Anda di halaman 1dari 12

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN PADA KLIEN TBC

DOSEN PENGAMPU :

Christina Magdalena T.Bolon, S.Kep.Ns.M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Ali Mustika 5. Lanna Safitri Siregar


2. Fitri Novela 6. Irfa Azhari Rambe
3. Herlina Zalukhu 7. Yunita Maria Br Sitanggang
4. Yessi Gloria Stephany Hutagalang 8. Samudra Ari Maulana Lubis

PRODI S1-KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pencegahan Dan
Perawatan Pada Klien Tbc”

Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat tugas
Media dan model penkes. Makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan arahan dosen
pengampu mata kuliah ini. Kami juga dari kelompok menyadari banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman
semua. Demikian malalah ini kami buat, kami ucapkan terimakasih.

Medan, 10 Oktober 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Defenisi.....................................................................................................................................3
2.2 Penyebab Penyakit Tbc.............................................................................................................4
2.3 Cara Penularan Tbc....................................................................................................................5
2.4 Penanganan Tbc.........................................................................................................................5
2.5 Pencegahan Tbc.........................................................................................................................6
2.6 Perawatan Pada Klien Tbc........................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi
kesehatan pribadinya dan orang lain.

Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel) merupakan


penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Tuberkulosis
menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau
menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat
asimtomatikdan laten.

Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah
penderita tuberkulosis (TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan masuk dalam
milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan. Laporan WHO pada
tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah penderita
TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun
2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia (sumber WHO Global
Tuberculosis Control 2010).

Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus TB
tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA positif,
108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709 adalah kasus
TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh (retreatment,
excl relaps).

Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008
(dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya sama
(91%).

1
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas
pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC, sehingga masyarakat mengetahui
tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC dan mengetahui cara penanggulangan penyakit
tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan
meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula
di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan
China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia
terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau
insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu
penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu
orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap
tentang penyakit TBC.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,miskin,
atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta
kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei
prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa
prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC

3
pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya
diperkirakan merupakan kasus baru.

2.2 PENYEBAB PENYAKIT TBC


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh
Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai
Koch Pulmonum (KP). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

2.2.1 Kuman TBC


Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman
TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama
selama beberapa tahun

2.2.2 Terjadinya TBC


Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC.
Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem
pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap
disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah
diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer.
Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-
6 minggu.

4
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari
negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman
yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi
daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun
demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur).
Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya
dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.

Tuberkulosis Pasca Primer


Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status
gizi buruk. Cirikhas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.

2.3 CARA PENULARAN TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera
akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya
terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.

5
2.4 PENANGANAN TBC
Pengobatan TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB
yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang
tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak
efektif.  Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid danrifampicin, dan
pengbatan dapat berlangsung berbulan-bulan. Pengobatan TB laten biasanya menggunakan
antibiotik tunggal. Penyakit TB aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik
untuk menurunkan resiko berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Pasien
dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TB aktif di kehidupan
selanjutnya.
WHO merekomendasikan directly observed therapy atau terapi pengawasan langsung,
dimana seorang pengawas kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya
adalah untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan
benar. Bukti yang mendukung terapi pengawasan langsung secara independen kurang baik.
Namun, metode dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting ternyata
efektif.

2.5 PENCEGAHAN TBC


Salah satu langkah untuk mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan menerima vaksin
BCG(Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi
wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin
BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang
menderita TBC.

TBC juga dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu mengenakan masker saat
berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC, serta sering mencuci
tangan.

Walaupun sudah menerima pengobatan, pada bulan-bulan awal pengobatan (biasanya 2


bulan), penderita TBC juga masih dapat menularkan penyakit. Jika Anda menderita TBC,
langkah-langkah di bawah ini sangat berguna untuk mencegah penularan, terutama pada
orang yang tinggal serumah dengan Anda:

6
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila menggunakan tisu
untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka
pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang Anda
derita tidak lagi menular.

2.6 PERAWATAN PADA KLIEN TBC


1. Sediakan Ruangan Khusus
2. Gunakan masker
3. Mengingatkan untuk minum obat
4. Mendengarkan keluh kesah

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuatsehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan
meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula
di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik dari sisi angka
kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan
China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika
seseorang mendapatkan imunisasi campak. Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan
sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak
ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit
campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan
imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump
Rubella). Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih
baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang
steril.

3.2 Saran
Mungkin dalam pembuatann makalah ini kami menyadari banyak sekali kekurangan
dan kesalahan kami dalam membuat nya. Kiranya makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita terutama dalam dunia pendidikan kesehatan.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://rdnrizki.blogspot.com/2022/10/tuberkulosis.html  
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://www.ppti.info/2012/09/tbc-di-indonesia-peringkat-ke-5.html
  

Anda mungkin juga menyukai