Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK YANG TERINFEKSI HIV

Oleh:

NI PUTU EKA CINTYA PARWITA

19.321.3040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020/2021
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN HIV-AIDS

I. Pengkajian
1. Identitas pasien
Tahap ini data pasien harus dikaji seperti nama, umur, alamat, diagnosa medis
serta identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit.
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan
untuk menurunkan atau menghilangka n keluhan-keluhannya tersebut.
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
asma, pneumonia, ppok dan lainnya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan pada pasien dan keluarga apakah mempunya penyakit keturunan
atau sebagainya
6. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
2) Pola Nutrisi-Metabolik
3) Pola Eliminasi (BAB & BAK)
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola kognitif dan Persepsi
6) Pola Persepsi-Konsep diri
7) Pola Tidur dan Istirahat
8) Pola Peran-Hubungan
9) Pola Seksual-Reproduksi
10) Pola Toleransi Stress-Koping
11) Pola Nilai-Kepercayaan
7. Anamnesa
- Data Subjektif :
1. Sebuah pengetahuan pasien tentang HIV/AIDS
2. Pengetahuan klien tentang AIDS
3. Data nutrisi, seperti masalah cara makan, BB turun
4. Dispneu (serangan)
5. Ketidaknyamanan (lokasi, terkesima)
- Data Objektif :
1. Kulit, lesi, integritas terganggu, bunyi nafas , kondisi mulut dan genetalia ,
BAB (frekuensi dan karakternya) , gejala cemas
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: - ,Psikomotor: -, Mata : -
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = .... kali/menit , Suhu = ...  C , TD = .... mmHg, RR =
...kali/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
1) Persebaran rambut merata, rambut berwarna hitam,tidak terdapat luka di
kepala, adanya nyeri tekan, kebersihan cukup.
2) Nyeri tekan tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
b. Dada :
1) Paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka dan hiperpigmentasi
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
c) Perkusi : Terdengar suara sonoi
d) Auskultasi : Paru paru terdengar suara vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Tidak ditemukan kelainan
b) Palpasi : Tidak teraba massa
c) Perkusi : Terdengar pekak
d) Auskultasi : S1, S2 Tunggal, reguler

c. Payudara dan ketiak :


1) Payudara
2) Ketiak

d. abdomen :
1) Inspeksi : Tidak ada bekas luka, tidak ada hiperpigmentasi, tidak
terjadi distensi abdomen, tidak terjadi acites.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
3) Perkusi : Suara timpani
4) Auskultasi : Bising usus tidak terobservasi

e. Genetalia :
Tidak terobservasi.

f. Integumen :
1) Inspeksi : Tidak ada bekas luka, tidak ada hiperpigmentasi, warna kulit
sawomatang, ada luka lecet karena kecelakaan.
2) Palpasi : Turgor kurang elastis, tidak ada benjolan, tidak ada edema
g. Ekstremitas :
1) Atas :
Edema tidak ada, ektal hangat, CRT kembali dalam 2 detik, tangan kanan
terpasang IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit.
2) Bawah :
Edema tidak ada, terdapat luka bekas kecelakaan, CRT kembali dalam 2 detik
h. Neurologis :
1) Status mental da emosi :-
2) Pengkajian saraf kranial :-
3) Pemeriksaan refleks :-
9. Kaji status nutrisi
1) Kaji adanya infeksi oportunistik
2) Kaji adanya pengetahuan tentang penularan

II. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Rendi & Margareth, 2012) Masalah keperawatan yang sering muncul yaitu :
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
b. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan depresi system imun, aktifitas yang
tidak terorganisir
c. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diare berat, status hipermetabolik
d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
melemahnya otot pernapasan
III. Intervensi

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) setelah merumuskan diagnosa dilanjutkan dengan
intervensi dan aktivitas keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan serta mencegah
masalah keperawatan klien. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi
penentuan prioritas diagnose keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan
kriteria evaluasi, merumuskan intervensi serta aktivitas keperawatan. Intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan oleh seorang perawat terhadap anak dan ibu yang sudah
menderita infeksi HIV antara lain :

1) Lindungi bayi, anak atau remaja dari kontak infeksius, meskipun kontak biasa dari orang
ke orang tidak menularkan HIV

2) Cegah penularan infeksi HIV dengan membersihkan bekas darah atau cairan tubuh lain
dengan larutan khusus, pakai sarung tangan lateks bila akan terpajan darah atau cairan
tubuh, pakai masker dengan pelindung mata jika ada kemungkinan terdapat aerosolisasi
atau terkena percikan darah atau cairan tubuh, cuci tangan setelah terpajan darah atau cairan
tubuh dan sesudah lepasa sarung tangan, sampah-sampah yang terrkontaminasi darah
dimasukkan ke dalam kantong plastik limbah khusus.
3) Lindungi anak dari kontak infeksius bila tingkat kekebalan anak rendah dengan cara
lakukan skrining infeksi, tempatkan anak bersama anak yang non infeksi dan batasi
pengunjung dengan penyakit infeksi.

4) Kaji pencapaian perkembangan anak sesuai usia dan pantau pertumbuhan (tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala

5) Bantu keluarga untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kepatuhan


terhadap perencanaan pengobatan

6) Ajarkan pada anak dan keluarga untuk menghubungi tim kesehatan bila terdapat tanda-
tanda dan gejala infeksi, ajarkan pada anak dan keluarga memberitahu dokter tentang
adanya efek samping

7) Ajarkan pada anak dan keluarga tentang penjadualan pemeriksaan tindak lanjut : nama
dan nomor telepon dokter serta anggota tim kesehatan lain yang sesuai, tanggal dan waktu
serta tujuan kunjungan pemeriksaan tindak lanjut.

- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada ibu dan anak yang belum terinfeksi
HIV antara lain :

1) Ibu jangan melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan tanpa kondom

2) Gunakan jarum suntik steril, dan tidak menggunakan jarum suntik secara bersama secara
bergantian atau tercemar darah mengandung HIV.

3) Tranfusi darah melalui proses pemeriksaan terhadap HIV terlebih dahulu.

4) Untuk Ibu HIV positif kepada bayinya saat hamil, proses melahirkan spontan/normal
sebaiknya tidak menyusui bayi dengan ASInya

5) HIV tidak menular melalui : bersentuhan, bersalaman dan berpelukan (kontak sosial),
berciuman (melalui air liur), keringat, batuk dan bersin, berbagi makanan atau
menggunakan peralatan makan bersama, gigitan nyamuk atau serangga lain, berenang
bersama, dan memakai toilet bersama sehingga tidak perlu takut dan khawatir tertular HIV.

IV. Implementasi

Menurut Kozier, Erb, Berman, & Snyder (2010) implementasi keperawatan merupakan
sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah
direncanakan sebelumnya. Berdasarkan terminology NIC, implementasi terdiri dari
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan
untuk melaksanakan intervensi. Aktivitas yang dilakukan pada tahap implementasi dimulai
dari pengkajian lanjutan, membuat prioritas, menghitung alokasi tenaga, memulai
intervensi keperawatan, dan mendokumentasikan tindakan dan respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan (Debora, 2013).

Implementasi pada pasien bayi yang terkena HIV sesuai dengan intervensi keperawatan
yang telah disusun diatas dengan pendokumentasian catatan perkembangan sesuai dengan
hari perawatan pasien dan dilakukan 3 kali setiap hari sesuai dengan jam pergantian shift.

V. Evaluasi

Evaluasi dari proses keperawatan adalah mengukur respon pasien terhadap tindakan
keperawatan serta kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Potter
& Perry, 2010). Evaluasi keperawatan dibagi menjadi evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses (formatif) adalah evaluasi yang berfokus pada aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil dari pelayanan keperawatan yang diberikan. Evaluasi hasil
(sumatif) adalah evaluasi yang berfokus pada perubahan perilaku dan status kesehatan
pasien pada akhir asuhan keperawatan (Nursalam, 2009). Dalam pembuatan evaluasi
keperawatan dicantumkan SOAP (subjektif, objektif, assessment, planning) yaitu sebagai
berikut :

a. Subjective

Pada komponen subjektif ini berisi tentang sudut pandang pasien mengenai masalah
atau keluhan yang dialami. Pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi yaitu perasaan
cepat kenyang menurun dan nafsu makan membaik.

b. Objective

Pada komponen objektif ini berisi tentang hasil observasi dan pemeriksaan
terhadap masalah kesehatan pasien Pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi yaitu
porsi makanan yang dihabiskan meningkat, kekuatan otot menelan meningkat, serum
albumin meningkat, sariawan menurun, diare menurun, bising usus membaik, dan
membran mukosa membaik.

c. Assessment

Pada komponen ini berisi tentang masalah dan diagnosis yang ditegakkan
berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah dikumpulkan atau disimpulkan.
Ketika menentukan apakah hasil telah tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga
kemungkinan yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian, tujuan tidak tercapai.

d. Planning

Pada komponen ini berisi tentang rencana tindak lanjut untuk mencapai kondisi yang
diharapkan assesment.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dan Bayi HIV. Jakarta: TIM
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
Nanda NIC-NOC, (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan
Nanda
Nurarif & Kusuma, 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Daignosa Medis
&.Nanda Nic-Noc. Yogyakatra : MediAction

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu

Anda mungkin juga menyukai