Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TREND DAN ISSUE DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS (TREND DAN ISSUE DALAM PENDIDIKAN, DALAM, KEPROFESIAN


TERKAIT KEP.KOMUNITAS)

Dosen Pembimbing : Yufi Aris Lestari,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh : Kelompok 2


1. Anggraheni Puspa Ningrum (0120002)
2. Dinda Oktavia Prayindra (0120009)
3. NURHOLIS (0120027)
4. Putri Delta Maulidiyah (0120030)
5. Tina Septiana (0120033)
6. Velsya Venotya (0120036)
7. Widya Ike Murdani (0120039)
8. Mar’ah Qonita Tillah (0120043)

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan makalah ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dengan judul
”Trend Dan Isue Dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas”, dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam memahami
Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat. Isi dari makalah ini, terdapat
uraian dan penjelasan tentang trend dan issue keperawatan di Indonesia yang akan kami uraikan
dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas
kesempatan dan masukan positif yang diberikan oleh dosen Asuhan Keperawatan Komunitas
bagi kesempurnaan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman
yang telah bekerja sama dan terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan. Kami
sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan
bagi kita semua. Amien.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus
menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keprawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini
dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan
secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam
interaksinya dengan keluarga dan komunitas.Tren praktik keperawatan meliputi
perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar.Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh : -Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi
dengan cepat diketahui oleh masyarakat, - Perkembangan era globalisasi yang
menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan
keperawatan di negara yang telah berkembang , - Sosial ekonomi masyarakat semakin
meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi,
tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan
yang murah dan terjangkau.
Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam
system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain,
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan karena berbagai pertimbangan
terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan,
seperti kasus-kasus penyakit terminal, keterbatasan kemampuan masyarakat untuk
membiayai pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit,
banyak orang merasakan bahwa di rawat inap membatasi kehidupan manusia, lingkungan
di rumah yang dirasakan lebih nyaman ( Depkes RI,2002 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami trend dan issue dalam pelayanan keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam pendidikan Keperawatan komunitas
b. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam penelitian Keperawatan Komunitas
c. Untuk mengetahui Trend dan Issue dalam keprofesian terkait Keperawatan
Komunitas

BAB II
PEMBAHASAN

A. Trend dan Issue Keperawatan komunitas


Pengertian
Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan sistem pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantara perawat dokter
atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.

Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang.

Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya masyarakat, terpadu, individu, keluarga.

Tingkat Pelayanan Kesehatan


1. Health promotion ( promosi kesehatan )
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak
terjadi gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat meliputi, kebersihan
perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala,
penigkatan status gizi, kebiasaan hidup sehat, layanan prenatal, layanan lansia,
dan semua kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan status kesehatan.
2. Specific protection ( perlindungan khusus )
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari
bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk
perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang
termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi
yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi
BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain. Pelayanan perlindungan
keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatan yang diberikan pada seseorang
yang bekerja di tempat risiko kecelakaan tinggi seperti kerja di bagian
produksi bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan
pemakaian alat pelindung diri dan lain sebagainya.

3. Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan pengobatan segera )
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat
dimulainya atau timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini
dilaksanakan dalam mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak
dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat
pelayanan kesehatan ini dapat berupa kegiatan dalam rangka survei pencarian
kasus baik secara individu maupun masyarakat, survei penyaringan kasus serta
pencegahan terhadap meluasnya kasus.

4. Disability limitation ( pembatasan cacat )


Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang
ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki
potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian
segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

5. Rehabilitation ( rehabilitasi )
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.
Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan
sebagaimana program latihan-latihan yang diberikan pada pasien, kemudian
memberikan fasilitas agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup
kembali ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang hati karena
kesadaran yang dimilikinya.

B. Trend dan Issue dalam pelayanan Keperawatan Komunitas


1. Trend dan Issue dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas
a. Jenjang pendidikan
Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang diselenggarakan
di Perguruan Tinggi untuk menghasilkan berbagai lulusan Ahli Madya
Keperawatan, Ners, Magister Keperawatan, Ners Spesialis, dan Doktor
Keperawatan.Jenis pendidikan perawat adalah pendidikan akademik, vokasi, dan
profesi.Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama
pada penguasaan ilmu pengetahuan.Pendidikan vokasi merupakan pendidikan
yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu sebagai
perawat.Pendidikan profesi merupakan pendidikan yang diarahkan untuk
mencapai kompetensi profesi keperawatan. Pendidikan keperawatan di indonesia
mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:
1) Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi adalah suatu program diploma yang menerapkan
pelayanan atau tindakan kesehatan.Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014
tentang Keperawatan pada pasal 6 (1) tingkat vokasi yang paling rendah
adalah diploma (D3) keperawatan.

2) Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan sarjana dan pasca sarjana yang
menjerumus pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan
keperawatan secara mendalam. Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014
tentang Keperawatan pada pasal 7, pendidikan akademik terdiri atas program
sarjana keperawatan, program megister keperawatan, dan program doktor
keperawatan.. (S2) dengan peminatan Keperawatan Komunitas sudah banyak
beredar pada Universitas Negeri diantaranya UI, UGM, Universitas Brawijaya
dan UNDIP. Doktor Keperawatan Komunitas (S3) sudah diterapkan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

3) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah program
sarjana dimana mahasiswa memiliki skill dalam pekerjaan dengan keahlian
khusus dalam bidang profesi dan spesialis tertentu.Dimana peserta didik
Jenjang pendidikan profesi Ners.Komunitas dan Spesialis Komunitas sudah
diterapkan pada Universitas Indonesia Pendidikan profesi menurut UU NO 34
tahun 2014 tentang Keperawatan pada pasal 8 terdiri atas program profesi
keperawatan dan program spesialis keperawatan.

Pendidikan Spesialis Keperawatan terdiri dari:


a. Spesialis Keperawatan Maternitas
b. Spesialis Keperawatan Anak
c. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah
d. Spesialis Keperawatan Jiwa
e. spesialis Keperawatan Komunitas
Pendidikan spesialis tersebut di atas akan berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan kebutuhan
pengembangan ilmu.

b. Kewenangan Pendidikan dan Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan oleh PBP-
PPNI 2007 bahwa kualifikasi Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan jenjang
pendidikan perawat.
1) Vokasi
Jenjang pendidikan Diploma III keperawatan memangku peran dan fungsi
sebagai tenaga perawat vokasi yang proses pendidikanya menggunakan
kurikulum terintegrasi. Sampai dengan saat ini jenis tenaga vokasi masih
dibutuhkan baik dalam negeri maupun diluar negeri. Olehkarena dalam
beberapa dekade kedepan pendidikan jenjang Diploma III masih tetap
eksis.PK I dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien dan keluarga klien dengan tingkat pendidikan
minimal adalah D3 Keperawatan dengan memmiliki kompetensi memberikan
keperawatan dasar berdasarkan ilmu dasar keperawatan komunitas.
2) Akademik
a. jenjang pendidikan Magister Keperawatan juga akan tetap dikembangkan
misalnya bidang Ilmu Keperawatan Dasar dan Dasar Keperawatan,
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
b. Jenis pendidikan Akademik pada jenjang Doktor Keperawatan untuk
meningkatkan pengembangan keilmuan keperawatan melalui berbagai
penemuan inovatif dan memiliki tingkat originalitas tinggi serta
meningkatkan budaya meneliti dan menghasilkan IPTEK baru untuk
mendukung peningkatan praktik keperawatan berbasis bukti (evidence
based nursing practice)
PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien¸keluarga klien dan kelompok dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1
Keperawatan dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
komunitas yang masih dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus
memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh perawat
senior.
3) Profesional
Ners Spesialis yang memiliki kompetensi sesuai bidang spesialisasi yang
memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan keperawatan di bidang
spesialisasi tersebut melalui upaya mewujudkan praktik keperawatan berbasis
bukti (evidence based nursing practice) yang terdiri dari :
1. Keperawatan Medikal Bedah dengan beberapa area peminatan.
2. Keperawatan Jiwa
3. Keperawatan Maternitas
4. Keperawatan Anak
5. Keperawatan Komunitas
6. Keperawatan Kritis
7. Keperawatan Kardiovaskuler
8. Keperawatan Emergensi
9. Keperawatan Onkologi
10. Keperawatan Gerontik
11. Keperawatan Nefrologi
12. Keperawatan Neurologi
PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien¸keluarga klien dan kelompok dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1
Keperawatan dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
komunitas yang masih dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus
memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh perawat
senior.
PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu mengelola dalam
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat pendidikan
minimal adalah Magister (S2) Keperawatan Komunitas dengan memiliki
kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus dengan keputusan
mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan keperawatan yang
diberikan. PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam
mengembangkan penanggulangan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
yang komplek, dengan tingkat pendidikan minimal adalah Spesialis
Komunitas.Pada tingkat pendidikan ini perawat harus memiliki kompetensi
melakukan tindakan keperawatan khusus atau subspesialis dengan keputusan
mandiri, memberikan keperawatan dasar pada klien dalam lingkup
keperawatan komunitas dengan menyeluruh/utuh dan melakukan rujukan
keperawatan. PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu melakukan
konsultasi dan pengembangan pelayanan, dengan tingkat pendidikan Doktor
dan paling rendah adalah Magister. Doktor dalam tingkatan ini memiliki
kompetensi yang tinggi yaitu melakukan tindakan dan asuhan secara
keperawatan khusus dengan keputusan mandiri dan sebagai konsultan dalam
lingkup komunitas
2. Trend dan Issuedalam Penelitian Keperawatan Komunitas
Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah banyak sekali
topik/judul yang digunakan oleh para peneliti keperawatan komunitas seperti
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok
Binaan Khusus Lansia DiPuskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo dan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah
Dasar (SD).Denurut Depkes 2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti
yang melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah karena anak usia
sekolah lebih aktif dan rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap benda asing sehingga
rentan sekali utuk terkena penyakit daire dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari
orang tua dan pihak sekolah. Dengan dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan
orang tua mengetahui bahwa pentingnya melakukan cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan.Trend dan issue
saat ini juga adalah kurangnya dukungan keluarga terhadap lansia, sehingga para
lansia memiliki harga diri rendah seperti merasa sudah tidak berdaya didalam
keluarganya. Dukungan keluarga kepada lansia sangat di butuhkan agar lansia merasa
bahagia dan berguna, dengan cara memberikan motivasi kepada lansia dalam
mengikuti suatu kegiatan di lingkungan sekitar rumah.
- Memanfaatkan Hasil Penelitian Dalam Pelayanan Kesehatan
Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa dekade terakhir telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat melampaui perkembangan sebelumnya.
Derivasi ilmu-ilmu kesehatan dan pengembangannya melalui riset merupakan
dinamika proses yang sangat penting dalam pertumbuhan masing-masing profesi
kesehatan. Tujuan dilakukannya riset kesehatan adalah untuk memperkuat dasardasar
keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik klinik,
pendidikan, dan menejemen pelayanan kesehatan. (Ross, Mackenzie, & Smith, 2003)
Sedangkan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence
based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset
yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.(Cullum, 2001)
a. Topik-topik penelitian keperawatan komunitas
1. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan
Penderita Diabetesmelitus (Dm) Dalam Penatalaksanaan Diwilayah Kerja
Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Semarang
- Pelaksana :
Keluarga dan penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Srondol Kecamatan
Banyumanik, Semarang.
- Penggunaan hasil riset :
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin wanita, pendidikan responden sebagian besar adalah SD, lebih dari
setengah responden tidak bekerja, dan mayoritas memiliki upah di bawah
UMR. Hasil analisis korelatif menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan kepatuhan penderita DM dengan p value 0,016 dan
ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
penderita DM dengan p value 0,034.

Semakin baik pengetahuan dan dukungan keluarga yang dimiliki penderita DM


maka akan meningkatkan kepatuhan penderita DM dalam
melakukanpenatalaksanaan DM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan kajian untuk membuat program intervensi keperawatan yang
tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan penderita DM.

2. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Jatuh Dengan Motivasi Mencegah


Jatuh Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja PuskesmasBaki, Kabupaten
Sukoharjo
- Pelaksana :
lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Baki, Kabupaten Sukoharjo
- Pengunaan hasil riset :
Hasil penelitian diketahui dari 99 responden, mayoritas responden memiliki
pengetahuan tentang jatuh dalam kategori cukup dengan motivasi sedang, yaitu
sebanyak 22 lanjut usia. Uji Chi-Aquare menunjukan p=0.21 (p<0,05).
Kesimpulannya adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
tentang jatuh denan motivasi mencegah jatuh pada lanjut usia di wilayah Kerja
Puskesmas Baki, Kabupaten Sukoharjo.

3. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia


Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan BambankerepKecamatan
Ngaliyan Kota Semarang
- Pelaksana :
Keluarga dan lansia di kelurahan bambankerep kecematan ngaliyan kota
semarang
- Penggunaan hasil riset :
Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV
Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui
bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri lansia.Hasil
penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV
KelurahanBambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa
tidak ada hubungan antara kemandirian lansia dengan konsep diri
lansia.Keluarga dapat mendukung lansia dengan meluangkan waktu,
mendengarkan cerita lansia.

a. Trend dan Issue dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti jenjang
pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian keperawatan
komunitas adalah pada program akademik dan program profesi dalam
program tersebut sudah banyak dibuka peminatan pada Keperawatan
Komunitas seperti Ners, S2, S3 dan Spesialis.Bagi jurusan S3 Keperawatan
Komunitas hanya berada di Universitas Indonesia saja. Bidang keorganisasian
atau kolegium keperawatan menurut UU No 38 thn 2014 BAB VII tentang
Kolegium Keperawatan adalah suatu organisasi yang bertanggung jawab pada
profesi keperawatan, salah satu organisasi dalam keperawatan yang sudah
tidak asing adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang
merupakan suatu organisasi sebagai wadah bidang keperawatan, seiring
dengan bertambahnya jenjang pendidikan keperawatan PPNI membangun
suatu organisasi untuk Keperawatan Komunitas, yaitu Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) yang telah dikelola pada masing-
masing Provinsi di Indonesia. Trend lebih sering dan banyak di bicarakan
adalah tentang gaij perawat. Banyak perawat mengeluh tentang penerimaan
gaji yang kecil dan berbeda dibandingkan institusi lainnya, sedangkan
pekerjaan yang mereka lakukan sama beratnya. Sehingga mereka terkadang
merasa iri dengan gaji perawat lain yang memiliki gaji lebih besar. Dengan
adanya aturan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia gaji perawat
diberikan berdasarkan jenjang pendidikannya, pada setiap Provinsi dan
institusi kesehatan/Rumah Sakit berbeda-beda.Semakin tinggi tingkat jenjang
pendidikan maka semakin besar gaji yang mereka peroleh.Tunjangan pada
PNS lebih besar daripada gaji pokok.Pemberian gaji juga berdasarkan pada
lamanya pengalaman pekerjaan seorang perawat. Perkembangan/pelatihan
pada keperawatan komunitas dapat dikatakan masih jarang dan masih minim,
tetapi pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang masalah penyakit serta meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada
Puskesmas tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberian
konseling kepada Kader dan masyarakat tentang masalah kesehatan yang
sering terjadi pada lingkup masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan Puskemas
karena meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta mampu menurunkan
morbiditas dan mortalitas pada desa yang memiliki angka kejadian
tinggi.Sebaliknya untuk desa yang memiliki angka kejadian rendah dapat
mempertahankannya agar tidak memiliki kurva morbiditas dan mortalitas
yang meningkat.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi profesi yang
sangat bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan
keperawat. Keperawatan sebagai sebuah profesi yang didalamnya terdapat Body of
Knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang kuat sehingga dapat
dikembangkan setinggi-tingginya. Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya
diri dengan berjalan membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan kerika berharap
dengan dokter, semua itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang sangat
tidak produktif. Hal itu terjadi karena perawat tidak cukup percaya diri dengan ilmu yang
sangat untuk berubah. Untuk itu kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku
sebagai mitra profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain. Hal
tersebut merupakan nampak karena masih rendahnya pengetahuan perawat. Masih belum
menyeluruhnya keinginan untuk berubah, sehingga percaya diri perawat untuk dikatakan
sebagai mitra dokter menjadi tidak ada.

B. Saran
Untuk mendapatkan langkah strategis dalam menghadapi tren issue perubahan
perawat di masa depan. Untuk itu diharapkan adanya suatu kemauan dari diri perawat
sendiri untuk berubahan dan adanya penerangan secara langsung pendidikan yang akan
diterapkan dalam suatu pelayanan keperaqatan yang profesional kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

American Nurses’ Association, Council Of Community Health Nursing, 1986 “Standards Of


Community Health Nursing Practice. “Kanses city : ANA Dapertemen RI. 1993. ‘Perawatan
Kesehatan Masyarakat “Jakarta:Depkes RI Dapertemen RI. 1998.” Proyek Peningkatan
Pelayanan Puskesmas, Modula-E, Pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
Dasar.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:dokuments
https://www.scribd.com/document/374783405/330292470-issue-dan-trendkeperawatan-
komunitas-pdf

Anda mungkin juga menyukai