Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Syiaravina Yusnal
Email : syiaravina.yusnal@pkr.ac.id
Program Studi D-III Kebidanan, Politeknik Kemenkes Riau

PENDAHULUAN
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang melayani keluarga
dan masyarakat di luar rumah sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup berbagai unsur.
Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan
komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu dan teknologi kebidanan, serta factor yang
mempengaruhi seperti lingkungan, masing-masing unsur memiliki karekteristik. Pendekatan
baru mengenai kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan pelayanan kesehatan
terutama kebidanan dari yang berorientasi target pencapaian menjadi berorientasi penjagaan
mutu pelayanan. Pendekatan semacam ini mengharuskan pihak pengelola program untuk
mengoordinasi semua kegiatan yang berbasis klinik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik,
swasta atau yang 2 berbasis pada masyarakat seperti posyandu, polindes, bidan di desa,
petugas penyalur kontrasepsi (CBD), dan lainnya. (Cholifah, 2019).

PEMBAHASAN
1. Sejarah Kebidanan Komunitas
Pada zaman pemerintah Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan persalinan dilakukan
oleh dukun, kemudian pada tahun 1849 di Batavia dibuka pendidikan dokter jawa dengan
nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten), pada tahun1851 dokter W.Rosch
membuka pendidikan bidan bagi perempuan pribumi yang saat itu focus peran bidan hanya
bersifst klinis dengan memberikan pelayanan di rumah sakit saja. Sejak tahun 1952 peran
bidan tidak hanya bersifat klinis. Pada pada waktu itu sekolah bidan 4 tahun mulai
memasukkan konsep pelayanankebidanan di komunitas. Seteleh tahun 1952, tepatnya pada
tahun 1953 peran bidan di masyarakat semakin terlihat dengan diadakan kursus tambahan
bagi bidan (KTB) yang berfokus pada kesehatan masyarakat di Yoyakarta. Pada tahun 1967,
pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan puskesmas, Bidan puskesmas tidak hanya
memberikan pelayanan KIA, KBdiposyandu, UKS, dan sebagai perencana dalam mengambil
keputusan pelayanan di masyarakat. Pada masa inilah bidan dapat dikatakan sebagai
motivator (penggerak) dimasyarakat. Dengan adanya safe motherhood, tahun 1996
Departemen Kesehatan mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah untuk melahirkan pendidikan D-3
Kebidanan. Melalui pendidikan diploma inilah materi tentang bidan sebagai agen pembari
dimasyarakat dimasukkan lebih banyak.
2. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Susanti & Rika Ruspita, 2022)
3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas Berspektif Gender dan HAM
Pelanggaran atau kurangnya perhatian terhadap hak asasi manusia berdampak buruk bagi
kondisi kesehatan. Oleh karena itu bidan harus mendukung kebijakan dan program yang
dapat meningkatkan hak asasi manusia didalam menyusun dan melaksanakannya. Karena
perempuan lebih rentan terhadap penyakit, dapat dilakukan langkah-langkah untuk
menghormati dan melindungi perempuan (misal terbebas dari diskriminasi berdasarkan ras,
jenis kelamin, peran gender, hak atas kesehatan, makanan, pendidikan dan perumahan).
(Kebidanan, 2019)
4. Tujuan Kebidanan di Komunitas
Apa tujuan dari kebidanan komunitas ? Ada 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan Umumnya adalah: (Teta Puji Rahayu, SST et al., 2018)
a. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan komunitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
b. Melakukan upaya promotif dan preventif
c. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
d. Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat
e. Meningkatkan kemampuan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat untuk
melaksanakan asuhan kebidanan dalam rangka mengatasi masalah
f. Tertanganinya kelainan kelompok risiko tinggi yang perlu pembinaan dan pelayanan
kebidanan
g. Terlayaninya kasus kebidanan di rumah h. Tertanganinya tindak lanjut kasus kebidanan
dan rujukan
h. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
i. Pelayanan KIA, KB, dan Imunisasi k. Menggambarkan situasi wilayah kerja l.
Mengidentifikasi potensi yang ada di wilayah kerja
j. Bimbingan kader posyandu/kesehatan/ dukun bayi
k. Mengidentifikasi kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam pemecahan masalah
KIA/KB.
5. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas
a. Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya preventif, promotif, pertolongan persalinan,
deteksi komplikasi, pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan
kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan dalam melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
b. Melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan ,tidak hanya kepada wanita, tetapi
juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal,
persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas sampai kesehatan wanita, kesehatan
reproduksi dan asuhan anak.
c. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, rumah
sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya. (cholifa siti, 2019)
6. Filosofi Kebidanan Komunitas
Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai
hakikat yang ada. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang
digunakan sebagai kerangka pikir dalam memberikan asuhan kebidanan. Menurut
KEPMENKES 369/MENKES/SK/II/2007. (Bustami et al., 2017)
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses
alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai
hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi
aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah
mengupayakan kesejahteraan ibu & bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung
dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan
rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan & janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus
diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan
merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga & pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada
pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif
& fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada
perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan & tidak otoriter serta
menghormati pilihan perempuan.
f. Keyakinan tentang Kolaborasi dan Kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap
perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta
pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut
filosofis yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah
mahkluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan
jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap
individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan
untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia
subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang
membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja. Keluarga-keluarga
yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat
Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena
adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
7. Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok masyarakat .
Sasaran utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan Ibu meliputi sepanjang
siklus kehidupannya mulai pra-kehamilan, hamil, persalinan, pasca persalinan, dan masa
diluar kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak meliputi perkembangan dan
pertumbuhan anak mulai masa dalam kandungan, masa bayi, masa balita, masa pra-sekolah,
masa sekolah. (Runjati, 2020)
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus, penulis menarik
kesimpulan bahwa dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas, peran serta masyarakat
dan bidan sangat besar untuk mensukseskan tercapainya tujuan dari pemberian asuhan
kebidanan komunitas. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
merupakan suatu proses pembelajaran dalam menghadapi individu, keluarga ataupun
kelompok yang sakit menjadi sehat.
2. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran yang mungkin
bermanfaat yaitu:
1. Bagi Penulis Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman pada kasus dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas pada usia dini.
2. Bagi Profesi Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan
merencanakan asuhan kebidanan komunitas pada usia dini.

DAFTAR PUSTAKA
Bustami, L. E. S., Insani, A. A., Iryani, D., & Yulizawati. (2017). Buku Ajar Kebidanan
Komunitas. In CV. RUmahkayu Pustaka Uatama.
Cholifa siti, purwanti yanik. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.
Cholifah, S. (2019). Asuhan Kebidanan Komunitas. In Asuhan Kebidanan Komunitas.
https://doi.org/10.21070/2019/978-623-7578-12-3
Kebidanan, P. (2019). Asuhan komunitas 2019.
Runjati, M. M. (2020). ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS RUNJATI, M.Mid.
Susanti, K., & Rika Ruspita, Mk. (2022). Asuhan Kebidanan Komunitas Penerbit CV.Eureka
Mdia Aksara.
Teta puji rahayu, SST, M. K., dr. agung suharto, App, S, pd. M. ke., & rahayu sumaningsih,
SST, M. K. (2018). Modul Ajar1 KEBIDANAN KOMUNITAS. Prodi D-3 Kebidanan
Magetan Polekkes Kemenkes Surabaya, 1–146.

Anda mungkin juga menyukai