Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

GASTROENTERITIS

Oleh:
NAMA KELOMPOK 6 :
1. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
2. Ni Nyoman Ayu Krisna sari (193213037)
3. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
4. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)
5. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini
dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari
segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritikserta saran dari
dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat
bermanfaat bagi kita sekalian

Denpasar , 1 Maret 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1 Pengertian Gastroenteritis......................................................................................................3

2.2 Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................................3

2.3 Terapi.....................................................................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................................................6

3.1 Simpulan................................................................................................................................6

3.2 Saran.......................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastroenteritis akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu. Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari .

Diare dapat di sebabkan oleh beberapa factor di antaranya di sebabkan oleh factor infeksi,
factor malabsorbsi, factor makanan, maupun factor psikologis. Sebagian besar factor diare di
sebabkan oleh factor infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna
antara lain, pengeluaran toksin yang dapat menenimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi
cairan dan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan
gangguan keseimbangan asam basa. Dengan demikian, dari beberapa factor di atas akan
menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda. Manifestasi atau tanda dan gejala diare pada orang
dewasa biasanya di tandai dengan Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin
sering, muntah (umumnya tidak lama) , demam (mungkin ada, mungkin tidak), kram abdomen,
membrane mukosa kering, berat badan menurun. Selama proses terjadi diare tanda dan gejalanya
juga lain lagi seperti kulit sekitar anus 2 biasanya akan mengalami iritasi atau lecet akibat
seringnya defekasi. Maka sangat di butuhkan perhatian dan perawatan yang maksimal pada
pasien dewasa di Rumah Sakit. Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan
masyarakat umumnya adalah gastroenteritis.Gastroentritis banyak ditemukan terutama dinegara
Asia, Afrika, dan Amerika menunjukkan bahwa gastroenteritis merupakan penyebab utama dan
rata – rata pada anak dewasa .

Gastroentritis paling sering ditemukan pada orang dewasa. Diperkirakan pada orang
dewasa setiap tahunnya mengalami gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di Amerika
serikat di perkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari 250.000pasien dirawat di
rumah sakit tiap tahun (1,5% merupakan pasien dewasa) yang di sebabkan karena gastroenteritis.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gastroenteritis?
2. Apa saja pemeriksan diagnostik yang dapat diberikan pada penderita Gastroenteritis?
3. Apa saja terapi Gastroenteritis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Gastroenteritis
2. Untuk mengetahui apa saja pemeriksan diagnostik yang dapat diberikan pada penderita
Gastroenteritis
3. Untuk mengetahui apa saja terapi Gastroenteritis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gastroenteritis


Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
.Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung danusus halus yang di tandai
dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit .

Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung dan usus
yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.Gastroenteritis adalah buang air besar encer
lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lender dan darah. Penyebab utama gastroenteritis adalah
adanya bakteri, virus, parasit ( jamur, cacing, protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan
muntahdan diare yang dapat menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan kalium
yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolic dapat juga terjadi cairan atau dehidrasi .

2.2 Pemeriksaan Diagnostik


1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan,
hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui
atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat.
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada diare akut :

a. Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur dan tes
kepekaan terhadap antibiotika.
b. Urine :urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
c. Tinja :
1) Pemeriksaan makroskopik : tinja perlu dilakukan pada semua penderita
diare meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Tinja yang
watery dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin
virus, protozoa, atau disebabkan oleh infeksi diluar saluran

3
gastrointestinal. Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa
disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin, bakteri
enteroinvasif yang menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus.
2) Pemeriksaan mikroskopik : untuk mencari adanya lekosit dapat
memberikan informasi tentang penyebab diare, letak anatomis serta
adanya proses peradangan mukosa. Lekosit dalam tinja diproduksi sebagai
respon terhadap bakteri yang menyerang mukosa kolon.

2.3 Terapi
1. Terapi Rehidrasi
Langkah pertama dalam menterapi diare adalah dengan rehidrasi, dimana lebih disarankan
dengan rehidrasi oral. Akumulasi kehilangan cairan (dengan penghitungan secara kasar dengan
perhitungan berat badan normal pasien dan berat badan saat pasien diare) harus ditangani
pertama. Selanjutnya, tangani kehilangan cairan dan cairan untuk pemeliharaan. Hal yang
penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

a. Jenis cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar Kalium
cairan tinja. Apabila tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonik. Sebaiknya
ditambahkan satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap satu liter infus NaCl isotonik.
Asidosis akan dapat diatasi dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan, tersedia di
pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha awal agar tidak terjadi dehidrasi
dengan berbagai akibatnya. Rehidrasi oral (oralit) harus mengandung garam dan glukosa yang
dikombinasikan dengan air.

b. Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai Metode
Daldiyono berdasarkan keadaan klinis dengan skor. Rehidrasi cairan dapat diberikan dalam 1-2
jam untuk mencapai kondisi rehidrasi.

4
c. Jalur Pemberian Cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan intravena. Untuk
pemberian per oral diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar antara 29g glukosa, 3,5g
NaCl, 2,5g Na bikarbonat dan 1,5g KCI setiap liternya. Cairan per oral juga digunakan untuk
memperlahankan hidrasi setelah rehidrasi inisial.

2. Terapi Simtomatik
Pemberian terapi simtomatik haruslah berhati-hati dan setelah benar-benar dipertimbangkan
karena lebih banyak kerugian daripada keuntungannya. Hal yang harus sangat diperhatikan pada
pemberian antiemetik, karena Metoklopropamid misalnya dapat memberikan kejang pada anak
dan remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal. Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi
peroral, bila tak ada kontraindikasi dapat dipertimbangkan pemberian Bismuth subsalisilat
maupun loperamid dalam waktu singkat. Pada diare yang berat obat-obat tersebut dapat
dipertimbang dalam waktu pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian obat
antimikrobial.

3. Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40%
kasus diare sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik.

Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam,
feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten
atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong dan pasien
immunocompromised. Pemberian antibiotic dapat secara empiris, tetapi antibiotic spesifik
diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Gastroenteritis akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu. Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari.

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
(Suriadi dan Yuliani, 2001 : 83). Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung
danusus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit

3.2 Saran
Marilah kita bersama-sama belajar dengan sungguh-sungguh di dalam dunia pendidikan
tinggi keperawatan supaya menghasilkan tenaga kesehatan professional, yang mampu
mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., 2012. Angka Kejadian Gastroenteritis Masih Tinggi.


http://www.depkes.go.id/index.php [Accessed 1 Mar. 2021 ]

Hidayat A. 2011. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Untuk Brunner dan Sudarth.
Jakarta: EGC)

Nur Kholis Fahmi.2016.Asuhan Keperawatan Dengan Diare Pada AN.A di Ruang Flamboyan
RSI Pekajangan Kabupaten Pekalongan. Stikes Muhammadiyah Pekajangan.

World Health Organization, 2012. WHO STEPS Stroke Manual: The WHO STEP wise
Approach to Stroke Surveillance. World Health Organization.

Wilkinson. 2012. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Intervention and NOC
Outcomes.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai