KEPERAWATAN ANAK 2
SNA (Sindrom Nefritik Akut)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Alief Wulan. P
2. Annisa Nurhidayat
3. Cucu Rumdayani
4. Damayanti Ayu. P
5. Delima Oktavia
6. Desi Deria
7. Dwi Alia Muis
8. Nur Annisa Ibrahim
9. Putri Melati
10. Sahnaz Fitria
KELAS 2C KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
Jl. Cut Mutia Raya No.88A Sepanjang Jaya Rawalumbu
Kota Bekasi Jawa Barat 17113
Tahun Ajaran 2017-2018
A. Definisi
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a) Nefritis yang timbul setelah infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus
(Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus). Sindroma nefritik akut bisa
timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus, misalnya strep throat (radang
tenggorokan). Kasus seperti ini disebut glomerulonefritis pasca streptokokus.
Glomeruli mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen dari gumpalan
bakteri streptokokus yang mati dan antibodi yang menetralisirnya. Gumpalan
ini membungkus selaput glomeruli dan mempengaruhi fungsinya. Nefritis
timbul dalam waktu 1-6 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi dan
bakteri streptokokus telah mati, sehingga pemberian antibiotik akan efektif. (6)
b) Nefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik lain : endokarditis
bakterialis subakut dan Shunt Nephritis. Penyebab post infeksi lainnya adalah
virus dan parasit, penyakit ginjal dan sistemik, endokarditis, pneumonia.
Bakteri : diplokokus, streptokokus, staphylokokus. Virus: Cytomegalovirus,
coxsackievirus, Epstein-Barr virus, hepatitis B, rubella. Jamur dan parasit :
Toxoplasma gondii, filariasis, dll. (6)
2
C. Manifestasi Klinis
1. Tes urine
Sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya
protein yang bocor. Dokter dapat meminta pasien untuk melakukan pengambilan
sampel urine selama 24 penuh.
2. Tes darah
Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk
memeriksa kadar protein dalam darah (albumin), disertai dengan tes fungsi ginjal.
Tes darah juga dapat dilakukan untuk mencari penyebab sindrom nefrotik,
misalnya pemeriksaan kadar gula darah bagi yang menderita diabetes.
3. Biopsi ginjal
Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal.
Biopsi ginjal dilakukan untuk memeriksa jaringan ginjal melalui mikroskop.
4. Istirahat
Istirahat total (bed rest) hingga kondisi membaik dan mengalami pemulihan.
5. Suplemen dan Diet
Bila ginjal tidak berfungsi optimal, itu bisa berdampak pada keseimbangan
elektrolit di tubuh Anda. Elektrolit, seperti kalium, natrium, dan magnesium,
sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Dan lakukan tindakan koreksi
elektrolit untuk menyeimbangkan kembali. Bila dinilai berlebih, maka akan
diberikan obat untuk mengeluarkannya, sedangkan bila jumlah elektrolit
berkurang, maka suplemen elektrolit akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan
tubuh. Selain itu, mungkin akan diminta untuk mengatur pola makan khusus yang
sesuai dengan kondisi elektrolit dalam tubuh.
Ada beberapa obat yang dapat diberikan kepada penderita sindrom nefrotik,
antara lain:
Obat kortikosteroid
Obat ini berfungsi untuk menangani peradangan pada ginjal atau mengobati penyakit
peradangan penyebab sindrom nefrotik, seperti lupus atau amioloidosis. Contoh obat
ini adalah methylprednisolone.
Obat antihipertensi
Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang bisa meningkat saat
terjadi kerusakan ginjal. Selain itu, obat darah tinggi dapat mengurangi jumlah
protein yang terbuang melalui urine. Contoh obat ini adalah obat ACE inhibitor,
seperti enalapril atau catropril.
Obat diuretik
Fungsi obat diuretik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam
tubuh, sehingga dapat mengurangi gejala edema. Contoh obat ini adalah furosemide.
Obat pengencer darah
Fungsi obat ini adalah untuk menurunkan risiko penggumpalan darah yang
merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik. Contoh obat ini adalah heparin.
3
Obat penisilin
Penisilin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah infeksi yang
merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik.
D. Patofisiologi
Penyebab dari sindrom nefrotik terdiri dari primer dan sekunder, penyebab
secara primer berkaitan dengan berbagai penyakit ginjal, seperti:
Glomerulonefritis,Nefrotik sindrom perubahan minimal.Sedangkan secara sekunder
yaitu akibat infeksi, penggunaan obat, dan penyakit sistemik lain, seperti: Diabetes
mellitus disertai glomerulosklerosis interkapiler, Sistema lupus eritematosus,
Amyloidosis, dan trombosis vena renal. Kondisi dari sindrom nefrotik adalah
hilangnya plasma protein, terutama albumin ke dalam urine. Meskipun hati mampu
meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu untuk terus
mempertahankannya jika albumin terus-menerus hilang melalui ginjal sehingga
terjadi hipoalbuminemia.
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang memengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun sindromnefrotik juga terjadi pada orang
dewasa termasuk lansia..Respon perubahan patologis pada glomerulus secara
fungsional akan memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien yang
mengalami glomerulus progresif cepat (Muttaqin, 2011).
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah
proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini
disebabkan oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang
sebabnya belum diketahui yang terkait dengan hilangnya muatan negative gliko
protein dalam dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas
campuran albumin dan protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam
tubulus terlalu banyak akibat dari kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan
dalam urin. (Husein A Latas, 2002 : 383).
Pada sindrom nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram perhari yang terutama
terdiri dari albumin yang mengakibatkan hipoalbuminemia, pada umumnya edema
4
muncul bila kadar albumin serum turun dibawah 2,5 gram/dl. Mekanisme edema
belum diketahui secara fisiologi tetapi kemungkinan edema terjadi karena penurunan
tekanan onkotik/ osmotic intravaskuler yang memungkinkan cairan menembus
keruang intertisial, hal ini disebabkan oleh karena hipoalbuminemia. Keluarnya
cairan keruang intertisial menyebabkan edema yang diakibatkan pergeseran cairan.
(Silvia A Price, 2005).
Akibat dari pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah arteri
menurun dibandingkan dengan volume sirkulasi efektif, sehingga mengakibatkan
penurunan volume intravaskuler yang mengakibatkan menurunnya tekanan perfusi
ginjal. Hal ini mengaktifkan system rennin angiotensin yang akan meningkatkan
konstriksi pembuluh darah dan juga akan mengakibatkan rangsangan pada reseptor
volume atrium yang akan merangsang peningkatan aldosteron yang merangsang
reabsorbsi natrium ditubulus distal dan merangsang pelepasan hormone anti diuretic
yang meningkatkan reabsorbsi air dalam duktus kolektifus. Hal ini mengakibatkan
peningkatan volume plasma tetapi karena onkotik plasma berkurang natrium dan air
yang direabsorbsi akan memperberat edema. (Husein A Latas, 2002).
Pada status nefrosis hampir semua kadar lemak (kolesterol, trigliserida) dan
lipoprotein serum meningkat. Hipoproteinemia merangsang sintesis protein
menyeluruh dalam hati, termasuk lipoprotein dan katabolisme lemak menurun, karena
penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Sistem enzim utama yang mengambil
lemak dari plasma. Apakah lipoprotein plasma keluar melalui urin belum jelas
(Behrman, 2000).
Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang
dewasa termasuk lansia. Respon perubahan patologis pada glomerulus secara
fungsional akan memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien yang
mengalami glomerulus progresif cepat.
5
E. Pathway
6
pada ekstremitas atas dan bawah. Kesadaran kompos mentis, RR : 40x/menit,
N : 120x/menit, S : 37ºC. Ibu mengatakan nafsu anak menurun dan terkadang
anak mengalami mual, berat badan anak meningkat sebelum sakit 18 kg
setelah sakit menjadi 20 kg. Petugas menduga kemungkinan anak mengalami
masalah ginjal.
Data Demografi
1. Biodata
Nama : An. T
Usia : 5 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Siswa
Suku Bangsa : Sunda
Status pernikahan : Belum menikah
Diagnosa medis : SNA
No. RM : 0199
Tanggal Masuk : 03 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : 05 Desember 2018
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. F
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai swasta
Hubungan dengan klien : Ayah
I. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke poli klinik dengan karena keluhan sesak, tampak bengkak
pada wajah, tangan, dan kaki
II. Riwayat Kesehatan
7
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Dua hari yang lalu pasien dibawa ke poli klinik dengan keluhan tampak
bengkak pada wajah, tangan, dan kaki. Hasil pemeriksaan terdapat edema pada
area periorbital, asites, dan edema pada ekstremitas atas dan bawah.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit serupa
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.
8
- Perkusi : Sonor disemua lapang paru
- Auskultasi : terdengar suara reguler dan tidak ada suara tambahan
4) Sistem Kardivaskular
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di lc5
Perkusi : Pekak
Auskultasi : BJ 1dan BJ 2 murni
5) Sistem Pencernaan
Mukosa mulut kering, tidak terdapat karies gigi
Inspeksi : Abdomen bentuknya datar
Auskultasi : Bising usus 6x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, hepar tidak teraba
Perkusi : Timpani
6) Sistem Indera
Mata : Konjungtiva baik, dan fungsi penglihatan sedikit terganggu karena
adanya edema pada area periorbital
Hidung : Fungsi hidung normal dan tidak ada penumpukan sekret
Telinga : Fungsi pendengaran baik, tidak ada penumpukan srumen
7) Sistem Muskuloskeletal
Kepala : Bentuk kepala normal
Terdapat keterbatasan dalam bergerak karena adanya edema pada ekstremitas atas dan
bawah
8) Sistem Integumen
Kulit : turgor kulit kurang elastis
V. Aktivitas sehari-hari
Nutrisi : Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya biasa makan sebanyak 3x
sehari beserta lauk pauknya dengan jumlah satu porsi. Tetapi saat anaknya sakit
pasien hanya makan 1x sehari beserta lauk pauknya hanya dengan jumlah setengah
porsi. Dikarenakan nafsu makan pasien berkurang.
9
Cairan :Ibu pasien mengtakan bahwa anaknya hanya minum sebanyak 3 gelas
Eliminasi : Ibu pasien mengatakan bahwa sebelum sakit ia biasa BAB sebanyak 2x
sehari dengan konsistensi padat. Dan saat di rumah sakit ia BAB hanya 1x sehari dan
tidak mengalami masalah serta tidak pernah diberikan obat pencahar untuk membantu
BAB.
Istirahat dan tidur :Ibu pasien mengatakan anaknya biasa tidur sekitar 5-6 jam/hari
Personal hygiene : Ibu pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia biasa
mandi sebanyak 2x sehari, dan setelah masuk rumah sakit hanya mandi 1x sehari
10
A. Data Fokus
Nama pasien : An. T
No. RM : 0199
Data Subjektif Data Objektif
1. Ibu pasien mengatakan anaknya 1. Pasien tampak lemah
sesak saat bernapas 2. Pasien tampak bengkak pada bagian
2. Ibu pasien mengtakan anaknya wajah, area mata, tangan, dan kaki
mengalami bengkak pada bagian 3. Pasien tampak sesak
wajah, area mata, tangan, dan kaki 4. Pasien tampak tidak nafsu makan
3. Ibu pasien mengatakan nafsu makan 5. Berat badan pasien tampak
anaknya menurun meningkat dari 18 kg menjadi 20 kg
4. Ibu pasien mengatakan berat badan 6. Output urine hanya sedikit
anknya bertambah, dari 18 kg 7. Turgor kulit kurang elastis
menjadi 20 kg 8. Hasil TTV :
5. Ibu pasien mengatakan anaknya N : 120x/menit
urine yang keluar hanya sedikit S : 37°C
RR : 40x/menit
B. Analisa Data
Nama pasien : An. T
No. RM : 0199
No Data Fokus Problem Etiologi
.
1. Data Subjektif : hipervolemia Kelebihan asupan
ibu pasien mengatakan anaknya cairan
mengalami bengkak pada bagian
wajah, area mata, tangan dan kaki
ibu pasien mengatakan anaknya
sesak saat bernapas
ibu pasien mengatakan berat badan
anaknya meningkat selama sakit
11
dari 18 kg menjadi 20 kg
ibu pasien mengatakan terjadi
penurunan frekuensi pada BAK
anaknya
Data Objektif :
pasien tampak lemah
pasien tampak bengkak pada bagian
wajah, area mata, tangan, dan kaki
pasien tampak sesak napas
berat badan pasien tampak
meningkat dari 18 kg menjadi 20 kg
frekuensi urine pasien menurun
12
lebih sering menangis karena
merasa tidak nyaman karena
bengkak yang dialaminya
Ibu pasien mengatakan anaknya
sulit tidur
Data Objektif :
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak rewel
Pasien tampak kesulitan dalam
beraktivitas
Postur tubuh pasien tampak
berubah
C. Diagnosa Keperawatan
Nama : An. T
D. Intervensi Keperawatan
Nama : An.T
13
No
DX. KEP Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
.
1. Hipervolemia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang berat badan pasien
kelebihan asupan keperawatan selama 3x24 setiap hari
cairan d.d jam diharapkan pasien 2. Jaga intake/asupan yang akurat
terdapat edema mendapatkan dan catat output pasien
pada bagian keseimbangan cairan 3. Monitor tanda-tanda vital
wajah, area mata, dengan KH : pasien
tangan, dan kaki Pasien tidak lagi 4. Kaji lokasi dan luasnya edema
mengalami edema 5. Monitor makanan/cairan yang
Berat badan pasien dikonsumsi dan hitung kalori
stabil harian
Tanda-tanda vital 6. Berikan terapi intra vena
dalam batas normal 7. Berikan diuretik yang
diresepkan oleh dokter
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan status gizi pasien dan
kurang dari keperawatan selama 3x24 dan kemampuan pasien untuk
kebutuhan tubuh jam diharapkan pasien memenuhi kebutuhan gizi
b.d intake mendapatkan nutrisi yang 2. Berikan pilihan makanan
menurun d.d ibu adekuat, dengan KH : sambil menawarkan bimbingan
pasien Pasien menunjukan terhadap pilihan makanan yang
mengatakan peningkatan nafsu lebih sehat
nafsu makan makan. 3. Ciptakan lingkungan yang
anaknya Pasien tidak lagi mual optimal pada saat pasien
berkurang, dan Berat badan pasien mengkonsumsi makanannya
mual stabil 4. Pastikan makanan disajikan
dengan cara yang menarik
5. Timbang berat badan pasien
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan yang
nyaman b.d keperawatan selama 3x24 tenag dan mendukung
gejala penyakit jam diharapkan pasien 2. Fasilitasi tindakantindakan
14
(ginjal) d.d kembali merasa nyaman kebersihan untuk menjaga
pasien mengeluh dengan KH : kenyamanan pasien
tidak nyaman, Pasien tidak lagi 3. Posisikan pasien untuk
gelisah, postur mengalami gelisah memfasilitasi kenyamanan
tubuh berubah, Pasien mampu rileks 4. Monitor kulit terutama daerah
dan tidak mampu tonjolan tubuh terhadap adanya
rileks tanda-tanda tekanan atau iritasi
E. Implementasi Keperawatan
An. T
Tgl No. DX Intervensi Respon pasien TTD
Kep
6 1 1. Menimbang berat badan S:
Desember pasien setiap hari Ibu pasien mengatakan berat
2018 badannya sudah ditimbang
dan sudah mengalami
perubahan
O:
Berat badan tampak
mengalami perubahan
2. menjaga intake/asupan yang
akurat dan catat output pasien S:
Ibu pasien mengatakan
anaknya sudah mendapatkan
asupan cairan yang cukup
O:
3. Memonitor tanda-tanda vital Intake dan output pasien
pasien sudah mulai seimbang
S:
Ibu pasien mengatakan tanda-
15
tanda vital anaknya selalu di
4. Mengkaji lokasi dan luasnya pantau oleh perawat
edema O:
Tanda-tanda vital pasien
sudah mulai tampak normal
S:
Ibu pasien mengatakan
perawat telah mengkaji
5. Memonitor makanan/cairan bengkak
yang dikonsumsi dan hitung O :
kalori harian Terdapat bengkak pada area
mata, wajah, tangan, dan kaki
S:
Ibu pasien mengatakan jumlah
asupan makanan dan
6. Memberikan terapi intravena cairannya sudah agak
meningkat
O:
jumlah asupan makanan dan
cairan pasien mulai
7. Memberikan obat diuretik yang mengalami peningkatan
telah diresepkan oleh dokter
S:
ibu pasien mengatakan
anaknya telah diberikan cairan
infus
O:
cairan infus telah diberikan
16
S:
Ibu pasien mengatakan
anaknya telah mendapatkan
obat diuretik yang diresepkan
oleh dokter
O:
Obat diuretik telah diberikan
6 2. 1. Menentukan status gizi pasien S:
Desember dan kemampuan pasien untuk Ibu pasien mengatakan pasien
2018 memenuhi kebutuhan gizi sudah mulai ingin makan dan
napsu makannya kembali
normal
O:
Pasien makan dengan teratur
dan baik
Napsu makan pasien
meningkat
2. Memberikan pilihan makanan S:
sambil menawarkan bimbingan Pasien mengatakan suka
terhadap pilihan makanan yang dengan sayur bayam dan ayam
lebih sehat Ibu pasien mengatakan pasien
suka dengan lauk yang
disediakan
O:
Pasien diberikan lauk pauk
yang sehat seperti sayur
bayam dan ayam
3. Menciptakan lingkungan yang S:
optimal pada saat pasien Ibu pasien mengatakan
mengkonsumsi makanannya lingkungan nyaman dan
pasien tampak menikmati
17
makanannya
O:
Lingkungan pasien tenang dan
nyaman
4. Memastikan makanan S:
disajikan dengan cara yang Ibu pasien mengatakan pasien
menarik senang dengan makanan yang
disajikan karma tampak
berwarna warni
O:
Makanan pasien disajikan
dengan menarik
5. Menimbang berat badan pasien S:
Ibu pasien mengatakan berat
badan pasien sudah
mengalami perubahan
O:
Berat badan tampak seimbang
6 3. 1. Menciptakan lingkungan yang S:
Desember tenang dan mendukung Ibu pasien mengatakan
2018 lingkungan tenang dan
nyaman
O:
Lingkungan tampak tenang
dan nyaman
Pasien tampak senang dengan
lingkungannya
2. Memfasilitasi tindakan S:
tindakan kebersihan untuk Ibu pasien mengatakan
menjaga kenyamanan pasien ruangan tampak bersih dan
selalu dibersihkan
18
O:
Lingkungan tampak bersih
dan nyaman bagi pasien
3. Memposisikan pasien untuk S:
memfasilitasi kenyamanan. Ibu pasien mengatakan pasien
senang dengan posisi setengah
duduk
O:
Pasien diberikan posisi semi
fowler
4. Memonitor kulit terutama S:
daerah tonjolan tubuh terhadap Ibu pasien mengatakan pasien
adanya tanda-tanda tekanan sudah lebih tenang dan tidak
atau iritasi rewel lagi
O:
Pasien tidak meringis saat
edema ditekan
Pasien tampak nyaman
F. Evaluasi Keperawatan
An. T
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP) TTD
8 Hipervolemia b.d kelebihan S :
Desembe asupan cairan d.d terdapat Ibu pasien mengatakan berat
r 2018 edema pada bagian wajah, area badannya sudah ditimbang dan sudah
mata, tangan, dan kaki mengalami perubahan
Ibu pasien mengatakan anaknya
sudah mendapatkan asupan cairan
yang cukup
Ibu pasien mengatakan tanda-tanda
vital anaknya selalu di pantau oleh
perawat
19
Ibu pasien mengatakan perawat telah
mengkaji bengkak
Ibu pasien mengatakan jumlah
asupan makanan dan cairannya sudah
agak meningkat
ibu pasien mengatakan anaknya telah
diberikan cairan infus
Ibu pasien mengatakan anaknya telah
mendapatkan obat diuretik yang
diresepkan oleh dokter
O:
Berat badan tampak mengalami
perubahan
Intake dan output pasien sudah mulai
seimbang
Tanda-tanda vital pasien sudah mulai
tampak normal
Terdapat bengkak pada area mata,
wajah, tangan, dan kaki
jumlah asupan makanan dan cairan
pasien mulai mengalami peningkatan
Cairan infus telah diberikan
Obat diuretik telah diberikan
A:
Masalah Teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi no 1,2,4,5,6,7
8 Perubahan nutrisi kurang dari S:
Desembe kebutuhan tubuh b.d intake Ibu pasien mengatakan pasien sudah
r 2018 menurun d.d ibu pasien mulai ingin makan dan napsu
mengatakan nafsu makan makannya kembali normal
20
anaknya berkurang, dan mual Pasien mengatakan suka dengan
sayur bayam dan ayam
Ibu pasien mengatakan pasien suka
dengan lauk yang disediakan
Ibu pasien mengatakan lingkungan
nyaman dan pasien tampak
menikmati makanannya
Ibu pasien mengatakan pasien senang
dengan makanan yang disajikan
karma tampak berwarna warni
Ibu pasien mengatakan berat badan
pasien sudah mengalami perubahan
S:
Ibu pasien mengatakan pasien sudah
mulai ingin makan dan napsu
makannya kembali normal
O:
Pasien makan dengan teratur dan
baik
Napsu makan pasien meningkat
Pasien diberikan lauk pauk yang
sehat seperti sayur bayam dan ayam
Lingkungan pasien tenang dan
nyaman
Makanan pasien disajikan dengan
menarik
Berat badan tampak seimbang
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no
21
8 Gangguan rasa nyaman b.d S:
Desembe gejala penyakit (ginjal) d.d Ibu pasien mengatakan lingkungan
r 2018 pasien mengeluh tidak tenang dan nyaman
nyaman, gelisah, postur tubuh Ibu pasien mengatakan ruangan
berubah, dan tidak mampu tampak bersih dan selalu dibersihkan
rileks Ibu pasien mengatakan pasien senang
dengan posisi setengah duduk
Ibu pasien mengatakan pasien sudah
lebih tenang dan tidak rewel lagi
O:
Lingkungan tampak tenang dan
nyaman
Pasien tampak senang dengan
lingkungannya
Lingkungan tampak bersih dan
nyaman bagi pasien
Pasien diberikan posisi semi fowler
Pasien tidak meringis saat edema
ditekan
Pasien tampak nyaman
A:
Masalah Teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
22
DAFTAR PUSTAKA
23