Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, perlu adanya perawat kesehatan komunitas
yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi
kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga,
tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Peran perawat kesehatan komonitas sangat bervariasi san menantang.peran perawat
berkembang sejak abad ke 19 yang berfokus lebih banyak kearah kondisi lingkungan seperti
sanitasi, control penyakit menular pendidikan higiene personal, pencegahan penyakit dan
perawatan keluarga yang sakit dirumah.
Perawat komunitas bekerja di berbagai bidang, memberikan perawatan kesehatan primer
sepanjang umur. Mereka menyediakan keperawatan yang komprehensif di berbagai kebutuhan
kesehatan untuk klien di mana saja di masyarakat dari pusat-pusat kesehatan masyarakat, klinik
kesehatan primer, unit kesehatan masyarakat, sekolah dan universitas, dewan lokal dan rumah klien.
Perawat komunitas memberikan perawatan kesehatan untuk mereka yang memerlukan intervensi
kesehatan dan juga mempertimbangkan kondisi sosial yang mempengaruhi status kesehatan. Setiap
orang atau wali dapat mengakses perawat komunitas. Banyak Rumah sakit dan dokter merujuk ke
komunitas perawat dan klien menanyakan langsung bantuan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi
dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika,
pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas di Indonesia?
2. Apa peran dan fungsi perawatan komunitas?
3. Bagaimana etika keperawatan komunitas?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan keperawatan komunitas di
Indonesia.
2. Mahasiswa mengetahui peran dan fungsi perawatan komunitas.
3. Mahasiswa mengetahui etika keperawatan komunitas.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A Konsep Keperawatan Komunitas
1 Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan
atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem
hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
b

ekosistem.
Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari
tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem

tubuh.
Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus

yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat


dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas Indonesia

Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Abad Ke-16


Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera. Dengan
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi
dalam praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi
tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih. Tahun 1888 Berdiri pusat
laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang pada tahun-tahun
berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini
menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan)
penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian
dan kesakitan.
Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah
menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenagatenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi
epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 - Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.
Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya
bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat
dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO.
Gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan
sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi
fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.

Tahun
Tahun

1952

1956

Dr.Y.Sulianti

Pelatihan
mendirikan

intensif
Proyek

Bekasi

dukun
sebagai

bayi
proyek

percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat


pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan
pelayanan medis.
Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini
adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B,
dan C.
Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas
adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan
oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah
dijangkau,

dalam

wilayah

kerja

kecamatan

atau

sebagian

kecamatan

di

kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai
dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan
masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari
sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3
(sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti
manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini
(LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk


kegiatan pokok .dan salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah pelayanan
posyandu untuk ibu / balita dan lansia
Dalam ilmu kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh yakni, Asclepius
dan Higela, yang kemudian muncul dua aliran atau pendekatan dalam menangani
masalah-masalah kesehatan.
Pertama aliran kuratif dari kelompok Aclepius dan aliran preventiv dari
golongan Higela, dua lairan tersebut saling berbeda dalam pengaplikasiannya pada
kehidupan masyarakat. Aliran kuratif bersifat rektif yang sasarannya per-individu,
pelaksanaanya jarak jauh dan kontak langsung dengan sasaran cukup sekali,kelompok
ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater, dan praktisi-praktisi lain
yang melakukan pengobatan baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan aliran preventiv lebih bersifat proaktif atau kemitraan yang
sasarannya masyarakat luas, Para petugas kesehatan masyarakat lulusan sekolah atau
institusi masyarakat bebagai jenjang masuk dalam kelompok ini.

Tujuan dan Fungsi dan peran Keperawatan Komunitas


a Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1 Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
2

keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.


Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2 Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3 Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4 Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang


akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).

Fungsi keperawatan komunitas


1 Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
2

keperawatan.
Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.


Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat
dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

Peran Keperawatan Komunitas


1 Memberikan Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
Memberikan asuhan

keperawatan

melalui

mengkaji

masalah

skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan


tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang
beresiko tinggi, kader kesehatan dan lain-lain.
Memberikan pendidikan kesehatan

kepada

individu,

keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara


terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan


perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3

Pengelola
Mengelola

(merencanakan,

mengorganisasi,

menggerakkan

dan

mengevaluasi) pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak


langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan
keperawatan komunitas.
4

Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga
dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Pembelaan Klien
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan komunitas.
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan

yang

diberikan

kepadanya.

Tugas

yang

lain

adalah

mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien


yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).

Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan komunitas

Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).

Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalahmasalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.

10 Koordinator

Pelayanan

Kesehatan

(Coordinator

of

Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,


merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
11 Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau
pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk


berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).

B Perbedaan keperawatan komunitas dengan Bidang Keperawatan Lainnya


Keperawatan kesehatan komunitas dapat dibedakan dari bidang keperawatan
lainnya berdasarkan delapan prinsip berikut:
1 Klien keperawatan kesehatan komunitas adalah populasi Walaupun perawat
komunitas memberikan asuhan pada individu, keluarga, dan kelompok tetapi
2

tanggung jawab tetap lebih dominan pada populasi keseluruhan.


Klien dianggap sebagai mitra yang sejajar Mitra yang sejajar, artinya perawat
komunitas harus bekerjasama dengan klien dalam mengkaji kebutuhan klien
secara komprehensif. Perawat komunitas harus memahami bagaimana perspektif,
prioritas,

dan

nilai-nilai

yang

ada

dalam

populasi

tersebut

dalam

menginterpretasikan data dan kebijakan, memutuskan program, serta memilih


strategi yang sesuai untuk dilaksanakan. Selain itu, klien berperan secara aktif.
Pada awalnya memang perawat komunitas berperan dominan. Akan tetapi seiring
waktu berjalan diharapkan klien semakin mandiri dan perannya semakin
3

meningkat.
Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi
keseluruhan .Mungkinkah ada individu yang kebutuhannya ternyata tidak sesuai
dengan prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi keseluruhan.

Tugas perawat komunitas adalah untuk mengidentifikasinya.


Berfokus pada pencegahan primer Pencegahan primer meliputi promosi
kesehatan dan proteksi kesehatan, dimana outcomenya adalah tercipta masyarakat

yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.


Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan yang sehat (fisik, mental, sosial,
ekonomi)
Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan, pengembangan
masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan pengembangan, serta enforcement.
Dalam melaksanakan intervensinya, perawat komunitas mungkin berbenturan
dengan hukum, peraturan, kebijakan, dan prioritas dana. Untuk itu kemampuan
advokasi merupakan bagian yang sangat penting dalam keperawatan kesehatan

komunitas.
Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan intervensi
atau pelayanan spesifik .
Ada beberapa faktor resiko yang tidak terdistribusi secara acak, jadi subpopulasi
yang memiliki faktor resiko tersebut lebih dapat dipantau perkembangan
penyakitnya. Atau ada bagian dari populasi yang sulit menjangkau pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu keperawatan kesehatan komunitas harus bersifat case

finding, jadi tidak terbatas pada masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan
7

saja.
Penggunaan sumber-sumber dengan optimal Perawat kesehatan komunitas harus
bergerak berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti ilmiah didapatkan dari
literatur maupun studi lapangan, sehingga setiap aksi spesifik maupun program

memiliki landasan ilmiahnya yang kuat.


Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi Komunitas yang sehat merupakan
proses yang sangat kompleks dan memerlukan sumber daya yang intensif.
Perawat kesehatan komunitas diharapkan bekerjasama dengan berbagai disiplin
ilmu dalam upaya peningkatan kesehatan populasi.

C Etika Keperawatan Komunitas


Etik (ethic) berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. etik (dari kamus webster) adalah ilmu yang mempelajari tetang
apa yang baik dab buruk secara moral.
Pengertian etika secara umum adalah ilmu tentang susila yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturanaturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan
buruk, kewajiban dan tanggung jawab.
Etika keperawatan Komunitas adalah pengambilan keputusan berdasarkan
moral, pengetahuan tentang klien dan tanggung jawab profesi.
1 Tujuan Etika Profesi Keperawatan:
a Menciptakan kepercayaan klien pada perawat.
b Menciptakan kepercayaan pada sesama perawat.
c Menciptakan kepercayaan kepada masyarakat pada profesi perawat.
2 Prinsip Dasar Kode Etik
menghargai hak dan martabat manusia, pertanyaan yang harus dipegang seorang
perawat adalah :
a Bagaimana pengaruh tindakan saya pada klien.
b Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap tim kerja.
c Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap diri sendiri.
d Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi.
4

Fungsi Kode Etik (Kozier & Erb, 1990)


a Etika berhubungan dengan standart profesi untuk melindungi perawat dan
b

klien
kode etik sebagai alat menyusun standart praktik profesional, memperbaiki

dan memlihara standart


kode etik merupakan pedoman dalam melaksanakan tindakan dan harus
diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota profesional.

d
5

kode etik memberi kerangka pikir pada anggota profesi untuk membuat

keputusan.
Aliran-aliran yang beruhungan dengan etika:
a Aliran Deskriftif
Suatu tindakan yang etis digambarkan dan dijelaskan, bagaimana manusia
b
c

harus berperilaku untuk memperoleh tujuan.


Aliran normative
Suatu tindakan yang benar di ukur dari norma-norma yang ada.
Aliran Pleuralisme
Suatu tindakan yang etis diukur berdasarkan kekomplekan situasi yang
dihadapi.

Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Komunitas


a Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b Empat tingkat sasaran dalam pelayanan pelayanan kesehatan masyarakat
c

(individu, keluarga dan kelompok). kelompok khusus dan masyarakat.


Perawat komunitas selalu mengikut sertakan partisipasi masayarakat dalam

menanggulangi kesehatan mereka sendiri.


Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekanankan
pada upaya promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) dengan tidak

melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.


Dasar utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah menggukanan

pendekatan pemecahan masalah yang dituangakan dalam proses keperawatan


Kegiatan utamanya yaitu,masyarakat secara keseluruhan baik yang sehat

maupun yang sakit.


Tujuannnya yaitu meningkatkan

h
i
j

menigkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.


Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat
Bekerja secara tim bukan individu
Meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang

fungsi

kehidupan,

sehingga

dapat

sehat dan sakit.


k Kunjungan rumah .
l Pendidikan kesehatan
m Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada sistem pelayanan
n

kesehatan yang ada.


Pelaksanaan askep masyarakat dilakukan di puskesmas, panti, sekolah dan
keluarga sebagai unik pelayanan.

Prinsip Etika Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas.


a Prinsip kebaikkan
b Prinsip otonom
c Kejujuran (veracity)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi pada perawatan komunitas
meliputi beberapa area penting yaitu evaluasi keadan kesehatan dari bunua barat sejak zaman
pra sejarah sampai saat ini, evaluasi dari perawatan kesehatan moderen termasuk
keperawatan public, konsekuensi untuk kesehatan secara keseluruhan dan adanya tantanan
dalam keperawatan komonitas.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat
menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik.
Etika keperawatan Komunitas merupakan sebuah pengambilan keputusan berdasarkan
moral, pengetahuan tentang klien dan tanggung jawab profesi.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan,
sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional. Selain itu ,
sebagai calon perawat kita sebaiknya mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia
keperawatan yang ada, peran dan fungsi dari keperawatan komunitas serta etika pada
keperawatan komunitas sehingga kita lebih mengenal bagaimana profesi keperawatan dan
melalui hal itu kita bisa belajar menghargai profesi yang kita jalani.

DAFTAR PUSTAKA
Anggra. 2015. Peran dan Fungsi Komunitas 5. Diakses pada tanggal 23 Juni 2016.
http://dokumen.tips/documents/peran-dan-fungsi-perawat-komunitas-5.html
Makhfudli & Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Selviana. 2015. Sejarah Keperawatan Komunitas Konsep Model Keperawatan Komunitas.
Diakses pada tanggal 23 Juni 2016. http://dokumen.tips/documents/sejarahkeperawatan-komunitas-konsep-model-keperawatan-komunitas-5608d8c6d271d.html
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas : Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai