Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman


1. Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan adalah keadaan seseorang merasa tenteram atau nyaman baik secara mental,
fisik maupun sosial.
Menurut Keliat, dkk (2018), kenyamanan dibagi menjadi tiga antara lain:
a. Kenyamanan fisik merupakan perasaan tenteram atau nyaman secara
fisik.
b. Kenyamanan lingkungan merupakan perasaan tenteram atau rasa nyaman
yang dirasakan terhadap lingkungannya.
c. Kenyamanan sosial merupakan perasaan tenteram atau rasa nyaman
dengan keadaan sosialnya.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman


Rasa nyaman ialah keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan rasa
tentram (kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
yang telah terpenuhi), dan transenden (Potter & Perry yang dikutip dalam buku Iqbal
Mubarak et al., Rasa nyaman seharusnya dipandang secara holistik mencakup empat aspek
antara lain :
a. Fisik, berkaitan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berkaitan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berkaitan dengan kesiapsiagaan dalam diri seseorang yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan arti kehidupan.
d. Lingkungan, berkaitan dengan latar belakang pengalaman ekstern
manusia seperti cahaya, suhu, warna, suara, dan unsur ilmiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan bahwa perawat telah memberikan
ketangguhan, keinginan, dukungan, hiburan, anjuran, dan bantuan (Iqbal Mubarak et al.,
2019).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aman dan Nyaman
Menurut Yusuf, faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan antara lain :
a. Emosi
Ansietas, tekanan mental, dan amarah akan memudahkan mengalami dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan seseorang.
b. Status Mobilisasi
Ketidakmandirian dalam beraktivitas, kelumpuhan, otot lemah, kesadaran menurun
memudahkan mengalami risiko injury.
c. Gangguan Persepsi Sensori
Gangguan persepsi sensori ini mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya
seperti gangguan penglihatan dan penciuman.
d. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan mengakibatkan daya tahan tubuh menurun yang memudahkan terjangkit
penyakit.
e. Tingkat Kesadaran
Berkurangnya respon terhadap stimulus, distorientasi, kelumpuhan, dan kurang tidur pada
klien koma.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menyebabakan
kecelakaan.
g. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
h. Penggunaan Antibiotik yag Tidak Rasional
Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resisten dan anafilatik syok.
i. Status Nutrisi
Defisit nutrisi dapat menyebabkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian
sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu.
j. Usia
Perbedaan perkembangan yang terjadi antara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi yang terjadi dari apa yang dilakukan.
k. Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara beramakna dalam merespon terhadap
tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara seseorang
meningkatkan dan mengatasi kenyamanan dalam hidupnya.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman pada Ibu


Hamil dengan Anemia
1. Pengkajian
a. Data Biografi
Mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa,
diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Bertujuan untuk mengetahui kesehatan yang dialami klien saat pemeriksaan serta berkaitan
dengan kehamilan (Nursalam, 2009). Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, letih, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan badan terasa lemas sehingga klien merasa tidak
nyaman dengan kondisi yang dirasakannya.
c. Riwayat menstruasi
Pengkajian riwayat menstruasi ini bertujuan untuk mengetahui lamanya menstruasi,
menstruasi teratur atau tidak, bagaimana siklus menstruasi, banyaknya darah menstruasi,
sifat darah, dan dismenore atau tidak.
d. Riwayat kehamilan sekarang
Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui HPHT, ANC dimana, berapa kali, teratur atau
tidak, taksiran persalinan, imunisasi TT berapa
kali, masalah kehamilan sekarang, penggunaan obat-obatan, berapa jumlah tablet besi yang
didapatkan, dan keluhan selama kehamilan.
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Mengkaji riwayat kesehatan sekarang bertujuan untuk mengetahui penyakit yang dialami ibu
hamil saat ini dan mengetahui penyakit lain yang dapat memperburuk kondisi ibu dan janin.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan dan riwayat penyakit tertentu
seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah ada keluarga dengan riwayat kehamilan ganda, mengkaji apakah ada
keluarga yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan.
4) Riwayat penyakit yang lain atau operasi
Mengkaji apakah pasien pernah menderita penyakit atau operasi yang sekiranya dapat
mengganggu persalinan dan memerlukan pengawasan.
f. Riwayat pernikahan
Mengkaji status perkawinan : apabila pasien sudah menikah, apakah ini pernikahan yang
pertama. Pengkajian riwayat pernikahan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kali
menikah, usia pernikahan, lama pernikahan, dan jumlah anak.
g. Riwayat keluarga berencana
Mengkaji riwayat jenis kontrasepsi yang pernah digunakan setelah persalinan dan berapa
jumlah anak yang direncanakan.
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Kehamilan
Mengkaji apakah klien ada gangguan selama kehamilan seperti muntah berlebihan,
hipertensi, dan perdarahan pada hamil muda.
2) Persalinan
Mengkaji waktu persalinaan, umur kehamilan, jenis
persalinan, dimana tempat bersalin, dan persalinan dibantu oleh siapa.
3) Nifas
Mengkaji apakah klien pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan bagaimana proses
laktasi.
4) Anak
Mengkaji kelahiran anak sebelumnya yaitu jenis kelamin, panjang badan, berat badan, hidup
atau mati.
i. Pola Aktivitas Sehari-Hari
1) Pola Makan/Nutrisi
Data yang dikaji mencakup kebiasaan sehari-hari pasien seperti fekuensi makan berapa
kali, menu apa yang biasanya dimakan (nabati dan hewani), porsi makan, bagaimana
menjaga kebersihan makanan dan bagaimanan pola makan setiap harinya. Kebutuhan nutrisi
pasien ibu hamil dengan anemia harus ditingkatkan. Biasaya ibu hamil dengan anemia
kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti daging merah, sayuran berdaun
hijau, dan tidak mengkonsumsi tablet Fe.
2) Pola Eliminasi
Pola eliminasi ini yang perlu dikaji yaitu frekuensi BAB dan BAK pasien yang bertujuan
untuk mengetahui intake dan output cairan pasien seimbang atau tidak.
3) Pola Personal hygiene
Pengkajian personal hygiene ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien yang
meliputi berapa kali pasien mandi, gosok gigi, perawatan kulit, dan kebersihan genitalianya.
4) Pola Istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur yang dikaji yaitu lama tidur pasien dalam sehari dan apakah ada
gangguan dalam pola istirahat dan tidurnya. Biasanya pada ibu hamil dengan anemia ini
mudah
kelelahan, keletihan, malaise sehingga kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak.
5) Pola Hubungan Seksualitas
Pengkajian pola hubungan seksualitas ini bertujuan untuk mengetahui berapa kali ibu
melakukan hubungan seks. Hubungan seksualitas pada masa kehamilan diperbolehkan,
namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan dimana ibu sudah merasa lelah, letih
dapat mengurangi libido pada masa kehamilan sehingga yang berdampak pada penurunan
seksualitas.
6) Data psikososial
Apakah mengalami gangguan kenyamanan selama kehamilan, bagaimana cara
mengatasinya, apa yang diharapkan dari perawat untuk mengatasi kenyamanan tersebut.
7) Obat-obatan
Pengkajian obat-obatan ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan merokok, alkohol,
penggunaan obat-obatan, dan jumlah tablet zat besi yang diminum.
j. Pemeriksaan
Fisik
1) Keadaan Umum
Biasanya ibu hamil dengan anemia terlihat lemah, lesu, letih, tekanan darah menurun, nadi
menurun, dan pernafasan lambat.
a) Kepala
i. Rambut
Biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah
ii. Mata
Biasanya konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, dan bola mata tampak lebar.
iii. Mulut
Biasanya bibir pucat, dan membran mukosa kering
iv. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut terlalu kecil dari usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinnya
Auskultasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
b) Ekstremitas
CRT > 2 detik, tidak ada udema, akral biasanya dingin, dan terdapat varises di kaki.
2) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Dasar
a) Hb : kadar Hb ibu hamil dengan anemia biasanya
pada trimester I dan III kurang dari 11 g/dl dan
pada Trimester II < 10,5 g/dl
b) Hematokrit : kadar hematokrit pada ibu hamil dengan
anemia biasanya yaitu < 37 % (normal 37-41
%)
c) Eritrosit : kadar eritrosit pada ibu hamil dengan anemia
biasanya < 2,8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3)
d) Trombosit : kadar trombosit pada ibu hamil dengan
anemia biasanya < 200.000/mm3 (normal
200.000-400.000/ mm3)

2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan ini berdasarkan masalah utama dan kebutuhan klien
yang didapatkan dari hasil pengkajian klien. Dalam menetapkan diagnosa keperawatan ini
terdapat perbedaan antara diagnosa teori dengan kasus yang dialami klien saat di lapangan.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan
Kenyamanan
1) Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah suatu perasaan, kurang senang, perasaan kurang lega, dan
kurang sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan serta sosial (SDKI, 2017).
2) Penyebab Gangguan Rasa Nyaman
Menurut buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017), penyebab
gangguan rasa nyaman antara lain :
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial,
sosial, dan pengetahuan)
d) Kurangnya privasi
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi (misalnya medikasi, radiasi, dan kemoterapi)
g) Gangguan adaptasi kehamilan
3) Gejala dan Tanda Gangguan Rasa Nyaman
Berdasarkan buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017), gejala dan tanda
gangguan rasa nyaman dibagi menjadi antara lain :
Tabel 2. 1 Tanda dan Gejala Gangguan Rasa Nyaman
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
Data Subjektif : Data Subjektif :
1. Mengeluh tidak nyaman 1. Mengeluh sulit tidur
Data Objektif : 2. Tidak mampu rileks
1. Gelisah 3. Mengeluh
kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
Data Objektif :
1. Menunjukkan gejala distres
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
(Sumber : SDKI, 2017, p.166)
4) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit Kronis
b) Keganasan
c) Distres psikologis
d) Kehamilan

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI, 2019) :
a. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status kenyamanan meningkat (SLKI,
2019, p.110 kode L.08064).
2) Kriteria hasil menurut (SLKI, 2019, p.110 kode L.08064) :
a) Kesejahteraan fisik dan psikologis meningkat
b) Dukungan sosial dari keluarga dan teman meningkat
c) Perawatan sesuai kebutuhan meningkat
d) Rileks meningkat
e) Keluhan tidak nyaman menurun
f) Gelisah menurun
g) Keluhan sulit tidur menurun
h) Lelah menurun
i) Merintih menurun
j) Menyalahkan diri sendiri menurun
k) Kewaspadaan membaik
l) Pola hidup membaik
m) Pola tidur membaik
3) Intervensi Keperawatan :
Terapi relaksasi (I. 09326)
4) Intervensi Keperawatan :
Terapi relaksasi (I. 09326)
Observasi
a) Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
Rasional : untuk mengetahui gejala yang dirasakan klien yang mengganggu kemampuan
kognitif
b) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Rasional : untuk mengetahui teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
c) Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
Rasional : untuk mengetahui kemampuan teknik relaksasi yang pernah digunakan
d) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
Rasional : otot tidak mengalami ketegangan, rekuensi nadi, tekanan darah dan suhu tetap
berada dalam batas nilai normal
e) Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Rasional : untuk mengetahui respon setelah melakukan teknik relaksasi
Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang yang nyaman, jika
memungkinakan
Rasional : menciptakan lingkungan yang nyaman
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
Rasional : untuk memberikan informasi tentang prosedur teknik relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama Rasional : untuk menciptakan kenyamanan
e) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjangn dengan analgetik
atau tindakan medis lain, jika sesuai
Rasional : untuk mengurangi ketidaknyaman Edukasi
a) Jelaskan tujuan, manfaat, serta prosedur teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik relaksasi benson
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang tujuan, manfaat, dan prosedur
teknik relaksasi
b) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
Rasional : klien mengetahui terapi relaksasi yang dipilih secara rinci
c) Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
Rasional : memberikan kenyamanan pada
klien
d) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Rasional : untuk meningkatkan pikiran klien menjadi lebih tenang dan rileks
e) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih Rasional : mengurangi ketidaknyamanan pada klien
f) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi nafas
dalam dan teknik relaksasi benson
Rasional : teknik relaksasi berguna untuk
menurunkan ketidaknyamanan dan
menurunkan kecemasan

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap dimana perawat melaksanakan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan. Implementasi keperawatan dilakukan
dalam rangka membantu pasien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatannya.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap kelima dari asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
menilai dan mengobservasi apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah keperawatan yang dialami oleh
pasien. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan klien atas
tindakan yang sudah dilakukan sehingga dapat disimpulkan bahwa apakah tujuan
asuhan keperawatan sudah tercapai atau belum.
Evaluasi disusun menggunakan metode SOAP, yaitu :
a. S (Subjektif) : data yang diungkapkan secara langsung dari
subjek melalui anamnesa (wawancara).
b. O (Objektif) : data yang diperoleh dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik.
c. A (Assesment) : membandingkan antara informasi
data subjektif dan objektif dengan tujuan dan kriteria hasil
yang selanjutnya diambil kesimpulan apakah masalah teratasi,
masalah teratasi sebagian, atau masalah belum teratasi.
d. P (Planning) : intervensi yang akan diberikan untuk masalah
pada subjek yang belum teratasi.

Anda mungkin juga menyukai