SISTEM PERKEMIHAN:
1. Obstruksi Saluran kemih
2. GLOMERULONEFRITIS AKUT
3. SINDROM NEFROTIK
4. GAGAL GINAL AKUT
5. GAGAL GINJAL KRONIK
Dewiyanti, S.Kep, Ns
LOKASI OBSTRUKSI
SALURAN KEMIH BAGIAN
ATAS
SISTEM KALIKS, PYELUM
URETER
ETIOLOGI OBSTRUKSI
KONGENITAL
TRAUMA
INFEKSI
: URETHRITIS. GONORRHOICA,
PROSTATITIS
NEOPLASMA
KEL. METABOLIK
: UROLITHIASIS (BATU SAL. KEMIH,
INTOKSIKASI JENGKOL)
BATU
KRISTAL JENGKOL
SISTEM KALIKS
PYELUM
UP JUNCTION STEN
BATU
URETER
PAPILOMA
KRISTAL JENGKOL
ooo
KEL. PROSTAT
BATU
KRISTAL JENGKOL
RUPTURA URETHRAE
PATOFISIOLOGI
A.OBSTRUKSI KHRONIS
(KOMPLIKASI)
OBSTRUKSI
REFLUX VESICO-URETERALIS
HIDROURETER
HIDRONEPHROSIS PYONEPHROSIS
KOMPLIKASI
INFILTRAT URINE
FISTULA URETHRO-KUTANEUS
NEKROSIS SKROTUM TESTIS TELANJANG
GEJALA-GEJALA KLINIS
OBSTRUKSI
A. BAGIAN ATAS
KOLIK GINJAL, KOLIK URETER
HEMATURIA, TERGANTUNG PENYEBAB
ANURIA (OBSTRUKSI BILATERAL)
NYERI SOMATIK
NYERI MENETAP, PROGRESIF
DISEBABKAN IRITASI PERITONEUM PARIETALE
OLEH IRITAN BERUPA : INFEKSI (NANAH),
DARAH, CAIRAN SEROSANGUINEUS, CAIRAN
USUS, CAIRAN EMPEDU, URINE TERINFEKSI
MENIMBULKAN TANDA-TANDA IRITASI
PERITONEUM
RASA NYERI DIBAWA SYARAF
CEREBROSPINAL-SENSIBEL
BERTAMBAH DENGAN PERGERAKAN
PENYEBAB OBSTRUKSI
A. ORGANIK
B. FUNGSIONAL
PERTOLONGAN
PASANG KATETER
PUNKSI BULI-BULI
ANURIA
BULI-BULI KOSONG
PENYEBAB
PRERENAL
RENAL
POST RENAL (OBSTRUKSI)
intoksikasi jengkol
INTOKSIKASI JENGKOL
DEFINISI
BUAH JENGKOL
PATOLOGI
GAMBARAN KLINIS
LABORATORIUM PENGOBATAN
PENCEGAHAN
PATOLOGI
Sumbatan tubuli, calyces, ureter oleh kristal
Sumbatan urethra urine infiltrat
GAMBARAN KLINIK
Anak anak, dewasa
Laki perempuan
Colic renal, ureter
Hematuria
Anuria
Retensio urin akut
Urine infiltrat
Nafas bau jengkol
LABORATORIUM
Kristal asam jengkol dalam sedimen
urin
PENGOBATAN
PRINSIP :
LARUTKAN KRISTAL ASAM JENGKOL SECARA
KHEMIS DAN MEKANIS ( ph 8,5 )
A. RINGAN :
Banyak minum
Bicnat 3x2 Tab
Spasmolitik
BERAT :
1. Anuria
Infus Dextrose 5 % sebanyak
Insensible loss + meylon 3,5 %
250 cc untuk BB : 70 Kg Tiap 6 Jam
2. Retensio Urine + Urine Infiltrat
. Dorsumsisi
. Pasang Kateter Sambil Disemprotkan Meylon
( Bic. Natricus )
Lakukan Pungsi Buli-buli
. Bila Gagal
PENCEGAHAN
Rebus buah jengkol dengan soda atau air abu
sampai mendidih selama 10 menit
Minum Banyak
Minum Air soda
GLOMERULONEFRITIS
AKUT
PENDAHULUAN
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang
dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam
penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh
suatu
mekanisme
imunologis.
Istilah
akut
korelasi
kliniko-patologis
selain
REVIEW FOR
GLOMERULUS NEFROTIK
AKUT (GNA)
DEVINISI
Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah istilah yang secara
luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit
ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus. (Brunner &
Suddarth, 2001)
LANJUT..
Glomerulo Nefritis adalah sindrom yang ditandai oleh
peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa
antigen. (Engran, Barbara, 1999)
ETIOLOGI
1. GNA pascainfeksi, merupakan suatu kompleks penyakit
kekebalan yang terjadi akibat cedera kekebalan, diduga
disebabkan oleh streptokokus. Saat ini organisme lain
ikut terlibat, antara lain pneumokokus dan virus
2. Sebagian besar infeksi streptokokus tidak menyebabkan
GNA. Jika terjadi, periode laten 10 sampai 14 hari terjadi
antara infksi, biasanya pada kulit (impetigo) atau saluran
pernapasan bagian atas, dan awitan manifstasi klinis
PATOFISIOLOGI
1. Antibodi berinteraksi dengan antigen yang tinggal
didalam glomerulus, menyebabkan pembentukan
kompleks imun dan cedera jaringan, filtrasi menurun,
ekskresi sedikit natrium dan air. Tekanan darah
tinggi, edema, dan gagal jantung dapat terjadi.
PATHWAY
Respon Inflamasi
Lumen pembuluh
Insufisiensi renal
darah mengecil
Proteinuria
Filtrasi Glomerulus
Edema
Kongesti Selular
MANIFESTASI KLINIS
1. Iritabilitas, keletihan, dan latergi
2. Anoreksia
3. Pucat
4. Tekanan darah tinggi
5. Edema umum dan peroirbital, peningkatan berat badan,
dan ketidakseimbangan elektrolit
6. Oliguria dan hematuria (urine berwarna coklat seperti
warna minuman kola atau teh dan keruh)
7. Nyeri tekan pada kosovertebra
8.
9.
Malese
13.
sesak
nafas.
Terdapat
perubahan
KOMPLIKASI
Komplikasi mencakup hipertensi
ensalopati,
gagal
jantung
ensalopati
dianggap
diarahkan
untuk
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
1. Urinalisis.
a. Untuk protein
Untuk sel darah merah, silinder, sel darah putih.
Diuresis mengindikasikan resolusi; anak biasanya sembuh
dalam 2 minggu
2. Analisis darah. Peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin.
3. Laju endap darah (ESR). Ini biasanya meningkat.
4. Titer antistriptolisin O (ASO). ini meningkat jika ditemukan
infeksi tenggorokan. Antibodi, antistreptolisisn O timbul dalam
sarum sekitar 10 hari setelah infeksi awal dan menetap selama
Lanjut
5. Swab tenggorokan. Untuk isolasi
streptokokus hemolitikus.
6. Dielografi intravena selama fase dini.
penyakit dapat memperlihatkan
pembesaran ginjal.
7. Elektrokardiogram.
8. Biopsi ginjal. Ini dapat membantu jika
perjalanan klinis tidak khas.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksaan glomerulonefritis akut adalah untuk
melindungi fungsi ginjal dan menangani komplikasi dengan
tepat.
1.
dapat diresepkan.
2. Tirah baring dianjurkan selama fase akut sampai urin
berwarna jernih dan kadar BUN, kreatinin dan tekanan
darah kembali kenormal. Lama tirah baring dapat
ditentukan
Lanjut..
3. Diet protein dibatasi jika terjadi insufisiensi renal
dan retensi nitrogen (peningkatan BUN).
4. Natrium dibatasi jika hipertensi, edema dan
gagal jantung kongestif terjadi.
5. Agens diuretik dan antihipertensi diresepkan
untuk mengendalikan hipertensi.
6. Karbohidrat diberikan secara bebas untuk
menyediakan energi dan mengurangi katabolisme
protein.
Lanjut ..
7. Jika pasien dirawat dirumah sakit, maka :
- masukan dan haluaran diukur secara cermat dan dicatat.
Cairan
berat badan
Lanjut..
8. Pada glomerulonefritis progresif cepat, perubahan
plasma (plasm aferesis) dan penanganan dengan
menggunakan steroid dan agen sitotoksik telah
digunakan untuk mengurangi respon inflamasi.
Pada bentuk glomerulonefritis ini, resiko untuk
berkembang ke penyakit renal tahap akhir sangat
tinggi jika tidak ditangani dengan agresif. Dialisi
dilakukan
pada
glomerulonefritis
akut
jika
Lanjut ..
9. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan
dirumah.
Instruksi
kepada
pasien
mencakup
Keletihan,
mual,
muntah,
haluaran
urin
Last.
10. Rujukan keperawat kesehatan komunitas dapat
dibuat untuk memberi kesempatan dilakukannya
pengkajian yang cermat terhadap perkembangan
pasien dan untuk mendeteksi awitan dini gejala
insufisiensi renal. Jika agen steroid dan sitotoksik
diresepkan, instruksi lisan dan tertulis mengenai
dosis, cara kerja, efek samping, dan kewaspadaan
yang harus dipatuhi diberikan kepada pasien dan
keluarga.
PENATALAKSANAAN KEP.
1. Kaji status cairan dengan memantau asupan dan haluaran,
mengukur dan mencatat berat badan harian, mengamati edema
2. LaKukan deteksi dini komplikasi dengan pemantauan ketat
tekanan darah dan frekuensi pernapasan
3. Beri obat-obatan sesuai program
- Beri obat antihipertensi, seperti penyekat saluran
kalsium,penyekat , atau penyekat
enzim pengubah
persisten
pembatasan
diprogramkan
ditambahkan garam).
REVIEW FOR
SINDROM NEFROTIK
A. Pengertian
Nefrotik sindrom adalah gangguan
klinis yang ditandai dengan
peningkatan protein urine
(proteinuria), edema, penurunan
albumin dalam darah
(hipoalbuminemia), dan kelebihan
lipid dalam darah (hiperlipidemia)
B. Etiologi
Peningkatan permeabilitas kapiler
glomerulus.
Glomerulonefritis.
Proliperatif difus.
Nefropati membranosa.
Diabetes mellitus.
C. Patofisologi
Reaksi antigen-antibodi
Peradangan glomerulus
Permeabilitas membran basalis
Proteinnuria
Hypoalbuminemia
Takanan osmotik kapiler
hyperlipidemi
hipovolemic
ADH
Aidosteon
GFR
D. Manifestasi klinik
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah
edema. Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka).
Edema biasanya lunak dan cekung bila
ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan
disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke
abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah.
Proteinuria hebat (paling sedikit 3,5 mg/hari)
hingga menyebabkan hipoalbuminemia.
Penurunan jumlah urin : urine gelap,
berbusa.
Gangguan pola lipid yaitu kolesterol dan
gliserida meningkat.
Pucat.
E. Pengkajian
1. Anamnesa
Nama
Alamat
Umur
Penyakit yang pernah diderita pasien
Apakah pasien pernah menderita infeksi
streptokok (faringitis/tonsilitis,dll) apakah pasien
pernah menderita penyakit metabolik, gangguan
sirkulasi mekanis, pernah mengalami toksis, dan
lain-lain.
Riwayat penyakit saat ini
2. Aktivitas / istirahat
3. Sirkulasi
4. Integritas ego
5. Eleminasi
6. makanan/cairan
7. Neurosensori
8. Nyeri/kenyamanan
9. Pernafasan
10.Keamanan
11.Interaksi social
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji Urine
Protein urin meningkat
Urinalisis cast hialin dan granular,
hematuria
Dipstick urin positif untuk protein dan
darah
Berat jenis urin meningkat
2. Uji Darah
Albumin serum menurun
Kolesterol serum meningkat
Hemoglobin dan hematokrit meningkat
(hemokonsetrasi)
Laju endap darah (LED) meningkat
Elektrolit serum bervariasi dengan
keadaan penyakit perorangan.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang
G. Penatalaksanaan Medik/terapeutik
Kelainan nefropati pada anak anak
dapat ditangani dengan kortikosteroid
dengan dosis prednisone hingga 1
mg/kgBB/hari. Kortikosteroid tiap 2
hari dapat dicoba. Bila pengobatan
efektif, harus dicoba diturunkan
setelah paling sedikit terkontrol
dengan baik selama 1 tahun.
Relaps harus pula diobati dengan
kortikosteroid. Bila relaps sering
terjadi maka dosis supresif perlu
diberikan. Cyclophosphamide
mungkin membantu dalam
mempertahankan remisi.
H. Penatalaksanaan keperawatan
1. Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan peningkatan
asupan cairan akibat kelebihan
asupan natrium, retensi natrium,
hiperglikemia, ketidakpatuhan
terhadap pembatasan cairan,
pertukaran antara darah dan
dialisat.
Patogenesis
- turunnya perfusi aktifasi
barorec. aktifa si sistim
neurohumoral RAA system
vasokonstriksi sistemik, retensi
garam &air, shg. tekanan&
vol.darah dpt.dipertahankan; bila
gagal LFG menurun azotemi
- Obat2 yg.dapat menimbulkan GGA
prerenal OAINS, ACE
inhibitor(reversibel).
- Terapi dg. mengobati penyebabnya
GGA renal
A. Peny.ginjal primer: GNA, nefrosklerosis,
hipertensi maligna.
B. Nefritis interstitialis akut o.k alergi obat:
ampisilin, NSAID, furosemid dsb.
C. Nekrosis tubuler akut (NTA)/ nefropati
vasomotor akut o.k:
1. Tipe iskemik: lanjutan GGA prerenal
2. Tipe toksik: ok bahan nefrotoksik,
aminoglikosid, merkuri, dsb.
3. Kombinasi: ok mioglobinuria, hemolisis
intravaskuler,pigmen, malaria,
sepsis,abortus.
GGA postrenal
- terjadi ok.obstr.aliran urin
ggn.filtrasi
- Kerusakan permanen tgt.
Berat&lama obstr.
- > 72 jam : kehilangan nefron
permanen
- < 7 hari: laju filtr.masih dpt.normal
kembali
- Ok.: urolitiasis, kel.prostat( BPH,
tumor ), fibrosis retroperitonial,
Diagnosis GGA
1. Anamnesa: mencari etiologi pre& post ren.
Spt. Kehilangan cairan/darah, tanda2 PJK,
hipotensi, pemakaian obat2, penyakit
sistemik ( DM, SLE, vaskulitis),adanya
obstruksi (batu,prostat,tumor)
2. Fisik: status vol.sirkulasi (tek. V.Jugular
rendah, hipotensi, vena perifer kolaps ),
tanda2 obstruksi tanda2 peny.sistemik
3. Urinalisis : membedakan prerenal& renal
4. Penunjang: USG, Retr.pielografi, biopsi
Pengelolaan
1. Mengatasi edema paru: 02,
morfin,diuretik
2. Mengatasi hiperkalemi
3. Diuretik
4. Diet
5. Dialisis : peritoneal/hemodialisis
Gejala klinis:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Diagnosis:
1. Anamnesa: adanya infeksi,
obstruksi, HT
2. Fisik : tanda2 kegagalan
jantung&ginjal
3. Lab.: kliren kreatin, RFT,
kel.peny.dasar
4. Penunjang: EKG, USG, BOF, IVP,
retro grade pielografi, foto dada u/
melihat tanda2 bendungan paru,
kardiomegali, efuai paru/perikardial.
Penatalaksanaan
konservatif
1. Memperlambat progresifitas:
2.
a. pengendalian tek.darah
b. diet rendah protein, rendah fosfat
c. mengendalikan proteinuri&hiperlipidemi
d. obati ISK dg.antibiotik non-nefrotoksik
e. Obati asidosis metabolik dg NaHCO3 tab/I.v.
f. Obati hiperurisemi/kel.sendi dg.diet&obat
Mencegah kerusakan lebih lanjut:
a. hindari nefrotoksik:OAINS, aminoglikosid,
kombinasi sefalosporin dg. Furosemid.
b. hindari gangguan elektrolit.
c. hindari kehamilan
3.
4.
DIALISIS
A. Dialisis Peritoneal:
1. DP intermitten
2. DP mandiri berkesinambungan
(DPMB)
3. DP Dialirkan berkesinambungan
(DPDB)
4. DP Nokturnal
B. Hemodialisis (HD)
Dialisis Peritoneal
Prinsip: dialisat dimasukkan ke c.peritoneum
selama 2 jam kmd dikeluarkan; sebagai
membran semi- permeabel adalah peritoneum
cairan dialisat isotonik, bebas pirogen
Indikasi :
1. GGA yg gagal dg terapi konservatif
2. Ggn.keseimbangan cairan dan
elektrolit & asam-basa.
3. Intoksikasi obat2an
4. GGK
Macamnya : 1. Intermittent PD
2. Continous cyclic PD (CCPD=DPMB)
3. Continous Ambulatory PD (CAPD/
DPDB):
3-5 kali/hari selama 4-6 jam
Hemodialisis
Prinsip : darah dialirkan kedalam dialiser,
dibersihkan dg cairan dialisat yang
terpisah dg.membran semipermiabel
- membr.: selulosa, selulosa yg diperkaya,
selulosintetik dan membran sintetik
- dialisat: isotonik, bebas pirogen
- jenis dialisat: asetat; bikarbonat
- lama dialisis: 3 5 jam
Komplikasi: hipotensi, kramp otot, mual,
muntah, sakit kepala, nyeri dada, gatal,
demam, menggigil; sindr.disekuilibrium,
aritmia, perdrh.intrakranial, kejang2,
hemolisis, emboli, hipoksemi, netropeni
Indikasi HD
1. GGT ( klirens kreatinin < 5 ml/m)
2. GGA berkepanjangan ( > 5 hari)
3. GGA dg. : a. k.u buruk
b. K serum > 6 mEq/L
c. BUN > 200 mg%
d. pH darah < 7,1
e. Fluid overload
4. Intoksikasi obat yg gagal dg terapi
konservatif
Transplantasi ginjal
Jenisnya:
autograft,isograft,allograft,xenograft
Donor : donor hidup/donor jenazah
Resipien: harus sesuai dg.donor (gol.darah,
HLA A,B,C,DR,DQ,DP)
Rejeksi : Hiperakut: beberapa menit-jam
Akut: dalam 3 bulan post-op:
- demam, mialgia, malaise, nyeri
- prod.urin turun, BB.naik, naiknya
tek.darah & kreatinin serum
Kronik: ber-bulan2-tahun pot-op
Kriteria PGK
Kerusakan ginjal > 3 bln, struktural
atau fungsional dengan atau tanpa
penurunan LFG
Kelainan patologi atau
Tanda kerusakan ginjal dalam darah
ataupun urine atau pada pemeriksaan
imaging
Gejala PGK
Tanda-tanda PGK
Pengobatan PGK
Penyakit / penyebab
Faktor resiko
Hipertensi
Hiperparatiroidim
Anemia
Dislipidemia
Pengobatan PGK
Konservatif
Diet : rendah protein: 0,6-08 g/KgBB
HBV kalori cukup
RRT
Hemodialisis
Peritoneal Dialisis
Klasifikasi Diabetes
Faktor Resiko
DM Tipe 2
Umur
Ethnik
Riwayat keluarga
Obesitas
Kurangnya aktifitas
Pola makan yang tidak sehat
Nephropaty Diabetic
Diabetic Kidney Disease
Tanda :
Meningkatnya albumin urin dan ekskresi
protein
Meningkatnya tekanan darah
Penurunan fungsi ginjal
Rekomendadi Pencegahan DN
( nefropati diabetic )
Perubahan pola hidup
Mengurangi berat badan
Olah raga teratur
Pengurangan konsumsi alkohol
Kualitas Hidup
Perbandingan kualitas hidup pasien PD dan HD
setelah 3 bulan menjalani dialisis (Necosad study)
Setelah dialisis secara komperhensif, faktor-faktor
klinis yang turut berperan dalam menyebabkan
buruknya kualitas hidup pasien adalah :
Tingginya penyakit-penyakit penyerta
Rendahnya kadar hemoglobin
Berkurangnya fungsi ginjal ekstra
Kelebihan lain PD
Kadar Hb lebih tinggi, sehingga
kebutuhan EPO dan iv iron lebih
sedikit
Punularan hepatitis C minimal
Pasca transplantasi, graft berfungsi
lebih baik
Tidak membebani jantung
(hemodinamik stabil)
Dikerjakan sendiri / mandiri
HD
VS
PD
Keunggulan
Keunggulan
Dilakukan dalah waktu lebih singkat
Kimia darah lebih stabil
Lebih efisien terhadap pengeluaran zatHematocrite lebih tinggi
zat BM rendah
Pengendalian tekanan darah lebih
Terjadi sosialisasi di senter dialisis
mudah
Cairan dialisat sebagai sumber nutrisi,
pada penderita DM, insulin bisa
Kelemahan
diberikan intraperitoneal
Membutuhkan heparin
Membutuhkan vascular access
Kelemahan
Gangguan hemodinamik
Peritonitis
Pengendalian tekanan darah yang lebih
Obesitas
sulit
Hiperglikemi
Dibutuhkan disiplin diet dan jadwal
pengobatan yang teratur
Malnutrisi / protein loss
Hernia
Back pain
TERIMA KASIH