Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1 Adinda Aulia P. Y (17.156.01.11.086)


2 Annisa F. Matondang (17.156.01.11.092)
3 Desi Deria (17.156.01.11.097)
4 Diana Rakhman N (17.156.01.11.101)
5 Lucya Mentary (17.156.01.11.109)
6 Putri Melati (17.156.01.11.114)
7 Rahmat Hidayat (17.156.01.11.115)

S1 Ilmu Keperawatan

STIKes Medistra Indonesia

JL . Cut Mutia Raya No.88 A- Kel. Sepanjang jaya-Bekasi


Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, email : stikesmi@yahoo.co.id
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Populasi Terlantar, Miskin Dan Tunawisma.”. Dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini kami akan menyampaikan terimakasih kepada Bapakselaku dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas II, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan. Oleh karena itu kami selaku
penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khusus dan umumnya bagi para pembaca.

Bekasi, 16 Febuari 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan reproduksi menurut Koblinsky adalah

kemampuan perempuan hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang

lebih dahulu, sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri dan proses

persalinan yang sukses serta relatif bebas dari penyakit ginekologis dan risikonya.

Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik,

mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau

kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta

prosesnya (Melyana, 2005).

Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut

Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu

yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada

umumnya mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur

10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut

Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan

saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih, 2004).

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,

fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi

remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,
ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi

HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.Permasalahan tersebut

disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan

sehat secara reproduksi.Orang tua yang diharapkan remaja dapat dijadikan tempat

bertanya atau dapat memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi,

ternyata tidak banyak berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk

dibicarakan dengan anak remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan

remaja dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang

kesehatan reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya,

seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara menyampaikannya, tidak ada waktu,

dan lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah

dengan pemberian pendidikan mengenai kesehatan reproduksi.

Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi

dengan serius. Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi

Remaja) yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah mengupayakan

agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Karena

pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa

yang akan kita pilih. Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat

perkembangan zaman instant yang serba canggih ini.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep remaja ?

2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan remaja ?

3. Bagaimana cara memelihara organ reproduksi ?

4. Apa yang dimaksud dengan seksualitas remaja ?

5. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan perilaku seksual ?

6. Bagaimanakah Asuhan keperawatan komunitas?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep remaja

2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja

3. Untuk mengetahui cara memelihara organ reproduksi

4. Untuk mengetahui seksualitas remaja

5. Untuk mengetahui penyimpangan perilaku seksual

6. Untuk mengetahui bagaimana intervensi asuhan keperawatan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Remaja

Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja

(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10

sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda

(youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health

Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja

adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun);

remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian

disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24

tahun.

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai

20-21 tahun.

2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi

fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara

masa anak-anak menuju masa dewasa.

a. Masa Transisi Remaja

Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut

menurut gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai berikut.
a) Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh

Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum

sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan

kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurang

konsisten.

b) Transisi dalam kehidupan emosi

Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan peningkatan

kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidakstabilan emosi.

Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi

dilain sisi akan gembira, tertawa, ataupun marah-marah.

c) Transisi dalam kehidupan sosial

Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga, dimana

lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran ikatan

pada teman sebaya merupakan uapaya remaja untuk mandiri (melepaskan ikatan

dengan keluarga).

d) Transisi dalam nilai-nilai moral

Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai

yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang

diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai sendiri.

e) Transisi dalam pemahaman

Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai

mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.


B. Konsep Kedewasaan

Karakteristik remaja (adolescence) adalah tumbuh menjadi dewasa. Secara fisik,

remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis,

terutama yang terkait dengan kelenjar seksual. Sementara itu, secara psikologis remaja

merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek

kognitif, emosi, sosial, dan moral antara masa anak-anak menuju dewasa.

Terdapat bukti bahwa konsep diri remaja berbeda di berbagai konteks dan remaja

memandang diri berbeda jika berada teman sebaya dibandingkan saat dengan orang tua

dan guru. Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah mencapai nilai-nilai

kedewasaan. Adapun ciri-ciri kedewasaan antara lain :

1. Emosi relatif lebih stabil (mampu mengendalikan emosi);

2. Mandiri (baik secara ekonomi, sosial, dan emosi);

3. Mampu melakukan upaya menyerahkan sumber daya dalam diri dan lingkungan

untuk memecahkan masalah.

4. Adanya interdependensi (saling ketergantungan) dalam hubungan sosial.

5. Memiliki tanggung jawab.

6. Memiliki control diri yang adekuat (mampu menunda kepuasan, melawan godaan,

serta mengembangkan prestasi sendiri).

7. Memiliki tujuan hidup yang realistis.

8. Memiliki dan menghayati nilai-nilai keagamaan yang dianut.

9. Peka terhadap kepentingan orang lain.

10. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (bersikap luwes), bertindak secara

tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.


C. Aspek Pertumbuhan

Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor lingkungan dapat

memberi pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat perubahan. Perubahan

dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: hipotalamus, dan hipofisis. ketika kedua organ

ini bekerja, ada tiga kelenjar yang dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak

ginjal, dan kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama

dan berinteraksi dengan factor genetik maupun lingkungan.

Tabel Perubahan- perubahan yang Dipengaruhi oleh Hormon

Jenis
Perempuan Laki - laki
Perubahan
Hormon Estrogen dan progesteron Testosteron
Tanda Menstruasi Mimpi basah
Perubahan  Pertambahan tinggi badan.  Tumbuh rambut di sekitar

Fisik  Tumbuh rambut di sekitar alat kemaluan, kaki, tangan,

kelamin dan ketiak. dada, ketiak dan wajah.

 Kulit menjadi lebih halus. Tampak pada anak laki –

 Suara menjadi lebih halus dan laki mulai berkumis,

tinggi. berjambang, dan berbulu

 Payudara mulai membesar. ketiak.

 Suara bariton atau


 Pinggul semakin membesar.
bertambah besar.
 Pahamembulat.
 Badan lebih berotot
 Mengalami menstruasi.
terutama bahu dan dada.

 Pertambahan berat badan

dan tinggi badan.


 Buah zakar menjadi lebih

besar dan bila terangsang

dapat mengeluarkan

sperma.

 Mengalaami mimpi

basah.

D. Aspek Perkembangan Remaja

Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu Nature dan Nurture . Konsep

Nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode

perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan

yang terjadi dalam dirinya. Konsep Nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami

masa badai dan tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan

dimana remaja itu tinggal.

a. Perkembangan Sosial

Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola perilaku dewasa

merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja. Remaja diharuskan dapat

menyasuaikan diri dengan peran orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak-

anak. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar

lingkungan keluarga dan sekolah.

b. Kuatnya Teman Sebaya

Berdasarkan ciri- ciri yang dimiliki seperti menjadi egosentris, kebingungan peran

dan lain- lain, maka seorang remaja mulai mencari pengakuan dirinya di luar rumah.

Pada usia remaja, seseorang menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman
sebayanya dibandingkan bersama dengan orangtuanya, sehingga wajar saja jika

tingkah laku dan norma/aturan- aturan yang dipegang banyak dipengaruhi oleh

kelompok sebayanya.namun, meskipun tampaknya remaja sangat bergantung pada

teman sebayanya, pada remaja sendiri terdapat sikap ambivalen. Di satu sisi ingin

membuktikan kemandiriannya dengan melepaskan diri dari orangtuanya, tetapi disisi

lain mereka masih tergantung pada orangtuanya.

Remaja akan tetap meminta pertimbangan dari orangtuanya ketika menghadapi

masalah yang berat atau harus menentukan sesuatu yang berkaitan dengan masa

depannya yang berakibat jangka panjang. Hal ini merupakan bentuk ketergantungan

remaja kepada orangtua. Ketergantungan pada teman sebaya lebih mengarah pada

hal-hal yang berkaitan dengan relasi sosial atau penerimaan lingkungan (misalnya

tingkah laku/kebiasaan sehari- hari, kesukaan, aktivitas yang dipilih, gaya bahasa,

dan lainnya).

Diterima oleh teman sebaya merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi remaja,

sehingga penyesuaian diri dengan kelompok, misalnya penyesuaian dengan selera,

cara berpakaian, cara berbicara dan berperilaku sosial lainnya adalah penting

( Hurlock, 1973). Namun, perilaku mengikuti kelompok akan semakin berkurang

sesuai dengan bertambahnya kematangan karena remaja semakin ingin menjadi

individu yang mandiri dan unik serta lebih selektif dalam memilih sahabat.

Keluarga yang memberikan kehangatan serta ikatan emosi dalam kadar yang tidak

berlebihan dan senantiasa memberikan dukungan positif dapat membantu anak

mengembangkan ikatan lain di luar keluarga secara lebih baik. Ia mampu

menentukan kapan ia harus mengikuti kelompoknya dan kapan harus menolak


ajakan dari teman sebayanya sehingga remaja tersebut akan terbebas dari tekanan

teman sebaya untuk melakukan hal- hal negatif. Perubahan dalam perilaku sosial

ditunjukkan dengan :

1. Minat dalam hubungan heteroseksual yang lebih besar;

2. Kegiatan- kegiatan sosial yang melibatkan kedua jenis kelamin;

3. Bertambahnya wawasan sehingga remaja memiliki penilaian yang lebih baik serta

lebih bisa mengerti orang lain. Remaja juga mengembangkan kemampuan sosial

yang mendorongnya lebih percaya diri dan aktif dalam aktivitas sosial.

4. Berkurangnya prasangka dan diskriminasi. Mereka cenderung tidak

mempersoalkan orang yang tidak cocok latar belakang budaya dan pribadinya.

c. Pengelompokan Sosial Baru

Kelompok remaja yang beranggotakan laki-laki biasanya lebih besar dan tidak

terlalu akrab, sedangkan kelompok remaja perempuan membentuk kelompok yang

lebih kecil dan lebih akrab. Remaja laki- laki cenderung lebih banyak berbagi

pengalaman petualangan atau topik- topik tertentu yang menarik (olahraga , music,

film, teknologi,dan lainnya). Umumnya mereka jarang berbagi perasaan atau emosi

dengan teman sebayanya, sedangkan remaja perempuan lebih bisa berbagi

pengalaman dan perasaan.

Dalam pengelompokan sosial, akan muncul nilai- nilai baru yang diadaptasi oleh

remaja.Nilai- nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nilai baru dalam memilih teman. Pemilihan teman berdasarkan kesamaan minat

dan nilai- nilai yang sama, yang dapat mengerti dan memberi rasa aman, serta
yang dapat berbagi masalah dan membahas hal- hal yang tidak dapat dibicarakan

dengan orang dewasa.

2. Nilai baru dalam penerimaan sosial. Remaja menerima teman- teman yang

disenangi dan menolak yang tidak disenangi yaitu dimulai dengan menggunakan

standar yang sama dengan kelompoknya.

3. Nilai baru dalam memilih pemimpin. Remaja memilih pemimpin yang

berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh orang lain dan

dapat menguntungkan mereka, bukan pada penilaian fisik melainkan pada orang

yang bersemangat, bergairah, penuh inisiatif, bertanggung jawab, banyak ide,

dan terbuka.

Jenis- jenis pengelompokkan sosial remaja antara lain:

1) Teman dekat atau sahabat karib

2) Kelompok kecil, terdiri atas kelompok teman- teman dekat, biasanya terdri

atas jenis kelamin yang sama.

3) Kelompok besar, terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok teman

dekat, biasanya berhubungan dalam aktivitas khusus.

4) Kelompok yang terorganisasi, dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh

sekolah, organisasi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan sosial para

remaja yang tidak mempunyai kelompok kecil atau kelompok besar.

5) Kelompok geng yang terdiri atas anak- anak yang memiliki minat utama

yang sejenis untuk menghadapi penolakan teman- teman melalui perilaku

antisosial. Pengaruh geng cenderung meningkat selama masa remaja.

d. Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori perkembangan kognitif piaget, kemampuan kognitif remaja berada

pada tahap formal operational. Remaja harus mampu mempertimbangkan semua

kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dan mempertanggung jawabkannya.

Berkaitan dengan perkembangan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah

laku sebagai berikut :

1. Kritis

Segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung

mempertanyakan kembali aturan-aturan yang diterimanya.

2. Rasa ingin tahu yang kuat.

Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya

kebutuhan/kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/dipecahkan.

3. Jalan pikiran egosentris.

Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis dan

egosentris, menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir yang

berbeda dengan pola pikirnya.

a) Imagery audience.

Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain

menyebakan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan dapat

mmengaruhi konsep dirinya.

b) Personal fablas.

Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbed dengan orang lain.

Tercapainya tahap perkembangan ini ditandai dengan individu mampu :


1. Berpikir secara kontra-faktual (kontra-faktual), artinya dia menyadari bahwa

realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa memaknai suatu

realitas sesuai kehendaknya

2. Realitas adalah kondisi nyatanya (objektif) sedangkan pikiran tentang

realitasnya adalah kondisi subjektif (persepsi).

e. Perkembangan Moral

Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi :

1. Pada masa remaja, mereka mulai “memberontak” dari nilai-nilai orangtua dan

orang dewasa lainnya serta mulai menentukan nilai-nilainya sendiri.

2. Pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang

nyata.

3. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar, bukan pada apa yang salah.

4. Penilaian moral menjadi semakin kritis sehingga remaja lebih berani menganalisis

norma sosial dan norma pribadi, serta berani mengambil keputusan berbagai

masalah moral yang dihadapinya.

5. Penilaian moral menjadi kurang egosentris, tetapi lebih mengembangkan norma

berdasarkan nilai-nilai kelompok sosialnya.

6. Penilaian moral cenderung melibatkan beban emosi dan menimbulkan ketegangan

psikologis.
f. Perkembangan Konsep Diri (Kepribadian).

Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya

sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya meliputi penilaian diri dan

penilaian sosial.

Penilaian diri berisi pandangan dirinya terhadap hal-hal, antara lain :

1. Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri.

2. Suasana hati yang sedang dihayati remaja.

3. Bayangan subjektif terhadap kondisi tubuhnya.

4. Merasa orang lain selalu mengamati/memperhatikan dirinya (kaitannya dengan

perkembangan kognitif).

Remaja memiliki harapan-harapan peran dan cita-cita ideal yang ingin dia capai yang

cenderung tidak realistis. Ciri-ciri perkembangan konsep diri remaja antara lain terdiri

atas :

1) Perubahan perkembangan fisik yang cukup drastic pada masa remaja, kadang

kadang tidak/kurang proposional.

2) Sangat terpengaruh oleh pandangan orang lain terhadap dirinya.

3) Memiliki aspirasi yang sangat tinggi tentang segala hal.

4) Memandang diri lebih rendah atau lebih tinggi dari pada kondisi objektifnya.

5) Merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian.

g. Perkembangan heteroseksual.

Dalam perkembangan heteroseksual ini, remaja belajar memerankan peran jenis

kelamin yang diakui oleh lingkungannya. Remaja perempuan menemukan adanya

double standard , dimana remaja laki-laki boleh melakukan hal yang bagi remaja
perempuan sering sekali disalahkan. Kondisi pandangan budaya tertentu mengenai

peran jenis kelamin remaja mengakibatkan munculnya efek penggolongan dalam

masyarakat, contohnya antara lain :

1. Remaja laki-laki memiliki perasaan lebih unggul yang relatif terus menetap dan

diharapkan dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan masyarakat.

2. Prasangka jenis kelamin melahirkan kecenderungan merendahkan prestasi

perempuan meskipun prestasi itu menyamai atau bahkan melebihi prestasi laki-

laki.

3. Perempuan mengalami perasaan takut untuk sukses karena didasarkan pada

anggapan bahwa keberhasilan akan mendapatkan dukungan sosial laki-laki dan

menjadi halangan yang besar dalam proses mencari pasangan hidup.

Beberapa ciri penting perkembangan heteroseksual remaja secara umum antara lain :

1) Remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya

untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

2) Minat terhadap lawan jenis makin kuat disertai keinginan kuat untuk

memperoleh dukungan dari lawan jenis.

3) Minat terhadap kehidupan seksual.

4) Remaja mulai mencari informasi tentang kehidupan seksual orang dewasa,

bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi untuk

melakukannya.

5) Minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya dorongan seksual dan

ketertarikkan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai diarahkan untuk

menarik perhatian lawan jenis.


E. Pemeliharaan Organ Reproduksi

a. Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan

1) Pembersihan Vagina

Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina)

secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis

buang air kecil, buang air besar ataupun ketika mandi. Apabila anda alergi dengan

sabun yang lembut, anda bisa membasuhnya dengan air hangat.

Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan ke belakang , dan jangan

terbalik karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke

vagina. Gunakanlah air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu panas

karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan

lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan erlebih dahulu dengan

menggunakan handuk atau tisu yang tidak berparfum.

2) Mengganti celana dalam secara teratur

Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan

daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi kaum wanita untuk

mengganti celana dalam 2x sehari di saat mandi.Apalagi, jika anda termasuk wanita

yang aktif dan mudah berkeringat. Pada saat menstruasi gunakan pembalut dengan

bahan yang lembut sehingga dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung

bahan yang bis membuat alergi ( misalnya parfum atau gel). Pembalut perlu diganti

sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang

berkembang biak pada pembalut.

3) Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina


Mencuci tangan sebelum menyentuh vagina penting untuk dilakukan agar mencegah

masuknya kuman masuk ke dalam vagina.

4) Memilih celana dalam

Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun. Bahan lain,

seperti nylon dan polyester akan emmbuat gerah dan panas sehingga vagina menjadi

lembab sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri dan jamur untuk berkembang

biak.

5) Handuk/washlap

Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk

mengeringkan vagina anda.

6) Mencukur rambut kemaluan

Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk

menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina. Selain melakukan

perawatan daerah kewanitaan, pemeriksaan rutin oleh dokter juga perlu dilakukan

untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar dokter mengetahui jika terdapat

gangguan sehingga dapat segera ditangani.

b. Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja Pria

1) Membersihkan organ kelamin secara teratur

Bersihkan organ kelamin setiap hari dengan menggunakan air bersih.Untuk para

pria, terutama yang tidak disunat, sebaiknya bersihkan bagian dalam penutup kepala

penis. Hal ini karena kotoran yang terdapat di dalam (smegma) dapat memicu

terjadinya kanker. Oleh karena itu, penis harus dibersihkan setiap hari. Sebaliknya
untuk pria yang telah disunat, pastikan penutup kepala penis telah terbuka secara

sempurna.Jika masih menempel maka itu sangat beresiko menimbulkan penyakit.

2) Mencukur rambut kemaluan

Usahakan mencukur pendek rambut kemaluan secara berkala.Jangan biarkan rambut

kemaluan tetap panjang karena bisa menjadi tempat tumbuhnya bakteri.Akn tetapi,

jangan mencukur habis rambut kemaluan.Sebab, sebenarnya rambut kemaluan juga

memiliki bakteri flora normal yang berguna menjaga kebersihan alat kelamin.

3) Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari

Sebagaimana halnya wanita, celana dalam pria hendaknya diganti minimal dua kali

sehari. Hal ini karena celana dalam sangat riskan untuk tumbuh kembangnya bakteri

yang merugikan apabila dalm kondisi kotor ataupun lembab akibat keringat. Oleh

karena itu, mengganti celana dalam secara teratur (minimal dua kali sehari) dapat

mencegah berkembangnya bakteri.

4) Hindari sinar elektromagnetik

Hindarkan organ kelamin dari paparan cairan berbahaya ataupun gelombang

elektromagnet kuat, seperti sinar x. Khusus untuk pria, usahakan menghindari

penggunaan celana ketat ataupun menempelkan sesuatu yang hangat/panas, misalnya

laptop ai atas paha ataupun pada kelamin, karena hal ini akan berpengaruh pada

sistem reproduksi sel-sel kelamin yang bisa mengakibatkan kemandulan.

F. Ruang Lingkup Seksualitas

a. Seksual Biologis

Komponen yang mengandung beberapa ciri dasar seks yang terlihat pada individu

yang bersangkutan (kromosom, hormone, serta ciri seks primer dan sekunder). Ciri
seks primer timbul sejak lahir, yaitu alat kelamin luar (genitalia eksterna) dan alat

kelamin dalam (genitalia interna) . ciri seks sekunder timbul saat seseorang meningkat

dewasa, misalnya timbul bulu-bulu badan di tempat tertentu (ketiak, dada):

berkembangnya payudara perempuan, dan perubahan suara laki-laki.

b. Identitas Seksual

Identitas Seksual adalah konsep diri pada individu yang menyatakan dirinya laki-laki

atau perempuan. Identitas seksual dalam bentuknya banyak dipengaruhi oleh

lingkungan dan tokoh yang sangat penting (orang tua).

c. Identitas Gender

Identitas Gender adalah penghayatan perasaan laki-lakian atau keperempuanan yang

dinyatakan dalam bentuk perilaku sebagai laki-laki atau perempuan dalam lingkungan

budayanya. Identitas budaya merupakan interaksi antara factor fisik dan psikoseksual.

Interaksi yang harmonis diantara kedua factor ini akan menunjang perkembangan

norma seorang perempuan atau laki-laki.

d. Perilaku Seksual

Perilaku seksual yaitu orientasi seksual dari seorang individu yang merupakan

interaksi antara kedua unsur yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku seksual dan

tingkah laku gender. Tingkah laku seksual didasari oleh dorongan seksual untuk

mencari dan memperoleh kepuasan seksual, yaitu orgasmus. Tingkah laku gender

adalah tingkah laku dengan konotasi maskulin atau feminim diluar tingkah laku

seksual. Perilaku seksual itu mulai tampak setelah anak menjadi remaja.
G. Perilaku Seksual Remaja

a. Definisi

Seksualits merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik pria maupun perempuan.

Seperti tubuh dan jiwa yang berkembang, seksualitas juga berkembang sejak masa

anak-anak, remaja, sampai dewasa. Seksualitas diekspresikan dalam bentuk perilaku

seksual, yang di dalamnya tercakup fungsi seksual.

Cara yang biasa di lakukan orang untuk menyalurkan dorongan seksual : Setiap

manusia normal mempunyai dan merasakan adanya dorongan seksual atau yang lebih

populer di sebut sebagai gairah seksual. Dorongan seksual adalah suatu bentuk

keinginan yang bersifat erotik yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas

seksual sampai kepada hubungan seksual.

Dorongan seksual di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :

1. Hormon seks, khususnya testosteron. Peranan hormon ini mulai aktif pada masa

remaja.

2. Rangsangan seksual yang di terima

3. Keadaan kesehatan tubuh secara umum.

4. Faktor psikososial.

5. Pengalaman seksual sebelumnya

Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual :

1) Dorongan seksual

2) Keadaan kesehatan tubuh

3) Psikis

4) Pengetahuan seksual
5) Pengalaman seksual sebelumnya

b. Penyimpangan Perilaku Seksual

1. Definisi

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk

mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang

digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar.

Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman

sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

2. Jenis-Jenis Gangguan Seksual

Gangguan Identitas Diri : Transeksualisme

Transeksualisme adalah suatu kelainan identitas jenis kelamin yang nyata. Gangguan

itu adalah keinginan untuk memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan kenyataan

(wanita ingin menjadi pria, pria ingin menjadi wanita); atau keyakinan bahwa

seseorang telah masuk ke dalam sebuah tubuh dengan jenis kelamin yang salah. Minat

seksual kaum transeksual ini biasanya adalah yang sejenis kelamin (homoseksual,

walaupun mereka tidak mau disebut sebagai homoseks), tetapi juga yang melaporkan

pernah mengalami hubungan heteroseksual dan beberapa di antara mereka dilaporkan

aseksual (tidak berminat pada seks).

1) Gangguan identitas jenis masa kanak-kanak

Walaupun transeksualisme biasanya mulai timbul sejak masa kanak-kanak, akan

tetapi ada gangguan jenis yang hanya terjadi pada masa kanak-kanak saja.

2) Gangguan identitas jenis tidak khas


Yaitu tidak sepenuhnya menunjukkan tanda-tanda transeksualisme, akan tetapi ada

perasaan-perasaan tertentu yang menolak struktur anatomi dirinya seperti merasa

tidak mempunyai vagina atau vagina yang akan tumbuh menjadi penis (pada

wanita), atau merasa tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri (pada pria).

3) Parafilia (Devisiasi seksual)

Adalah gangguan seksual karena pada penderita seringkali menghayalkan

perbuatan seksual yang tidak lazim, sehingga khayalan tersebut menjadi kekuatan

yang mendorong penderita untuk mencoba dan melakukan aktivitas yang

dikhayalkannya.

4) Disfungsi Psikoseksual

Adanya hambatan pada selera/minat seksual atau terdapat hambatan pada

perubahan psikofisiologik, yang biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah

seksual. Misalnya hambatan selera seksual, hambatan gairah seks (Impoten, dan

firgiditas), hambatan orgasme, ejakulasi prematur, dispareunia fungsional,

vaginismus fungsional.

5) Homoseksual

Terminologi/definisi homoseksual tidak hanya diberlakukan buat pria, sebenarnya

wanita yang hanya sharing terhadap sesamanya juga termasuk dalam kategori

homoseksual, tetapi di masyarakat umum istilah lesbianisme lebih dikenal untuk

wanita yang suka sama wanita. Padahal arti homo sendiri berarti sama, sejenis,

atau golongan. Berarti homoseksualadalah orang yang merasakan atau hanya

tertarik dengan jenis kelamin yang sama, kalau cewek seneng sama cewek, terus

cowok seneng sama cowok juga. Lesbianisme dalam batas-batas tertentu di anggap
sebagai deviasi seksual, misalnya yang dilakukan di asrama-asrama putri atau

rumah penjara, karena keadaan yang mendorong pelaku-pelakunya untuk berbuat

demikia. Dalam keadaan normal mereka tidak melakukannya lagi. Dan mereka

dapat dimasukkan ke dalam golongan lesbian pasif dan dapat terkait dalam

pernikahan. Namun demikian, banyak di antara mereka yang menunjukkan sikap

dingin (frigid) dalam hubungan heteroseksual (permpuan-lelaki). Lesbian yang

aktif tidak akan menikah, akan tetapi hanya pasangan yang sejenis kelaminnya

saja.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II
A. Pengkajian
Diperoleh data kesehatan siswa di SMA P sebagai berikut :
 Perilaku seksual siswa menunjukan dari Cuma berpacaran dengan pegangan dan
pelukan sebesar 36,5%
 Pemahaman siswa mengenai sex, gender, dan norma seputar kesehatan reproduksi
7,9%
 Siswa yang mengunakan fasilitas pelayanan kesehatan 17,5%
 Tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi rendah sebesar 6,3%
 Siswa yang mengaku pernah mengonsumsi alkohol 11,1%, merokok 7,9% dan
mencoba narkoba 3,2%
 Siswa memilih guru sebagai sumber informasi pertama tentang kesehatan
reproduksi (47,6%) dan pubertas (55,6%(, teman sebagai sumber informasi kedua
remaja tentang kesehatan reproduksi (30.2%) dan pubertas (28,6%)

B. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 Defisit Pengetahuan b.d Setelah dilakukan 1. Pengidentifikasian dan
Ketidakefektifan intervensi keperawatan penentuan kelompok
Pemeliharaan Kesehatan selama, 3 x dalam1 bulan intervensi
Reproduksi Siswa SMA P diharapkan pengetahuan 2. Menyepakati dan
siswa/siswi serta cara menentukan rencana
pemeliharaan kesehatan kegiatan pada masing-
reproduksi oleh SMA P masing kelompok
menjadi efektif. Dengan intervensi. Didasarkan
kriteria hasil : pada pertimbangan
1 Peningkatam karakter siswa dan waktu
pengetahuan kegiatan belajar mengajar
mengenai proses ini dilakukan
Reproduksi bersama sama dengan
2 Teridentifikasi siswa dan guru dengan
faktor resiko dan waktu yang telah
masalah yang disepakati.
berhubungan dengan 3. Pendidikan kesehatan
kesehatan, langsung tentang
reproduksi pada kesehatan reproduksi.
siswa/siswi. Terdapat 6 materi penkes
3 Terjadinya yang di sampaikan nanti
peningkatan, sikap, 4. Kampanye kesehatan
dan tidakan reproduksi melalui
kesehatan penyebaran leaflet dan
reproduksi poster yang berisikan
4 Tersebarnya “Bahaya seks bebas,
informasi mengenai HIV/AIDS, PMS,
kesehtan reproduksi SADARI, SAPENI dan
remaja cara menjaga kebersihan
5 Kemampuan organ reproduksi.
mencari bantuan 5. Diskusi kelompok untuk
dalam menggali masalah remaja
mempertahankan tentang kesehatan
kesehatan reproduksi dan strategi
reproduksi penyelesaian . Topik yang
di bahas adalah Mengenai
Sex, Gender, dan Norma
Seputar Kesehatan
reproduksi

2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan 1. Kemampuan menerima


reproduksi siswa SMP P intervensi keperawatan masukan dan evaluasi diri.
cenderung berisiko selama 3 x dalam 1 bulan 2. Diskusi gaya berpacaran
, diharapkan perilaku berisiko pada remaja
kesehatan reproduksi sekarang, seks bebas,
siswa SMP cenderung aborsi.
tidak berisiko.
3. Manajemen perilaku
tentang kemampuan
mengidentifikasi hobi dan
cita-cita.
4. Manajemen perilaku
tentang manfaat, kerugian
dan waktu ideal
berpacaran.
5. Manajemen perilaku
tentang kemampuan
mengidentifikasi
perbedaan perasaan suka
atau cita.
6. Manajemen perilaku
tentang kemampuan
mengenal potensi diri
dengan Johari window.
7. Manajemen perilaku
tentang sikap positif dan
tanggung jawab diri.
8. Lakukan intervensi berupa
pemberian edukasi dan
latihan tentang
komunikasi dan menolak
asertif.
9. Edukasi menggunakan
teknin BPIM terdiri dari 5
langkah yaitu permission,
limited information,
specific suggestions,
intensive therapy, review
dan evalution.

3 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan 1. Pendidikan Kesehatan


Cinderung Beresiko intervensi keperawatan tentang Bahaya dan
selama, 3 x dalam1 bulan Resiko Rokok, Alkohol
diharapkan: dan Penyalahgunaan
NAZA
1. Meningkatkan 2. Kampanye tentang rokok,
pengetahuan para alkohol dan Naza dengan
pelajar remaja melakukan penyebaran
mengenai kerugian, leaflet, pemasangan
bahaya langsung, dan poster.
tidak langsung dalam 3. Pelatihan terhadap
Rokok, Alkohol dan kelompok tentang
Penyalahgunaan pencegaham resiko
NAZA. merokok, mengkonsumsi
2. Menimbulkan sikap alkohol dan
negatif, sehingga penyalahgunaan NAZA
memiliki perasaan 4. Melakukan guidence,
tidak suka bahkan coaching, konseling.
takut terhadap Rokok, 5. Penayangan video yang
Alkohol dan menggambarkan
Penyalahgunaan pengalaman pengguna
NAZA NAZA
3. Memotivasi untuk 6. Diskusi kelompok, dan
menghindar, menjauhi diakhiri dengan posttest.
dari Rokok, Alkohol
dan Penyalahgunaan
NAZA
Dengan kriteria hasil :
Diusahakan dengan
memberikan informasi
mengenai Rokok,
Alkohol dan Naza dan
cara-cara memberikan
bekal kepada remaja,
diharapkan dapat
mengarahkan remaja
agar dapat
mengembangkan emosi,
moral, dan keterampilan
sosial secara optimal,
sehingga remaja dapat
merubah sistem nilai,
belief, dan sikap.

4 Ketidakefektifan penggunaan Setelah dilakukan 1. Memperkenalkan atau


fasilitas pelayanan kesehatan intervensi keperawatan mensosialisasikan
b.d kurangnya sosialisasi selama 3 x dalam 1 fasilitas-fasilitas
terhadap fasilitas kesehatan bulan, diharapkan kesehatan disekolah yang
disekolah d.d rendahnya penggunaan fasilitas tersedia
kunjungan siswa SMA P ke kesehatan oleh 2. Melakukan sosialisasi
Ruang UKS untuk siswa/siswi SMA P
bagaimana cara
menggunakan fasilitas menjadi lebih efektif dan
penggunaan fasilitas
kesehatan 17,5% optimal. Dengan kriteria
hasil : Siswa-siswi SMA kesehatan dengan benar
P dapat menggunakan 3. Mengarahkan siswa-siswi
fasilitas kesehatan SMA P yang sakit/ kurang
dengan optimal sehat ke ruangan
pelayanan kesehatan di
sekolah (UKS) untuk
menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia
4. Membuat team anggota
PMR untuk menolong
siswa – siswi SMA P
yang membutuhkan
pertolongan (sedang sakit)
yang kemudian dibawa
dan dirawat di UKS
dengan menggunakan
fasilitas kesehatan yang
tersedia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,

fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi

remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,

ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi

HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual. Pertumbuhan dan

Perkembangan Remaja, Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi kuantitatif

yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan fisik dan dapat diukur sedangkan

perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif.

Rangkaian perubahan dapat bersifat progresif, teratur, berkesinambungan, serta

akumulatif.

Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase

dewasa.Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari  : Menerima keadaan dan

penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif, Belajar berperan sesuai

dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan), Mencapai relasi yang baru dan

lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis, Mengharapkan dan

mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, Mencapai kemandirian secara

emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya, Mempersiapkan karir dan

kemandirian secara ekonomi, Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi

perkawinan dan kehidupan keluarga, Mengembangkan kemampuan dan keterampilan

intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan
atau pekerjaan),Mencapai nilai-nilai kedewasaan. Menstruasi/haid adalah perubahan

fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon

reproduksi. Pada masnuia hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan

monopause. Siklus menstruasi permulaan sikluas menstruasi ditandai dengan luruhnya

lapisan fungsional stratum endometrium hingga lapisan dasar stratum; periode ini disebut

dengan menstruasi atau haid.Kelenjar hipofisis melepaskan FSH, yang mengawali

pertumbuhan folikel di ovarium dan pelepasan hormon (khususnya estrogen), dari

ovarium.Lapisan uterus mulai tumbuh kemabli.Sekitar pertengahan siklus (hari ke-14),

folikel ruptur karena pengaruh LH dari kelenjar hipofisis.Sekitar periode ini, beberapa

wanita dapat mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan

Mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan mittelschm’erz dan

kondisi ini dapat menandakan berlangsungnya ovulasi dan aktivitas tuba fallopi.

Sedangkan pada laki-laki di tandai dengan mimpi basah atau emisi nokturnal (bahasa

Inggris: nocturnal orgasm) adalah pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya

dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai

menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang

erotis maupun tidak, tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila

ia seorang pria dewasa).

Pemeliharaan organ reproduksi pada remaja khusunya pada remaja perempuan

yaitu, pembersihan vagina, mengganti celana dalam dengan teratur, selalu mencuci

tangan sebelum menyentuh vagina, memilih celana dalam, mencukur rambut kemaluan.

Sedangkan pemeliharaan organ reproduksi pada remaja pria yaitu : Membersihkan organ
kelamin secara teratur, Mencukur rambut kemaluan, Gantilah celana dalam minimal dua

kali sehari, Hindari sinar elektromagnetik.


DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eni.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Jakarta : Salemba Medika

Suseno,Tutu A.dkk.2011. Kamus Kebidanan.Yogyakarta : Citra Pustaka

Holmes,Debbie.2012.Buku Ajar Ilmu Kebidanan.Jakarta : EGC Aizid,

Rizem.2012. Mengatasi Infertilitas (Kemandulan) Sejak Dini. Yogyakarta : 2012

Wulandari, Diah.2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta :

Nuha Medika

Priyanto, Agus.2009. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan

Kesehatan Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Widyastuti, Yani.2010. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya

Lubis, Namora Lumongga.2013. Psikologi Reproduksi Wanita & Perkembangan

Reproduksinya ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi.Jakarta : Kencana Prenada

Media Group

Saifuddin,Abdul Bari.2009.Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial.Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan

Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher

Anda mungkin juga menyukai