Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPRAWATAN MEDIKAL BEDAH


NEFRITIS LUPUS

FASILITATOR :

DISUSUN OLEH
SAKINATUL MEHMUDAH (0118080)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MOJOKERTO 2019/2020
KATA PENGANTAR

kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan kasus Nefritis Lupus . Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari pihak sehingga memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun aspirasi
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Nefritis Lupus
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. pathway
E. Konsep Asuhan Keperawatan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana menegetahui Nefrits lupus?
2. Badaimana mengetahui etiologi Nefritis Lupus ?
3. Bagaimana mengetahui patofisiologi nefritis Lupus ?
4. Bagaimana mengetahui Asuha keperawatan Nefritis Lupus ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menegetahui Nefrits lupus
2. Untuk mengetahui etiologi Nefritis Lupus
3. Untuk mengetahui patofisiologi nefritis Lupus
4. Untuk mengetahui Asuha keperawatanNefritis Lupus
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisii
nupus nefritis adalah peradangan pada ginjal akibat pengaruh penyakit systemic lupus
erythematosus (SLE) atau lebih dikenal dengan nama lupus. Lupus adalah penyakit autoimun di
mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel ginjal yang sehat, sehingga ginjal tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Nefritis lupus adalah (NF) aadalah komplikasi ginjal pada lupus Eritematorus sistetemik
(NES). Keterlibatan gijal cukup sering ditemukan, yang dibuktikan pada biopsi dan otopsi ginjal.
Walaupun pada awal LES kelainan ginjal hanya di dapatkan pada 25 % sampai 50% kasus.
Perjalanan klinis NL sangat berfariasi dan hasil pengobatan di pengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain kecepatan menegakkan diagnosis, kelainan histopatologi yang di dapat dari hasil
biopsi ginjal, saat mulai pengobatan dan jenis regimen yang di pakai.

Nefritis Lupus (NL) adalah merupakan salah satu komplikasi ginjal pada Lupus
Eritematosus Sistemik (LES) atau Sistemik Lupus Erithematosus (SLE) (Meivina Ramadhani P,
2011).Nefritis lupus adalah suatu proses inflamasi ginjal yang disebabkan oleh Sistemik Lupus
Erithematosus, yaitu suatu penyakit autoimun. Selain ginjal, SLE  juga dapat merusak
kulit,sendi, system saraf dan hampir semua organ dalam tubuh ( Arif Mansjoer, 2001).

2.2 Etiologi

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lupus nefritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel ginjal yang sehat, sehingga ginjal tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Pada kondisi normal, sistem imun hanya akan menyerang kuman yang masuk ke dalam
tubuh. Namun pada penderita lupus nefritis, sistem imun mengalami kelainan dan justru
menyerang sel-sel tubuh sendiri, termasuk sel-sel ginjal.

Kelainan sistem imun tersebut dikenal dengan autoimun. Hingga saat ini, penyebab
terjadinya autoimun pada seseorang belum diketahui dengan pasti. Namun terdapat beberapa
faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami autoimun, yaitu
berjenis kelamin perempuan dan berusia diantara 15-45 tahun.

Pada sebagian kecil NL tidak ditemukan deposit kompleks imun dengan sediaan imunofluoresen
atau mikroskopelektron. Kelompok ini disebut pauci imunenekrotizi glomerulonephritis.

Gambaran klinis kerusakan glomerulus dihubungkan dengan lokasi terbentuknya deposit


kompleks imun. Deposit pada mesangium dan subendotel letaknya proksimal terhadap membran basalis
glomerulus sehingga mempunyai akses dengan pembuluh darah. Deposit pada daerah ini akan
mengaktivkan komponen yang pada daerah ini akan mengaktifkan komplemen yang selanjutnya akan
membentuk kemoatrakkan C3a dan C5a yang menyebabkab trjadinya influks sel netrofil dan
mononuklear.

2.3 Patofisiologi
Timbulnya LES diawali oleh adanya interaksi antara faktor predisposisi genetik
dengan faktor lingkungan, faktor homo seks, dan faktor sistem sistem neuroendokrin,
interaksi faktor- faktor ini akan mengakibatkan terjadinya respon imun yang
menimbulkan peningkatan aktifitas sel-T dan sel- B, sehingga peningkatan auto-anti bodi
(DNA-anti-DNA) sebagiandari auto body akan membentuk komplek imun, dan kemudian
membentuk (deposit) endapan sehingga terjadi kerusakan sehingga terjadi kerusakan
jaringan.
Interaksi factor-faktor ini akan mempengaruhi dan mengakibatkan terjadinya
respon imun yang menimbulkan peningkatan auto-antibodi (DNA-antiDNA). Sebagian
auto antibody akan membentuk komplek imun bersama nukleosom (DNA-histon),
kromatin, C1q, lamini, Ro (SS-A), ubiquitin, dan ribosom; yang kemudian akan
membentuk deposit (endapan) sehingga terjadi kerusakan jaringan. Pada sebagian kecil
NL tidak ditemukan deposit komplek imun dengan sediaan imunofluoresen atau
mikroskop electron (Meivina Ramadhani Pane, 2011)
Lupus nefritis dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal dan
memunculkan sejumlah gejala, seperti tekanan darah tinggi, adanya darah dan protein
dalam urine, hingga gagal ginjal.
2.4 Pathway

Timbulnya Les Peningkatan sel T , dan


sel B, Peningkatan antibody,
Membentuk kompleks imun

Membentuk
kompleks imun

Membentuk deposit

Nefritis lupus

peradangan pada ginjal

proteinuria Hipertensi Gagal ginjal

Kekurangan protein Peningkatan Klebihan


Kelebihanvolume
volumecairan
cairan
tekanan vaskular

Kekurangan albumin

stroke Penghasilan
eritropoitin lebih
Pembengkakan sedikit
pada kaki
Gangguan perfusi jaringan
serebral Kekurangan sel
darah merah
Nyeri

Kadar Hb menurun

Intoleransi
aktivitas
2.5 Meniftasi klinis

Seperti setelaah disebutkan sebelumnya, NL adalah komplikasi ginjal pada LES,


manifestasi klinis kelainan ginjal pberupa proteinuri yang didapatkan pada semua
pasien, sindrom nefrotik, hematuria mikrospik, ganguan tubular,hipertensi, penurunan
fungsi gimjal, penurunan fungsi ginjal cepat,
Gambaran klinis yang ringan dapat berubah bentuk yang berat dalam perjalanan
penyakitnya .beberapa prediktor yang ditemukan saat pasien di ketahui menderita NL,
dihubungkan dengan penuruna fungsi ginjal
Gejala lupus nefritis tidak jauh berbeda dengan gangguan pada ginjal lainnya. Gejala
tersebut meliputi:
 Kemunculan darah di dalam urine.Urine berbusa.
 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari.
 Tekanan darah tinggi.
 Berat badan bertambah.
 Pembengkakan di telapak kaki, pergelangan kaki, dan betis.

2.6 Pemeriksaan diagnostik


1. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine bertujuan untuk menilai fungsi ginjal. Pemeriksaan ini akan mengukur
kadar protein, sel darah merah, dan sel darah putih.
2. Tes darah
Tes ini akan membantu dokter dalam melihat kandungan zar-zat sisa dalam darah,
contohnya kreatinin dan ureum dalam darah. Tes ini untuk menilai fungsi ginjal. Dalam
kondisi normal, seharusnya zat-zat ini tidak muncul karena telah disaring oleh ginjal.
Sampel darah juga akan diperiksa hitung darah lengkap dan tes antibodi ANA
(antinuclear antibody).
3. Pemeriksaan urine 24 jam
Metode ini dilakukan untuk mengukur kemampuan ginjal dalam menyaring zat-zat sisa
dalam tubuh. Pemeriksaan ini akan menunjukkan seberapa banyak kandungan protein
yang muncul di urine selama 24 jam.
4. USG perut
Pemeriksaan USG perut (USG abdomen) dilakukan dengan menggunakan gelombang
suara untuk menampilkan kondisi ginjal secara detail. Dari pemeriksaan ini, dokter akan
bisa melihat adanya kelainan pada bentuk dan ukuran ginjal.
5. Biopsi ginjal
Dokter akan mengambil sampel jaringan ginjal, lalu memeriksanya dengan mikroskop.
Prosedur ini bertujuan untuk memeriksa adanya kerusakan jaringanginjal dan mengetahui
penyebabnya.
6. Tes ANA
7. Tes anti ds DNA

2.7 Penatalaksaan
Sebaiknya pengobatan dilakukasn setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan
biopsi ginjal, pilihan regimen pengobatan berdasarkan gambaran hispatologi.
Pengobatan lupus nefritis bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul,
mencegah kambuhnya lupus (flare) kembali, serta mencegah kerusakan pada ginjal. Jenis
pengobatan tergantung kepada jenis dan tingkat keparahan lupus nefritis yang diderita.
Pengobatan lupus nefritis dilaksanakan melalui dua fase, yaitu fase awal dan fase
lanjutan. Pengobatan fase awal bertujuan untuk mencegah kerusakan ginjal secepat
mungkin, serta menekan sistem imun yang merusak jaringan ginjal.
Sementara itu, pengobatan pada fase lanjutan bertujuan untuk mencegah
kambuhnya kembali lupus nefritis. Secara garis besar, lupus nefritis akan diobati dengan
beberapa metode di bawah ini:
1. Obat kortikosteroid
Obat kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan, terutama pada ginjal.
Contoh obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati lupus nefritis
adalah methylprednisone.
2. Obat imunosupresif
Obat imunosupresif digunakan untuk menekan kerja sistem imun, sehingga kerusakan
jaringan ginjal akibat serangan sistem imun dapat dikurangi. Contoh obat ini adalah
hydroxychloroquinone, mycophenolate mofetil, dan cyclophosphamide.
3. Obat antihipertensi
Kerusakan jaringan ginjal akibat lupus nefritis dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah pada penderitanya. Contoh obat antihipertensi yang dapat digunakan pada
penderita lupus nefritis adalah:
 Obat ACE inhibitor
 Obat penghambat beta
 Obat ARB
 Obat diuretik
4. Untuk menjaga tekanan darah, pasien lupus nefritis diharuskan mengurangi makanan
yang mengandung garam dan protein tinggi. Selain itu, untuk mencegah kambuhnya
kembali lupus nefritis, pasien lupus nefritis diharuskan menjauhi paparan pemicu
kambuhnya lupus, seperti sengatan sinar matahari dan obat-obatan antibiotik. Akan
tetapi pada dasarnya, lupus nefritis tidak dapat disembuhkan.

2.8 Komplikas
Komplikasi paling parah dari lupus nefritis adalah gagal ginjal. Pasien yang mengalami
gagal ginjal harus melakukan hemodialisis atau cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal
dalam menyaring kotoran dalam tubuh, menjaga keseimbangan kadar mineral di dalam darah,
dan mengendalikan tekanan darah.Pasien lupus nefritis yang mengalami gagal ginjal juga dapat
menjalani operasi transplantasi ginjal. Prosedur ini hanya akan disarankan kepada penderita yang
ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Ginjal penderita akan diganti dengan ginjal sehat yang
didapat dari pendonor.
2.8 Konsep asuhan keprawatan

A. Pengkajian

1. analisa data
a) Identitas klien
nama,
jenis kelamin ( sering terkena pada perempuan)
usia (biasa terjadi pada 15-40 thn)
b) Identitas penanggung jawab pasien
Nama, alamat, pekerjaan, agama
c) Keluhan utama
- Pasien mengatakan ada darah dalam air kencingnya
- Urine berbusa
d) Riwayat keperawatan sekarang
- Terdapat busa pada air kencing pasien,
- Pasien mengatakan sering terbangun malam untuk buang air kencing
- Berat badan pasien terus bertambah
- Ada pembengkakan pada kaki, terutama tungkai
- Tekanan darah pasien tinggi
e) Riwayat keperawatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami sakit SLE sebelumnya
Adakah riwayat penyakit ginjal
f) Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing)
Inspeksi : simetris kanan kiri
Auskultasi : terdengar takipnea
B2 (Blood)
1. Tekanan darah naik
2. nadi

B3 (Brain)

3. Pemeriksaan kepala dan leher


Inspeksi : Pemeriksaan kepala sebagai bagian pengkajian kardiovaskuler difokuskan untuk
mengkaji bibir dan cuping telinga untuk mengetahui adanya sianosis perifer.

4. Pemeriksaan raut muka


Inspeksi : Ekspresi wajah tampak gelisah, seprti menahan kesakita
B4 (Bladder)
- Terdapat darah pada urine
- Urine berbusa
B5(Bowel)
Inspeksi : perut
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada ginjal
B6 (bone)
Inspeksi : tungkai kaki bengkak, terdapat kemerahan pada kaki
1. Kekuatan otot menurun
2. Perkusi : kekuatan otot menurun

B. Diagnosa

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peradangan pada ginjal dibuktikan dengan sering buang
air kecil, terdapat busa pada urin (D0036)

2. gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi dibuktikan dengan stroke

3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan hemoglobin di buktikan dengan merasa lemah

4. nyeri berhubungan dengan kenaikan tekanan darah di buktikan dengan mengeluh nyeri

C . Intervensi

- Dx
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peradangan pada ginjal dibuktikan dengan sering
buang air kecil, terdapat busa pada urin
- Tujuan
- Intervensi
- Dx
2. gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi dibuktikan dengan stroke
- tujuan
- intervensi
- Dx :
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan merasa lemah,
gangguan metabolik

- Tujuan : mengembalikan respon fisiologis terhadap aktivitas

- Kriteria hasil :

1. Frekuensi nadi meningkat


2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas meningkat
3. Keluhan lelah menurun
4. Perasaan lemah menurun
5. Sianosis menurun
- Inetrvensi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Ajarkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
4. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

- Dx
5. nyeri berhubungan dengan kenaikan tekanan darah di buktikan dengan mengeluh nyeri
- tujuan
- intervensi

D. EVALUASI

1. keadaan pasien, sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa atau belum

2. pernafas pasien, kembali tidaknya pada pernafasan normal


3. nyeri pada pasien, sudah lebih menurun atau belum
4. tercapainya kriteria dalam proses penatalaksanaan pada pasien
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Nefritis lupus merupakan salah satu komplikasi yang cukup sering di jumpai pada
LES, kelainan histopalogi yang di dapatkan dari biopsi ginjal menentukan pilihan
pengobatan, dalam pengobatan NL perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan klinis dan
hasil laborat secara berkala untuk melihat keberhasilan pengobatan. Perlu pemantauan
efek samping obat-obat yang di pakai dalam pengobatan nefritis lupus
DAFTAR PUSTAKA

Wallance D.J. Hanan B.H, Klipel J.H Lupus Nepritithis., In : Danil Baltimor williance-
1996:10531065
https://www.alodokter.com/lupus-nefritis
PPNI Standar Diagnosa keperawatan Indonesia
PPNI Standar Luaran Keperawatan Indonesia
PPNI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai