Anda di halaman 1dari 11

PERAN PERAWAT DALAM KOMPLEMENTER

Dosen Pengampu:

Cristina M.T, S.Kep., Ns., M.kes

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Amalia Rahmadani
Ilham Siregar
Raudatul Hayati
Fronika Harahap
Sartika Ningsih
Muhammad Syahadad

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Peran perawat dalam terapi komplementer” tepat pada
waktunya. Makalah ini kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
keperawatan komunitas.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Medan , 04 oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terapi Komplementer................................................................................3
B. Klasifikasi terapi komplementer.............................................................................3
C. Hubungan klasifikasi dengan terapi........................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
A. Peran perawat dalam terapi komplementer.............................................................5
B. Ceragem Batu Giok.................................................................................................6
C. Proses terapi penyembuhan penyakit.....................................................................6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit gout asam urat adalah penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar
asam urat dalam darah. Seseorang akan di katakan menderita asam urat jika kadar asam urat
dalam darahnya di atas + mg8dl pada laki- lakidan di atas 4 mg8dl pada wanita. Prevelensi
penyakit gout pada populasi di USA diperkirakan 13,6/100.000 penduduk. Sedangkan, di
Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini sering meningkat
seiring dengan meningkatnya umur ( Tjokroprawiro, 2007). Perlu diketahui pula di Indonesia
gout di derita pada usia lebih awal dibandingkan dengan Negara barat. 32% serangan gout
terjadi pada usia dibawah 34 tahun. Sementara diluar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria
diatas usia tersebut. Di indonesia, asam urat menduduki urutan kedua setelah osteoarthritis.
Namun, di indonesia prevalensi penyakit asam urat belum diketahui secara pasti dan cukup
bervariasi antara satu daerah ( dalimata, 2008).

Penyakit gout terjadi jika himbunan Kristal asam urat yang mengendap dalam
persendian, meningkat. Peningkatan tersebut, dapat disebabkan ginjal yang mengalami
gangguan membuang asam urat dalam jumlah yang banyak ( wijaya kusuma, 2008).
Umumnya, gout ini menyerang lutut,tumit,dan jempol kaki. Sendi yang terserang Nampak
bengkak,merah,panas, nyeri dikulit, sakit kepala, tidak nafsu makan. Penyebabnya adalah
naiknya kadar asam urat dalam darah ( hariana, 2005). Serangan asam urat timbul secara
mendadak dan sering terjadi pasda malam hari ( wijaya kususma, 2008). Ini di karenakan,
asam urat cenderung akan membeku pada suhu dingin (utami, 2003).

Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi hiperurisemia ada beberapa
yaitu : adanya gangguan metabolisme purin bawaan,kelainan pembawaan sifat atau gen,
kebiasaan pola makan berkadar purin tinggi ( seperti : daging,jeroan,kepiting,
kerang,keju,kacang tanah,bayam,buncis) penyakit seperti leukemia ( kanker sel darah putih)
kemoterapi, radioterapi (misdaliarly, 2008). Peningkatan kadar asam urat dalam darah
hiperurisemia disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction), penurunan 
pengeluaran (underexcretion) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduanya (Wachjudi,
2006). Bahaya dari penyakit gout ini adalah nyeri dan sakit parah di persendian, asidosis
metabolik, batu ginjal, gagal ginjal, pirai, dan penyakit jantung koroner. Dari bahaya-

1
bahaya tersebut, penderita akan mengalami hambatan mobilitas fisik, sehingga perlu
dilakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi bahaya tersebut.

Solusi yang dapat digunakan adalah melakukan terapi komplementer Ceragem batu


giok. Berdasarkan dari study kasus, terapi ceragem batu giok cukup efektif & menurunkan
kadar asam urat dalam tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer.
b. Apa klasifikasi terapi komplementer
c. Bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi.
d. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer.
e. Apakah yang dimaksud dengan ceragem batu giok.
f. Bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untukmemahami tentang penyakit glomerulonefritis dan bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan glomerulonefritis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi terapi komplementer.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer.
5. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan ceragem batu giok.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Devinisi Terapi Komplementer
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,  perawatan penyakit.
Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan 
komplementer  dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan
bersifat rasional yang tidak  bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di indonesia.
Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri  Kesehatan
Republik Indonesia.

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan


non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk
indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun - temurun pada suatu negara.

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam – macam sistem


pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi
bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

B. Klasifikasi Terapi Komplementer

1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir


yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan
fungsi tubuh (imagery, yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor,
tai chi, dan hypnotherapy).
2. Alternati& sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yangmengembangkan 
pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo,homeopathy, nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
dan makanan.

3
4. Terapi manipulati& dan sistem tubuh 6didasari oleh manupulasi dan pergerakan tubu
h misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rol&iing,terapi cahaya dan warna, serta
hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang ber&okus pada energi tubuh
(biofields) atau mendapatkan  energi dari luat tubuh  6terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong magnet)  terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik.

C. Hubungan antara klasifikasi dengan terapi


Terapi ceragem batu giok termasuk dalam klasifikasi terapi energi.Terapi energi adalah
terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari luat tubuh
(terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini
kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik. !eragem batu giok akan menghasilkan sinar i
nfravmerah ketika dipanaskan. Sinar inframerah akan menstimulasi panas sampai pada
jaringan sub  cutan yang mengakibatkan vasolidasi  pembuluh darah meningkat,  serta
meningkatkan metabolisme mengakibatkan peningkatan suply O2 ke jaringan tersebut
sehingga nyeri berkurang. Sinar inframerah dapat membersihkan darah dan mencegah dan
mengurangi rematik karena asamurat tinggi.

4
BAB III

PEMBAHASAN

 
A. Peran Perawat Terapi Komplementer
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
(Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem (1971). Tujuan
keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri  secara
total. Nightingale (1860). Tujuan keperawatan untuk fasilitasi proses  penyebuhan tubuh
dengan memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970) untuk mempertahankan dan 
meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang
sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memp
erhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yangdibutuhkan melalui pemberian pelayanan ke
perawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawata agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.).
2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagi informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan dengan terapi
komplementer yangdiberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik baiknya, hak atas 
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugiakibat kelalaian.
3. Peran educator
Didukung oleh Teori Peplau (1952). Tujuan keperawatan untuk mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien. king (1971) tujuan keperawatan untuk memanfaatkan
komunikasi dalam membantu klienmencapai kembali adaptasi secara positi& terhadap
lingkungan. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan,
4. peran researcher
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuaidengan meetode pemberian pelayanan keperawatan.

5
B. Ceragem Batun Giok

Ceragem merupakan teknik pengobatan efektif yang menggabungkan perpaduan


antara teknologi canggih dunia kedokteran dengan pengobatan tradisional warisan leluhur.
Ceragem merupakan pilihan alternative yang menghubungkan antara teknologi barat dengan
pengobatan warisan leluhur. Disini kita dapat mengetahui apa ceragem itu sendiri, yaitu
sebutan alat kesehatan yang menggunakan teknologi sinar infra merah yang di padukan
dengan batu giok dalam balutan mesin berteknologi canggih.manfaat utama dari pengobatan
ceragem sendiri yaitu mampu menyembuhkan beragam penyakit. Seperti gangguan ginjal,
kencing manis, sakit jantung, asam urat, darah tinggi, gangguan lambung, stoke dan lain-lain.

C. Proses Terapi Penyembuhan Penyakit

Pada ceragemter dapat empat prinsip utama pengobatan yakni urut, knop, Infra merah
jauh dan Chiroparactic (tulang belakang) menjadi langkah proses penyembuhan. Proses dari
pengobatan ceragem itu sendiri yaitu prinsip urut pada tubuh manusia diyakini masyarakat
timur. Dengan batu giok yang berjumlah 9 buah pada ceragem akan memberikan tekanan
pada tubuh di 12 titik di daerah tulang belakang dan 3 titik pada perut,dengan begitu aliran
darah akan menjadi lancar. Sedangkan prinsip kop, diyakini mampu memberikan rangsangan,
mengaktifkan fungsi sel, membantu memproduksi sel, membersihkan pembuluh darah hingga
melancarkan peredaran darah, memperbaiki syaraf dan mengaktifkan metabolisme hingga
tubuh anti bodi pun meningkat.

6
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Terapi komplemneter adalah sebuah kelompok dari macam-macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktek dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan kovensional.

Berdasarkan penjelasan diatas,ceragem batu giok efektif dalam menurunkan


kadar asam urat dalam tubuh.

Peran perawat dalam terapi komplememter, yaitu : peran sebagai pemberian


asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran educator, peran
researcher.

B. Saran

1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi

komplementer.

2. Manfaat bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal terapi komplementer.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Jhonson, P.H. 1999. Nurse’s
Handbook Of Alternative And Complementary Therapies. Pennsylvania : Springhouse

Anda mungkin juga menyukai