KEPERAWATAN BENCANA
Oleh
NINDA KHAIRINA
22122275
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
“Hubungan Mitigasi Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Dalam Menghadapi Ancaman Bencana
Gempa Bumi”. dengan tepat pada waktunya. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada
junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantias
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai ilmu Keperawatan Bencana. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi mengenai perkembangan keperawatan dunia dan
Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
3
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Teori..................................................................................................24
B. Kerangka konsep...............................................................................................26
C. Hipotesa Penelitian............................................................................................26
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL
A. Jenis Penelitian....................................................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................27
C. Populasi dan Sampel............................................................................................27
D. Variabel dan Defenisi Operasional......................................................................27
E. Instrumen Penelitian............................................................................................27
F. Etika Penelitian....................................................................................................28
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................30
H. Alur Penelitian....................................................................................................30
I. Teknik Pengolahan Data......................................................................................30
J. Analisa Data.........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya yang dilakukan guna mengurangi dampak
dan risiko akibat terjadinya bencana. Selain itu, mitigasi dapat diartikan sebagai serangkaian
upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, delapan dari
sepuluh negara dengan angka kematian ibu tertinggi yang tercatat baru- baru ini menghadapi
bencana salah satunya adalah menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Data
melaporkan pada tahun 2013 bahwa sekitar 61,0% dari kematian ibu terjadi di negara rawan
bencana gempa bumi (WHO, 2013). Menurut laporan WHO, antara tahun 1998-2017, gempa
bumi menyebabkan hampir 750.000 kematian secara global, lebih dari separuh kematian
terkait bencana alam. Lebih dari 125 juta ibu hamil terkena dampak gempa bumi selama
periode ini, yang berarti mereka terluka, kehilangan tempat tinggal, mengungsi atau
Menurut UU PB pasal 55, ibu hamil termasuk dalam kelompok rentan dalam bencana,
disadari bahwa Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana dimana bencana bisa
terjadi kapan saja tanpa bisa dipresdiksi dengan tepat. Pada kondisi bencana penanganan
perempuan khususnya ibu hamil sangat membutuhkan perlakuan khusus. Karena bila tidak
5
ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan seperti abortus
Ada beberapa asuhan yang bisa diberikan kepada ibu hamil sebelum bencana, saat
bencana dan pra bencana. Harapannya adalah meminimalisir dampak atau komplikasi yang
ditimbulkan akibat bencana tersebut. Asuhan untuk ibu hamil sebelum bencana diantara lain
yakni membekali ibu hamil dengan pengetahuan mengenai umur kehamilan, gambaran
proses kelahiran, ASI eksklusif dan MPASI, melibatkan ibu hamil dalam kegiatan
kesiapsiagaan bencana, misalnya dalam simulasi bencana, menyiapkan tenaga kesehatan dan
relawan yang trampil menangani kegawat daruratan pada ibu hamil dan bayi melalui
pelatihan atau workshop. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan
bencana pada ibu hamil dan melahirkan yaitu mengurangi risiko tekanan darah rendah
Asuhan yang bisa diberikan saat terjadi bencana antara lain: mengkaji kesehatan pada ibu
hamil dan janin saat terjadi bencana. Pengkajian ini meliputi: berat badan, pembengkakan
kaki, tensi darah, kesehatan janin dikaji dengan mengukur gerakan dan denyut jantungnya.
Proses evakuasi dilakukan dengan posisi miring dan lutut dilipat. Jika terdapat cedera
punggung lakukan usaha agar vena cava inferior tidak tertindih rahim. Beberapa cedera yang
coagulation), dan eklamsi. Pemulihan gizi dan psikis ibu hamil juga sangat penting untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada ibu maupun janin. Hal tersebut sebisa mungkin
dilakukan dengan baik dan benar sebab akan ada masalah-masalah kesehatan yang dapat
terjadi seperti tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, janin kurang oksigen, hipotermi
6
dan menyusui tidak efektif. Bagi ibu yang masih dapat dipertahankan kehamilannya,
dipantau terus kondisi ibu dan janinnya agar dapat melahirkan dengan selamat pada
waktunya (> 37 minggu atau 9 bulan). Bagi ibu yang sudah melahirkan fungsi dan tugas ibu
merawat bayi harus tetap dijalankan, baik di tempat pengungsian ataupun di lingkungan
keluarga.
Asuhan yang bisa diberikan pasca bencana pasca bencana yakni dengan memberikan
makanan siap saji untuk ibu menyusui pada 5 hari pertama pasca bencana, pemberian
pemberian ASI (Air Susu Ibu), dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan dan melindungi wanita,
obstetric gynekologi dengan tenaga yang terlatih di tempat penampungan atau pengungsian,
memberikan informasi dan edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang harus
seksual dan enyusun pedoman kesiapsiagaan ibu hamil saat bencana. Selain itu strategi
prenatal care dan distribusi korban juga penting dilakukan seperti menyusun standar prosedur
mengidentifikasi Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan tanggal perkiraan persalinan,
Berdasarkan dari permasalahan ini, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Mitigasi
Bencana pada Ibu Hamil Dan Bayi dalam Menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut, “Hubungan Mitigasi Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Dalam Menghadapi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Mitigasi Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Dalam
2. Tujuan Khusus
d. Untuk Mengetahui Keperawatan Bencana pada Ibu Hamil dan Bayi Sebelum Bencana
e. Untuk Mengetahui Keperawatan Bencana pada Ibu Hamil dan Bayi Saat Bencana
f. Untuk Mengetahui Keperawatan Bencana pada Ibu Hamil dan Bayi Sebelum Bencana
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi atau
pada ibu hamil dan bayi dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi
2. Manfaat Praktisi
8
Agar pasien dapat mengetahui hubungan mitigasi bencana pada ibu hamil dan bayi
b. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pegetahuan yang didapat
selama pembelajaran khususnya tentang hubungan mitigasi bencana pada ibu hamil
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi mahasiswa dan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan mitigasi bencana pada ibu hamil dan bayi dalam
9
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya yang dilakukan guna mengurangi dampak
dan risiko akibat terjadinya bencana. Selain itu, mitigasi dapat diartikan sebagai
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
Mitigasi bencana merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum terjadi bencana. Misalnya,
membuat peta wilayah rawan bencana, membuat bangunan tahan gempa, penanaman
bakau, reboisasi, serta memberikan penyuluhan dan kesadaran kepada masyarakat yang
aman
10
3. Pengembangan budaya sadar bencana;
hidup
1. Mitigasi Struktural
membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung
hingga membuat bangunan tahan bencana atau bangunan dengan struktur yang
11
Mitigasi non struktural merupakan suatu upaya dalam mengurangi dampak
Penanggulangan Bencana, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang
Memahami bahwa bencana dapat diprediksi secara alamiah dan saling berkaitan
antara yang satu dan lainnya sehingga perlu di evaluasi secara terus menerus. Upaya
mitigasi bencana harus memiliki persepsi yang sama baik dari aparat pemerintahan
maupun masyarakatnya. Adapun strategi yang dapat dilakukan agar upaya mitigasi
1. Pemetaan
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana, khususnya bagi wilayah
yang rawan bencana. Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam membentuk keputusan
antisipasi kejadian bencana. Pemetaan akan tata ruang wilayah juga diperlukan agar tidak
memicu gejala bencana. Sayangnya di Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana
belum terintegrasi dengan baik, sebab memang belum seluruh wilayahnya dipetakan, Peta
yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik, Peta bencana belum terintegrasi dan
Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda beda sehingga menyulitkan
2. Pemantauan
Pemantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan bencana pada setiap daerah akan
sangat membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini
12
akan memudahkan upaya penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan juga dapat
3. Penyebaran Infromasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara memberikan poster dan
leaflet kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota dan Provinsi seluruh Indonesia yang
rawan bencana, tentang tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana.
Beberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak dapat mengakses informasi
penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur
informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis dan masyarakat sampai ke tingkat
5. Peringatan Dini
yang rawan bencana, dengan tujuan agar masyarakatnya lebih siaga. Peringatan dini
13
Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan bencana berupa saran teknis,
penanganan lainnya.
(kesiapsiagaan). Selanjutnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah
terjadi bencana. Pada tahap pascabencana, manajemen yang digunakan adalah rehabilitasi
dan rekonstruksi. Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya tersebut
sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai persiapan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak
14
sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara
1. Mitigasi Bencana Tsunami adalah sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi
peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Ada dua jenis sistem peringatan dini
tsunami, yaitu:
komunikasi SSB.
a. Tanggap darurat
b. Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian,
geokimia
15
d. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
1) Ketika Gempa
a) Tetap tenang
b) Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang
2) Setelah Gempa
b) Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.
16
5. Mitigasi Banjir
a. Sebelum Banjir
e) Pengerukan sungai
b. Saat Banjir
a) Matikan listrik
c. Setelah Banjir
a) Bersihkan rumah
c) Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin ada
Melihat dampak bencana yang dapat terjadi, ibu hamil dan bayi perlu dibekali
pengetahuan dan ketrampilan menghadapi bencana. Beberapa hal yang dapat dilakukan
antara lain:
17
1. Membekali ibu hamil pengetahuan mengenai umur kehamilan, gambaran proses
simulasi bencana.
daruratan pada ibu hamil dan bayi melalui pelatihan atau workshop.
4. Menyiapkan stok obat khusus untuk ibu hamil dalam logistik bencana seperti tablet
alasannya karena ada dua kehidupan dan adanya perubahan fisiologis. Perawat harus
ingat bahwa dalam merawat ibu hamil adalah sama halnya dengan menolong janinnya.
Sehingga, meningkatkan kondisi fisik dan mental wanita hamil dapat melindungi dua
kehidupan.
A. Pengkajian
Pengkajian kesehatan yang harus dilakukan pada ibu hamil dan bayi atau janin
a. Ibu Hamil
Ibu hamil harus dikajiberat badan, pembengkakan kaki, dan darah. Berat
badan diukur dengan timbangan badan. Hasil pengukuran saat ini dibandingkan
dihubungkan dengan ada atau tidak adanya oedema. Kalau tidak ada timbangan,
18
mengamati oedema harus selalu dicek dengan menekan daerah tibia. Ibu hamil
kakinya ke dalam sepatu karena adanya oedema di tangan, lutut dan telapak kaki
harus diperiksa. Selain itu, sindrom hipertensi karena kehamilan juga harus dikaji
gejala yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu seperti sakit kepala dan nadi
meningkat, apabila tensimeter tidak tersedia. Anemia dapat dikaji dengan melihat
warna pembuluh darah kapiler ibu hamil. Pada kasus warna konjungtiva atau
denyut jantungnya.
melalui hari terakhir menstruasi. Jika hari terakhir menstruasi tidak diketahui
maka usia kehamilan dapat ditentukan melalui ukuran uterus, seperti terlihat
19
3. Tinggi fundus uterus dapat diukur denganmenggunakan jari. Mengenali
b. Bayi
Suhu tubuh pada bayi baru lahir belum stabil. Suhu tubuh bayi perlu dikaji
karena permukaan tubuh bayi lebih besar dari pada tubuh orang dewasa sehingga
suhu tubuhnya mudah turun.Pakaian bayi juga harus tertutup dan hangat agar
mengurangi perpindahan suhu yang ekstrim. Kebutuhan cairan juga perlu dikaji
dengan seksama karena bisa saja bayi terpisah dari ibunya sehingga menyusui
ASI terputus. Bayi yang kehilangan atau terpisah dari ibunya karena ibu sakit atau
pemberian ASI donor, identitas donor ASI maupun bayi penerima tercatat, ibu
susu dinyatakan sehat oleh tenaga kesehatan serta ASI donor tidak
diperjualbelikan
B. Masalah kesehatan yang bisa terjadi pada ibu hamil, janin dan bayi, serta
penanganannya.
Wanita hamil dapat mengalami tekanan darah rendah karena tidur dengan posisi
supinasi dalam waktu lama. Keadaan ini disebut Sindrom Hipotensi Supinasi,
karena vena cava inferior tertekan oleh uterus dan volume darah yang kembali ke
jantung menjadi menurun sehingga denyut jantung janin menjadi menurun. Dalam
hal ini, tekanan darah rendah dapat diperbaiki dengan mengubah posisi tubuh ibu
menghadap ke sebelah kiri sehingga vena cava superior dapat bebas dari tekanan
20
uterus. Ketika wanita hamil dipindahkan ke tempat lain, maka posisi tubuhnya
Penyebab kematian janin adalah kematian ibu. Tubuh ibu hamil yang
janin harus memperhatikan bahwa pemberian Oksigen ini tidak hanya cukup
3. Hipotermi
Suhu tubuh pada bayi baru lahir belum stabil,karena permukaan tubuh
bayi lebih besar dari pada tubuh orang dewasa sehingga suhu tubuhnya mudah
turun.Cairan amnion dan darah harus segera dilap supaya bayi tetap hangat.
Perhatikan suhu lingkungan dan pemakaian baju dan selimut bayi. Harus sering
mengganti pakaian bayi karena bayi cepat berkeringat. Persediaan air yang cukup
karena bayi mudah mengalami dehidrasi, perlu diberikan ASI sedini mungkin dan
Ibu yang menyusui anaknya harus diberikan dukungan dan bantuan praktis
susu formula dan susu bubuk. Ibu yang tidak bisa menyusui, misalnya ibu yang
perdarahanharus didukung untuk mencari ASI pengganti untuk bayinya. Jika ada
21
bayi yang berumur lebih dari 6 bulan tidak bisa disusui, bayi tersebut harus
dibawah pengawasan yang ketat dan kondisi kesehatan bayi harus tetap
Setelah masa bencana, ibu dan bayi menjalani kehidupan yang baru. Pengalaman
menghadapi bencana menjadi pelajaran untuk ibu untuk memperbaiki hidupnya. Ibu yang
masih dapat dipertahankan kehamilannya dipantau terus kondisi ibu dan janinnya agar
dapat melahirkan dengan selamat pada waktunya. Bagi ibu yang sudah melahirkan,
fungsi dan tugas ibu merawat bayi harus tetap dijalankan, baik di tempat pengungsian
atau pun di lingkungan keluarga terdekat. Tujuan keperawatan bencana pada fase setelah
bencana adalah untuk membantu ibu menjalani tugas ibu seperti uraian dibawah ini.
Pemberian ASI eksklusif bagi bayi yang berusia 0-6 bulan dan tetap menyusui
hingga 2 tahun pada kondisi darurat.Pemberian susu formula hanya dapat diberikan
jika ibu bayi meninggal, tidak adanya ibu susuan atau donor ASI. Selain itu,
pemberian susu formula harus dengan indikasi khusus yang dikeluarkan dokter dan
tenaga kesehatan terampil. Seperti halnya obat, susu formula tidak bisa diberikan
situasi bencana pun harus dengan persetujuan dinas kesehatan setempat. Bukan
22
berarti ketika terjadi bencana, kita bebas mendonasikan susu formula maupun susu
bubuk, UHT yang bisa menggantikan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun.
Intervensi terbaik untuk menyelamatkan hidup bayi dan anak. ASI dan MPASI
berkualitas bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan tubuh bayi dan anak, akan
b. MPASI harus yang mudah dimakan, dicerna dan dengan penyiapan yang higienis.
d. MPASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang cukup (energi, protein,
vitamin dan mineral yang cukup terutama Fe, vitamin A dan vitamin C).
C. Makanan siap saji untuk Ibu menyusui pada 5 hari pertama pasca bencana
Dengan memberikan makanan yang baik bagi Ibu, sama artinya dengan menjamin
pemberian ASI kepada bayi dan anak. Ketersediaan ASI yang mencukupi dan
melimpah pada dasarnya tidak terpengaruh oleh makanan dan minuman secara
23
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Teori
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya yang dilakukan guna mengurangi dampak
dan risiko akibat terjadinya bencana. Selain itu, mitigasi dapat diartikan sebagai serangkaian
upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Tahap
keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak sehingga masyarakat dapat
hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara fisik dan psikologis.
Melihat dampak bencana yang dapat terjadi, ibu hamil dan bayi perlu dibekali
pengetahuan dan ketrampilan menghadapi bencana. Beberapa hal yang dapat dilakukan
antara lain:
2. Melibatkan ibu hamil dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, misalnya dalam simulasi
bencana.
3. Menyiapkan tenaga kesehatan dan relawan yang trampil menangani kegawat daruratan
24
4. Menyiapkan stok obat khusus untuk ibu hamil dalam logistik bencana seperti tablet Fe
Ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam penanggulangan bencana alasannya
karena ada dua kehidupan dan adanya perubahan fisiologis. Perawat harus ingat bahwa
dalam merawat ibu hamil adalah sama halnya dengan menolong janinnya. Sehingga,
meningkatkan kondisi fisik dan mental wanita hamil dapat melindungi dua kehidupan.
Setelah masa bencana, ibu dan bayi menjalani kehidupan yang baru. Pengalaman
menghadapi bencana menjadi pelajaran untuk ibu untuk memperbaiki hidupnya. Ibu yang
masih dapat dipertahankan kehamilannya dipantau terus kondisi ibu dan janinnya agar dapat
melahirkan dengan selamat pada waktunya. Bagi ibu yang sudah melahirkan, fungsi dan
tugas ibu merawat bayi harus tetap dijalankan, baik di tempat pengungsian atau pun di
lingkungan keluarga terdekat. Tujuan keperawatan bencana pada fase setelah bencana adalah
25
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesa Penelitian
1. Ada Hubungan Keperawatan Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Sebelum Bencana
2. Ada Hubungan Keperawatan Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Saat Bencana
3. Ada Hubungan Keperawatan Bencana Pada Ibu Hamil Dan Bayi Sesudah Bencana
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional.
pada tanggal 27 Juni 2019. Peneliti memilih tempat ini dengan pertimbangan bahwa pada
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Penurunan Kota Padang tahun 2019 sebanyak 218 ibu hamil. Pengambilan sampel
menggunakan kuesioner. Pengalaman bencana terdiri dari kategori unfavourable jika skor
< 7 dan favourable jika skor ≥ 7. Kesiapsiagaan menghadapi bencana terdiri dari kategori
tidak siap siaga jika skor < 7 dan siap siaga jika skor ≥ 7. Analisis data menggunakan
E. Instrumen Penelitian
Hasil Penelitian
27
1. Analisis Univariat
(Kesiapan).
2. Analisis Bivariat
F. Etika Penelitian
1. Pra Bencana
Siklus penanganan bencana pada pase pra bencana yaitu Kesiapan Dan
28
b. Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong
2. Saat Bencana
Siklus penanganan bencana pada pase intra/saat bencana yaitu Tanggap darurat
a. Bertindak cepat
3. Pasca Bencana
a. Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaaan fisik, sosial, dan
psikologiskorban.
b. Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-
29
tersebut mengalamigejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh langsung dari ibu hamil yang menjadi objek dalam penelitian dengan
cara membagikan kuesioner kepada ibu hamil. Data sekunder diperoleh dari data jumlah
H. Alur Penelitian
Hamil)
Ibu hamil yang memiliki pengalaman bencana gempa bumi favourable, tidak
terdapat ibu hamil yang tidak siap siaga dalam menghadapi ancaman bencana gempa
bumi dan 21 ibu hamil siap siaga dengan kategori favourable dalam menghadapi
ancaman bencana gempa bumi. Dari 5 ibu hamil yang memiliki pengalaman bencana
gempa bumi unfavourable, terdapat 2 ibu hamil yang siap siaga dalam menghadapi
ancaman bencana gempa bumi dan 3 ibu hamil tidak siap siaga dalam menghadapi
J. Analisa Data
kesiapsiagaan yang dimiliki ibu hamil yang pernah mengalami bencana gempa bumi
berada pada kategori sangat siap dalam menghadapi ancaman gempa bumi. Tingkat
30
kesiapsiagaan yang ditunjukkan oleh ibu hamil ternyata dipengaruhi oleh faktor internal
ibu hamil itu sendiri yaitu pengalaman bencana, walaupun hubungan yang terjadi sedang.
Namun demikian, pengalaman bencana yang dimiliki menjadikan ibu hamil mengetahui
penyebab terjadinya bencana, ciri-ciri terjadinya bencana dan menjadikan ibu hamil
mengetahui tindakan yang tepat sebelum, saat, dan setelah terjadinya bencana serta
tempat untuk berlindung ketika terjadi bencana. Selain itu, pengalaman bencana juga
ancaman gempa bumi melalui media cetak, elektronik dan melalui kegiatan penyuluhan.
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dampak dan risiko akibat terjadinya bencana. Selain itu, mitigasi dapat diartikan sebagai
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak
sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara
Ibu hamil yang memiliki pengalaman bencana gempa bumi favourable, tidak
terdapat ibu hamil yang tidak siap siaga dalam menghadapi ancaman bencana gempa
bumi dan 21 ibu hamil siap siaga dengan kategori favourable dalam menghadapi
ancaman bencana gempa bumi. Dari 5 ibu hamil yang memiliki pengalaman bencana
gempa bumi unfavourable, terdapat 2 ibu hamil yang siap siaga dalam menghadapi
ancaman bencana gempa bumi dan 3 ibu hamil tidak siap siaga dalam menghadapi
32
B. Saran
1. Masyarakat Berdasarkan hasil temuan dan analisis data penelitian, peneliti memberikan
saran yang nantinya akan bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti selanjutnya.
Adanya program tersebut, masyarakat menjadi lebih terbantu dan kembali ke kondisi
yang lebih baik. Pada penelitian ini, yeu sebagai lembaga penyelenggara program
melakukan komunikasi dengan target pada sebelum, saat, dan setelah program
dijalankan. Agar tidak ada salah paham dan program berjalan sesuai dengan objektif.
menjalankan kegiatan. Hal ini karena target dari program pendampingan merupakan
masyarakat, sehingga masyarakat yang akan menerima manfaatnya. Selain itu, intervensi
lembaga sedikit dikurangi, agar masyarakat dapat berperan aktif dalam program.
2. Akademis peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang ada dalam
penelitian ini. Peneliti berharap pada penelitian berikutnya untuk dapat lebih mengkaji
dan mempelajari fenomena yang ada di masyarakat terkait dengan komunikasi partisipatif
dalam situasi bencana. Pengumpulan data berdasarkan pernyataan atau sudut pandang
penyintas menjadi peran penting bagi penelitian, karena mereka yang menerima manfaat
dan dapat menjadi dasar untuk konfirmasi data dari lembaga. Penelitian selanjutnya
diharapkan lebih menggali dan mengkaji lebih banyak referensi terkait dengan
situasi bencana akan berbeda dengan konsep komunikasi partisipatif yang diturunkan
33
DAFTAR PUSTAKA
Akiko Saka, 2007. Long-term nursing needs during the disaster that is different from
Febriana, Sugiyanto, D., & Abubakar, Y. (2015). Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Siaga
Bencana dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Meurexa Kota Banda
Aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 2(3) : 41-
Havwina. T, Maryani, E., & Nandi, (2016). Pengaruh Pengalaman Bencana Terhadap
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/4041.
Hesti, N., Yetti, H., & Erwani. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
https://doi.org/10.25077/jka.v8i 2.1010.
Indriasari. F.N. Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana Gempa BumiTerhadap
Kamsatun, Meitya, Sukarni. (2021). Pemberdayaan Keluarga Ibu Hamil Tanggap Bencana
34