Anda di halaman 1dari 36

TUGAS KELOMPOK

ASKEP PASIEN TB PARU


PADA ANAK

DOSEN PENGAMPU
Ns.Netha Damayantie,M.Kep

Matakuliah
Proses dan Dokumentasi Keperawatan

DISUSUN OLEH:

Ayunhi Nabila Vista (PO71201200021)


Maulidya Nabila Putri (PO71201200022)
Wahyu fitria Anggraini (PO71201200023)
Oktavia Dewi Putri (PO71201200024)

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ TB Paru pada anak “ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Ns.Netha
Damayantie,M.Kep pada bidang studi proses dan dokumentasi keperawatan . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang kesehatan anak pada gangguan TB Paru bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada tugas ibu Ns.Netha Damayantie,M.Kep, selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah dokumentasi keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 22 september 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................… 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................… 4
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................................…..... 4

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian TB Paru..................................................................................................… 4
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tb Paru....................................................….... 5
2.3 Masa Inkubasi TB Paru............................................................................................... 9
2.4 Penularan TB Paru...............................................................................................….... 9
2.5 Gejala TB Paru ....................................................................................................….... 10
2.6 Penyelidikan Epidemiologi TB Paru .......................................................................... 10

BAB III ASKEP KASUS


3.1 Kasus ...................................................................................................................... 11
3.2 Pengkajian ............................................................................................................... 13
3.3 Diagnosa ................................................................................................................. 26
3.4 Intervensi ................................................................................................................ 27
3.5 Implementasi ........................................................................................................... 30
3.6 Evaluasi ................................................................................................................... 32

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 33
4.2 Saran…................................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 34

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan
Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama
di dunia. Setiap tahun terdapat 9 juta kasus baru dan kasus kematian hampir mencapai 2 juta manusia. Di
semua negara telah terdapat penyakit ini, tetapi yang terbanyak di Afrika sebesar 30%, Asia sebesar
55%, dan untuk China dan India secara tersendiri sebesar 35% dari semua kasus tuberkulosis.
Laporan WHO (global reports 2010), menyatakan bahwa pada tahun 2009 angka kejadian TB di
seluruh dunia sebesar 9,4 juta (antara 8,9 juta hingga 9,9 juta jiwa) dan meningkat terus secara perlahan
pada setiap tahunnya dan menurun lambat seiring didapati peningkatan per kapita. Prevalensi kasus TB
di seluruh dunia sebesar 14 juta (berkisar 12 juta sampai 16 juta).

1.2         Tujuan penulisan


a.Tujuan umum
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas keperawatan komunitas pada khususnya dan untuk membantu
mahasiswa mengetahui masalah yang muncul pada kasus TBC serta cara penanganannya.
b.Tujuan khusus
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk pemenuhan tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
b. Untuk mengetahui pengertian TB paru
c. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Kejadian TB Paru
d. Untuk mengetahui masa inkubasi TB paru
e. Untuk mengetahui penularan TB paru
f. Untuk mengetahui gejala TB paru

BAB II
TINJUAN TEORI

2.1         Pengertian TB Paru


Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapt juga mengenai
organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).

4
TB Paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu
basil tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004).
Menurut Miller bahwa: “Kuman ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

2.2         Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru


Teori John Gordon mengemukakan bahawa timbulnya suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu agent, pejamu (host), dan lingkungan (environment) (Soemitrat, 2010)
a.         Agent
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa benda hidup,
tidak hidup, energi, sesuatu yang abstrak, suasana sosial, yang dalam jumlah yang berlebihan atau kurang
merupakan penyebab utama/esensial dalam terjadinya penyakit (Soemitrat, 2010)
Agent yang mempengaruhi terjadinya penyakit TB paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan
virulensi. Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada host.
Pathogenitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat rendah. Infektifitas adalah kemampuan
mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembangbiak di dalamnya. Berdasarkan sumber yang
sama infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat menengah. Virulensi adalah keganasan
suatu mikroba bagi host. Berdasarkan sumber yang sama virulensi kuman tuberkulosis termasuk tingkat
tinggi.

b.        Host
Host atau pejamu adalah manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan arhtropoda yang dapat
memberikan tempat tinggal dalam kondisi alam. Manusia merupakan reservoar untuk penularan kuman
Mycobacterium teberculosis, kuman ini menular melalui droplet nuclei. Seorang penderita tuberkulosis
dapat menularkan pada 10-15 orang (Depkes RI, 2002).
Host untuk kuman tuberkulosis paru adalah manusia dan hewan. Beberapa faktor host yang
mempengaruhi penularan penyakit TB paru adalah:
1.      Jenis kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki sering terkena TB paru dibandingkan perempuan. Hal
ini terjadi karena laki-laki memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga
kemungkinan terpapar lebih besar pada laki-laki (dalam Sitepu, 2009).
2.      Umur
Di Indonesia diperkirakan 755 penderita TB paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun
(Kemenkes RI, 2010). Karena pada usia tersebut selalu dibarengi dengan aktivitas yang meningkat

5
sehingga banyak berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan yang banyak pengaruh terhadap resiko tertular
penyakit TB paru.
3.      Kondisi Sosial Ekonomi
WHO 2003 menyebutkan 90% penderita TB paru di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi
lemah atau miskin (dalam Fatimah, 2008)
Penurunan pendapat dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi
makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk maka akan
menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TB paru.
4.      Kekebalan
Kekebalan dibagi menjadi dua macam, yaitu: kekebalan alamiah dan kekebalan buatan. Kekebalan
alamiah didapatkan apabila seseorang pernah menderita tuberkulosis paru dan secara alamiah tubuh
membentuk antibodi, sedangkan kekebalan buatan diperoleh sewaktu seseorang diberi vaksin BCG
(Bacillis Celmette Guerin). Tetapi bila kekebalan tubuh lemah maka kuman tuberkulosis paru akan
mudah menyebabkan penyakit tuberkulosis paru.

5.      Status Gizi


Apabila kualitas dan kuantitas gizi yang masuk dalam tubuh cukup akan berpengaruh pada daya tahan
tubuh sehingga tubuh akan tahan terhadap infeksi kuman tuberkulosis paru. Namun apabila keadaan gizi
buruk maka akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit ini, karena kekurangan kalori dan
protein serta kekurangan zat besi, dapat meningkatkan risiko tuberkulosis paru (dalam Sitepu, 2009).
c.         Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar dari host, baik benda tidak hidup, benda hidup, nyata
atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen tersebut, termasuk
host yang lain (Soemirat, 2010).
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam penularan, terutama lingkungan rumah yang tidak
memenuhi syarat. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar
terhadap status kesehatan penghuninya.
d. Syarat fisik rumah:
1.      Ventilasi
Persyaratan ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:
a.       Luas lubang ventilasi tetap minimal 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi
insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimal 5 % dari luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% dari
luas lantai ruangan.
b.      Udara yang masuk harus bersih, tidak dicemari asap dari sampah atau pabrik, knalpot kendaraan,
debu dan lain‐lain.

6
c.       Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang ventilasi berhadapan antar
dua dinding. Menurut indikator pengawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah
10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10% luas lantai
rumah.
2.      Kelembaban rumah (40%-70%)
Secara umum penilaian kelembaban dalam rumah menggunakan hygrometer minimal 40-70%. Bila
kondidi suhu ruangan tidak optimal, misalnya terlalu panas akan berdampak pada cepat lelahnya saat
bekerja dan tidak cocoknya untuk istirahat. Sebaliknya bila kondisinya terlalu dingin akan tidak
menyenangkan, pada orang-orang tertentu dapat menimbulkan alergi.
Hal ini harus diperhatikan karena kelembaban dalam rumah akan mempermudah berkembangbiaknya
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara, selain itu
kelembaban yang tinggi menyebabkan membran mukosa hidung menjadi kering, sehingga kurang efektif
dalam menghadang mikroorganisme. Kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik
untuk kuman-kuman termasuk tuberkulosis.
3.      Pencahayaan
Cahaya berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a.    Cahaya Alamiah
Cahaya alamiah yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri‐bakteri
patogen di dalam rumah, misalnya kuman TBC (Notoatmodjo, 2003). Oleh karena itu, rumah yang
cukup sehat seyogyanya harus mempunyai jalan masuk yang cukup (jendela), luasnya sekurang‐
kurangnya 15 % ‐ 20 %. Perlu diperhatikan agar sinar matahari dapat langsung ke dalam ruangan, tidak
terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini selain sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya. Selain itu jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
b.      Cahaya Buatan
Cahaya buatan yaitu cahaya yang menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik, api dan lain‐lain. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber
cahaya (brightness of the source).
Secara umum pengukuran pencahayaan terhadap sinar matahari adalah dengan menggunakan lux
meter, yang diukur ditengah‐tengah ruangan, pada tempat setinggi < 84 cm dari lantai, dengan ketentuan
tidak memenuhi syarat kesehatan bila < 50 lux atau > 300 lux, dan memenuhi syarat kesehatan bila
pencahayaan rumah antara 50‐300lux.
Menurut Lubis dan Notoatmodjo (2008), cahaya matahari mempunyai sifat membunuh bakteri,
terutama kuman mycobacterium tuberculosa. Menurut Depkes RI (2004), kuman tuberkulosa hanya
dapat mati oleh sinar matahari langsung. Oleh sebab itu, rumah dengan standar pencahayaan yang buruk
sangat berpengaruh terhadp kejadian tuberkulosis. Menurut Atmosukarto dan Soeswati (2003), kuman
tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan gelap tanpa sinar matahari sampai

7
bertahun‐tahun lamanua, dan mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api.
Menurut Girsang (2006),

4.      Kepadatan penghuni rumah


Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan jumlah anggota keluarga
dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan
dalam m² per orang. Luas minimum per orang sangat relatif, tergantung dari kualitas bangunan dan
fasilitas yang tersedia.
Secara umum penilaian kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu
kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan
jumlah penghuni > 10 m²/orang dan kepadatan penghuni tidak memenuhi syarat kesehatan bila diperoleh
hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni >10 m²/orang.
Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan memberikan pengaruh bagi penghuninya.
Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat karena disamping menyebabakan kurangnya konsumsi oksigen, juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama tuberkulosis akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain.
Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang Kesehtan (2000), didapatkan data bahwa :
a.  Rumah tangga yang penderita mempunyai kebiasaan tidur dengan balita mempunyai resiko terkena TB
2,8 kali dibanding dengan yang tidur terpisah
b. Tingkat penularan TB di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata‐
rata dapat menularkan kepada 2‐3orang di dalam rumahnya
c.    Besar resiko terjadinya penularan untuk tangga dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali
dibanding rumah tangga dengan hanya 1 orang penderita TB.
5.      Lantai rumah
lantai rumah merupakan faktor resiko terjadinya penyakit TBC. Lantai tanah memiliki peran terjadinya
penyakit TBC melalui kelembapan ruangan. Lantai perlu dilapisi dengan semen yang kedap air agar
ruangan tidak lembab. Lantai yang lembab dapat memperpanjang masa viabilitas atau daya tahan hidup
kuman TBC dalam lingkungan.

2.3         Masa Inkubasi TB Paru


Masa inkubasi mikobacterium tuberculosa sejak masuk sampai terjadinya lesi primer, umumnya
memerlukan waktu empat sampai enam minggu. Interval antara infeksi primer dan reinfeksi bisa
beberapa tahun.
8
2.4         Penularan TB Paru
Sumber penularan TB paru adalah penderita TB paru BTA positif. Penularan terjadi pada waktu
penderita TB paru batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman bakteri ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam, orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam pernapasan. Setelah
kuman TB paru masuk ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. (Depkes RI, 2002)
Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita TB paru
tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif maka penderita tersebut tidak menularkan. Kemungkinan
seseorang terinfeksi TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup
udara tersebut.
Riwayat terjadinya TB paru dibedakan menjadi 2 (Dep.Kes, 2003) :
a.         Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB Paru. Droplet yang terhirup
ukurannya sangat kecil, sehingga dapat melewati mukosilier bronkus, dan terus berjalan hingga sampai
di alveolus, menurut dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB Paru berhasil berkembang biak
dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan peradangan pada paru, dan ini disebut komplek
primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon
daya tahan (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan
perkembangan kuman TB Paru. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman
persisten atau dormant (tidur), kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita TB
Paru. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan
sekitar 6 bulan. 
b.        Infeksi pasca primer (Post Primary TB)
TB Paru pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer,
misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari
TB Paru pasca primer adalah kerusakan Paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
Tanpa pengobatan setelah 5 tahun, 50 % dari penderita TB Paru akan meninggal, 25 % akan sembuh
sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular.

2.5         Gejala TB Paru


a.         Gejala umum: batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih.
b.        Gejala lainnya:
9
1.         Batuk bercampur darah
2.         Sesak napas dan nyeri dada
3.         Badan lemah
4.         Nafsu makan berkurang
5.         Berat badan turun
6.         Rasa kurang enak bada (lemas)
7.         Demam meriang berkepanjangan
8.         Berkeringatan di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
(Depkes RI, 2010)

2.6         Penyelidikan Epidemiologi TB Paru


Epidemiologi penyakit TB Paru adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara kuman (agent)
Mycrobacterium tuberculosis, manusia (host) dan lingkungan (envirotment). Disamping itu mencakup
distribusi dari penyakit, perkembangan, dan penyebaran, termasul didalamnya juga prevalensi dan
insidensi penyakit tersebut yang timbul dari populasi yang tertular.
Penyelidikan epidemiologi TB Paru adalah dengan pencarian/ penemuan penderita tersangka TB
Paru secara aktif dan pasif. Apakah penyakit TB Paru termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu
merupakan suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana sebagian daerah itu terkena TB Paru.
Kemudian membandingkan dengan insiden penyakit TB paru itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang.
Selanjutnya  kapan penderita mulai merasa sakit TB paru , dimana mereka mendapat infeksi penyakit itu
(tempat), siapa yang terkena (baik dari segi usia, jenis kelamin). Pemeriksaan sampel darah dan dahak
penderita  dengan mengambil sampel dan uji laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan
bahwa pasien positif menderita TB paru. Wawancara dengan penderita bertujuan untuk mengetahui hal-
hal yang menyebabkan terjadinya penyakit TB paru, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu,
apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya penyakit. Pemeriksaan
lingkungan dilakukan dengan tujuan agar bakteri penyebab TB paru tidak dapat tumbuh dan berkembang
di lingkungan itu.
Tindak Lanjut Hasil Penyelidikan Epidemiologi :
Apabila ternyata dalam satu rumah itu ada 2-3 orang yang terkena dan bahkan di rumah yang lain (di
daerah Y) juga ada yang sudah terkena, berarti ada kemungkinan sudah terjadi penularan ke luar rumah.
Kemudian, selidiki terlebih dahulu, penderita lain yang tertular itu, sakit sejak kapan mulai tertular atau
memiliki selisih berapa hari dengan si penderita awal, mengapa bisa tertular, Apabila belum ada yang
tertular, diberikan penyuluhan untuk langkah-langkah pencegahan yang strategis dan tepat. Pemeriksaan
ulang dilakukan setelah pengobatan awal bulan ke 4 dan selesai pengobatan awal bulan ke 6.
Pemeriksaan ulang dahak dilakukan dua kali seminggu.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ( KASUS )

Kasus Pemicu Dokumentasi Keperawatan Anak

Pada tanggal 6 Agustus 2021 jam 9.00 WIB Ibu R datang ke RS Bakti Husada membawa anaknya
G untuk berobat. Menurut Ibu anak sudah 1 minggu batuk, dan selama tiga hari terakhir anak pilek,
mencret dan batuk berdahak yang sulit untuk dikeluarkan. Ibu R juga mengeluh anaknya sesak nafas dan
demam yang hilang timbul. Ibu mengatakan anaknya rewel dan menolak jika di beri makan.

Data Identitas An G: Anak G berjenis kelamin laki-laki, lahir tanggal 29 Agustus 2020, Nama,
Pekerjaan orang tua Bapak Swasta dan Ibu tidak bekerja. Pendidikan terakhir Ayah SMA dan Ibu SD.
Suku bangsa Melayu, agama Islam dan Alamat RT 27 Pakuan Baru. An. G merupakan anak ketiga dari 3
bersaudara. Anak pertama laki-laki 12 Tahun, anak kedua perempuan 5 Tahun. Kemudian anak di rawat
di kelas II dengan menggunakan asuransi kesehatan.

Berdasarkan data riwayat kehamilan, kelahiran dan masa nifas, ibu mengatakan melakukan
pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali dengan Bidan, tidak ada keluhan selama kehamilan, Ibu
mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali, dan mendapat tablet Fe selama 3 bulan. Ibu mengatakan
anaknya lahir tanggal 29 Agustus 2020 jam 10.00 WIB dengan Bidan melalui persalinan normal dengan
usia kehamilan 39 minggu. Persalinan berjalan lancar, bayi menangis spontan, berat badan lahir 2600
gram, panjang 48 cm. Keadaan bayi sehat dan tidak ada komplikasi persalinan. Selama masa nifas ibu
tidak mengalami masalah, tidak ada perdarahan dan Ibu merawat bayinya sendiri. Anak G mendapat ASI
hingga saat ini, namun ibu juga memberikan makanan tambahan bubur cair sejak bayi berusia 4 bulan.

Menurut Ibu sejak usia 6 bulan anak sering menderita batuk dan pilek, namun tidak pernah di
rawat, anak tidak alergi makanan atau pun obat-obatan. Anak sudah mendapatkan imunisasi dasar
kecuali campak. Menurut Ibu, suaminya pernah di diagnosis TB Paru satu tahun yang lalu, namun sudah
mendapatkan pengobatan selama 6 bulan di Puskesmas. Anak sering di ajak kedua kakaknya bermain di
rumah. Namun saat sakit anak tidak aktif bermain

Saat dilakukan pengkajian tanggal 6 Agustus 2021 jam 11.00 WIB anak tambah lemah, sering
menangis dengan suara sengau, kesadaran komposmentis, suhu 380C, nadi 120 kali/ menit, pernafasan
55 kali/menit. Panjang badan 62 cm, berat badan 6 Kg, lingkar kepala 44 cm, bentuk kedua mata
simetris, kedua pupil isokor, rerfleks terhadap cahaya (+), edema palpebra -/-, hidung simetris, terlihat
secret jernih dan encer di lubang hidung , polip(-), mukosa bibir tampak lembab, gigi belum lengkap,
tidak ada sariawan di mulut. Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan mastoid,
tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, bunyi jantung normal (regular), ictus
cordis tidak teraba. Dada tampak simetris, anak terlihat sesak, retraksi dinding dada (-), taktil fremitus
merata di seluruh lapang dada, stridor (-). Abdomen simetris, tidak ada pembengkakan, bising usus 12
kali/menit, perkusi tympani.

Ibu mengatakan anak gelisah saat tidur karena sulit bernafas dan disertai batuk, tidur siang ada
jam, malam 8 jam sering terbangun dan menangis. Sejak sakit anak sering menolak makan, hingga ibu
memberikan ASI dan susu formula saja, jika di beri makanan hanya menghabiskan ⅕ porsi. Makanan
tambahan yang diberikan pada anak nasi lembek, lauk pauk berupa ikan/ tahu/ telur. Anak tidak
menyukai jenis sayur apapun. Dalam satu hari anak minum susu formula 600 cc, di tambah ASI. Anak
11
masih sering ngompol, jika bepergian ibu mengenakan popok sekali pakai pada anak. Menurut ibu anak
saat ini mencret sudah 3 kali, konsistensi feses encer, ada sedikit ampas, turgor kulit anak kurang, CRT
> 2 detik.

Perkembangan anak sesuai usia, anak suka bermain petak umpet dengan saudaranya, bermain
lempar bola, malu jika bertemu orang lain, memegang erat pensil, anak sudah dapat menyebutkan dua
suku kata yang sama, seperti da-da, su-su

Diagnosis medis : TB Paru dengan BTA (+). Pemeriksaan penunjang uji tuberculin/ Tes Mantoux positif
> 10 mm, rontgen thorax tidak khas adanya pembesaran kelenjar hilus tanpa infiltrate. Terapi yang
diberikan saat ini IVFD Ringer Laktat 12 tetes/ menit, RHZ (rifamfisin 75 mg, isoniazid 50 mg,
pirazinamid 150 mg / 24 jam, vitamin B kompleks ½ tablet per hari.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Dr. Tazar No. 05 Buluran Kenali Telanaipura Jambi 36123 Telp. ( 0741 ) 65816

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK

RIWAYAT KEPERAWATAN

12
1. TANGGAL PENGKAJIAN : 6 agustus 2021 NAMA MAHASISWA : ......................
2. TANGGAL MASUK : 6 agustus 2021 NIM : ......................
3. JAM MASUK : 09.00 WIB TANDA TANGAN : ......................
4. RUANGAN/ KELAS : Ruang melati/ II
5. NOMOR KAMAR : 12
6. NO. REGISTER : 108089
7. DIAGNOSA MEDIS : TB paru

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Nama Bayi/ Anak : An.G
b. Umur : 1 tahun
c. Berat Badan : 6 Kg
d. Nama Ayah : Tn.S
e. Umur : 38 tahun
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Agama : Islam
i. Alamat : Rt.27 pakuan baru
j. Nama Ibu : Ny.R
k. Umur : 33 tahun
l. Pendidikan : SD
m. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
n. Agama : Islam
o. Alamat : Rt.27 pakuan baru

2. Alasan masuk RS : An.G sudah 1 minggu batuk, tiga hari pilek, mencret, dan
batuk berdahak yang sulit di keluarkan. Ibu klien juga mengatakan anaknya sesak nafas serta
demam yang hilang timbul. Ibu klien mengatakan anaknya rewel dan menolak jika di beri makan.

3. Keluhan Utama / Chief Complain : An.G kesulitan bernafas dan disertai batuk berdahak
yang sulit di keluarkan

4. Riwayat Kesehatan Sekarang : saat dilakukan pengkajian anak tampak lemah ,


sering menangis dengan suara sengau

5. Riwayat Kesehatan Yang lalu


a. Penyakit waktu kecil/yang lalu : Menurut Ibu sejak usia 6 bulan anak sering
menderita batuk dan pilek, namun tidak pernah di rawat
b. Pernah dirawat ( hospitalisasi) : Anak tidak pernah di rawat
c. Obat-obatan : Tidak Ada
d. Operasi : Tidak Ada
e. Alergi : Anak tidak memiliki alergi makanan atau pun obat
f. Kecelakaan : Tidak Ada
g. Lain-lain :Tidak ada

6. Riwayat penyakit keluarga


a. Penyakit yang pernah diderita keluarga: Menurut Ibu, suaminya pernah di diagnosis TB Paru
satu tahun yang lalu, namun sudah mendapatkan pengobatan selama 6 bulan di Puskesmas.
13
b. Keluarga ywang menderita penyakit keturunan; DM,Asthma : Tidak ada
c. Keluarga yang menderita penyakit menular; TBC,hepatitis,peny.kulit : Ayah An.G pernah
diagnosis TB paru satu tahun yang lalu, namun sudah mendapatkan pengobatan selama 6 bulan
di Puskesmas.
d. Genogram (Minimal 3 generasi) :

Ket :
: laki-laki

: perempuan

: keluarga yang tinggal serumah

7. Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


A. Antenatal ( Prenatal ) : ( Usia < 2 thn)
a. Kesehatan Ibu : Ibu tidak mengalami masalah
b. Berapa kali kunjungan : 4 kali
c..Adakah dalam pengobatan
- Diet : Tidak ada
- Infeksi : Tidak ada
d. Adakah dilakukan RO : Tidak ada
e. Adakah tanda-tanda Pre eklampsia : Tidak ada
f.. Tempat pemeriksaan Kehamilan : Bidan
g. Ketergantungan Obat-obatan : Tidak ada

B. Natal : ( Usia < 2 thn)


a. Usia Kehamilam : 39 minggu
b. Berat Badan Lahir :  < 2500 gr ✓2500 –3000 gr  > 3000 gr
c. Jenis dan Lama Persalinan :✓Spontan  Vacum ekstraksi Induksi  Sectio
caesaria
d. Keadaan anak setelah Lahir :
- Segera menangis : ✓Ya  tidak
- Resusitasi :  dilakukan ✓tidak dilakukan
e. Obat yang digunakan selama persalinan : Tidak ada

C. Neonatal ( Post Natal ) ; Usia 0-28 hari


a. Apgar Score :✓
b. Kelainan Kongenital : Tidak Ada
c. Warna Kulit

14
- Cyanosis : Iya
- Kuning/Icterus : Tidak
d. Panas : Tidak Ada
e. Kejang : Tidak Ada
f. Adakah kesulitan dalam menelan, : Tidak Ada
menghisap atau minum
g. Mengukur Perkembangan
- Motorik Halus : Normal
- Motorik Kasar : Normal
-Bahasa : Normal
- Lingkar kepala : 34 cm
- Panjang Badan : 48 Cm
- Berat badan : 2600 Gram

8. Kebutuhan Dasar
1. Makan (dirumah)
a. Jenis Minuman ( ASI/PASI ) : ASI
b. Interval Minum : normal
c. Waktu yang dibutuhkan untuk minum : menyusu setiap 2-3 jam sekali
d. jumlah minum ( Sekali minum ) : 45-60 ml
e. Waktu untuk pengenalan makanan
tambahan : Pada usia 4 bulan anak sudah memakan
makanan tambahan berupa bubur cair
f. Nafsu makan : Baik
g. Jenis makanan ✓ makanan segar makanan diawetkan Instan
g. Makanan yang disukai : Nasi lembek, lauk pauk kecuali sayuran
h. Alergi : Tidak Ada
i. Kebiasaan makan : An.G niasa memakan lauk pauk dan nasi lembek
saja dan tidak menyukai sayuran apapun
j. Pantangan : Tidak ada
k. Alat yang digunakan : sendok

2. Makan (di Rumah sakit))


a. Jenis Minuman ( ASI/PASI ) : Asi dan Susu Formula
b. Interval Minum : normal
c. Waktu yang dibutuhkan untuk minum : menyusu setiap 2-3 jam sekali
d. jumlah minum ( Sekali minum ) : An.G menghabiskan 600 cc susu formula di
tambah ASI dalam sehari
e. Waktu untuk pengenalan makanan
tambahan :-
f. Nafsu makan : Nafsu makan menurun, An.G hanya menghabiska
1/5 porsi makan yang diberikan
g. Makanan yang disukai : bubur
h. Alergi : Tidak Ada
i. Kebiasaan makan : An.G biasa memakan makaann tambahan
tanpa sayuran
j. Pantangan : Tidak Ada
k. Alat yang digunakan : sendok

15
3. Pola Tidur (dirumah)
a. Berapa jam : Ibu klien mengatakan selama sakit An.G tidur
siang selama 1 Jam dan malam 8 Jam
b. Gangguan saat tidur : An.G sering gelisah saat tidur karena sesak
nafas serta terbangun dan menangis
c. Hal yang memudahkan tidur : bantal dan guling

4. Pola Tidur (dirumah sakit)


a. Berapa jam : 10 jam
b. Gangguan saat tidur : gangguan pernafasan
c. Hal yang memudahkan tidur : bantal dan guling

5. Bermain dan Istirahat (dirumah)


a. Berapa jam istirahat : 2jam
b. Bermain
- Waktu : Siang Hari
- Jenis : Petak Umpet dan lempar bola
- Teman : Kedua kakaknya
- Tempat : Dirumah
- Hubungan dengan teman : Saudara kandung

6. Bermain dan Istirahat (dirumah sakit)


a. Berapa jam istirahat : 3 jam
b. Bermain
- Waktu : siang hari
- Jenis : bercerita
- Teman : ibu dan ayah
- Tempat : ranjang RS

7. Hygiene (dirumah)
- Berapa kali mandi : 2 Kali
- Berapa kali gosok gigi :-
- Mandi pakai apa : air hangat
- Kebersihan rambut / kuku : bersih

8. Hygiene (dirumah sakit)


- Berapa kali mandi : 1 kali
- Berapa kali gosok gigi :-
- Mandi pakai apa : lap lap air hangat
- Kebersihan rambut / kuku : bersih

9. Imunisasi
- Dasar < 1 tahun : An.G mendapat semua imunisasi terkecuali
campak
- Ulangan 1 th – usia sekolah : An.G masih berusia <1 th

B. Hasil perkembangan
a. Motorik
Kasar Usia 1-
16
4 bln
 Mengangkat kepala saat tengkurap.......................................................... ✓Yatidak
 Dapat duduk sebentar dgn ditopang..........................................................✓yatidak
 Dapat duduk dgn kepala tegak.................................................................. ✓yatidak
 Jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong saat berdiri.........................Ya✓tidak
 Kontrol kepala dgn sempurna....................................................................✓yatidak
 Mengangkat Kepala sambil berbaring telentang.......................................✓yatidak
 Berguling dari telentang kemiring.............................................................✓yatidak
 Posisi lengan dan tungkai lebih fleks........................................................ ✓yatidak
 Berusaha untuk merangkak....................................................................... ✓yatidak

Usia 4-8 bln


 Menahan kepala tegak lurus..................................................................... ✓Yatidak
 Berguling dari telentang ketelungkup....................................................... ✓yatidak
 Dapat duduk dgn bantuan selama interval singkat....................................Ya✓tidak

Usia 8-12 bln


 Duduk dari tegak tanpa bantuan................................................................ya✓tidak
 Dapat berdiri tegak dgn bantuan...............................................................✓Yatidak
 Berdiri tegak tanpa bantuan walaupun sebentar.......................................✓Yatidak
 Membuat posisi merangkak.......................................................................✓yatidak
 Merangkak.................................................................................................✓yatidak
 Berjalan dgn bantuan.................................................................................✓Yatidak

b. Motorik
Halus Usia 1
– 4 bln
 Melakukan usaha untuk memegang suatu objek......................................✓Yatidak
 Mengikuti objek dari sisi kesisi................................................................✓Yatidak
 Mencoba memgang benda tapi terlepas................................................... ✓Yatidak
 Memasukan benda kedalam mulut........................................................... ✓Yatidak
 Memperhatikan tgn dan kaki....................................................................✓Yatidak
 Memegang benda dan kedua tgn.............................................................. ✓Yatidak
 Menahan benda ditgn walaupun sebentar.................................................✓Yatidak

Usia 4-8 bln


 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memgang.........................✓Yatidak
 Mengeksplorasi benda yang sedang dipegang......................................... ✓Yatidak
 Mampu menahan kedua benda dikedua tgn secara simultan....................✓Yatidak
 Memindahkan objek dari satu tgn ketgn lain........................................... ✓Yatidak

Usia 8 – 12 bln
 Melepas objek dgn jari lurus.................................................................... ✓Yatidak
 Mampu menjepit benda............................................................................ ✓Yatidak
 Melambaikan tgn......................................................................................✓Yatidak
 Menggunakan tangan untuk bermain....................................................... ✓Yatidak
 Menempatkan objek kedalam wadah....................................................... ✓Yatidak
 Makan biscuit sendiri............................................................................... ✓Yatidak
 Minum dari cangkir dgn bantuan............................................................. ✓Yatidak
 Makan dgn jari..........................................................................................✓Yatidak

c. Bahasa: bahasa ibu


17
C. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah : 90/80 mmhg
- Mean Pressur : normal
- Suhu : 38°C
- Nadi : 120 x/menit
- Pernafasan : 55 x/menit

b. Keadaan Umum
- Penampilan : An.G tampak Lemah
- Kesadaran
Kuantitatif (GCS) : E = Tidak Di Kaji
M= Tidak
V = Tidak
Jumlah : Tidak Di Kaji
Kualitatif ✓Composmentis  Apatis Delirium Confulsi
✓Samnolen  Semi coma  Coma
- Tinggi Badan : 62 cm
- Berat Badan : 6 kg
- Lingkar kepala (<2th) : 44 cm
- Lingkar dada(< 2th) : 38 cm

c. Kepala
- Struktur ✓Simetris Asimetris Caput succaedenum
- Fontanela  Menonjol ✓ Rata  Cekung
- Kulit kepala ✓Bersih Kotor hematoma lesi  kerniks
caseosa
- Nyeri / Pusing  ada ✓tidak
- Rambut
Distribusi : Normal
Warna : Hitam
- Keluhan lain : Tidak ada

d. Ma ta / Penglihatan
- Ketajaman : Normal
- Sklera  Putih ✓merah icterus
- Pupil
Ukuran ✓isokor Anisokor
Reflek terhadap cahaya Miosis  midriasis
- Konjungtiva ✓merah Muda  Pucat merah  Lain-lain.
- Gerak bola mata : Normal
- Refleks kornea : Normal
- Kelopak mata ✓Normal Ptosis Edema
- Alat Bantu penglihatan  kaca mata ✓lensa kontak
- Sekret  Ada ✓ Tidak

e. Hidung / Penciuman
- Struktur : Normal

18
- Fungsi : Normal
- Perdarahan : Tidak ada
- sinus/polip : Negatif
- Cairan/lendir : ✓ada tidak

f. Rongga mulut
- Mukosa mulut ✓Lembab Kering  Sariawan
- Lidah ✓Bersih  Kotor Lesi  pecah
- pembesaran tonsil ada merah  Abses membran putih •Tidak ada
- nyeri menelan ada ✓tidak
- Gigi Bersih Berlubang+caries
lengkap ✓tidak lengkap
g. Telinga / Pendengaran
- Struktur ✓Simetris Asimetris
- Fungsi ✓Baik
✓Test detik arloji
✓Test dgn menggesek tangan/rambut
✓Test garputala
✓Test Swabach
✓Test weber
✓Test rinne

- Nyeri : Tidak ada


- Serumen : Tidak ada
- Ciran telinga : Tidak ada

h. Leher
- Distensi vena yugolaris : .Tidak Di Kaji
- pembesaran thyroid ada ✓tidak
- pembesaran kelenjar getah bening  ada ✓ Tidak
- kaku kuduk  Ada ✓ Tidak

i. Pernapasan
- Kualitas nafas  Dalam ✓ Dangkal  Cepat lambat
- Bunyi nafas  Vesicular Rales Ronchi
✓Wheezing Pleural Friction rub
- Tipe / Pola  Teratur ✓ Dispnoe Orthopnoe  Cheynestokes
biot Kussmaul

- Batuk : An.G batuk berdahak ± 1 minggu


- Sputum : Ada
- Struktur dada ✓ Simetris  Asimetris
- Bentuk thoraks ✓ Normal  Pigeon chest Funnel chest Barrel chest
- Pemeriksaan Rontgen : Tidak Khas adanya pembesaran kelenjar hilus tanpa infiltrate
- Penggunaan otot Bantu pernapasan : Ada
Retraksi supraklavikular  Retraksi sub kostal
Retraksi interkostal  Retraksi suprasternal
- Penggunaan alat Bantu pernapasan
: Tidak Ada

19
j. kardiovaskuler
- Ukuran jantung : Tidak Di Kaji
- Nyeri dada ada ✓ Tidak
- Palpitasi  ada ✓ tidak
- Denyut jantung : normal
- Bunyi jantung ✓S1/S2 Murmur  Gallop
- Sianosis Ada ✓Tidak
- Jari-jari tabuh/Clubbing finger ada ✓tidak
- CRT ; > 2 detik
- Lain-lain :-

k. Abdomen
- Struktur ✓Simetris  asimetris
- Nyeri tekan  Ada ✓Tidak ada
- Bising usus : 12 x/Menit
- Benjolan : Tidak ada
- Pembesaran hati  Ada ✓Tidak
- pembesaran limfa Ada ✓Tidak
- kembung  Ada ✓Tidak
- Mual Ada ✓Tidak ada
- Muntah
- Frekuensi : Tidak Ada
- Jumlah : Tidak Ada
- karakteristik : Tidak Ada
- Mulas : Ya
- Ascites : Tidak Ada
- Keadaan lainnya :-

l. Kulit :
- Ptekie/ekimosis  Ya ✓Tidak
- Turgor ✓ Jelek  Baik
- Lesi : Tidak Ada
- Kelembaban : Kulit Tampak Lembab
- Diaforesis : Tidak Ada
- Sianosis : Tidak Ada
- Lain-lain : Tidak Ada

m. Eliminasi
- Frekuensi BAK/24 jam : 3x mencret
- Jumlah urin : tidak normal ( sering ngompol )
- Keluhan BAK  Nyeri  Inkontinensia
Jelaskan Bayi Masih Sering Ngompol
- Penggunaan kateter  Ya ✓Tidak
- Karakteristik urine
Warna : kuning kecoklatan
Bau : Tidak sedap
- Frekuensi BAB/24 jam : Ibu klien mengatakan An.G sudah Bab 3 kali dengan
konsistensi feses encer dan ada sedikit ampas
- Keluhan BAB  Konstipasi ✓Diare  Tenesmus
- karakteristik Feses  Cair Berlendir Berdarah ✓ada ampas
✓Lunak  keras  lain-lain,
20
- Colostomi Tidak Ada

n. Muskuloskeletal
- kekuatan otot : normal
- Tonus otot : normal
- Fraktur : normal
- Atropi : normal
- Edema : normal
- Persendian
a. Rentang gerak  Terbatas Jelaskan……..✓Bebas/aktif  kaku sendi
b. Kontraktur  Ada ✓ Tidak
c. Tanda-tanda radang  Nyeri Edema Merah Panas Functiolasea

- tulang belakang Skoliosis Kyposis  Lordosis ✓ Tak ada kelainan


Aktivitas  MandiriBantuan sebagian ✓Bantuan sepenuhnya

o. Neurology
- Fungsi Nervus I : normal
- Fungsi nervus II : normal
- fungsi nervus III : normal
- Fungsi nervus IV : normal
- Fungsi nervus V : normal
- Fungsi nervus VI : normal
- Fungsi nervus VII : normal
- Fungsi nervus VIII : normal
- Fungsi nervus IX : normal
- Fungsi nervus X : normal
- Fungsi nervus XI : normal
- Fungsi nervus XII : normal
- Aktivitas kejang
jenis : Tidak Ada
Lama : Tidak Ada
- kelumpuhan : Tidak Ada
- Reflek patologis
Babinski ✓ya tidak
- Fungsi sensoris
a.Reaksi terhadap nyeri......................................................... ✓Ada  tidak ada
b.Reaksi terhadap suhu ................................................. ✓ ada tidak ada
c.Reaksi thd raba ........................................................... ✓ada tidak ada

- Afek
a. Emosi ✓ Labil  stabil
b. alam perasaan Sedih Gembira Cemas ✓ Gelisah
- Orientasi
a. Waktu : Selama Sakit
b. Tempat : RS

8. Orang :-

21
1. Genitalia
Struktur : Normal
Kelainan : Tidak Ada
Iritasi  ada ✓tidak
Sekret ada ✓tidak
Anus ✓Normal Atresia ani

2. Psikososial
Hubungan dgn keluarga : Baik
Pola interaksi : An.G malu jika bertemu dengan orang lain
Komunikasi : An.G sudah bisa menyebutkan
Norma dan keyakinan yang dianut : Islam
Tanggapan keluarga ttg penyakit :Ibu Klien Merasa cemas akan keadaan anaknya

13. Diagnosa medis : TB Paru dengan BTA ( + )

14. Hasil Pemeriksaan Penunjang :


- Laboratorium : Tes Mantoux
urine : Tidak Ada
Darah : Tidak Ada
Sputum : BTA ( + )
- X-Ray / ECG : Tidak Ada
- Tes Mantoux : ( + ) > 10 mm
- Rontgen Thorax : Tidak khas adanya pembesaran kelenjar hilus tanpa infiltrate

15. Program Pengobatan Dokter : IVFD Ringer Laktat 12/TPM


: RHZ ( Rifamfisin 75 gr )
: Pirazinamid 150 mg/24 jam
: Vitamin B kompleks ½ tablet/hari
16. Catatan Tambahan : Tidak Ada
17. Ringkasan secara umum tentang pasien : Tidak Ada

melakukan Pengkajian

( ……………………….. )
NIM.

22
ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1. DS : Sekresi yang tertahan ( D.0001 )

-Ibu klien mengatakan bahwa An.G batuk Bersihan jalan nafas


berdahak dan sulit dikeluarkan selama ± 1 tidak efektif
minggu

-Ibu klien mengatakan An.G pilek selama ± 3


hari

-Ibu klien mengatakan An.G gelisah saat


tidur karena sesak nafas

-Ibu klien mengatakan sejak usia 6 bulan


An.G sering mengalami batuk dan pilek

23
DO :

-An.G tampak Gelisah

-RR 55x/i

-S 38°C

-Pola napas Dispnoe

-Ditemukan secret berwarna putih dan


jernih di lubang hidung

-An.G tampak sesak dan kesulitan bernafas

-BTA ( + )

2. DS : Kurangnya asupan ( D.0019 )


makanan
-Ibu klien mengatakan sejak sakit An.G Defisit nutrisi
sering menolak makan

-Ibu klien mengatakan An.G hanya


menghabiskan ⅕ porsi makanan yang
diberikan

-Ibu klien mengatakan An.G tidak menyukai


jenis sayur apapun

-sejak sakit ibu klien hanya memberikan ASI


dan susu formula saja ± 600 cc dalam sehari

DO :

-An.G tampak lemas

-Turgor kulit Jelek

-S 38°C

-An.G sering menangis

3. DS : Hambatan lingkungan ( D.0055 )

-Ibu klien mengatakan An.G gelisah saat Gangguan pola tidur


tidur karena sesak nafas

-Ibu klien mengatakan An.G sering


terbangun dan menangis ketika tidur

-ibu klien mengatakan An.G sering


terbangun ketika mendengar suara

-Ibu klien mengatakan An.G tidur hanya ± 8


jam dalam sehari

DO :

24
-An.G tampak gelisah

-An.G tampak rewel dan menangis

-An.G tampak lemas

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d ibu klien mengatakan An.G batuk
berdahak dan sulit dikeluarkan selama kurang lebih 1 minggu, Ibu klien mengatakan An.G pilek
selama kurang lebih 3 hari, Ibu klien mengatakan anak gelisah saat tidur karena sesak nafas, Ibu
klien mengatakan sejak anak berusia 6 bulan sering mengalami batuk pilek dan anak tampak
gelisah, respirasi 55x/i pola nafas dispnea dan ditemukan secret berwarna putih jernih di lubang
hidung serta An.G tampak sesak dan kesulitan bernapas.

2. defisit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan d/d ibu klien mengatakan sejak An.G sakit sering
menolak makan, ibu klien mengatakan An.G hanya menghabiskan ⅕ porsi makanan yang
diberikan, Ibu klien mengatakan An.G tidak menyukai jenis sayur apa pun sejak sakit, Ibu klien
hanya memberikan ASI dan susu formula saja kurang lebih 600 cc dalam sehari An.G tampak
lemas turgor kulit jelek suhu 38°C serta anak sering menangis.

3. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan d/d Ibu klien mengatakan An.G gelisah saat tidur
karena sesak nafas, Ibu klien mengatakan An.G sering terbangun dan menangis ketika tidur, Ibu
klien mengatakan An.G sering terbangun ketika mendengar suara, Ibu klien mengatakan An.G
tidur kurang lebih hanya 8 jam dalam sehari, An.G tampak gelisah An.G tampak rewel dan lemas

25
INTERVENSI KEPERAWATAN

No.diagnosis
Tujuan Intervensi Ttd
Keperawatan
( D.0001 ) Bersihan jalan nafas L.01001 Manajemen jalan nafas I.01011
Setelah dilakukan tindakan O:
keperawatan selama 3×24 jam 1. Monitor pola nafas ( frekuensi,
diharapkan bersihan jalan usaha nafas)
nafas anak meningkat dengan 2. Monitor bunyi nafas tambahan
kriteria hasil : ( mis,gurgling, mengi,wheezing,
1. Batuk efektif ronkhi kering)
meningkat (5) 3. Monitor sputum ( jumlah, warna,
2. Produksi sputum aroma )
menurun (5) T:
3. dispnea membaik (5) 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
4. gelisah cukup mmbaik dengan head-tilt dan chin-lift
( 4) 2. Posisikan semi fowler atau fowler
5. frekuensi nafas 3. Berikan minum hangat
membaik (5) 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
26
dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
E:
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
K:
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolotok, jika perlu
( D.0019 ) Status nutrisi L.03030 Manajemen nutrisi I.03119
Setelah dilakukan tindakan O:
keperawatan selama 3×24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi makanan yang
membaik dengan kriteria disukai
hasil : 3. Identifikasi kebutuhan kalori
1. Porsi makan yang dan jenis nutrien
dihabiskan cukup 4. Monitor asupan makanan
meningkat (4) T:
2. Pengetahuan tentang 1. Lakukan oral hygiene sebelum
pilihan makanan yang makan, jika perlu
sehat cukup meningkat 2. Sajikan makanan secara menarik
( 4) dan suhu yang sesuai
3. Berat badan membaik ( 3. Berikan makanan tinggi kalori dan
5) tinggi protein
4. Nafsu makan membaik 4. Berikan suplemen makanan, jika
(5) perlu
E:
1. Anjurkan posisi duduk, jika mempu
K:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan , jika perlu
( D.0055 ) Pola tidur L.05045 Dukungan tidur I.05174
Status kenyamanan L.08064 O:
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi pola aktifitas dan tidur
keperawatan selama 3×24 jam 2. Identifikasi faktor penganggu
diharapkan pola tidur T:
membaik dengan kriteria hasil: 1. Modifikasi lingkungan
1. Keluhan sulit cukup 2. Lankukan prosedur untuk
meningkat (4) meningkatkan kenyamanan
2. Keluhan istirahat tidak 3. Sesuaikan jadwal pemberian obat
cukup meningkat (5) dan atau tindakan untuk menunjang
Status kenyamanan meningkat siklus tidur-terjaga
dengan kriteria hasil: E:
1. Keluhan tidak nyaman 1. Jelaskan pentingnya tidur yang
cukup menurun (4) cukup selama sakit
2. Gelisah menurun (5) 2. Ajarkan faktor-faktor yang
3. Kebisingan menurun berkontribusi terhadap gangguan
(5) pola tidur
4. Keluhan sulit tidur
menurun (5)
5. Menangis cukup
menurun (5)

27
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No.Diagnosis
Implementasi Ttd
keperawatan
Manajemen jalan nafas I.01011
O:
1. Memonitor pola nafas (frekuensi, usaha nafas)
2. Memonitor bunyi nafas tambahan ( mis,gurgling,
mengi,wheezing, ronkhi kering)
( D.0001 ) 3. Memonitor sputum ( jumlah, warna, aroma )
T:
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan
chin-lift
28
2. Memposisikan semi fowler atau fowler
3. Memberikan minum hangat
4. Melakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8. Memberikan oksigen, jika perlu
E:
1. Menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Mengajarkan teknik batuk efektif
K:
Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolotok,
jika perlu
( D.0019 ) Manajemen nutrisi I.03119
O:
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Memonitor asupan makanan
T:
1. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Memberikan suplemen makanan, jika perlu
E:
1. Menganjurkan posisi duduk, jika mempu
K:
Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan , jika perlu
( D.0055 ) Dukungan tidur I.05174
O:
1. Mengidentifikasi pola aktifitas dan tidur
2. Mengidentifikasi faktor penganggu
T:
1. Memodifikasi lingkungan
2. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
3. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur-terjaga
E:
1. Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit
2. Mengajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur

29
EVALUASI

No.Diagnosis
Evaluasi Ttd
Keperawatan
( D.0001 ) S:
Ibu klien mengatakan bahwa batuk anak nya menurun , nafas
anak nya membaik, anaknya tidak lagi gelisah.

O:
Pasien terlihat membaik, frekuensi nafas pasien membaik, batuk
nya menurun, pasien tidak lagi tampak gelisah

A:
Batuk pasien sebagian teratasi
sputum pasien teratasi
gelisah pasien teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan

( D.0019 ) S:
Ibu pasien mengatakan anak nya sudah nafsu makan, porsi yang
disediakan dihabiskan.

O:
Pasien terlihat sangat nafsu makan setelah tidak adanya sputum,
porsi makanan dihabiskan.

A:
Porsi makan yang sedikit teratasi
Pengetahuan ortu tentang makanan teratasi
Nafsu makan pasien teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan

( D.0055 ) S:
ibu pasien mengatakan anaknya tidak lagi kesulitan saat tidur,
30
anaknya tidak lagi gelisah, anaknya tidak lagi menangis

O:
Pasien terlihat istirahat yang cukup, tidak lagi gelisah, sangat
nyaman untuk tidur,tidak lagi menangis

A:
Kesulitan untuk tidur teratasi
Gelisah pasien teratasi
Menangis teratasi
Istirahat yang kurang teratasi

P:
Intervensi di hentikan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
TB Paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu
basil tahan asam yang ditularkan melalui udara. Epidemiologi penyakit TB Paru adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara kuman (agent) Mycrobacterium tuberculosis, manusia (host) dan
lingkungan (envirotment). Sumber penularan TB paru adalah penderita TB paru BTA positif. Penularan
terjadi pada waktu penderita TB paru batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman bakteri ke udara
dalam bentuk droplet (percikan dahak).
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis, serta ini lebih
menambah pengetahuan kita tentang penyakit TB paru

DAFTAR PUSTAKA

31
Redita.rizky.2010.epidemiologi TB paru.http://redhitarizky.blogspot.com/2010/11/penyelidikan-epidemiologi-

pe-terhadap.html diakse pada Senin 23 Maret 2015

http://surveilansepidfkmunsri.blogspot.com/2013/11/survailens-epidemiologi-penyakit-tbc.html, diakses pada

Senin 23 Maret 2015

https://coretankecilhanfiz.wordpress.com/tag/kesehatan-masyarakat/

Basith.abdul.2012.Penyakit TBC. http://abdulbasithalzufri.blogspot.com/2012/11/penyakit-

tbctuberculosis.html diakses pada Senin 23 Maret 2015

32
33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai