DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
S1 Ilmu Keperawatan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Populasi Terlantar, Miskin Dan Tunawisma.”. Dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini kami akan menyampaikan terimakasih kepada Bapakselaku dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas II, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan. Oleh karena itu kami selaku
penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khusus dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan reproduksi menurut Koblinsky adalah
kemampuan perempuan hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang
lebih dahulu, sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri dan proses
persalinan yang sukses serta relatif bebas dari penyakit ginekologis dan risikonya.
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut
Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu
yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada
umumnya mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur
10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut
Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,
ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi
sehat secara reproduksi.Orang tua yang diharapkan remaja dapat dijadikan tempat
ternyata tidak banyak berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk
dibicarakan dengan anak remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan
remaja dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang
kesehatan reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya,
seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara menyampaikannya, tidak ada waktu,
dan lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
dengan serius. Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja) yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah mengupayakan
agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Karena
pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa
yang akan kita pilih. Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Konsep Remaja
(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10
sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda
(youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health
Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja
adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun);
remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian
disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24
tahun.
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai
20-21 tahun.
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi tersebut
menurut gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai berikut.
a) Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
konsisten.
Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi
pada teman sebaya merupakan uapaya remaja untuk mandiri (melepaskan ikatan
dengan keluarga).
yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang
remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis,
terutama yang terkait dengan kelenjar seksual. Sementara itu, secara psikologis remaja
kognitif, emosi, sosial, dan moral antara masa anak-anak menuju dewasa.
Terdapat bukti bahwa konsep diri remaja berbeda di berbagai konteks dan remaja
memandang diri berbeda jika berada teman sebaya dibandingkan saat dengan orang tua
dan guru. Salah satu tugas perkembangan masa remaja adalah mencapai nilai-nilai
3. Mampu melakukan upaya menyerahkan sumber daya dalam diri dan lingkungan
6. Memiliki control diri yang adekuat (mampu menunda kepuasan, melawan godaan,
10. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (bersikap luwes), bertindak secara
Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor lingkungan dapat
dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: hipotalamus, dan hipofisis. ketika kedua organ
ini bekerja, ada tiga kelenjar yang dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak
ginjal, dan kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama
Jenis
Perempuan Laki - laki
Perubahan
Hormon Estrogen dan progesteron Testosteron
Tanda Menstruasi Mimpi basah
Perubahan Pertambahan tinggi badan. Tumbuh rambut di sekitar
dapat mengeluarkan
sperma.
Mengalaami mimpi
basah.
Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu Nature dan Nurture . Konsep
Nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode
perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Konsep Nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami
masa badai dan tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan
a. Perkembangan Sosial
Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola perilaku dewasa
menyasuaikan diri dengan peran orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak-
anak. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar
Berdasarkan ciri- ciri yang dimiliki seperti menjadi egosentris, kebingungan peran
dan lain- lain, maka seorang remaja mulai mencari pengakuan dirinya di luar rumah.
Pada usia remaja, seseorang menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman
sebayanya dibandingkan bersama dengan orangtuanya, sehingga wajar saja jika
tingkah laku dan norma/aturan- aturan yang dipegang banyak dipengaruhi oleh
teman sebayanya, pada remaja sendiri terdapat sikap ambivalen. Di satu sisi ingin
masalah yang berat atau harus menentukan sesuatu yang berkaitan dengan masa
depannya yang berakibat jangka panjang. Hal ini merupakan bentuk ketergantungan
remaja kepada orangtua. Ketergantungan pada teman sebaya lebih mengarah pada
hal-hal yang berkaitan dengan relasi sosial atau penerimaan lingkungan (misalnya
tingkah laku/kebiasaan sehari- hari, kesukaan, aktivitas yang dipilih, gaya bahasa,
dan lainnya).
Diterima oleh teman sebaya merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi remaja,
cara berpakaian, cara berbicara dan berperilaku sosial lainnya adalah penting
individu yang mandiri dan unik serta lebih selektif dalam memilih sahabat.
Keluarga yang memberikan kehangatan serta ikatan emosi dalam kadar yang tidak
teman sebaya untuk melakukan hal- hal negatif. Perubahan dalam perilaku sosial
ditunjukkan dengan :
3. Bertambahnya wawasan sehingga remaja memiliki penilaian yang lebih baik serta
lebih bisa mengerti orang lain. Remaja juga mengembangkan kemampuan sosial
yang mendorongnya lebih percaya diri dan aktif dalam aktivitas sosial.
mempersoalkan orang yang tidak cocok latar belakang budaya dan pribadinya.
Kelompok remaja yang beranggotakan laki-laki biasanya lebih besar dan tidak
lebih kecil dan lebih akrab. Remaja laki- laki cenderung lebih banyak berbagi
pengalaman petualangan atau topik- topik tertentu yang menarik (olahraga , music,
film, teknologi,dan lainnya). Umumnya mereka jarang berbagi perasaan atau emosi
Dalam pengelompokan sosial, akan muncul nilai- nilai baru yang diadaptasi oleh
1. Nilai baru dalam memilih teman. Pemilihan teman berdasarkan kesamaan minat
dan nilai- nilai yang sama, yang dapat mengerti dan memberi rasa aman, serta
yang dapat berbagi masalah dan membahas hal- hal yang tidak dapat dibicarakan
2. Nilai baru dalam penerimaan sosial. Remaja menerima teman- teman yang
disenangi dan menolak yang tidak disenangi yaitu dimulai dengan menggunakan
berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh orang lain dan
dapat menguntungkan mereka, bukan pada penilaian fisik melainkan pada orang
dan terbuka.
2) Kelompok kecil, terdiri atas kelompok teman- teman dekat, biasanya terdri
3) Kelompok besar, terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok teman
5) Kelompok geng yang terdiri atas anak- anak yang memiliki minat utama
d. Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori perkembangan kognitif piaget, kemampuan kognitif remaja berada
1. Kritis
Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis dan
a) Imagery audience.
Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain
b) Personal fablas.
Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbed dengan orang lain.
realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa memaknai suatu
e. Perkembangan Moral
1. Pada masa remaja, mereka mulai “memberontak” dari nilai-nilai orangtua dan
2. Pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang
nyata.
3. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar, bukan pada apa yang salah.
4. Penilaian moral menjadi semakin kritis sehingga remaja lebih berani menganalisis
norma sosial dan norma pribadi, serta berani mengambil keputusan berbagai
psikologis.
f. Perkembangan Konsep Diri (Kepribadian).
Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya
sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya meliputi penilaian diri dan
penilaian sosial.
perkembangan kognitif).
Remaja memiliki harapan-harapan peran dan cita-cita ideal yang ingin dia capai yang
cenderung tidak realistis. Ciri-ciri perkembangan konsep diri remaja antara lain terdiri
atas :
1) Perubahan perkembangan fisik yang cukup drastic pada masa remaja, kadang
4) Memandang diri lebih rendah atau lebih tinggi dari pada kondisi objektifnya.
g. Perkembangan heteroseksual.
double standard , dimana remaja laki-laki boleh melakukan hal yang bagi remaja
perempuan sering sekali disalahkan. Kondisi pandangan budaya tertentu mengenai
1. Remaja laki-laki memiliki perasaan lebih unggul yang relatif terus menetap dan
perempuan meskipun prestasi itu menyamai atau bahkan melebihi prestasi laki-
laki.
Beberapa ciri penting perkembangan heteroseksual remaja secara umum antara lain :
2) Minat terhadap lawan jenis makin kuat disertai keinginan kuat untuk
bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi untuk
melakukannya.
5) Minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya dorongan seksual dan
1) Pembersihan Vagina
Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina)
secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis
buang air kecil, buang air besar ataupun ketika mandi. Apabila anda alergi dengan
Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan ke belakang , dan jangan
terbalik karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke
vagina. Gunakanlah air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu panas
karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan
lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan erlebih dahulu dengan
Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan
daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi kaum wanita untuk
mengganti celana dalam 2x sehari di saat mandi.Apalagi, jika anda termasuk wanita
yang aktif dan mudah berkeringat. Pada saat menstruasi gunakan pembalut dengan
bahan yang lembut sehingga dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung
bahan yang bis membuat alergi ( misalnya parfum atau gel). Pembalut perlu diganti
sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang
Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun. Bahan lain,
seperti nylon dan polyester akan emmbuat gerah dan panas sehingga vagina menjadi
lembab sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri dan jamur untuk berkembang
biak.
5) Handuk/washlap
Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk
Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk
perawatan daerah kewanitaan, pemeriksaan rutin oleh dokter juga perlu dilakukan
untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar dokter mengetahui jika terdapat
Bersihkan organ kelamin setiap hari dengan menggunakan air bersih.Untuk para
pria, terutama yang tidak disunat, sebaiknya bersihkan bagian dalam penutup kepala
penis. Hal ini karena kotoran yang terdapat di dalam (smegma) dapat memicu
terjadinya kanker. Oleh karena itu, penis harus dibersihkan setiap hari. Sebaliknya
untuk pria yang telah disunat, pastikan penutup kepala penis telah terbuka secara
kemaluan tetap panjang karena bisa menjadi tempat tumbuhnya bakteri.Akn tetapi,
memiliki bakteri flora normal yang berguna menjaga kebersihan alat kelamin.
Sebagaimana halnya wanita, celana dalam pria hendaknya diganti minimal dua kali
sehari. Hal ini karena celana dalam sangat riskan untuk tumbuh kembangnya bakteri
yang merugikan apabila dalm kondisi kotor ataupun lembab akibat keringat. Oleh
karena itu, mengganti celana dalam secara teratur (minimal dua kali sehari) dapat
laptop ai atas paha ataupun pada kelamin, karena hal ini akan berpengaruh pada
a. Seksual Biologis
Komponen yang mengandung beberapa ciri dasar seks yang terlihat pada individu
yang bersangkutan (kromosom, hormone, serta ciri seks primer dan sekunder). Ciri
seks primer timbul sejak lahir, yaitu alat kelamin luar (genitalia eksterna) dan alat
kelamin dalam (genitalia interna) . ciri seks sekunder timbul saat seseorang meningkat
b. Identitas Seksual
Identitas Seksual adalah konsep diri pada individu yang menyatakan dirinya laki-laki
c. Identitas Gender
dinyatakan dalam bentuk perilaku sebagai laki-laki atau perempuan dalam lingkungan
budayanya. Identitas budaya merupakan interaksi antara factor fisik dan psikoseksual.
Interaksi yang harmonis diantara kedua factor ini akan menunjang perkembangan
d. Perilaku Seksual
Perilaku seksual yaitu orientasi seksual dari seorang individu yang merupakan
interaksi antara kedua unsur yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku seksual dan
tingkah laku gender. Tingkah laku seksual didasari oleh dorongan seksual untuk
mencari dan memperoleh kepuasan seksual, yaitu orgasmus. Tingkah laku gender
adalah tingkah laku dengan konotasi maskulin atau feminim diluar tingkah laku
seksual. Perilaku seksual itu mulai tampak setelah anak menjadi remaja.
G. Perilaku Seksual Remaja
a. Definisi
Seksualits merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik pria maupun perempuan.
Seperti tubuh dan jiwa yang berkembang, seksualitas juga berkembang sejak masa
Cara yang biasa di lakukan orang untuk menyalurkan dorongan seksual : Setiap
manusia normal mempunyai dan merasakan adanya dorongan seksual atau yang lebih
populer di sebut sebagai gairah seksual. Dorongan seksual adalah suatu bentuk
keinginan yang bersifat erotik yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas
1. Hormon seks, khususnya testosteron. Peranan hormon ini mulai aktif pada masa
remaja.
4. Faktor psikososial.
1) Dorongan seksual
3) Psikis
4) Pengetahuan seksual
5) Pengalaman seksual sebelumnya
1. Definisi
digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman
Transeksualisme adalah suatu kelainan identitas jenis kelamin yang nyata. Gangguan
itu adalah keinginan untuk memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan kenyataan
(wanita ingin menjadi pria, pria ingin menjadi wanita); atau keyakinan bahwa
seseorang telah masuk ke dalam sebuah tubuh dengan jenis kelamin yang salah. Minat
seksual kaum transeksual ini biasanya adalah yang sejenis kelamin (homoseksual,
walaupun mereka tidak mau disebut sebagai homoseks), tetapi juga yang melaporkan
tetapi ada gangguan jenis yang hanya terjadi pada masa kanak-kanak saja.
tidak mempunyai vagina atau vagina yang akan tumbuh menjadi penis (pada
wanita), atau merasa tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri (pada pria).
perbuatan seksual yang tidak lazim, sehingga khayalan tersebut menjadi kekuatan
dikhayalkannya.
4) Disfungsi Psikoseksual
perubahan psikofisiologik, yang biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah
seksual. Misalnya hambatan selera seksual, hambatan gairah seks (Impoten, dan
vaginismus fungsional.
5) Homoseksual
wanita yang hanya sharing terhadap sesamanya juga termasuk dalam kategori
wanita yang suka sama wanita. Padahal arti homo sendiri berarti sama, sejenis,
tertarik dengan jenis kelamin yang sama, kalau cewek seneng sama cewek, terus
cowok seneng sama cowok juga. Lesbianisme dalam batas-batas tertentu di anggap
sebagai deviasi seksual, misalnya yang dilakukan di asrama-asrama putri atau
demikia. Dalam keadaan normal mereka tidak melakukannya lagi. Dan mereka
dapat dimasukkan ke dalam golongan lesbian pasif dan dapat terkait dalam
aktif tidak akan menikah, akan tetapi hanya pasangan yang sejenis kelaminnya
saja.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II
A. Pengkajian
Diperoleh data kesehatan siswa di SMA P sebagai berikut :
Perilaku seksual siswa menunjukan dari Cuma berpacaran dengan pegangan dan
pelukan sebesar 36,5%
Pemahaman siswa mengenai sex, gender, dan norma seputar kesehatan reproduksi
7,9%
Siswa yang mengunakan fasilitas pelayanan kesehatan 17,5%
Tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi rendah sebesar 6,3%
Siswa yang mengaku pernah mengonsumsi alkohol 11,1%, merokok 7,9% dan
mencoba narkoba 3,2%
Siswa memilih guru sebagai sumber informasi pertama tentang kesehatan
reproduksi (47,6%) dan pubertas (55,6%(, teman sebagai sumber informasi kedua
remaja tentang kesehatan reproduksi (30.2%) dan pubertas (28,6%)
B. Intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,
yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan fisik dan dapat diukur sedangkan
akumulatif.
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase
penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif, Belajar berperan sesuai
dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan), Mencapai relasi yang baru dan
lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis, Mengharapkan dan
emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya, Mempersiapkan karir dan
kemandirian secara ekonomi, Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi
intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan
atau pekerjaan),Mencapai nilai-nilai kedewasaan. Menstruasi/haid adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Pada masnuia hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
lapisan fungsional stratum endometrium hingga lapisan dasar stratum; periode ini disebut
folikel ruptur karena pengaruh LH dari kelenjar hipofisis.Sekitar periode ini, beberapa
wanita dapat mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan
Mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan mittelschm’erz dan
kondisi ini dapat menandakan berlangsungnya ovulasi dan aktivitas tuba fallopi.
Sedangkan pada laki-laki di tandai dengan mimpi basah atau emisi nokturnal (bahasa
Inggris: nocturnal orgasm) adalah pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya
dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai
menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang
erotis maupun tidak, tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila
yaitu, pembersihan vagina, mengganti celana dalam dengan teratur, selalu mencuci
tangan sebelum menyentuh vagina, memilih celana dalam, mencukur rambut kemaluan.
Sedangkan pemeliharaan organ reproduksi pada remaja pria yaitu : Membersihkan organ
kelamin secara teratur, Mencukur rambut kemaluan, Gantilah celana dalam minimal dua
Nuha Medika
Media Group