Anda di halaman 1dari 8

Universitas Indonesia

Laporan Pendahuluan Supervisi Implementasi

Lansia dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh

Disusun Sebagai Prasyarat Ujian Implementasi

Mata Kuliah Praktik Keperawatan Komunitas Lanjut III

Oleh
Stefanus Mendes Kiik
NPM : 1306431570

Koordinator :

Dra. Junaiti Sahar, S.Kp, M.App.Sc, PhD

Program Studi Magister dan Spesialis Keperawatan Komunitas


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
2016
LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI IMPLEMENTASI

Hari : Senin
Tanggal : 15 Februari 2016
Jam : 10.00 WIB

I. Latar Belakang
1. Hasil pengkajian
Keluarga Ibu N (60 tahun) tinggal di jalan Desa Putra gang Delima RT 09 RW 05
Kelurahan Srengseng Sawah. Ibu N merupakan suku Betawi. Suami Ibu N telah
meninggal. Ibu N memiliki 4 orang anak. Anak pertama, kedua dan ketiga telah
menikah sedangkan anak keempat belum menikah. Saat ini, Ibu N tinggal
bersama dengan anak ketiga, menantu dan 3 orang cucunya. Tipe keluarga ibu N
adalah extended family.

Ibu N tinggal di rumah yang berukuran sekitar 7 x 8 m. Rumah tersebut


merupakan milik sendiri. Aspek lingkungan yang berhubungan dengan jatuh
yaitu ada undakan di rumah, toilet yang digunakan bertipe jongkok, nampak
beberapa barang bereserakan di lantai, kamar mandi/WC tidak memiliki
pegangan, tidak terdapat kursi mandi, lantai kamar mandi sangat licin. Selain itu
Ibu N juga mengkonsumsi beberapa macam obat yaitu: Amlodipine 5 mg (1x1)
dan Allopurinol 100 mg (2x1). Kedua obat tersebut merupakan faktor risiko
jatuh.

Ibu N mempunyai masalah hipertensi (200/120 mmHg) dan diabetes. Hasil


pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai SpO2 sebesar 99%, kolesterol
sebesar 178 mg/dL, GDS sebesar 186 mg/dL, asam urat sebesar 16. Hasil
pengkajian yang dilakukan oleh perawat menunjukkan time up and go test
(TUGT) sebesar 14,55 detik (Normal: <12 detik), Hal ini menunjukkan risiko
jatuh dan gangguan keseimbangan tubuh. Ibu N juga menderita Osteopenia.
Pemeriksaan CRT menunjukkan >3 detik. Ibu N mengataan sering merasa
kesemutan, agak kebal dan kaku di bagian kaki. Massa otot kaki mengalami
atropi, ada perubahan gaya berjalan.

Keluarga Ibu N nampak saling menyayangi. Ibu N yang sudah lansia selalu
disiapkan minum dan dirawat oleh anggota keluarga lainnya. Ibu N berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pengajian. Ibu N selalu bersosialisasi dengan anggota
masyarakat. Ibu N juga sangat akrab dengan beberapa lansia sebayanya.
Perawatan rutin untuk preventif selalu dilakukan oleh keluarga. Keluarga belum
mengetahui tentang apa itu gangguan keseimbangan tubuh dan hipertensi secara
lengkap. Cara Keluarga mengkaji status kesehatannya saat ini adalah dengan
memeriksakan diri ke dokter Sri (tetangga Ibu N). Ibu N mengatakan makannya
selalu berminyak karena anaknya membeli “makanan jadi” dari warung terdekat.
Ibu N mengatakan tidak pernah olahraga dan hanya duduk di rumah. Namun
beberapa hari ini ibu N mengikuti kegiatan olahraga bersama lansia lainnya di
tempat dokter Sri. Keluarga tidak mengetahui manfaat latihan keseimbangan
atau latihan fisik untuk kesehatan.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


Tidak ada
3. Masalah Keperawatan
Risiko jatuh.

II. Rencana Keperawatan


1. Diagnosis Keperawatan
Risiko jatuh ( NANDA 2015-2017)
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 3x45 menit, keluarga mampu mencegah
jatuh melalui latihan Otago di rumah.

3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x45 menit keluarga mampu:
 Menjelaskan pengertian latihan Otago
 Menjelaskan tujuan latihan Otago
 Mendemontrasikan latihan Otago

III. Rancangan Kegiatan


1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, menonton video dan
demonstrasi serta redemonstrasi tentang latihan Otago
2. Media dan Alat
Video dan Laptop
3. Waktu dan Tempat
Waktu : Tanggal 17 Februari 2016, pukul 10.00-11.00
Tempat : Rumah Ibu N (Desa Putra gang Delima RT 09 RW 05)

4. Rencana Kegiatan
No Kegiatan Waktu

1 Fase Orientasi 5 Menit


 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
2 Fase Kerja 35 menit
 Menjelaskan kepada keluarga tentang
pengertian latihan Otago
 Menjelaskan tujuan latihan Otago
 Mendemontrasikan melalui video tentang
latihan Otago
 Memotivasi lansia untuk melakukan
redemontrasi latihan Otago
 Memberikan reinforcement positif atas
kemampuan yang dicapai keluarga
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Melakukan evaluasi hasil kunjungan
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan
berikutya

5. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
 Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan kepada pembimbing
 Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi latihan Otago
 Keluarga siap dan menyepakati waktu kunjungan
 Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan
b. Proses
 Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan
 Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati dengan keluarga
 Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan latihan Otago
 Keluarga menerima kunjungan mahasiswa
 Keluarga aktif selama proses implementasi dan interaksi dengan
mahasiswa
 Keluarga menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
 Alat dan media dapat digunakan
c. Hasil
 Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian latihan Otago
 Keluarga mampu menjelaskan kembali latihan Otago
 Keluarga mampu melakukan redemontrasi latihan Otago
 Disepakatinya waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

Supervisor utama Supervisor Mahasiswa

(Dra. Junaiti Sahar, PhD) Henny Permatasari, Sp.Kep.Kom (Stefanus Mendes Kiik)

Latihan Otago
A. Pengertian
Latihan Otago merupakan salah satu jenis latihan keseimbangan dan kekuatan yang
berbasis latihan di rumah. Latihan Otago merupakan latihan yang dikembangkan di
Otago, Selandia baru. Latihan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan otot
ekstremitas bawah dan gangguan keseimbangan sehingga mencegah jatuh pada
lansia (Binns & Taylor, 2013). Bulechek, Butcher, Dochterman dan Wagner (2013)
mengatakan bahwa latihan keseimbangan adalah penggunaan aktivitas spesifik,
postur dan pergerakan untuk menjaga, meningkatkan atau mengembalikan
keseimbangan.

B. Tujuan
Latihan Otago merupakan salah satu intervensi pilihan untuk meningkatkan
kekuatan otot, keseimbangan tubuh sehingga mencegah jatuh dan cedera pada
lansia. Latihan Otago terbukti efektif mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti
gangguan keseimbangan, meningkatkan kekuatan otot ektremitas bawah,
meningkatkan fungsi mobilitas (Asmidawati, Hamid, Hussain & Hill, 2014).

C. Prosedur
Prosedur latihan Otago adalah sebagai berikut:
No Latihan Deskripsi

1 Pemanasan  Duduk di kursi lalu ambil napas dalam


melalui hidung sambil kedua lengan
diangkat ke atas lalu regangkan.
 Turunkan lengan dan hembuskan napas.
 Ulangi 10 kali.
2 Latihan kekuatan lutut bagian  Duduk pada sebuah kursi yang memiliki
depan sandaran
 Angkat kaki secara perlahan kemudian
turunkan. Ulangi 10 kali
 Lakukan cara yang sama pada kaki lainnya
3 Latihan kekuatan bagian  Berdiri menghadap sebuah kursi
belakang lutut  Sambil berpegangan pada kursi tersebut,
angkat kaki ke belakang sambil lutut ditekuk
 Ulangi masing-masing kaki 10 kali
4 Latihan menguatkan pinggul  Berdiri sambil berpegangan pada sebuah
dan pinggang kursi
 Bentangkan kaki ke arah samping lalu
kembali ke posisi semula
 Ulangi masing-masing kaki 10 kali
5 Latihan kekuatan betis  Berdiri sambil berpegangan pada sebuah
kursi
 Kekuatan bertumpu pada betis
 Jinjit, tahan lalu turunkan tumit
 Ulangi 10 kali
6 Latihan kekuatan jari kaki  Berdiri sambil berpegangan pada sebuah
kursi
 Perlahan naikkan jari-jari kaki lalu turunkan
 Ulangi 10 kali
7 Latihan duduk-berdiri  Prosedurnya dimulai dengan meminta lansia
duduk pada sebuah kursi.
 Lansia diminta berdiri tanpa bantuan tangan.
 Prosedur ini dapat diulangi 10 kali.
8 Latihan jalan menggunakan  Berjalan ke depan menggunakan tumit
tumit  Lakukan 10 langkah
 Ulangi 4 kali
9 Latihan jalan menggunakan jari  Berjalan ke depan menggunakan jari kaki
kaki  Lakukan 10 langkah
 Ulangi 4 kali
10 Berdiri satu kaki  Berdiri satu kaki dengan kaki yang lain
ditempatkan di pertengahan betis.
 Tahan selama 10 detik, jika memungkinkan.
 Ulangi dua kali pada setiap kaki

11 Berjalan menyamping  Berdiri dengan kaki dirapatkan dengan lutut


yang sedikit bengkok
 Lebarkan kaki ke samping dengan perlahan
dan terkontrol, geser satu kaki terlebih
dahulu ke salah satu sisi
 Gerakkan kaki lainnya mendekati kaki yang
telah digeser
 Lakukan 10 langkah setiap bergeser ke satu
sisi, bergeser kembali 10 langkah ke sisi yang
berlawanan. Prosedur ini diulangi 10 kali.
(Jika rumah lansia tidak terlalu luas dapat
bergeser 5 langkah namun dilakukan
pengulangan sebanyak 20 kali).
12 Pendinginan (colling down)  Duduk di kursi lalu ambil napas dalam
melalui hidung sambil kedua lengan
diangkat ke atas lalu regangkan.
 Turunkan lengan dan hembuskan napas.
 Ulangi 10 kali.
(Later Life Training, 2015; Liston et al, 2014).

D. Durasi dan frekuensi latihan


Latihan ini dilakukan 2 kali seminggu dengan waktu latihan selama 45 menit
(Liston et al, 2014).

Daftar Pustaka
Asmidawati, A., Hamid, T.A., Hussain, R.M., & Hill, K. 2014). Home based exercise to
improve turning and mobility performance among community dwelling older
adults: protocol for a randomized controlled trial. BMC Geriatrics, 14:100,
doi:10.1186/1471-2318-14-100
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC) (6th ed.). St. Louis: Elsevier
Later Life Training. (2015). Otago strength and balance Home exercise program.
http://www.laterlifetraining.co.uk/
Liston, M.B. et al (2014). Feasibility and effect of supplementing a modified OTAGO
intervention with multisensory balance exercises in older people who fall: a pilot
randomized controlled trial. Clinical Rehabilitation, Vol. 28(8) 784 –793. doi:
10.1177/0269215514521042

Anda mungkin juga menyukai