Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

ISU DAN TREN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Oleh Kelompok 7:

Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)

Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)

Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

Rai Angga Putra Gunawan (193213051)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Isu dan Tren Dalam Pelayanan
Kesehatan. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulis telah berusaha untuk dapat
menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan
adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya
kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritikserta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian

Denpasar , 24 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Isu dan Tren Dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas 3

2.2 Isu dan Tren Dalam Penelitian Keperawatan Komunitas 4

2.3 Isu dan Tren Dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas 5

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan 7

3.2 Saran 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani
atau desus-desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas
ditunjuk untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memeberikan bantuan
melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2012).
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dari filosopi terkini
dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditujukan secara
keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat, maupun sakit serta dalam
interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi
perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar.
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri keperawatan kepada
masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah kesehatannya. Pelayanan praktik
mandiri perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan
wewenang seorang perawat professional. Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spritual yang komperhensif atau holistic ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang menncangkup seluruh proses kehidupan
manusia. Praktik mandiri perawat telah diatur dalam peraturan menteri kesehatan republic
Indonesia nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 dan perubahan peraturan nomor 17 tahun
2013 tentang izin dan penyelengaraan praktik perawat. Dengan dikeluarkannya payung
hokum tersebut maka praktik perawat menjadi legal.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada masyarakat adalah dalam
bentuk pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabiliatif. Bentu pelayanan preventif dan
promotif adalah seperti deteksi dini dan identifikasi factor-faktor resiko terjadinya suatu

1
penyakit pada individu atau keluarga, masyarakat, serta memberikan pendidikan atau
penyuluhan dan konseling pada individu, keluarga atau masyarakat yang beresiko atau telah
mengalami sakit.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja isu dan trend dalam pendidikan keperawatan komunitas?
2. Apa saja isu dan trend dalam penelitian keperawatan komunitas?
3. Apa saja isu dan trend dalam keprofesian terkait keperawatan komunitas?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui isu dan trend dalam pendidikan keperawatan komunitas.
2. Untuk mengetahui isu dan trend dalam penelitian keperawatan komunitas.
3. Untuk mengetahui isu dan trend dalam keprofesian terkait keperawatan komunitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Issue Dan Trend Dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas

1. Jenis-jenis pendidikan keperawatan

a. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi adalah suatu program diploma yang menerapkan pelayanan atau
tindakan kesehatan berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang keperawatan pada
pasal 6 (1) tingkat vokasi yang paling rendah adalah diploma (D3) keperawatan.
b. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan sarjana dan pasca sarjana yang menjerumus
pada pengusaan dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan secara mendalam.
Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 7, pendidikan
akademik terdiri atas program sarjana keperawatan, program megister keperawatan,
dan program doctor keperawatan. (S2) dengan permintaan keperawatan komunitas
sudah banyak beredar pada universitas negeri diantaranya UI, UGM, Universitas
Brawijaya dan UNDIP. Doctor keperawatan komunitas (S3) sudah diterapkan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
c. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah program sarjana dimana
mahasiswa memiliki skill dalam pekerjaan dengan keahlian khusus dalam bidang
profesi dan spesialis tertentu dimana peserta didik jenjang pendidikan profesi ners
komunitas dan spesialis komunitas sudah diterapkan pada Universitas Indonesia
pendidikan profesi menurut UU NO 34 tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 8
terdiri atas program profesi keperawatan dan program spesialis keperawatan.
2. kewenangan pendidikan dan ruang lingkup
Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan oleh PBP-PPNI
2007 bahwa kualifikasi perawat kesehatan komunitas berdasarkan jenjang pendidikan
perawat. PK 1 dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien dan keluarga klien dengan tingkat pendidikan minimal adalah
D3 keperawatan dengan memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar
berdasarkan ilmu dasar keperawatan komunitas.

3
PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien, keluarga klien, dan kelompok dengan masalah kesehatan
tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1 keperawatan dan NERS
komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki kompetensi memberikan keperawatan
dasar dalam lingkup keperawatan komunitas yang masih dalam pengawasan
pembimbing dari perawat senior dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk
NERS komunitas harus memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam
ligkup keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior yang
sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh perawat senior
PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu mengelola dalam
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat pendidikan minimal
adalah magister (S2)
Keperawatan komunitas dengan memiliki kompetensi melakukan tindakan
keperawatan khusus dengan keputusan mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya
atas tindakan keperawatan yang diberikan.
PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam mengembangakan
penanggulangan masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang komplek, dengan
pendidikan minimal adalah spesialis komunitas. Pada tingkat pendidikan ini perawat
harus memiliki kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialis
dengan keputusan mandiri, memeberikan keperawatan dasar pada klien dalam lingkup
keperawatan komunitas dengan menyeluruh/atau dan melakukan rujukan keperawatan.
PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu melakukan konsultasi dan
pengembangan pelayanan, dengan tingkat pendidikan doctor dan paling rendah adalah
magister. Doctor dalam tingkatan inimemiliki kompetensi yang tinggi yaitu melakukan
tindakan dan asuhan secara keperawatan khusus dengan keputusan mandiri dan sebagai
konsultan dalam lingkup komunitas.

2.2 Issue Dan Trend Dalam Penelitian Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah banyak sekali
topic/judul yang digunakan oleh para peneliti keperawatan komunitas seperti hubungan
dan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia berkunjung ke kelompok binaan
khusus lansia di puskesmas global limboto kabuapten gorontalo dan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar (SD).

4
Menurut depkes 2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti yang
melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah
lebih aktif dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap benda asing sehingga rentan
sekali untuk terkena penyakit diare dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang
tua dan pihak sekolah dengan dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan orang tua
mengetahui bahwa pentingnya melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir sebelum dan sesudah makan.
Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya dukungan keluarga terhadap
alnsia, sehingga para lansia memiliki harga diri rendah seperti masa sudah tidak berdaya
dalam keluarganya. Dukungan keluarga kepada lansia sangat dibutuhkan agar lansia
merasa bahagia dan berguna, dengan cara memberikan motivasi kepada lansia dalam
mengikuti suatu kegiatan di lingkungan sekitar rumah.

2.3 Issue Dan Trend Dalam Profesi Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti jenjang
pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian keperawatan komunitas
adalah pada program akademik dan program profesi dalam program tersebut sudah
banyak dibuka peminatan pada keperawatankomunitas seperti NERS, S2, S3 dan
spesialis. Bagi jurusan S3 keperawatan komunitas hanya berada di Universitas
Indonesia saja.
Bidang keorganisasian atau kolegium keperawatan menurut UU NO. 38 tahun
2014 BAB VII tentang kolegium keperawatan adalah suatu organisasi yang
bertanggung jawab pada profesi keperawatan, salah satu organisasi dalam keperawatan
yang sudah tidak asing adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang
merupakan suatu organisasi sebagai wadah bidang keperawatan, seiring dengan
bertambahnya jenjang pendidikan keperawatan PPNI membangun suatu organisasi
untuk keperawatan komunitas, yaitu Ikatan Kesehatan Komunitas Indonesia (PKKI)
yang telah dikelola pada masing-masing provinsi di Indonesia.
Trend lebih sering dan dibicarakan adalah gaji perawat. Banyak perawat
mengeluh tentang penerimaan gaji yang kecil dan berbeda dibandingkan institusi
lainnya, sedangkan pekerjaan yang mereka lakukan sama beratnya. Sehingga mereka
terkadang merasa iri dengan gaji perawat lain yang memiliki gaji lebih besar. Dengan
adanya aturan dari menteri kesehatan republic Indonesia gaji perawat diberikan
berdasarkan jenjang pendidikannya, pada setiap provinsi dan institusi kesehatan/rumah
5
sakit berbeda-beda semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan maka semakin besar gaji
yang mereka peroleh.tunjangan pada PNS lebih besar daripada gaji pokok. Pemberian
gaji juga berdasarkan pada lamanya pengalaman pekerjaan seorang perawat.
Perkembangan/pelatihan pada keperawatan komunitas dapat dikatakan masih
jarang dan masih ninim, tapi pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang masalah penyakit serta meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas,. Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada puskesmas
tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberian konseling kepada kader dan
masyarakat tentang masalah kesehatan yang sering terjadi pada lingkup masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan puskesmas karena
meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta mampu menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada desa yang memiliki angka kejadian tinggi. Sebaliknya untuk desa yang
memiliki angka kejadian rendah dapat mempertahankan agar tidak memiliki kurva
morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri keperawatan
kepada masyarakatdalam mencari solusi terhadap masalah kesehatannya pelayanan
praktik mandiri perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai
dengan wewenang seorang perawat professional. Praktik mandiri keperawatan diatur
dalam undang-undang keperawatan No. 38 tahun 2014 dan peraturan Menteri
Kesehatan No. 17 tahun 2013. Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik
mandiri keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah
kesehatannya. Pelayanan praktik mandiri perawat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat professional.
3.2 SARAN
Seorang perawat wajib memiliki ijin dalam melakukan praktek keperawatan
perawat yang bekerja di fasilitas pelayanan (RS, klinik, dll) wajib memiliki SKIP,
sedangkan jika perawat tersebut ingin menambah prakteknya dengan perawatan
mandiri (diluar fasilitas kesehatan) maka perawat tersebut wajib mengurus SIPP dengan
memasang papan nama praktek keperawatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wulan widiyastuti, veronica, dkk (2013). Hubungan keperawatan komunitas dengan


pelayanan keperawatan komunitas. Jurnal ilmu keperawatan Vol.1/no.1/2013 juni.semarang.

Nursalam (2015). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan professional.


Jakarta : salemba medika

Mubarak, Wahit Iqbal, 2011. Buku ajar keperawatan komunitas 5. Jakarta : CV sagung seto.

Efendi, Ferry & makhfud. (2010). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam
keperwatan. Jakarta : salemba medika

Anda mungkin juga menyukai