Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

SINDROM NEFROTIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1

Dosen Pengampu : Ns.Diana Tri Lestari,M.Kep

Disusun Oleh :

Mita Wulansari (20101440118048)

Muhammad Lutfi C (20101440118051)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/ DIPONEGORO

SEMARANG

TA 2019/2020
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan nikmatnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Sindrom
Nefrotik.

Tak lupa kami sampaikan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, serta semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena kami sadar sebagai
makhluk sosial kami tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan
tanpa adanya bimbingan, serta rahmat karunia dari-Nya.

Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi yang membutuhkan, Aamiin.

Semarang , 7 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumuan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 3

2.1 Definisi .................................................................................................................... 3


2.2 Etiologi .................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinik ................................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi ............................................................................................................ 4
2.5 Penatalaksanaan Medis ........................................................................................... 5
2.6 Pemeriksaan Penunjang ......................................................................................... 6
2.7 Pengkajian Keperawatan ......................................................................................... 6
2.8 Diagnosa Keperawatan............................................................................................ 7
2.9 Rencana Keperawatan ............................................................................................ 7

Bab III Penutup ....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................9

3.2 Saran ...................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningktan permabiitas
glomerulus terhadap protein plasma yang ditandai dengan edema anasarka,proteinuria
masif,hipoalbuminemia,hiperkolestrolemia,dan lipiduria.(prodosudjadi,2007)
Penyebab primer sindrom nefrotik biasaya digambarkan oleh histologi, yaitu sinroma
nefrotik kelainan minimal (SNKM) yang merupakan penyebab paling umum dari sindrom
nefrotik dapat menyerang siapa saja namun penyakit ini banyak ditemukan pada anak-
anak usia 1 sampai 5 tahun. Selain itu kecenderungan penyakit ini menyerang anak laki-
laki 2 kali lebih besar di bandingkan perempuan. (gunawan,2006)
Angka kejadian SN pada anak tidak diketahui pasti, namun lapora dari luar negeri di
pekirakan pada anak usia dibawah 16 tahun berkisar antara 2 sampai 7 ksus pertahun pada
setiap 100.000 anak. Menurut raja syeh angka kejadian kasus sindroma nefotik di asia
tercatat 2 kasus setiap 10.000 penduduk. Sedangkan di indonesia pada sindrom nefrotik
mencapai 6 kasus pertahun dari 100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun. Untuk
kejadian di Jawa Tengah sendiri mencapai 4 kasus tehitung mulai dari tahun 2000.( Israr
2009)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian sidrom nefotik ?
2. Bagaimana etiologi sindrom nefrotik ?
3. Bagaimana patofisiologi sindrom nefrotik ?
4. Bagainama manifestsi klinik sindrom nefrotik ?
5. Bagaimana penatalakanaan medis sindrom nefrotik ?
6. Bagaimana pemeriksaan penujang sindrom nefrotik ?
7. Bgaimana pengkajian keperawatan sindrom nefrotik ?
8. Bgaiamana diagnos keperawataan sindrom nefrotik ?
9. Bagaimana rencaa keperawatan sindrom nefrotik ?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medis pada klien dengan penyakit
sindrom nefrotik.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menjelaskan pengertian sindrom nefrotik


b. Menjelaskan etiologi sindom nefrotik
c. Menjelaskan patofisiologi sindrom nefrotik
d. Menjelaskan manifestasi kinik sindrom nefrotik
e. Menjelaskan pentalaksanakaan medis sindrom nefrotik
f. Menjelaskan pemeriksaan penunjang sindrom nefrotik
g. Mejelaskaan pengkajian keperawatan sindrom nefrotik
h. Menjelaskan diagnosa keperawatan sindrom nefrotik
i. Menjelaskan rencana keperawatan sindrom nefrotik

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan
glomerulus karena ada peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
menimbukan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema.(Betz,2009)

Sidrom nfrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,


hipoalbuminemia, dan hipokolestrolemia. Kadang-kadang terdapat
hematuria,hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal. ( Nurarif,2013)

Penyakit ini terjadi tiba-tiba,terutama pada aanak-anak. Biasana berupa oliguria


dengan urine berwana gelap atau urin yang kental akibat proteinuria berat.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui.Akhir-akhir ini dianggap


sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen antibody.Umumnya
etiologi dibagi menjadi:
a. Sidrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autonom atau karena reaksi maternofetal.Resisten
terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus. Pernah dicoba
pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis buruk dan
biasanya pasien meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
b. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
1. Malaria quartana atau parasit lainnya
2. Penyakit kolagen
3. Bahan kimia seperti trimetadion,paradion,penisiamin,garam emas,sengatan
lebah,air raksa.
c. Sindrom nefrotik idiopatik

Adalah sindrom nefrotik yang tidak diketahu penyebabnya atau disebut


sindrom nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsy

3
ginjal dengan pemeriksaan mikroskopi biasa dan mikroskopi electron.(Nurarif &
Kusuma,2013)

2.3 MANIFESTASI KLINIK

A. Gejala utama yang ditemukan adalah:


1. Restensi cairan dan edema yang mnambah berat badan,eema
periorbital,edem dependen,pembengkakan genetalia eksterna,edema
fasial,asites dan distensi abdomen.
2. Hipoalbuminemia < 20-30 mg/dl.
3. Proteinuria > 5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/ hari pada anak-anak.
4. Hiperlipidemia atau hiperkolesrolemia > 250 mg/dl

B. Pada sebagian pasien dapat ditemukan gejala lain yang jarang :


1. Hipertensi
2. Diare
3. Anorexia
4. Nyeri abdomen
5. Berat badan meningkat

2.4 PATOFISIOLOGI

Akumulasi cairan dalam ruang interstisial yang terliht pada wajah atau udem
anasarka, merupakan gejala kardinal pada anak dengan sindrom nefrotik.Udema
pada sindrom nefrotik umumnya akibat dari proteinuria masif yang kemudian
menyebabkan hipoalbuminemia,retensi natrim dan air untuk mengkompensasi
kukurangan volume intravaskular. (Gbadegesin, 2009)

Hipoalbuminemia terjadi pada sindrom nefrotik ketika kadar protein yang


hilang pada urine melebihi kemampuan hepar mensintesis albumin. Resultan
hopialuminemia menyebabkan rendahnya tekanan onkotik kapiler yang
meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sehingga terbentuk udema. Pembentukan
udema kemudian menyebabkan volume di intravaskular berkurang sehigga
mencetuskan mekanisme kompenasasi neurohumoral. Meknime tersebut dimediasi
oleh sistem saraf simpatik,sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA) dan

4
vasopressin arginin, dengan hasilna restensi ntrium dan air oleh ginjal. (Gbadegesin,
2009)

2.5 PENATALAKSAAN MEDIS

Pengobatan sindroma nefrotikhanya bersifat simptomatik, untuk mengurangi


atau menghilangkan proteinuria dan memperbaiki keadaan hipoalbuminemia,
mencegah dan mengatasi komplikasinya, yaitu:

o Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai kurang lebih
1 gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dan
menghindari makanan yang diasinkan. Diet protein 2-3 gram/kgBB/hari.
o Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik,
biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon
pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan hididroklortiazid (25-50
mg/hari) selama pengobatan diuretic perlu dipantau kemungkinan hipokalemi,
alkalosis metabolic dan kehilangan cairan intravaskuler berat.
o Dengan anti biotic bila ada infeksi harus diperiksa kemungkinan adanya TBC.
o Diuretikum, Boleh diberikan diuretic jenis saluretik seperti hidroklorotiasid,
klortahidon, furosemid atau asam ektarinat. Dapat juga diberikan antagonisal
dosteron seperti spironolakton (alkadon) atau kombinasi saluretik dan antagonisal
dosteron.
o Kortikosteroid, International Cooperative Study of Kidney Disease in Children
(ISKDC) mengajukan cara pengobatan sebagai berikut :
a) Selama 28 hari prednisone diberikan per oral dengan dosis 60 mg/hari/luas
permukaan badan (lpb) dengan maksimum 80 mg/hari.
b) Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28 hari dengan dosis
40 mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam satu minggu dengan dosis maksimum 60
mg/hari. Bila terdapat respons, maka pengobatan ini dilanjutkan secara
intermitten selama 4 minggu.
c) Tapering-off: prednisone berangsur-angsur diturunkan, tiap minggu: 30 mg,
20 mg, 10 mg sampai akhirnya dihentikan.

5
2.6 PEMERIKSAN PENUNJANG

1. Urinalis

Volumenya biasanya kurang dari 400ml/24 jam yang terjadi dalam 24-48 jam
setelah ginjal rusak,warna kotor,sdimen kecoklatan menunjukkan adanya darah ,
Hb,monoglobin,porfirin. Berat jenis kurang dari 1,020 menunjukkan penyakit
ginjal.

2. Pemeriksaan sedimen urin

Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran oval fat bodies: epitel sel
yang mengandung butir-butir lemak,kadang-kadang dijumpai
eritosit,leokosit,torak hialin dan totak eritrosit.

3. Pengukuran protein urin

Dilakukan melalui timed colection atau single spot collection.timed collection


dilakukan melalui pengumpulan urin 24 jam,mulai dari jam 7 pagi hingga waktu
yang sama keesokan harinya.

4. Pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan imunolois

5. USG renal : terdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.

2.7 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Data Subjektif

Lihat Glomeulonefritis

B. Data Objektif

Data objektif meliputi :

 Edema ( lokasi dan tingkat pitting)


 Asupan dan haluaran
 BB setiap hari
 Ukuran lingkar abdomen (untuk kemungkinan asites)
 Integrita kulit (edema dapat mengancam integritas kulit)
 Pernapasan (untuk tanda edema paru)
6
2.8 DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan pada kasus ini antara lain :

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan


anoreksia,edema,dan albuminemia.
b. Resiko infeksi yag berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh (teraapi
imuosupresan,kekurangan protein,edema dan imobilitas)
c. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang diperluka,sikap
acuh terhadap informasi, dan kelalaian).
2.9 RENCANA KEPERAWATAN
a. Penigkatan nutrisi
Karena pasien mengalami anoreksia,batasi asupan natrium.makanan yang
rendah natrium dapat membuat anoreksia bertambah. Makanan diberikan
sedikit tetapi sering. Makanan tinggi protein didapat dari daging ( tidak
berlemak),ayam, ikan, dan susu skim.
Higiene oral secara teratur,teruttama sebelum makan,dapat mengurangi
bau napas yang menyertai gagal ginjal. Bau napas ini juga dapat
mempperberat anoreksia. Berat bdan ditimbang setiap hari.
b. Pencegahan infeksi
Hilangnya banyak protein melalui urin dapat mengurangi daya tahan
tubuh. Bahwa pasien menerima terapi steroid yang mempunyai sifat
imunosupresan.tanda dan gejala infeksi harus segera ditangani. Kultur dan
sensitivitas dilakukan. Pasien diberikan antibiotik yang sesuai. Proseur invasif
perlu dihindari. Apabila perlu dilakukan, teknik aseptik harus diperhatikan.
Edema dapat merusak integritas kulit. Infeksi mudah masuk melalui luka
pada kulit. Posisi pasien diubah setiap dua jam. Pasien pri dapat megalami
edema skrotum.
c. Penyuluhan pasien atau keluarga
Penyuluhan pada pasien meliput informasi mengenai:
1. Efek sindrom nefrotik pada ginjal dan kemungkinan diakukan dialisis
atau transplantsi ginjal.
2. Edukasi : nama obat,dosis,frekuensi,efek samping,serta perlunya
menghabiskan antibiotik sesuai program dokter.
3. Nutrisi : peningkatan proteindan kalori serta pengurangan garam.

7
4. Kebiasaan yang dapat mempertahankan kesehatan umum : menghindari
sumber infeksi,nutrisi yang adekuat,istirahat dan tidur yang cukup.
5. Pewatan lanutan unuk pemantauan fungsi ginjal.

( Mary,2009)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan
glomerulus karena ada peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein
plasma menimbukan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema.
Etiologi sindrom nefrotik ada 3 yaitu : Sidrom nefrotik bawaan, sindrom nefrotik
seunder, dan sindrom nefrotik idiopatik atau primer. Manifestsi sindrom nefrotik
adalah kurangnya hipoalbuminemia, kelebihan proteinuria , dan hiperlipidemia
atau hiperkolesrolemia.
Akumulasi cairan dalam ruang interstisial yang terliht pada wajah atau udem
anasarka, merupakan gejala kardinal pada anak dengan sindrom nefrotik.Udema
pada sindrom nefrotik umumnya akibat dari proteinuria masif yang kemudian
menyebabkan hipoalbuminemia,retensi natrim dan air untuk mengkompensasi
kukurangan volume intravaskular. Penalaksnaan medis dapat kita lakukan dengan
istirahat sampai edema tinggal sedikit. Pemerikaan penunjang dengaan urinalis,
pemeriksaan sedimen uine, dan pengukuran protein urine. Pengkajiaan
keperawatan dapat dilihat dari data subjektif dan objektif. Diagnosa keperawatan
dengan adanya nutrisi kurang dari kebutuhannya, resiko infeksi yang berhubungan
dengan penurunan daya tahan tubuh, dan defisit pengetahuan terhadap informasi
yang diperlukan. Intervensi keperwatan adalah dengan peningkatan nutrisi,
pencegahan infeksi, dan penuuhan kepada keluarga maupun pasien terkait dengan
informasi yag diperlukan.

3.2 SARAN

Dengan adanya sindrom nefrotik yang paling banyak menyerang anak-anak


diharapkan orang tua selalu menjaga kesehatan dan memantau selalu kondisi
kesehatan anaknya. Dan orang tua selalu menjaga asupan makanan makanan yang
diberikan kepada anak.dan biasakan mengonsumsi makanan dengan mengandung
protein yang tinggi dan menghindari makanan dengan kadar garam yang tinnggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5.Jakarta:EGC

Nurarif , Amin Huda.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Bedasarkan Diagnosa Medis&


NANDA NIC NOC Jiid 2.Jakarta: EGC

Chesney, R.W.2010.The Ideopathic Nephrotic Syndrome.Curr Opin Pediatrics 11: 158-61

Donna, L.W,2009.Pedoman Klinis Keperwatan Anak,aih bahasa : Monica Ester.Jakarta:EGC

Baradero, Mary.2009.Klien Gangguan Gijal Seri Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

10

Anda mungkin juga menyukai