Disusun oleh:
Kelompok 4
MOJOKERTO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik” ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi STIKES DIAN HUSADA dan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Paliatif 1. Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari atas kekurangan kemampuan dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penyusun apabila mendapatkan kritikan dan
saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran budaya
khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
LATAR BELAKANG.................................................................................................................5
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
TUJUAN......................................................................................................................................6
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
Konsep Dasar Penyakit Gagal Ginjal Kronis...............................................................................7
DEFINISI.....................................................................................................................................7
Etiologi.........................................................................................................................................7
Patofisiologi.................................................................................................................................8
Klasifikasi....................................................................................................................................8
Gejala klinis.................................................................................................................................8
Pemeriksaan penunjang................................................................................................................9
Penatalaksanaan paliatif.............................................................................................................10
Pathway......................................................................................................................................11
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................12
Pengkajian..................................................................................................................................12
.Diagnosa....................................................................................................................................15
Intervensi....................................................................................................................................15
Evaluasi......................................................................................................................................19
BAB IV
PENUTUP.....................................................................................................................................20
Kesimpulan................................................................................................................................20
4.2. Saran....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit GGK.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan paliatif pada pasien GGK.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. DEFINISI
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang persisten dan irreversible
(Mansjoer, 2000). Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
ireversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah) (Brunner and Suddarth, 2002).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun ( Price,Silvia Anderson, 1995). Gagal
ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia(retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus, glomerulonefritis kronis,pielonefritis, hipertensi yang tidak
dapat dikontrol, obstruksi traktus urinarius, lesi herediter. Dan penyakit ginjal polikistik
seperti gangguan vaskuler, infeksi, medikasi, atau agens toksik. Lingkungan dan agens
berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronis mencakup timah, cadmium, merkuri,
dan kromium.
2.1.2. Etiologi
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
c. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
d. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis
tubulus ginjal
e. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
f. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
g. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma,
fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur
uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
h. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
2.1.3. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
( Barbara C Long, 1996, 368)
2.1.4. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu atas dasar derajat
(stage) penyakit dan dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit
dibuat atas dasar LFG. Derajat Penjelasan LFG :
a. Pemeriksaan laboratorium :
a) Urine :
Volume : oligouria atau anuria, warna keruh, berat jenis kurang dari 1,015,
osmolalitas kurang dari 350 mOsm/kg, klirens kreatinin mungkin agak
menurun, natrium > 40 mEq/L, proteinuria (3-4+).
b) Darah :
BUN/Kreatinin meningkat (kreatinin 10 mg/dl), Hematokrit menurun, HB <
7-8 g/dL), Gas darah arteri : pH < 7,2 ,bikarbonat dan PCO2 menurun.
Natrium mungkin rendah atau normal, kalium, magnesium/ fosfat meningkat,
kalsium menurun, protein ( khususnya albumin) menurun,osmolalitas serum >
285 mOsm/kg.
b. Pemeriksaan Radiologi
a) USG Ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi
pada saluran kemih atas.
b) Biopsy ginjal : mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untuk diagnosis histologist.
c) Endoskopi ginjal, nefroskopi : menentukan pelvis ginjal; keluar batu,
hematuri, pengangkatan tumor selektif.
d) EKG : mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam basa
e) KUB foto : menunjukkan ukuran ginjal/ ureter/ kandung kemih dan adanya
obstruksi batu.
f) Foto kaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan : menunjukkan
demineralisasi dan kalsifikasi.
3.1. Pengkajian
1. Identitas
Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Agama, Jenis Kelamin Pekerjaan, Alamat,
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
mulai dari urine keluar sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai
penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa
kering, rasa lelah, napas bau (ureum), dan gatal pada kulit (Muttaqin, 2011)
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien mengalami penurunan frekuensi urine, penurunan kesadaran,
perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas
berbau amoniak, rasa sakit kepala, nyeri panggul, penglihatan kabur, perasaan tak
berdaya dan perubahan pemenuhan nutrisi(Muttaqin, 2011).
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien berkemungkinan mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal akut,
infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, penyakit
batu saluran kemih infeksi system perkemihan yang berulang, penyakit diabetes
mellitus, dan hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi
penyebab. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa
lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian
dokumentasikan(Muttaqin, 2011).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita penyakit
yang sama dengan klien yaitu gagal ginjal kronik, maupun penyakit diabetes
mellitus dan hipertensi yang bisa menjadi factor pencetus terjadinya penyakit
gagal ginjal kronik.
3. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit Biasanya persepsi klien dengan penyakit ginjal kronik
mengalami kecemasan yang tinggi. Biasanya klien mempunyai kebiasaan merokok,
alkohol dan obat-obatan dalam kesehari-hariannya.
4. Pola Nutrisi/Metabolisme
a. Pola Makan
Biasanya terjadi peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual dan muntah.
b. Pola Minum
Biasanya klien minum kurang dari kebutuhan tubuh akibat rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan ammonia).
5. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Biasanya abdomen kembung, diare atau konstipasi.
b. Buang Air Kecil
Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine <400ml/hari sampai anuria, warna
urine keruh atau berwarna coklat, merah dan kuning pekat.
6. Pola Aktivitas /Latihan
Biasanya kemampuan perawatan diri dan kebersihan diri terganggu dan biasanya
membutuhkan pertolongan atau bantuan orang lain. Biasanya klien kesulitan
menentukan kondisi, contohnya tidak mampu bekerja dan mempertahankan fungsi
peran dalam keluarga.
7. Pola Istirahat Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan tidur , gelisah karena adanya nyeri panggul,
sakit kepala dan kram otot/kaki ( memburuk pada malam hari).
8. Pola Kognitif & Persepsi
Biasanya tingkat ansietas pasien mengalami penyakit ginjal kronik ini pada tingkat
asietas sedang sampai berat.
9. Pola Peran Hubungan
Biasanya klien tidak bisa menjalankan peran atau tugasnya sehari-hari karena
perawatan yang lama. Pola Seksualitas/Reproduksi Biasanya terdapat masalah
Seksual berhubungan dengan penyakit yang di derita.
10. Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
a. Body image/gambaran diri
Biasanya mengalami perubahan ukuran fisik, fungsi alat tubuh terganggu, keluhan
karena kondisi tubuh, pernah operasi, kegagalan fungsi tubuh, prosedur
pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
b. Role/peran
Biasanya mengalami perubahan peran karena penyakit yang diderita
c. Identity/identitas diri
Biasanya mengalami kurang percaya diri, merasa terkekang, tidak mampu
menerima perubahan, merasa kurang memiliki potensi
d. Self esteem/harga diri
Biasanya mengalami rasa bersalah, menyangkal kepuasan diri, mengecilkan diri,
keluhanfisik
e. Self ideal/ideal diri
Biasanya mengalami masa depan suram, terserah pada nasib, merasa tidak
memiliki kemampuan, tidak memiliki harapan, merasa tidak berdaya
3.2.Diagnosa
3.3.Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pembeian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Edukasi
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
3.4.Implementasi
Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sesuai keluhan dan kebutuhan klien.
3.5.Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang mengalami peningkatan
setiap tahun. Pada pasien gagal ginjal kronik hanya mempertahankan fungsi ginjal yang
ada dan melakukan cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal . Pasien Hemodialisa
Tidak dapat bertahan hidup jika tidak melakukan terapi cuci darah Hasil penelitian
menemukan dua tema utama yaitu, perubahan fisiologis tubuh berupa, kelamahan fisik,
pola istirahat tidur,pola napas, pola eliminasi, gangguan sirkulasi dan gangguan pada
kulit. Tema kedua yaitu, Patuh dalam mengontrol asupan cairan dan nutrisi.
4.2. Saran
1. Bagi klien
Diharapkan klien tetap menjalankan kepatuhan asupan cairan dan nutrisi.
2. Bagi profesi perawat
Diharapkan dipergunakan untuk acuan pembelajaran dibidang ilmu keperawatan
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dimodifikasi dengan mengobservasi pasien hemodialisa tentang kebutuhan cairan
setiap hari serta melakukan pembatasan cairan
DAFTAR PUSTAKA
Andra, S.W., & Yessie, M.P. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Black, J & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban Patria
Desfrimadona, (2016). Kualitas Hidup pada Pasien Gagal ginjal Kronik dengan
KEMENKES (2018). Cegah dan Kendalikan Penyakit Ginjal Dengan CERDIK dan PATUH.
Diakses pada tanggal 07 Desember 2018 dari www.depkes.go.id
Kinta, (2012). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal
Kronik. Scribd.
PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan III. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta
PPNI, 2019. Standart I Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta