Anda di halaman 1dari 8

Penegrtian Keperawatan Komunitas

DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.      Komunitas

a.       Menurut WHO (1974)  komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang di tentutkan
oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

b.      Menurut Spradley (1985)  komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya.

c.       Menurut Sumijatun dkk (2006)  komunitas (community) adalah sekelompok


masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga.

2.      Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia

3.      Keperawatan Komunitas

a.      Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family)


juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi
masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).

b.      Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag ditujukan
pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat

c.       Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi
teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan
perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu,
keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas

d.      Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan
melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu
sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan
penyakit yang sehat
Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas
Sejarah Perkembangan Keperawatan komunitas di Indonesia

Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada abad ke 16, yaitu dimulai
dengan adanya upaya pemberantasan penyakit cacat dan kolera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat. Penyakit kolera masuk ke Indonesia tahun 1927, dan pada tahun 1937 terjadi
wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui singapura dan
mulai berkembang di Indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah
belanda melakukan upaya upaya kesehatan masyarakat. Gubernur jendral deandels pada
tahun 1807 telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini
dilakukan dalam rangka menurunkan tingkat kematian bayi yang tinggi. Namun, upaya ini
tidak bertahan lama akibat kangkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru kemudian ditahun
1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan
perawat persalinan. Pada tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dokter bosch dan
dokter bleeker kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer Indonesia. Sekolah ini dikenal
dengan nama STOVIA atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913, didirikan
sekolah dokter kedua di Surabaya dengan nama NIAS. Pada tahun 1947, STOVIA berubah
menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

A. Periode Pertama (1882)Dimulainya usaha kesehatn oleh Belanda, yaitu Millitair Geness
Kundege Dienst (MDG) & Burgelyke Geness Kudige Dienst (BGD). Dengan tujuan untuk
melancarkan pengobatan kepada orang Belanda pada waktu para pekerja perkebunan
terjangkit penyakit. Kemudian berkembang melayani para pekerja perkebunan tersebut.
Selanjutnya melayani masyarakat umum (saat berdiri Rockefeller Foundation).

B. Periode Kedua (Zaman Penjajahan Jepang)Dikenal adanya dinas kesehatan masyarakat


atau Dienst Van De Volks Genzonhei (DVG). Sebagai pengganti, BGD bertugas
melaksanakan usaha di bidang preventif dan kuratif. Kedua usaha ini tidak ada hubungannya
dan masing-masing berjalan sendiri.

C. Periode Ketiga Dimulai setelah Indonesia merdeka (Bandung Plan) disusun suatu rencana
kesehatan masyarakat, bertujuan untuk menyatukan upaya kuratif dan preventif.
Pelaksanaannya diserahkan kepada inspektur kesehatan Jawa Barat, dipimpin oleh dr. H. A.
Patah. Selanjutnya menyusun pilot project usaha kesehatan masyarakat, yang kemudian
berkembang menjadi konsep Puskesmas.

  Salah satu bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah PKMD, Posyandu. Di luar
Indonesia dikenal dengan Growth monitoring, Oral rehydration, Brest feeding, Immunization,
Female education, Family planning, Food supplementation (GOBIFFF)

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI INDONESIA

1. Pasca Perang KemerdekaanPelayanan prefentif mulai dipikirkan guna melengkapi upaya


(pelayanan) kuratif, serta lahirnya konsep Bandung Plan sebagai embrio dari konsep
Puskesmas.
2. Tahun 1960Terbit Undang-Undang Pokok Kes No. 9 Th 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatantiap-tiap warga Negara berak mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dan wajib diikutsertakan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

3. Pelita I Dimulai Pelayanan kesehatan melalui puskesmas

4. Pelita II Mulai dikembangkan PKMD, sebagai bentuk operasinal dari primary heatlh carea
(PHC). Pada saat ini juga mulai timbul kesadaran untuk keterlibatan partisipasi masyarakat
dalam bidang Kesehatan

5. Pelita III Lahir SKN tahun 1982, menekankan pada: Pendekatan kesistem Pendekatan
kemasyarakat Kerja sama lintas program (KLP) & lintas sektoral (KS) Peran serta
masyarakat Menekankan pada pendekatan promotive & preventive

6. Pelita IVPHC/PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan tingkat kematian bayi,
anak dan ibu serta menurunkan tingkat kelahiran, dan menyelanggarakan posyandu ditiap
desa

7. Pelita VDigalangkan dengan upaya peningkatan mutu posyandu, melaksanakan panca


Krida, Posyandu serta Sapta Krida Posyandu

8. Menjenlang tahun 2000 (tahun 1998)Pergeseran visi pembangunan kesehatan di Indonesia,


yng semua menganut paradigm sakit menjadi paradigma sehat.

Visi pembangunan kesehatan dewasa ini adalah Indonesia Sehat 2010 dengan misi sebagai
berikut Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Memelihara dan meningkatkan yankes yang
bermutu, merata dan terjangkau Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan lingkungan
TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN
KOMUNITAS
TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.       Tujuan Keperawatan Komunitas

  Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a.       Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

b.      Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general


community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang
dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 

              

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


mempunyai kemampuan untuk :

a.       Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b.      Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut

c.       Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

d.      Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e.       Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

2.      Fungsi Keperawatan Komunitas

1)      Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.

2)      Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya di
bidang kesehatan.

3)      Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,


komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

4)      Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
 

PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa  prinsip, yaitu :

1.    Kemanfaatan

     Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang  besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2009).

2.    Kerjasama

     Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral

3.    Secara langsung

     Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan

4.    Keadilan

     Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas
itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas

5.    Otonomi Klien

     Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan 
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan, sasaran ini terdiri dari:

1.      Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spritual.

2.      Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

3.      Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

a.       Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;

1)              Ibu hamil

2)              Bayi baru lahir

3)              Balita

4)              Anak usia sekolah

5)              Usia lanjut

b.      Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1)      Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.

2)      Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

c.       Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1)      Wanita tuna susila

2)      Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3)      Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

d.      Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1)      Panti wredha

2)      Panti asuhan

3)      Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4)      Penitipan balita.


TINGKAT PENCEGAHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang
luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu

1.      Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi


karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang
paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan
gizi bayi dan balita.

2.      Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.

3.      Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan
rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

 STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.      Proses kelompok (group process) 

                 Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 

2.      Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

                 Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang
lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adan
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.

3.      Kerjasama (Partnership)

                 Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai