Disusun Oleh :
Kelompok 1
Sintiah KHGC19042
3A S1 KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Terapi Tradisional di
Komunitas” ini dapat diselesaikan dengan baik, tidak lupa shalawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada jungjungan kita yaitu, Rasulullah Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah konsep Hyperemesis Gravidarum ini sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian terapi komplementer ?
2. Apa tujuan dari terapi komplementer?
3. Apa jenis-jenis dari terapi komplementer?
4. Bagaimana tekhnik dari terapi komplementer?
5. Bagaimana persyaratan dari terapi komplementer?
6. Bagaimana penerapan terapi komplementer di komunitas (Lansia)?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui
terapi komplementer/tradisional dalam keperawatan komunitas.
1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat memahami apa pengertian terapi komplementer
2. Mahasiswa dapat memahami apa tujuan dari terapi komplementer
3. Mahasiswa dapat memahami apa jenis-jenis dari terapi komplementer
4. Mahasiswa dapat memahami bagaimana tekhnik dari terapi
komplementer
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
upaya promosi kesehatan, misalnya klien dipijat secara rutin untuk
mencegah munculnya stress.
Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi
nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi
mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengan tubuh,
pikiran, dan interaksi social memengaruhi kesejahteraan seseorang.
NCCAM menetapkan bahwa terapi komplementer secara garis besar
didasarkan sebagai kategori terapi pikiran-tubuh (mind-body terapies).
Sementara terapi biomedis lebih banyak memengaruhi seluruh tubuh dan
berfokus pada dampak terapi terhadap pengobatan atau penanganan
masalah fisik. Sebagai contoh, pada terapi biomedis, evaluasi efek obat
antihipertensi hanya ditentukan melalui tekanan darah dan tidak
memperhatikan bagaimana obat memengaruhi alam rohani dan psikologis.
NCCAM mendefinisikan terapi komplementer adalah suatu
penyembuhan yang mencakup system kesehatan, modalitas, praktik dan
teori, serta keyakinan dari masyarakat atau budaya dalam periode sejarah
tertentu. CAM mencakup semua praktik serta ide-ide yang dimaknai
sebagai upaya mencegah atau mengobati penyakit atau mempromosikan
kesehatan dan kesejahteraan.
4
penggunaan terapi komplementer berbeda dengan model biomedis
konvensional. Biomedis berusaha untuk menghilangkan dan memperbaiki
etiologi atas masalah yang mendasari serta menekankan pada pengobatan
trauma maupun situasi darurat lainnya (Well, 1995). Sementara tujuan
terapi komplementer dalam sintesis keperawatan adalah untuk mencakup
keselarasan dan keseimbangan dalam diri seseorang. Zollman dan Vickers
(1999) menyatakan tujuan dari intervensi terapeutik adalah untuk
mengembalikan keseimbangan dan memfasilitasi respon tubuh daripada
penyembuhan proses penyakit atau penghentian gejala. Oleh karena itu,
perawat memberikan perawatan yang mencakup modifikasi gaya hidup,
perubahan diet, olahraga, pengobatan khusus, konseling, latihan,
bimbingan pada pernapasan, relaksasi serta resep herbal. Konsep ini
menekankan pentingnya system perawatan yang menerapkan pendekatan
kepedulian secara holistis terhadap perawatan yang akan meningkatkan
pelayanan kesehatan.
5
2. Terapi sistem pengobatan alternatif ( alternatif medical sistem ).
pengobatan nonmedis yang melibatkan teori dan praktik dari sistem
yang komplet.
Contoh : Pengobatan tradisional cina (akupuntur, formula herbal, diet,
exterlan dan internal qi-gong, tai chi, pijatan dan manipulasi,
acupotomy), sistem adat tradisional seperti pengobatan asli penduduk
amerika, pengobatan ayuverda, unani-tibbi, pengobatan kampo,
pengobatan tradisional afrika, pengobatan tradisional aborigin,
curanderismo, sistem pengobatan barat yang tidak konvensional
(hemeopati, radiestasia,, cayce-based systems, radionics). Naturopati
3. Terapi berbasis biologi (biologically based therapies)
Terapi yang bersifat alami. Praktik, intervensi, dan produknya
berbasis biologis
Contoh : Herbal, diet khusus (pritkin, omishatki, tinggi serat,
makrobiotik), pengobatan orthomolecular (gizi), intervensi
farmakologi/biologis/ instrumental (kartilago ozon, cone therapy,
sengatan lebahelektrodiasnostik, iridologi.
4. Terapi manipulative dan berbasis tubuh (manipulative and body
therapies)
Sistem yang berdasarkan pada kegiatan manipulasi dan atau gerakan
anggota tubuh. Contoh : Pengobatan kiropraktik pijatan dan gerakan
tubuh atau body work (kranial-sakrum astheopatic manipulative
treatment. Pijatan swedia, refleksologi metode pilates, polaritas, gerak
tubuh trager, teknik alexander, teknik feldenkrais. Pijatan chinese tui
Na akupresur, ralfing), serta terapi fisika nonkonvensional seperti
hidroterapi, distermi, terapi, cahaya dan warna, colonic, pernafasan
;ubang hidung secara bergantian (alternatenostrilbreathing).
5. Terapi energy yang termasuk dalam kategori energy hayati dan
bioelektromagnetik (energy and biofield therapies).
Sistem pengobatan yang menggunakan medan energi halus di dalam
dan sekitar tubuh. Contoh : Sentuhan terpeutik, sentuhan
6
penyembuhan, penyembuhan natural, shen, reiki, huna, qi-gong
external dan magnet.
7
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan
udara 2–3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal
(1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk
menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu
herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan
coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
8
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam
bentuk sediaan farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus
telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus.
9
Terapi Komplementer yang dapat diterapkan diantaranya,
a. Senam
Senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat
bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan.
Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia
pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).
Senam lansia disamping memiliki dampak positif
terhadapbpeningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh
dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah
latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahat yaitu
kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih
bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus
menurun (Poweell, 2000).
Tujuan senam lansia dengan hipertensi :
- Melebarkan pembuluh darah
- Tahanan pembuluh darah menurun
- Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan
darah
- Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.
b. Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
c. Teknik Khiropraktik
Terapi cara ini dlakukan melalui perbaikan pada ruas tulang
belakang, terutama pada posisi tulang atlas leher. Perbaikan
10
langsung terlihat pada terapi minggu pertama sampai dengan
minggu kedelapan (The Journal of Human Hypertension).
Terjadi penurunan rata-rata 17 mmHg untuk tekanan sisitolik
dan 10 mmHg untuk tekanan diastolik, yang identik dengan
hasil terapi yang dicapai dengan menggunakan dua macam obat
anthipertensi. Cara pengobatan ini dilakukan dengan
penekanan dan tarikan jari jemari tangan pada ruas tulang
belakang tersebut atau dengan bantuan alat yang digetarkan
oleh arus listrik. Tujuannya adalah memperbaki dan
mengembalikan posisi tulang belakang atau ligament ke posisi
normalnya. Tulang belakang sebagai pusat saraf motorik dan
otonom berperan dalam timbulnya berbagai keluhan penyakit,
termasuk hipertensi.
11
gerakan tangan. Kekhususan di dalam latihan pernapasan adalah:
waktu mengeluarkan napas (ekspirasi) dikerjakan secara aktif,
sedangkan sewaktu menarik napas, lebih banyak secara pasif.
Mengeluarkan napas melalui mulut seperti sewaktu meniup lilin atau
bersiul, pelan-pelan, dengan mengkempiskan dinding perut. Sewaktu
inspirasi, dinding perut relaks (pasif) dan udara masuk ke paru-paru
melalui hidung.
12
ditahan selama 3 detik dan langkah-langkah tersebut diulangi
beberapa kali.
2. Stimulasi Listrik
Elektroda dimasukkan ke dalam rektum atau vagina untuk memacu
dan memperkuat otot dasar panggul. Stimulasi ringan sudah cukup
efektif pada inkontinensia dan inkontinensia urgensi, tetapi
pendekatan ini memerlukan beberapa bulan dan kombinasi dengan
modalitas pengobatan lain untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal.
13
ini dapat membantu mengontrol pernapasan, nadi, tonus
otot, dan mood.
c. Terapi kognitif
Meliputi merubah pola pikir dari kekhawatiran tidak tidur
dengan pemikiran yang positif. Terapi kognitif dapat dilakukan
pada konseling tatap muka atau dalam grup.
d. Kontrol stimulus
Terapi ini dimaksudakan untuk membatasi waktu yang
dihabiskan untuk beraktivitas.
e. Restriksi Tidur
Terapi ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu yang
dihabiskan ditempat tidur yang dapat membuat lelah pada
malam berikutnya
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa terapi komplementer adalah
cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung atau
pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional. Terapi komplementer
untuk hipertensi yaitu : senam, teknik biofeedback, khiropraktik. Terapi
komplementer untuk asma yaitu : latihan pernapasan dan teknik pernapasan
buteyko. Terapi komplementer untuk inkontinensia urine adalah latihan otot
dasar panggul dan stimulasi listrik. Terapi komplementer untuk insomnia
adalah akupunktur dan terapi tingkah laku.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi
tradisional/komplementer diharapkan pembaca atau teman-teman dapat
memperoleh manfaat dari makalah yang kami buat.
15
DAFTAR PUSTAKA
iii