Anda di halaman 1dari 13

ANEMIA DALAM

KEHAMILAN
Dosen Pengampuh : Suparni, SST.M.Kes
Nama Anggota Kelompok 3 :
1. Naeli Habibah (202102020001)
2. Sherly Aprilyan (202102020020)
3. Liya Fatikhatun N. (202102020022)
PENGERTIAN
Anemia pada kehamilan adalah kondisi
dimana kadar haemoglobin pada ibu hamil
<11 g/dl atau <10,5 g/dl pada ibu hamil
trimester III yang umumnya terjadi karena
adanya proses hemodilusi. Anemia dapat
terjadi pada ibu hamil dengan kondisi
kekurangan sel darah merah pada trimester I
dan II kondisi ini dapat berpotensi berbahaya
bagi ibu dan janin. Anemia di Indonesia
yang sering terjadi adalah anemia defisiensi
zat besi.
EPIDIOMOLOGI
• Angka prevalensi anemia masih tinggi, dibuktikan dengan
data World Health Organization (WHO) tahun 2010, yaitu
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah
sebesar 41,8% (Ariyani, 2016). Tiga ratus tujuh puluh juta
wanita menderita anemia karena defisiensi zat besi di
negara berkembang. Prevalensi anemia rata-rata lebih
tinggi pada ibu hamil (51%) dibandingkan pada wanita
yang tidak hamil (41%) (Gibney dkk, 2009). Hampir
separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau
kekurangan sel darah merah.
• Menurut Kemenkes RI (2018), sebanyak 48,9% ibu hamil
di Indonesia mengalami anemia. Persentase ibu hamil
yang mengalami anemia di Indonesia meningkat
dibandingkan dengan data Riskesdas 2013 yaitu 37,1%.
ETIOLOGI
Menurut Irianto (2014) etiologi anemia pada
kehamilan merupakan gangguan pencernaan
dan absorpsi, hipervolemia, yang dapat
menyebabkan terjadinya pengenceran darah,
kebutuhan zat besi meningkat, dan
kurangnya zat besi dalam makanan, serta
pertambahan darah tidak sebanding dengan
pertambahan plasma.
FAKTOR RESIKO
1. Faktor sosial
• Sosial dan ekonomi
• Pendidikan
• Budaya
2. Faktor tidak langsung
• Frekuensi Antenatal Care (ANC)
• Paritas
• Umur ibu
• Dukungan suami
3. Faktor langsung
• Pola konsumsi makanan
• Infeksi
• Pendarahan
DIAGNOSIS
1. Untuk menegakkan diagnosa anemia dalam
kehamilan yang pertama dapat dilakukan dengan
cara anamnesa.
2. Untuk menegakkan diagnosa anemia dalam
kehamilan yang kedua dapat dilakukan dengan
cara pemeriksaan fisik.
3. Untuk menegakkan diagnosa anemia dalam
kehamilan yang ketiga dengan hasil yang lebih
akurat dapat dilakukan dengan cara pengambilan
sampel darah.
PATOFISIOLOGI
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan kekurangan
zat besi mencapai kurang lebih 95%. Wanita hamil
sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena
pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi
sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin,
akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah
merah meningkat. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi
menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari
diet oleh mukosa usus walaupun juga bergantung hanya
pada cadangan besi ibu. Zat besi yang terkandung
dalam makanan hanya diabsorbsi kurang dari 10%
Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi selama
kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemia
defisiensi besi sehingga dapat membawa pengaruh
buruk pada ibu maupun janin.
KOMPLIKASI DAN DAMPAK ANEMIA DALAM KEHAMILAN
• Anemia dalam kehamilan dapat memberikan pengaruh buruk terhadap janin,
meskipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya,
tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh
sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Gangguan tersebut dapat mengakibatkan persalinan prematur, bayi berat lahir
rendah, dan kelahiran dengan anemia (Fatmasari, 2013).
• Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal jika tidak segera
diatasi, diantaranya dapat menyebabkan keguguran, partus prematus, partus
lama, atonia uteri, dan menyebabkan perdarahan serta syok. Pengaruh anemia
terhadap hasil konsepsi diantaranya dapat menyebabkan keguguran, kematian
janin dalam kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian perinatal tinggi,
prematuritas, dan cacat bawaan (Hariati, 2019).
PENATALAKSANAAN KEBIDANAN
1.Pengobatan dan ANC rutin
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontrol setiap
bulan ke pelayanan kesehatan. Pemberian zat besi sebanyak 30
gram/hari diharapkan dapat meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3
dl/gr/minggu atau dalam 10 hari.

2. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang
pengertian anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemi, tanda
dan gejala anemia dan dampak anemia pada kehamilan.

3. Konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi


dari bahan makanan hewani dan nabati. Selain itu perlu juga buah dan
sayur yang mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk dan nanas) yang sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
PENCEGAHAN

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai


upaya pencegahan terjadinya anemia yaitu
Makan-makanan yang mengandung banyak zat
besi seperti daging merah, sayuran hijau
misalnya bayam, kacang-kacangan dan buah-
buahan. Minum tablet tambah darah sehari 1
tablet atau minimal 90 tablet selama hamil.
Kesimpulan
Anemia pada kehamilan adalah kondisi dimana kadar haemoglobin pada ibu hamil
<11gr% atau <10,5gr% pada ibu hamil trimester III yang umumnya terjadi karena
adanya proses hemodilusi. Anemia selama kehamilan dapat berdampak pada kehamilan,
persalinan dan masa nifas seperti terjadinya abortus, partus premature, hambatan dalam
tumbuh kembang janin, perdarahan antepartum, dan bisa juga mengakibatkan ketuban
pecah dini, Antenatal care sangat penting dilakukan sebagai upaya deteksi dini adanya
tanda bahaya selama kehamilan, sehingga dapat mencegah komplikasi atau penyulit
lain selama masa persalinan dan nifas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai