TINJAUAN PUSTAKA
1
Beberapa pengertian keperawatan komunitas diatas dapat disimpulkan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu penerapan asuhan keperawatan yang
memadukan ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat dalam melibatkan dukungan
dan peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pelayanan preventif dan kuratif
secara komprehensif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk
mencapai derajat kesehatanmasyarakat yang optimal.
Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka cukup jelas perbedaan antara masa
lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada perkembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu beorientasi kelanjutan pada
pendidikan (1940 - 1950), tahun 1960-1970 mulai muncul konsep tentang keperawatan
seperti konsep kerangka kerja, teori dan kontekstual sekitar komunikasi.
Pada masa sekarang ada kecenderungan penelitian klinis (tahun 1980 an), tahun 1993
mulai berkembang pada informatika keperawatan, promosi dan teknologi. Tahun 1995 1999
muncul model keperawatan berbasis komunitas. Dari sejarah tentang evolusi riset
keperawatan bahwa keperawatan komunitas baru muncul pada masa sekarang.
Pada masa lalu paradigma yang digunakan adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang
berperan adalah upaya kuratif. Dulu bermunculan banyaknya "dokter kecil" dan "mantri
keliling" yang melaksanakan kuratif, berdasarkan tenaga medis yang bisa menjangkau
masyarakat. Saat sekarang tenaga perawat sangatlah banyak, hampir separuh tenaga perawat
adalah perawat komunitas. Paradigma sakit telah bergeser pada paradigma sehat dimana
promotif dan pencegahan lebih dari upaya kuratif. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan
kemandirian kepada masyarakat. Sekiranya pada masa sekarang masih ada perawat
komunitas yang masih menekankan pada upaya kuratif.
Upaya perawatan komunitas baik dulu maupun sekarang haruslah sesuai dengan standar
keilmuan pada masa masing-masing dan dapat memuaskan penerima upaya perawatan jika
2
ingin dikatakan bemutu dan berkualitas. Dapat diketahui bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan,perbedaan pendidikan, waktu dan pergeseran paradigma dari sakit menjadi sehat
mempengaruhi perbedan keperawatan komunitas saat dulu dan sekarang.
Pendekatan lebih kearah penjelasan gejala yang dikeluhkan pasien yang berorientasi
pada gejala penyakit yang ditimbulkan.
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Penelitian kesehatan.
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Penelitian kesehatan
• Mendiagnosis individu
• Mengobati individu
• Memulihkan individu
3
4.Public Health ScienceEra (1950- sekarang)
a. Lingkungan
b. Pelayanan kesehatan
c. Perilaku.
d. Keturunan
4
5. Pelita III
Menekankan kepada pendekatan kesistem, pendekatan masyarakat, kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, peran serta masyarakat, menekankan pada pendekatan
promotif dan preventif
6. Pelita IV
Prioritas menurunkan tingkat kematian bayi, anak dan ibu serta menekan tingkat
kelahiran, dan menyelenggarakan posyandu di setiap desa.
7. Pelita V
Upaya peningkatan mutu posyandu (Panca Krida Posyandu serta Sapta Krida Posyandu)
8. Menjelang tahun 2000
Pergeseran visi di Indonesia yang pada awalnya paradigmasakit menjadi paradigma
sehat.
5
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2009).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan
adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam
menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari
kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.
6
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai
mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan
gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
7
e. Pengasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat
mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor)
Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu
dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan
klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat
yang terdiri dari 4 fase yaitu :
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat
melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi
pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan
asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan
pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi
8
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi ke arah realisasi potensi.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan
yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-
sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari
hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
9
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi,
identifikasi, penjelasan dan resolusi.
10
7. Perawat sebagai konselor akan membantu masyarakat dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan jalan keluar dari
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terumata berkaitan dengan kesehatan.
8. Proses interpersonal yang dikemukakan Peplau akan sangat membantu perawat
dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.
11
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih. Individu ini
membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu
akan menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.
4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan keperawatan).
Tujuan utama adalah untuk mencapai suatu hubungan antara individu dengan
individu lain/antara perawat dengan pasien.
12
Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam
menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di
mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah
klien.
13
A need-for-help ( Kebutuhan akan Pertolongan)
A need-for-help didefinisikan sebagai sebuah ukuran keinginan bagi
pasien yang mempunyai potensi untuk mengembalikan atau menambah
kemampuan untuk mempertahankan diri dari berbagai macam situasi
kehidupan yang mengakibatkan efek kesehatan dan kesejahteraan.
Sangat penting bagi profesi keperawatan bahwa kebutuhan akan
pertolongan bisa berdasarkan persepsi individu dari situasinya sendiri.
Nurse (Perawat)
Perawat adalah fungsi kemanusiaan
Perawat tidak hanya bertindak, tetapi memikirkan dan merasakannya juga
Knowledge (Pengetahuan)
Knowledge meliputi semua yang berhubungan dan dipahami oleh
pemikiran manusia.
Knowledge dapat berupa:
o Fakta
o spekulasi
o praktik
Judgment (Penilaian)
Clinical Judgment(penilaian klinik) mewakili persamaan perawat untuk
membuat keputusan.
Keputusan dibuat berdasarkan perbedaan fakta dari asumsi dan hubungan
sebab akibatnya.
Judgment adalah hasil dari fungsi kedisiplinan pemikiran dan emosi, dan
meningkatkan dengan menambah ilmu pengetahuan dan menambah
kejelasan dari tujuan.
14
Skill dibuat dari variasi tindakan dan karakteristik dari harmoni
pergerakan, presisi, dan efektivitas penggunaan diri perawat.
Person (Orang)
Masing-masing orang (perawat atau pasien), dilengkapi dengan potensi
yang unik untuk mengengembangkan sumber dasar diri.
Orang biasanya tunduk kepada kebebasan dan pemenuhan tanggung
jawab
aktualisasi diri dan penerimaan diri adalah inti dari integritas personal
dan penghargaan diri.
Apapun yang dilakukan oleh individu pada setiap kesempatan yang
diberikan mewakili penilaian terbaik yang tersedia untuk orang
tersebut pada saat itu.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas yang membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari ( Ferry Efendi
dan Makhfudli, 2009).
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang konsep dasar keperawatan komunitas.
17
Daftar Pustaka
Kartiningrum, dkk. 2017. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Mojokerto: STIKes
Majapahit
https://id.scribd.com/document/130804278/Tugas-Individu-Sejarah-dan-tantangan-
keperawatan-komunitas
https://www.academia.edu/31113993/
BAB_II_LANDASAN_TEORI_2_1_Keperawatan_Komunitas_2_1_1_Pengertian_Keperaw
atan_Komunitas
https://fdokumen.com/download/teori-dan-model-konseptual-keperawatan-komunitas
18