Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengkajian keperawatan komunitas mendasari proses keperawatan komunitas, pentingnya
pengumpulann data di lihat dari banyaknya data, jenis data, metode pengumpulan, dan
pemanfaatan jenis data. Pada pelaksanaan pengkajian keperawatan komuniatas didasari
oleh konsep keperawatan yang berkaristeristik terhadap konsep pokok dengan
memperhatikan prinsip etik, norma, dan budaya. Konsep keperawatan dikarakteristikan
oleh empat konsep pokok yaitu: konsep manusia, kesehatan, perawat dan lingkungan.
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia

1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah pertemuan ini mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang data
primer dan sekunder pada pengkajian keperawatan
b. Tujuan khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui :
1. Konsep pengkajian
2. Data primer dan sekunder

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep pengkajian


Pengkajian dilakukan dengan teknik survey atau sensus terhadap tiap responden / tiap
keluarga, kemudian hasil pengkajian tersebut dituangkan kedalam tiap-tiap dimensi diatas
dalam bentuk pengklasifikasian data/tabulasi data sehingga akan terlihat bagaimana
distribusi datanya. (Gulo 2011)
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah perioritas.
Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“ dari asuhan keperawatan
komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk
riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem: fisik dan
lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik dan kebijakan
pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.( Ottawa
Charter, 2007)
Data inti :
1) Usia yang berisiko
2) Pendidikan
3) Jenis kelamin
4) Pekerjaan
5) Agama
6) Keyakinan
7) Nilai – nilai

Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam
komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun informal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat
(PKK, karang taruna, dan lainnya). Setelah itu, kegiatan dianjurkan dengan dilakukannya
Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).( Gulo, 2011)

2
Survei Mawas Diri adalah kegiatan perkenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah
kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat di bawah bimbingan petugas
kesehatan atau perawat di desa. Tujuan Survei Mawas diri adalah sebagai berikut.

Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji masalah kesehatan yang


ada di desa

Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya
permasalahan tersebut untuk diatasi. (Depkes RI, 2007)

2.2 Data primer dan sekunder


a. data primer
Data primer adalah suatu data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau
langsung diperoleh dari responden yaitu masyarakat dan aparat pemerintahan.
Data primer dapat dilakukan melalui :
a) wawancara
Masyarakat
Tokoh masyarakat
Kader
Aparat kelurahan / desa
Pemerintah Daerah setempat
1) Wawancara Secara Langsung dengan Responden
Wawancara ini dilakukan secara langsung muka dengan muka antara
pewawancara dengan responden dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Ada dua teknik dalam melakukan wawancara, yaitu wawancara secara mendalam
(depth interview) dan kelompok terfokus (focus group). Teknik pertama
merupakan teknik yang digunakan untuk menanyai responden secara
perseorangan dan dilakukan secara intensif dan mendalam dalam menjawab hal-
hal yang ditanyakan kepadanya.
Teknik kedua merupakan teknik mewawancarai sekelompok orang yang
dikumpulkan dalam suatu ruangan dan dipandu oleh pewawancara yang
mengarahkan diskusi para responden mencakup jawaban pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada mereka. Kedua teknik tersebut biasanya menggunakan
metode terbuka dan pertanyaan yang tidak terstruktur.

3
Untuk dapat melakukan wawancara yang berhasil dengan baik, maka dituntut
adanya hal-hal sebagai berikut:
1. Akses
Artinya pewawancara harus mempunyai akses dengan calon yang akan
diwawancarai sehingga wawancara dapat berlangsung dengan baik.
2. Kepercayaan dan maksud baik
Artinya kedua pihak baik peneliti atau yang diteliti sebaiknya dapat
membangun kepercayaan dan dilandasi dengan maksud baik dalam
pelaksanaan wawancara. Hal ini akan menumbuhkan rasa bangga bagi
responden yang diwawancarinya, bahwa dia dipercaya untuk dimintai
informasi atau data yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Keahlian
Artinya bahwa pihak pewawancara harus mempunyai keahlian dalam
melakukan wawancara secara baik dan komunikatif sehingga responden dapat
memahami dengan baik apa yang ditanyakan kepadanya.
4. Motivasi
Artinya mewawancara sebaiknya mempunyai motivasi untuk melakukan
wawancara dengan baik dan juga sebaliknya responden mempunyai
motivasi untuk diwawancarai pula.
2) Wawancara Melalui Telepon: wawancara menggunakan telepon dapat
didefinisikan sebagai komunikasi antara pewawancara dengan responden dengan
menggunakan media telepon.
Metode yang digunakan dapat terbuka atau rahasia tetapi jenis pertanyaannya
sebaiknya menggunakan tipe terstruktur karena wawancara dengan menggunakan
telepon dilakukan dengan cepat, terbatas waktunya, dan tidak ada tatap muka
secara langsung sehingga menimbulkan suasana yang bersifat formal.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah data dapat dikumpulkan secara cepat
dan efisien. Kelemahan metode ini ialah tidak semua orang mempunyai
telepon, hal ini mengakibatkan pemilihan responden hanya didasarkan pada
kepemilikan telepon saja. Karena kita tidak berhadapan muka dengan muka
ada kemungkinan orang yang kita wawancarai berbeda dengan yang kita
maksudkan.

4
3) Wawancara Melalui Surat
Teknik ini dapat didefinisikan sebagai pencarian informasi dengan menggunakan
kuesioner yang dikirim kepada responden melalui surat. Keuntungan
menggunakan media surat ini ialah peneliti dapat menanyakan banyak hal,
responden mempunyai waktu untuk menjawab setiap pertanyaan. Kelemahan
teknik ini ialah memakan waktu yang lama untuk mendapatkan kembali kuesioner
yang sudah diisi, bahkan kadang jika kita mendapatkan responden yang malas
menulis surat , kuesioner tersebut tidak akan dikirim kembali kepada kita.
Kelemahan lainnya ialah karena kita tidak melakukan kontak langsung, jawaban
yang ditulis dapat dikerjakan oleh orang yang bukan kita maksudkan.
4) Wawancara dengan Mesin
Perkembangan teknologi memungkinkan peneliti melakukan wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang dikirim melalui email (electronic mail) kepada
responden. Teknik ini banyak dipakai dalam penelitian bisnis. Keuntungan
teknik ini ialah peneliti dapat menjangkau responden yang jauh lokasinya bahkan
beda kota ataupun negara.
Kelemahan teknik ini ialah tidak semua orang mempunyai alamat email dan
komputer yang tersambung dengan jaringan Internet.
b) Observasi
Norma
Nilai
Keyakinan
Struktur kekuatan
Proses penyelesaian masalah
Dinamika kelompok masyarakat
Pola komunikasi
Situasi/ kondisi lingkungan wilayah

b. data sekunder
Data sekunder adalah merupakan pendekatan yang menggunakan data-data yang telah
ada, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut
sesuai dengan tujuan. Data sekunder dari sumber kedua dokumentasi lembaga :

5
1. biro pusat statistik (BPS)
2. rummah sakit
3. lembaga atau instansi

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman Masalah
Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami
masalah.
b. Penjelasan Masalah
Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih
operasional karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat
mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya.
c. Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus pada forum
koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya.
d. Formulasi Alternative-Alternative
Penyelesaian Masalah yang Layak sebelum kita mengambil suatu keputusan,
kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat
dalam memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam
penyelesaian masalah. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita
dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.
e. Solusi masalah
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan
dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan
solusi permasalahan yang ada.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
perioritas. Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“ dari asuhan
keperawatan komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan dan riwayat
individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh delapan sub
sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan dan transportasi,
politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi.( Ottawa Charter, 2007)
Data primer adalah suatu data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau
langsung diperoleh dari responden yaitu masyarakat dan aparat pemerintahan. Data
sekunder adalah merupakan pendekatan yang menggunakan data-data yang telah ada,
selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut
sesuai dengan tujuan

3.2 SARAN
Dalam keperawatan tingkat lanjut, terdapat aspek penting dalam melakukan
pengkajian, dalam pengumpulan data terdapat berbagai metode, jenis, cara
pengumpulan, dan penggunaan yang berbeda maka diharapkan mahasiswa mampu
mengerti dasar-dasar tersebut

7
Daftar Pustaka

Dempsey P.A, Riset Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2002.


Gulo(2011) metodologi penelitian. Jakarta:Grasindo
Mubarak, wahit iqbal & chayatin, nurul. Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: salemba
medika,2009Juli, soemantri slamet, UGM,2004

Anda mungkin juga menyukai