TINJAUAN TEORI
8
9
3. Penyebab Anemia
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011), dan Pratami
(2016), penyebab anemia antara lain:
a. Defisiensi zat besi yang menyebabkan kekurangan Hemoglobin, dimana
salah satu pembentuk Hb ialah zat besi
b. Volume plasma yang meningkat sementara jumlah sel darah merah tidak
sebanding dengan meningkatnya volume plasma
c. Tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi serta ketidaktahuan
mengenai pola makan yang benar
d. Kehilangan darah akibat perdarahan luka maupun akibat menstruasi yang
banyak
e. Mengalami dua kehamilan dalam waktu yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja
3) Perdarahan
Anemia dalam kehamilan lebih banyak disebabkan oleh
kekurangan zat besi dan perdarahan akut bahkan keduanya saling
berkaitan. Terjadinya perdarahan ini mengakibatkan banyak unsur
besi yang hilang sehingga dapat menyebabkan terjadinya anemia
(Bulkis, 2013).
Kekurangan zat besi Malnutrisi pada ibu hamil Penurunan imun Penggunaan bat-obatan tertentu
Usia ibu saat hamil
Peningkatan
Hemolysis meningkat
Konsentrasi sel darah kebutuhan
merah menurun nutrisi ibu
dan janin
Hemoglobin rendah
Ketidakseimbang
Transport oksigen ke ibu menurun an nutrisi Defisit
Nutrisi ke janin dan plasenta
pengetahuan
Anemia
Suplai Padaoksigen
Ibu Hamiltidak Kekuatan selaput
Kebutuhan oksigen tidak terpenuhi Janin kekurangan O2 dan
terpenuhi plasenta berkurang
CO2 meningkat
Cacat bawaan
Gangguan nyaman
rasa Risiko gangguan
Keletihan
hubungan ibu-janin
6) Cacat bawaan
7) Bayi mudah terinfeksi
8) Kematian perinatal
j. Usia
Perbedaan perkembangan yang terjadi antara kelompok usia anak-anak
dan lansia mempengaruhi reaksi yang terjadi dari apa yang dilakukan.
k. Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara beramakna dalam
merespon terhadap tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara seseorang
meningkatkan dan mengatasi kenyamanan dalam hidupnya.
2) Persalinan
Mengkaji waktu persalinaan, umur kehamilan, jenis
persalinan, dimana tempat bersalin, dan persalinan dibantu oleh siapa.
3) Nifas
Mengkaji apakah klien pernah mengalami perdarahan, infeksi,
dan bagaimana proses laktasi.
4) Anak
Mengkaji kelahiran anak sebelumnya yaitu jenis kelamin,
panjang badan, berat badan, hidup atau mati.
i. Pola Aktivitas Sehari-Hari
1) Pola Makan/Nutrisi
Data yang dikaji mencakup kebiasaan sehari-hari pasien
seperti fekuensi makan berapa kali, menu apa yang biasanya dimakan
(nabati dan hewani), porsi makan, bagaimana menjaga kebersihan
makanan dan bagaimanan pola makan setiap harinya. Kebutuhan
nutrisi pasien ibu hamil dengan anemia harus ditingkatkan. Biasaya
ibu hamil dengan anemia kurang mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisi seperti daging merah, sayuran berdaun hijau, dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe.
2) Pola Eliminasi
Pola eliminasi ini yang perlu dikaji yaitu frekuensi BAB dan
BAK pasien yang bertujuan untuk mengetahui intake dan output
cairan pasien seimbang atau tidak.
3) Pola Personal hygiene
Pengkajian personal hygiene ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kebersihan pasien yang meliputi berapa kali pasien mandi,
gosok gigi, perawatan kulit, dan kebersihan genitalianya.
4) Pola Istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur yang dikaji yaitu lama tidur pasien
dalam sehari dan apakah ada gangguan dalam pola istirahat dan
tidurnya. Biasanya pada ibu hamil dengan anemia ini mudah
24
2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan ini berdasarkan masalah utama
dan kebutuhan klien yang didapatkan dari hasil pengkajian klien. Dalam
menetapkan diagnosa keperawatan ini terdapat perbedaan antara diagnosa
teori dengan kasus yang dialami klien saat di lapangan. Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan
Kenyamanan
26
Data Objektif :
1. Menunjukkan gejala distres
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
(Sumber : SDKI, 2017, p.166)
4) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit Kronis
b) Keganasan
c) Distres psikologis
d) Kehamilan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI, 2019) :
a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status
kenyamanan meningkat (SLKI, 2019, p.110 kode L.08064).
2) Kriteria hasil menurut (SLKI, 2019, p.110 kode L.08064) :
a) Kesejahteraan fisik dan psikologis meningkat
b) Dukungan sosial dari keluarga dan teman meningkat
c) Perawatan sesuai kebutuhan meningkat
d) Rileks meningkat
e) Keluhan tidak nyaman menurun
f) Gelisah menurun
g) Keluhan sulit tidur menurun
h) Lelah menurun
i) Merintih menurun
28
Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang yang nyaman, jika
memungkinakan
Rasional : menciptakan lingkungan yang nyaman
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
Rasional : untuk memberikan informasi tentang prosedur teknik
relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama Rasional : untuk menciptakan kenyamanan
e) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjangn dengan analgetik
atau tindakan medis lain, jika sesuai
Rasional : untuk mengurangi ketidaknyaman
Edukasi
a) Jelaskan tujuan, manfaat, serta prosedur teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik relaksasi benson
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
tujuan, manfaat, dan prosedur teknik relaksasi
b) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
Rasional : klien mengetahui terapi relaksasi yang dipilih secara
rinci
c) Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
Rasional : memberikan kenyamanan pada
klien
d) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Rasional : untuk meningkatkan pikiran klien menjadi lebih
tenang dan rileks
e) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih Rasional : mengurangi ketidaknyamanan pada klien
30
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap dimana perawat melaksanakan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan. Implementasi keperawatan
dilakukan dalam rangka membantu pasien untuk mencegah, mengurangi,
dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatannya.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap kelima dari asuhan keperawatan yang
bertujuan untuk menilai dan mengobservasi apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah
keperawatan yang dialami oleh pasien. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui perkembangan klien atas tindakan yang sudah dilakukan
sehingga dapat disimpulkan bahwa apakah tujuan asuhan keperawatan
sudah tercapai atau belum.
Evaluasi disusun menggunakan metode SOAP, yaitu :
a. S (Subjektif) : data yang diungkapkan secara langsung dari subjek
melalui anamnesa (wawancara).
b. O (Objektif) : data yang diperoleh dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik.
c. A (Assesment) : membandingkan antara informasi data subjektif
dan objektif dengan tujuan dan kriteria hasil yang selanjutnya diambil
kesimpulan apakah masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, atau
masalah belum teratasi.
d. P (Planning) : intervensi yang akan diberikan untuk masalah pada
subjek yang belum teratasi.