Konsep Manajemen
Asuhan Keperawatan
URAIAN MATERI
Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada pasien dan juga
mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper
1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual,
teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien. Dengan kata lain, praktek keperawatan profesional
adalah praktek yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal
dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Proses Keperawatan
Metode asuhan keperawatan untuk melaksanakan praktek profesional adalah dengan
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian
asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan
tindakan, implementasi, dan evaluasi.
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu kerangka konsep
berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat seperti yang disampaikan
oleh Yura dan Walsh (1983) bahwa Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain
tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan meliputi:
mempertahankan kesehatan optimal, kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi
kualitas hidup. Jadi apabila kita menggunakan proses keperawatan harus dipastikan
bahwa pasien kelolaan akan menjadi lebih berkualitas, dalam kehidupannya melalui
upaya kesehatan yang kita lakukan.
A. Pengkajian
Proses pengkajian terdiri dari pengumpulan data mengenai pasien yang tepat untuk
memperoleh asuhan keperawatan. Sebagian dari data adalah sama seperti yang
dikumpulkan oleh pelayanan kesehatan profesional lain, penggunaan data berbeda.
1. Tujuan Pengkajian
Pengkajian keperawatan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memerlukan
pengumpulan dan pengorganisasian data yang sistematis, dan mengorganisasi data yang
menjelaskan respon pasien terhadap masalah – masalah kesehatan. Tujuan dari
pendokumentasian data pengkajian keperawata adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan respon pasien yang unik terhadap
masalah – masalah dan akan ditegakkan menjadi diagnosis keperawatan yang
mempengaruhi rencana intervensi keperawatan yang diperlukan.
b. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang
dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan pasien dapat dianalisis
dan diidentifikasi.
c. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
poin referensi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan
pasien.
d. Untuk mengidentifikasikan definisi karakteristik sesuai respon dan kondisi
kesehatan pasien yang akan memengaruhi rencana dan pemberian intevensi
keperawatan.
e. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensi keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
f. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan yang
efektif.
Untuk mencapai tujuan – tujuan ini, maka perawat menggunakan semua informasi
tentang pasien yang diperoleh dari wawancara pasien, riwayat kesehatan,
1. Tipe-tipe Pengkajian
Pengkajian awal, pengkajian lanjutan, pengkajian ulang, dan pengkajian kembali
menunjuk pada tiga tipe pengkajian keperawatan yang umumnya ditujukan dalam
dokumentasi. Penjelasan mengenai jenis – jenis pengkajian tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Pengkajian awal
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali pasien masuk dalam fasilitas
pelayanan kesehatan atau mulai menggunakan jasa pelayanan.
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan menguatkan dan memperluas data dasar yang diperoleh
selama pengkajian awal. Data yang diperlukan untuk membuktikan atau
mengidentifikasikan masalah – masalah pasien menjadi lebih mudah diperoleh.
c. Pengkajian Ulang
Data pengkjian ulang adalah data-data yng diperoleh dari aktivitas evaluasi
proses keperawatan. Ketika hasil evaluasi pasien terliht kurang berkembang
terhadap criteria hasil dan hasil yang diharapkan, maka kemungkinan data yang
telah diperoleh kurang tepat sehingga masalah kurang dapat teridentifikasi.
d. Pengkajian Kembali
Pengkajian kembali berarti perawat harus memeriksa kembali data pengkajan
sebelumnya untuk menemukan petunjuk baru bagi masalah-masalah pasien atau
harus mengembangkan data awal untuk mendapatkan data tambahan tentang
pasien.
Data tambahan digunakan untuk evaluasi masalah yang direncanakan dan untuk
merencakan masalah baru. Cara pendekatan yang direncanakan dan diatur sama
keutamaannya demi pengkajian yang berkesinambungan demikian juga untuk
pengkajian awal.
B. Diagnosa Keperawatan
Langkah kedua dari proses keperawatan adalah membuat kesimpulan dari data yang
terkumpul. Proses analisa data dapat disebut sebagai diagnosis, namun demi
menghilangkan kerancuan proses dengan hasil akhir, terminologi diagnosa keperawatan
dalam perbincangan akan dibatasi sampai hasil akhir dari analisa data. Kerangka acuan
seperti yang diuraikan sebelumnya untuk praktek keperawatan sangat membantu untuk
pengelompokkan data yang akan dianalisa sehingga bisa sampai kepada kondisi yang
sehat dari data landasan.
2. Proses Diagnostik
a. Analisis data, yaitu membandingkan data dengan nilai normal dan membuat
kelompok data berdasarkan kategori/ subkategori
b. Indentifikasi masalah; masalah actual, risiko atau promosi kesehatan.
c. Perumusan diagnosis, terdiri dari 2 bentuk:
a. Tiga bagian (aktual); Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan
dengan tanda/ gejala
b. Dua bagian (risiko dan promosi kesehatan), terdiri dari:
c) Risiko; Masalah dibuktikan dengan faktor risiko
d) Promosi kesehatan; Masalah dibuktikan dengan tanda/ gejala
3. Contoh Diagnosis
a. Aktual: “Bersihan jalan nafas tidak efekti berhubungan dengan spasme jalan
nafas, ditandai dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dyspnea,
Saat ini, Persatuan Perawat Nasiona Indonesia (PPNI) telah mengembangkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesi (SDKI) dengan menerbitkan buku Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesi (SDKI). Buku ini bisa dijadikan pedoman oleh perawat dalam
menetapkan diagnosis keperawatan.
Saat ini, Persatuan Perawat Nasiona Indonesia (PPNI) telah mengembangkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesi (SIKI) dengan menerbitkan buku Standar Intervensi
Keperawatan Indonesi (SIKI). Buku ini bisa dijadikan pedoman oleh perawat dalam
menetapkan intervensi keperawatan.
3. Implementasi
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap ini
perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan.
Sebelum melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 3
Manajemen Asuhan Keperawatan
Pada Kasus Kelolaan
C. Pengkajian
Proses pengkajian terdiri dari pengumpulan data mengenai pasien yang tepat untuk
memperoleh asuhan keperawatan. Sebagian dari data adalah sama seperti yang
dikumpulkan oleh pelayanan kesehatan profesional lain, penggunaan data berbeda.
2. Tujuan Pengkajian
Pengkajian keperawatan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memerlukan
pengumpulan dan pengorganisasian data yang sistematis, dan mengorganisasi data yang
menjelaskan respon pasien terhadap masalah – masalah kesehatan. Tujuan dari
pendokumentasian data pengkajian keperawata adalah sebagai berikut.
g. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan respon pasien yang unik terhadap
masalah – masalah dan akan ditegakkan menjadi diagnosis keperawatan yang
mempengaruhi rencana intervensi keperawatan yang diperlukan.
h. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang
dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan pasien dapat dianalisis
dan diidentifikasi.
i. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
poin referensi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan
pasien.
j. Untuk mengidentifikasikan definisi karakteristik sesuai respon dan kondisi
kesehatan pasien yang akan memengaruhi rencana dan pemberian intevensi
keperawatan.
k. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensi keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
l. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan yang
efektif.
Untuk mencapai tujuan – tujuan ini, maka perawat menggunakan semua informasi
tentang pasien yang diperoleh dari wawancara pasien, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, labolatorium, dan diagnostik lainnya. Pengkajian harus lengkap
dan seakurat mungkin. Pengumpulan data untuk kelengkapan informasi status
kesehatan atau masalah pasien harus terus – menerus dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah – masalah baru dan mengubah prioritas klinis.
4. Tipe-tipe Pengkajian
Pengkajian awal, pengkajian lanjutan, pengkajian ulang, dan pengkajian kembali
menunjuk pada tiga tipe pengkajian keperawatan yang umumnya ditujukan dalam
dokumentasi. Penjelasan mengenai jenis – jenis pengkajian tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Pengkajian awal
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali pasien masuk dalam fasilitas
Misalnya seorang perawat yang bekerja yang bekerja di unit perawatan intensive
pediatric neurologic harus melengkapi data pengkajian. Maka perawat tersebut
memfokuskan pengkajian perihal pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
neuroligis anak. Area praktik biasanya akan memberikan data yang akan
dimasukkan dalam pengkajian awal ini.
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan menguatkan dan memperluas data dasar yang diperoleh
selama pengkajian awal. Ketika hubungan saling percaya antara perawat –
pasien semakin berkembang, maka pasien akan bersedia untuk memberikan data
tambahan secara rinci tentang status kesehatannya. Lebih lanjut, data tambahan
dari pemeriksaan diagnostik terbaru dan dari sumber – sumber lainnya yang
perlu ditambahkan pada catatan dokumentasi pasien. Pendokumentasian yang
dilakukan pada pengkajian lanjutan membuat dokumentasi keperawatan selalu
dipengaruhi (up to date ). Data yang diperlukan untuk membuktikan atau
mengidentifikasikan masalah – masalah pasien menjadi lebih mudah diperoleh.
Ketika data subjektif dan/atau objektif terbaru telah dikumpulkan, maka data ini
kemudian dapat dianggap sebagai data penunjang.
c. Pengkajian Ulang
Data pengkjian ulang adalah data-data yng diperoleh dari aktivitas evaluasi
proses keperawatan. Ketika hasil evaluasi pasien terliht kurang berkembang
terhadap criteria hasil dan hasil yang diharapkan, maka kemungkinan data yang
telah diperoleh kurang tepat sehingga masalah kurang dapat teridentifikasi.
Masalah ang kurang teridentifikasi mengakibatkan rencana intervensi yang
disusun tidak sesuai dengan masalah yang sebernantya terjadi. Namun, hasil
evaluasi pasien yangkurang berkembang dapat juga terjdi karena implementasi
intervensi belum dilakukan dengan durasi atu intesitas yang cukup.
d. Pengkajian Kembali
Pengkajian kembali berarti perawat harus memeriksa kembali data pengkajan
sebelumnya untuk menemukan petunjuk baru bagi masalah-masalah pasien atau
harus mengembangkan data awal untuk mendapatkan data tambahan tentang
pasien. Dokumentasi pengkajian kembali menunjukan pertanggung jawaban
perawat untuk melanjutkn usaha penyelesaian masalah.
Data yang terkumpul dari pasien bisa subjektif atau objektif. Data Subjektif diperlukan
demi penyajian pengertian dari pengalaman pasien dan pengindraannya terhadap sakit
dan sehat. Data Objektif dapat dibuktikan kebenarannya. Data subjektif dan objektif
dipisahkan pada pencatatan pada metode orientasi masalah.
Karena kesehatan itu dinamis, statusnya berubah - ubah selamanya, pengkajian harus
merupakan proses yang berkesinambungan. Jadi, pengkajian tidak berakhir pada data
yang terkumpul waktu masuk dirawat. Pada setiap saat terjadi interaksi antara perawat
dan pasien tambahan data dikumpulkan.
Data tambahan digunakan untuk evaluasi masalah yang direncanakan dan untuk
merencakan masalah baru. Cara pendekatan yang direncanakan dan diatur sama
keutamaannya demi pengkajian yang berkesinambungan demikian juga untuk
D. Diagnosa Keperawatan
Langkah kedua dari proses keperawatan adalah membuat kesimpulan dari data yang
terkumpul. Proses analisa data dapat disebut sebagai diagnosis, namun demi
menghilangkan kerancuan proses dengan hasil akhir, terminologi diagnosa keperawatan
dalam perbincangan akan dibatasi sampai hasil akhir dari analisa data. Kerangka acuan
seperti yang diuraikan sebelumnya untuk praktek keperawatan sangat membantu untuk
pengelompokkan data yang akan dianalisa sehingga bisa sampai kepada kondisi yang
sehat dari data landasan.
5. Proses Diagnostik
a. Analisis data, yaitu membandingkan data dengan nilai normal dan membuat
kelompok data berdasarkan kategori/ subkategori
b. Indentifikasi masalah; masalah actual, risiko atau promosi kesehatan.
c. Perumusan diagnosis, terdiri dari 2 bentuk:
a. Tiga bagian (aktual); Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan
dengan tanda/ gejala
b. Dua bagian (risiko dan promosi kesehatan), terdiri dari:
g) Risiko; Masalah dibuktikan dengan faktor risiko
h) Promosi kesehatan; Masalah dibuktikan dengan tanda/ gejala
6. Contoh Diagnosis
E. Perencanaan
Perencanaan keperawatan melalui beberapa tahap :
e. Menentukan preoritas setelah diagnosa - diagnosa keperawatan
f. Menentukan tujuan atau hasil dari pelayanan keperawatan untuk tiap diagnosa
keperawatan memilih langkah keperawatan yang spesifik.
F. Implementasi
Perawat dapat membantu pasien untuk meraih tujuan dengan berbagai strategi cara.
Tujuan pelayanan keperawatan adalah mencapai kesehatan pasien yang
optimal,karena itu perawatan mandiri dititik beratkan sejauh itu masih
memungkinkan dilaksanakan oleh pasien karena penanggung jawab yang tertinggi
demi pelestarian kesehatan pasien itu sendiri. Jadi strategi keperawatn yang paling
utama ialah memberi penyuluhan,memberi bantuan dan memotivasi. Bila perawatan
mandiri tidak mungkin atau tidak pada tempatnya dilakukan,maka harus
mengkompensasikan ketidakmampuan pasien dengan melaksanakan kegiatan.
Pemantauan merupakan strategi yang harus berlangsung,bentuk tingkatannya
tergantung kepada tingkat sakit dan penyakitnya.
Kegiatan keperawatan dapat diarahkan ke berbagai hal dan keadaan. Tidak semua
pelayanan yang direncanakan itu dilakukan oleh perawat profesional. Sebagian
pelayanan dapat dilimpahkan kepada pemberi pelayanan kesehatan yang lain yang
bekerja dengan cara hubungan kerja dengan perawat.
G. Evaluasi
Langkah terakhir dari proses keperawatan terdiri dari menentukan apakah hasil yang
diharapkan bisa diraih,analisis keberhasilan intervensi keperawatan dan perencanaan
untuk pelayanan selanjutnya. Metode evaluasi terdiri dari cara menghimpun data dari
pasien berdasarkan kriteria yang ditentukan sebagai hasil yang diharapkan dari pasien
atau tujuan. Jadi lebih banyak tujuan itu dinyatakan pada perilaku pasien yang teramati,
lebih mudah tugas evaluasi dilaksanakan. Sebagai contoh diagnosa “Konstipasi sebagai
dampak dari kurang masukan cairan”,tujuannya ialah “tinja menjadi lembek dan
berbentuk”. Dengan demikian,evaluasi mencakup inspeksi tinja. Bila tinja lunak dan
berbentuk,tujuan berarti tercapai dan konstipasi sudah diperbaiki/ditangani. Sebagian
tujuan bisa saja tidak dicapai dan sebab-sebabnya bisa muncul dari berbagai aspek.
Setelah tujuan tidak tercapai maka dibuat revisi dan proses diulang kembali.
Sebagaimana telah dicatat,pelayanan keperawatan berlanjut terus dan proses yang
dinamis memerlukan pengkajian yang berkesinambungan,demikian juga evaluasinya.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
I. Biodata.
A. Identitas pasien.
1. Nama : Tn. Ramli (Laki-laki, 65 tahun).
2. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia.
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : Kawin
5. Pendidikan/pekerjaan : SMA/pensiunan PNS
6. Bahasa yang digunakan : Jawa dan Indonesia
7. Alamat : Simo Gunung Kramat Lor III/5 Surabaya
8. Kiriman dari : datang sendiri
B. Penanggung jawab pasien :
Pasien sendiri sebagai penanggung jawab.
B. Eliminasi BAB dan BAK tidak ada BAB dan BAK tidak ada
kelainan. Kadang keringat kelainan.
dingin.
VI. Psikososial
A. Psikologis : persepsi pasien terhadap penyakitnya yaitu bahwa ia tidak belum
mengetahui tentang pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko dan perawatan lanjut.
Konsep diri : tidak dirasakan sebagai suatu masalah pada konsep dirinya. Keadaan
emosi : pasien pasrah pada keadaan yang dideritanya sekarang ini. Mekanisme koping
adalah berdoa.
B. Sosial : hubungan antar anggota keluarga (istri dan anak-anaknya) harmonis
dimana isteri dengan setia menunggu pasien dan kadag anak-anak datang menjenguk
pasien di rumah sakit.
C. Spiritual : di rumah ibadah dengan sholat 5 waktu, sedangkan di rumah sakit
pasien berdoa dalam hati. Keyakinan tentang kesehatan sekarang ini adalah bahwa ia
mengharapkan agar cepat sembuh selain dengan mengikuti program terapi juga berdoa.
Analisis data
Data pendukung Masalah Etiologi
1. Subyektif : Aktivitas intolerans Kelemahan
Pasien mengatakan badan lemah, cepat secara umum
lelah kalau ke kamar mandi
Obyektif :
Keadaan umum lemah, sakit sedang,
konjungtiva anemis, membrane mukosa
kering, pucat, serum iron 46,0 u9/dl
(59-158) ; TIBC 3759 u9/dl (300-400) ;
IBC latent 329 u9/dl ; saturasi iron
12,2 % (20-35) ; Hb 7,0 g/dl.
2. Subyektif :
Pasien mengatakan belum mengerti Kurang pengetahuan Keterbatasan
tentang pembatasan diet, pengobatan, tentang kondisi, kognitif
faktor resiko dan perawatan lanjut pengobatan, factor resiko
Obyektif : dan perawatan lanjutan
Bertanya mengenai diet, meminta
infotmasi, pendidikan SMA,
Kurang pengetahuan Setelah 3 kali pertemuan 1. Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan
tentang kondisi, pasien dan keluarga mampu normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering
pengobatan, factor mengenal dan mengerti tentang jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. digunakan
resiko dan kondisi, pengobatan, factor 2. Bantu pasien mengidentifikasi factor resiko Factor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang
perawatan lanjut resiko dan perawatan lanjut jantung yang dapat berubah. hipertensi dan penyakit kardiovaskuler
berhubungan dengan 3. Jelaskan tentang obat yang diresepkan bersamaan Meningkatkan kerjasama dengan regimen pengobatan jangka
keterbatasan dengan rasional, dosis, efek samping yang diperkirakan panjang.
koginitf. dan efek yang merugikan.
4. Anjurkan untuk peningkatan masukan Diuretic dapat menurunkan kadar kalium. Penggantian diet lebih
makanan/cairan tinggi kalium dan minuman yang baik daripadaa obat dan ini untuk memperbaiki kekurangan.
mengandung tinggi kalori. Membantu menurunkan tekanan darah, aerobic juga membantu
5. Dorong pasien untuk membuat program olahraga menguatkan system kardiovaskuler. Latiahn isometric dapat
sndiri seperti aerobic. Tekankan pentingna menghindari meningkatkan kadar katekolamin serum, akan lebih meningkatkan
aktivitas isometric. tekanan darah.
Jam 20.30
2. 18.00 Memberitahukan kepada pasien batas tekanan darah normal dan hipertensi dan S : mengatakan hanya memahami tentang factor
efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. resiko jantung dan batas normal tekanan darah dan
Mengidentifikasi bersama pasien faktor resiko jantung yang dapat berubah. efeknya pada jantung, ginjal dan otak.
Menjelaskan tentang obat yang diresepkan bersamaan dengan rasional, dosis, efek O: menyebutkan batas tekanan darah norml dan
samping yang diperkirakan dan efek yang merugikan seperti captopril, asenolal, efeknya pada ginjal dan otak seperti gangguan
Hct, ISDN, ASA. kencing dan stroke.
A : belum memahami obat yang diperolehnya
P: tindakan keperawatan dipertahankan
Kamis, 22 – 06 – 2021 Jam 20.30
1. 15.30 Menanyakan respon pasien terhadap aktivitas, keletihan dan kelemahan yang S : mengatakan lemah berkurang, kalau ke kamar
berlebihan, diaporesis, pusing atau pingsan. mandi tidak lelah.
Mengingatkan kembali pasien tentang teknik penghematan energi seperti O: konjungtiva anemis, pucat, membrane mukosa
menggunakan kursi saat mandi, melakukan aktivitas dengan perlahan. lembab, Hb 9 g/dl
Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. A : pasien mulai toleransi terhadap aktivitasnya.
P: tindakan keperawatan dipertahankan
Jam 20.30
2 17.30 Menjelaskan tentang obat yang diresepkan bersamaan dengan rasional, dosis, efek S : mengatakan memahami sedikit obat yang
samping yang diperkirakan dan efek yang merugikan seperti captopril, asenolal, diperolehnya karena ada bebrapa obat yang
Hct, ISDN, ASA. didapatkannya, mengatakan akan melakukan jalan
Menganjurkan untuk peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalium seperti kaki ringan bila pualng rumah, dan memahami
pisang, tomat dan jeruk dan minuman yang mengandung tinggi kalori seperti susu. pentingnya makan dan minuman yang adekuat.
Memberitahukan pasien untuk membuat program olahraga sendiri seperti aerobic. O: menyebutkan batas tekanan darah normal,
Tekankan pentingnya mnghindari aktivitas isometric seperti mengangkat beban memahami yang dijelaskan perawat
yang berat. A : masalah teratasi
P: tindakan keperawatan dipertahankan atau
dievaluasi saat pasien pulang
Jumat, 23 –06 – 2021 Jam 09.30
1. 08.00 Menanyakan respon pasien terhadap aktivitas, keletihan dan kelemahan yang S : mengatakan tidak lemah, kalau ke kamar mandi