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iv
Sistematika Penulisan ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
B. Tujuan Umum dan Khusus........................................................................................ 2
BAB II Tinjauan Teori.......................................................................................................... 3
A. Pengertian................................................................................................................... 3
B. Etiologi....................................................................................................................... 3
C. Patofisiologi............................................................................................................... 3
D. Pathway ..................................................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis ..................................................................................................... 6
F. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 6
G. Penatalaksanaan Medis ............................................................................................. 7
BAB III LAPORAN PENYULUHAN …………………………………………………….. 9
A. Satuan Acara Penyuluhan……………………………………………………………9
B. Hambatan di Lapangan dan Pemecahannya…………………………………………10
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………….11
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..11
B. Saran………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Hadir
Dokumentasi
Leaflet
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan umum dan khusus
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Pathway
E. Maninfestasi klinis
F. Pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan medis

BAB III LAPORAN PENYULUHAN


A. Satuan Acara Penyuluhan
B. Hambatan di Lapangan dan Pemecahannya
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Daftar Hadir
- Dokumentasi
- Leaflet

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Penyakit tuberklosis masih menjadi masalah kesehatan dunia dimana WHO

melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar

berada di Negara berkembang sekitar 75%, diantaranya di Indonesia setiap tahun

ditemukan 539.000 kasus baru tuberkulosisi (TB) positif dengan kematian 101.000

(DepKes), 2010).

Indonesia sendiri menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina yang

menjadi Negara dengan kasus TB tertinggi. Hasil urvey prevalensi TB di Indonesia

pada tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600 ribu diantaranya

perempuan ) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan).

(DepKes, 2011)

Tuberkulosis ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak sang

penderita). Ketika penderita TB Paru batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka

memercikkan kuman TB Paru atau bacillike udara. (Amin dan Asril, 2007).

Laporan mengenai TB anak jarang didapatkan. Diperkirakan jumlah kasus TB

anak per tahun adalah 5 – 6 % dari total kasus TB. Pada tahun 198, WHO

memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,3 juta kasus baru TB anak dan 450.000

anak usia <15 tahun meninggal dunia karena TB.

Di asia tenggara, selama 10 tahun, diperkirakan bahwa jumlah kasus baru

adalah 35,1 juta, 8% diantaranya (2,8 juta) disertai infeksi HIV. Sebanyak 10% dari

seluruh kasus terjadi pada anak berusia <15 tahun.

Peningkatan jumlah kasus TB di berbagai tmpat saat ini diduga disebabkan

oleh berbagai hal, yaitu: 1) diagnosis tidak tepat, 2) pengobatan tidak adekuat, 3)

program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, 4) infeksii endemic HIV,

5) migrasi penduduk, 6) mengoobati sendiri (self treatment), 7) meningkatnya

kemiskinan dan 8) pelayanan kesehatan yang kurang memadai.


B. Tujuan Umum Dan Khusus

1. Tujuan umum

Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan dengan TB paru dan mampu

mengaplikasikannya pada penderita TB Paru.

2. Tujuan khusus

Melaksanakan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun

intervensi, melaksanakan implementasi, dan melakukan evaluasi.


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang

disbabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman

tuberculosis menyerang paru tetai juga dapat menyerang orang tubuh lainnya

(DepKes, 2008).

Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh muai dari paru dan

organ diluar peru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus, serta ginjal

yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC ( Chandra, 2012).

Tuberculosis (TB) adalah infeksi batang tahan asam – alcohol ( acid-

acohol-fast bacillus / AAFB ) Mycrobacterium tuberculosis terutama mengenai

paru, kelenjar getah bening dan usus. Ditemukan beberapa tanda penyakit yang

beragam disertai sensitivitas pasien terhadap tuberculin (David Rubenstein, 2008).

B. Etiologi

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycrobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert

Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa

minggu dalm keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-

20 menit. Fraksi protein basil menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemaknya

menyababkan sifat tahan asam dan merupakan factor terjadinya fibrosis dan

terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. (FKUI, 2005).

C. Patofisiologi

Menurut somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup

basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan nafas menuju

alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan

Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau kea rah lain dari paru (lobus
atas). Basil juga menyebar melalui system limfe dan aliran darah ke berbagai tubuh

lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas.

Selanjutnya system kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi

inflamasi. Neutrofil makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri),

sementara limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan basil dan jaringan normal.

Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.

Infeksi antara Mycobacterium tuberculosis dan system kekebalan tubuh pada masa

awal infeksi membentuk sebuah masa jaringan baru yang disebut granuloma.

Granuloma terdiri tas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh mikrofag

seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan

fibrosa. Bagian tengah dari masa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri

dari atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekritotik yang selanjutnya

membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing caeseosa). Hal ini akan

menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri

menjadi nonaktif.

Menurut widagdo (2011), setelah infeksi awal jika respons system imun

tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah

dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali

aktif, pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasii selanjutnya menjadi

sembuh dan membentuk jaringan parut. Peru-peru yang terinfeksi kemudian

meradang , mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel dan

seterusnya. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini

berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Makrofag

yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk

sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari).

Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel
epiteloid dan fibroblast akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya

membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.

D. Pathway

Udara tercemar
Mycrobacterium Kurang informasi
Dihirup individu
tuberculose
Masuk paru Kurang pengetahuan

Reaksi inflamasi / peradangan Hipertensi

Penumpukan eksudat dalam alveoi

Tuberkel Produksi sekret berlebih

Sekret susah dikeluarkan Bersin


Meluas Mengalami perkejuan

Penyebaran Klasifikasi
hematogen
Ketidakefektifan
limfogen
Mengganggu bersihan jalan nafas

Poritoneum perfusi

Resti penyebaran
Difusi O2 Gangguan infeksi pada orang lain
pertukaran gas
As. lambung

Mual, anoreksia Resti penyebaran


infeksi pada diri
sendiri
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
E. Manifestasi Klinik

Menurut wong 208 tanda dan gejala tuberculosis adalah :

1. Demam

2. Malaise

3. Anoreksia

4. Penurunan berat badan

5. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu

sampai berbulan-bulan

6. Peningkatan frekuensi pernafasan

7. Ekspansi yang buruk pada tempat yang sakit

8. Bunyi nafas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat diperkusi

9. Demam persisten

10. Manifestasi gejala yang umum : pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat

badan

F. Pemeriksaan penunjang

Menurut somantri (2008), pemeriksaan penunjang pad pasien tuberculosis

adalah :

1. Sputum culture

2. Ziehl neelsen : positif untuk BTA

3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patc)

4. Chest X-ray

5. Histology atau kultur jaringan : positif untuk Mycobaterium tuberculosis


6. Needle biopsy of lung tissue: positiif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar

yang mengindikasikan nekrosis

7. Elektrolit

8. Bronkografi

9. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

G. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

1. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi cepat

M. tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya komplikasi.

Jenis dan dosis OAT :

a. Isoniazid

Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam

keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping

yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi

ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus

membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal.

Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.

b. Rifampisin

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek

samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia.

Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan

keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak

menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan

tidak berbahaya.

c. Pirazinamid
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan

suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.

d. Streptomisin

Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan

kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan

pendengaran.

e. Ethambutol

Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan

berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun

optic neuritis.
BAB III
LAPORANPENYULUHAN
A. Satuan Acara Penyuluhan

TBC

I. Pokok Bahasan : Penyuluhan Tuberkulosis Pada Balita

Sub Pokok Bahasan : TBC Balita

Penyuluh : Dwi Indriani

Hari / Tanggal : Senin / 13 Februari 2023

Waktu : Jam 10.00 WIB

Tempat : Posyandu Desa Negarayu

Sasaran : Ibu Rumah Tangga yang Memiliki Balita

II. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Ibu hamil dapat mengetahi TBC Pada Balita

III. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

A. Ibu dapat menjelaskan pengertian TBC

B. Ibu dapat menjelaskan bahaya TBC

C. Ibu dapat menjelaskan tentang pencegahan penularan TBC pada Balita

D. Ibu dapat memahami pengobatan TBC pada Balita

IV. Materi

A. Pengertian tablet TBC

B. Bahaya TBC

C. Pencegahan dan Penularan TBC pada Balita


D. Pengobatan TBC pada Balita

V. Media

A. Leaflet

VI. Metode

A. Ceramah

B. Diskusi

VII. Pelaksanaan

RESPON
NO KEGIATAN WAKTU
MASYARAKAT
1 Pendahuluan
a. Penyampaian salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluihan c. Memperhatikan 5 menit
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
e. Menjelaskan waktu pelaksanaan e. memperhatikan
2 Penyampaian Materi
1) Materi a. Memperhatikan
a. Ibu dapat menjelaskan pengertian penjelasan dan
TBC mencermati materi
b. Ibu dapat menjelaskan bahaya TBC b. Bertanya
c. Ibu dapat menjelaskan tentang
30 menit
pencegahan penularan TBC pada Balita
d. Ibu dapat memahami pengobatan
TBC pada Balita
2) Memberikan kesempatan untuk
bertanya
3) Menjawab pertanyaan peserta
penyuluhan
3 Penutup
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan a. Memperhatikan 5 menit
b. Mengakhiri penyuluhan dengan b. Menjawab salam
salam

VIII. Evaluasi

Setelah diberi penyuluhan ibu diberi pertanyaan yaitu:

1. Apa pengertian TBC?

2. Sebutkan cara pencegahan dan penularan TBC pada Balita

IX. Referensi

X. Materi
Terlampir

B. Hambatan di Lapangan dan Pemecahannya

1. Hambatan Pelaksanaan Penyuluhan

- Partisipasi peserta penyuluhan terbatas

- Sarana dan Prasarana Penyuluhan

2. Pemecahan Masalah

- Waktu sosialisasi di perpanjang

- Melibatkan lintas sektoral dalam pelaksaan sosialisasi

- Melengkapi sarana prasarana yang memadahi.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk

batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberculosis.

Jenis-Jenis Tuberculosis :

1. Tuberculosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis

2. Tuberculosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis

3. Tuberculosis pada sistem saraf

Gejala-Gejala Tuberculosis:

1. Gejala Umum :

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih

2. Gejala lain yang sering dijumpai :

Dahak bercampur darah

Batuk darah

B. Saran

1. Petugas Kesehatan khususnya wilayah puskesmas tonjong agar

meningkatkan penyuluhan kesehatan mengenai TBC untuk menekan

jumlah penularan dan peningkatan khasus TBC

2. Peningkatan pengawasan pada petugas pengawas minum obat agar tingkat

kepatuhan minum meningkat.


3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk khasus TBC diseluruh wilayah

Puskesmas Tonjong.

DAFTAR PUSTAKA

Delvin,D.2009. Penyaki Tuberculosis.EGC:Jakarta.

Everett S,2010. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK
15-Mk 16)
Manuaba,1B.2010.Ilmu Keperawtan Penyakit Tuberculosis.EGC: Jakarta.
 
Amin, Zulkifli dan Asril Bahar,2010. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisikelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.
Lampiran 1
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

NO NAMA TANDA TANGAN


1

10

11

12

13

Mengetahui,

Kepala Puskesmas

(__________________)
Nama,TTD, Stampel

Lampiran 2
Dokumentasi Foto-foto kegiatan Penyuluhan
Pengobatan TB Cara Pencegahan Cara Agar Tidak
Agar Tidak tertular dari Menularkan Penyakit TB
Fase intensif : Obat diminum setiap hari selama
2 bulan (kategori 1), dilanjutkan dengan
TB
1. Menutup mulut pada waktu bersin atau
batuk.
Fase Lanjutan : obat diminum 3 kali dalam satu
minggu selama 4 bulan. Kategori II : Hindari Kontak dengan Penderita TB
2. Jangan meludah sembarang tempat.
Diberikan setiap hari selama 2 bulan 2. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
dilanjutkan 3x seminggu. dengan memberi makan-makanan yang bergizi.
3. Menjaga kebersihan rumah. Komplikasi TB
4. Memperbaiki saluran ventilasi rumah agar Tb milier atau meningitis Tb atau effusi pleura
Obat harus diminum secara teratur dan sinar matahari dan udara segar dapat masuk ke Tb tulang dan sendi
lengkap sesuai waktu yang ditentukan oleh rumah dengan membuka jendela tiap hari serta Tb ginjal dan kulit
petugas kesehatan. bersihkan rumah setiap hari.
5. Usahakan anak dapat tidur nyenyak atau
Jangan stop obat sendiri tanpa anjuran petugas cukup.
kesehatan. 6. Bila ada bayi harus segera mendapatkan
imunisasi BCG dan ASI Eksklusif
Segera kontrol ke RS atau Puskesmas apabila
terjadi alergi.
Tuberculosis Apakah TBC Tanda dan
Paru itu? Gejala
Pada Anak
adalah penyakit menular akibat
kuman yang dapat menyerang Berat badan turun dalam 1 bulan.
Nafsu makan tidak ada .
semua bagian tubuh. Demam lama atau berulang dan berkeringat
Disusun Oleh : malam tanpa sebab yang jelas.
Dwi Indriani Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang
Penyebab TBC tidak sakit.
Batuk lama lebih dari 3 minggu disertai nyeri
TBC disebabkan oleh suatu kuman yang dada dan terasa sesak pada waktu bernafas.
sangat kecil dan hanya dapat dilihat oleh
alat pembesar. Kuman ini disebut dengan Cara Penularan ?
Mycobacterium Tuberculosis. Secara langsung : dari percikan dahak atau
ludah pada waktu batuk, bersin, atau berbicara
berhadap-hadapan dengan penderita.
Tidak langsung : penderita meludah di
sembarang tempat.

Anda mungkin juga menyukai