a.Tahun 1860-1900
Direct Nursing, fokusnya adalah orang sakit yang dalam hal ekonomi rendah
( miskin ). Alasan dibentuknya direct nursing ini adalah karena lebih banyanya
klien yang menderita penyakit terminal dan banyaknya orang miskin yang sakit
hanya dirawat dirumah saja. Orientasi direct nursing adalah keperawatan individual.
b.Tahun 1900-1970
c.Tahun 1970-Sekarang
Cornelis De Houtman adalah orang Belanda pertama yang datang ke Indonesia pada zaman
penjajahan. Zaman VOC,(1602–1799) Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertamakali dengan
maksud untuk berdagang. Dalam usaha perdagangannya itu dibentuklah VOC. Sehubungan dengan
adanya staf dan tentara maka dua usaha kesehatan. Untuk itu didirikanlah rumah sakit yang pertama
yang bernama " Binnen Hospital " didirikan pada tahun 1641 bertempat di Batavia ( sekarang
Jakarta ) Tenaga perawatnya diambil dari pribumi ( Bumi Putera ) yang diberi na Ziekenoppaser
( penjaga orang sakit ) Rumah sakit ini dibawah pengawasan dokter militer.
b. Tahun1807
c.Tahun 1888
Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja,
yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik,
rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti
manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini
(LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Pada
tahun 1982 dikenal sebagai masa Pelita III, dimana lahir SKN yang menekankan pada
pendekatan ke sistem, pendekatan ke masyarakat, kerjasama linta program ( KLP )
dan lintas sektoral ( KS ), peran masyarakat dan menekankan pada pendekatan
promotif dan preventif. Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan
dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare,
Immunisasi). Dikenal sebagai masa Pelita IV dimana PHC/PKMD diwarnai dengan
prioritas untuk menurunkan tingkat kematian bayi, anak dan ibu serta menurunkan
tingkat kelahirandan menyelenggarakan posyandu di tiap desa. Awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok .dan salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah pelayanan
posyandu untuk ibu / balita dan lansia.
h. Tahun 2003-2004
Jumlah desa di Indonesia mencapai 70.921 pada tahun 2003, yang berarti setidaknya satu
puskesmas untuk tiap sepuluh desa – dibandingkan dengan rumash sakit yang harus
melayani 28.000 penduduk. Jumlah puskesmas masih terus dikembangkan dan diatur
lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang prima. Jumlah puskesmas masih
jauh dari memadai, terutama di daerah terpencil. Di luar jawa dan sumatera, puskesmas
harus menangani wilayah yang luas, (terkadang beberapa kali lebih luas dari satu
kabupaten di jawa) dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas
terkadang hanya melayani 10.000 penduduk. Selain itu, bagi sebagian penduduk
pukesmas terlalu jauh untuk dicapai (Mubaraq, 2011).
Pada tahun 2006 dengan adanya restruktur puskesmas dengn penyederhanaan program dari 17
program pokok puskesmas menjadi 6 program pokok puskesmas dan dapat pula dilaksanakan
sebagai program pengembangan di puskesmas. Selanjutnya, kembali dilakukan
restrukturpuskesmas pada tahun 2014 dengan dikeluarkan permenkes no.75 tahun 2014
tentang puskesmas, sehingga perkesmas diposisikan sebagai upaya yang harus dilaksanakan
disetiap puskesmas untuk terlaksananya program esensial. Pengembangan kesehatan di
Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan pembanguan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat
yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Msekipun didalam UU
no.23 tahun 1992 tentang kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya.