Menurut Selye (2005) dalam menggolongkan stres menjadi dua golongan yang didasarkan atas persepsi individu
terhadap stres yang dialaminya yaitu :
1) Distres (stres negatif)
Merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan
dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau gelisah. Sehingga individu mengalami
keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
2) Eustres (stres positif)
Eustres bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan, frase joy of stres untuk
mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres. Eustres dapat meningkatkan
kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan performansi kehidupan. Eustres juga dapat meningkatkan
motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.
RESPON PSIKOLOGIS STRES
1) Kognisi, Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif.
2) Emosi, cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya
untuk mengevaluasi stres. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut, fobia,
kecemasan, depresi, perasaan sedih dan rasa marah
3) Perilaku Sosial, Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu dapat
berperilaku menjadi positif maupun negatif.
CARA MENGENDALIKAN STRES
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar organisme dapat
bertahan hidup (Sarafino, 2005). Sedangkan menurut Gerungan (2006) menyebutkan bahwa
adapatasi atau penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
MACAM-MACAM ADAPTASI
1) Adaptasi fisiologis
Adalah proses dimana respon tubuh terhadap stresor untuk mempertahankan fungsi
kehidupan, dirangsang oleh faktor eksternal dan internal, respons dapat dari sebagian
tubuh atau seluruh tubuh serta setiap tahap perkembangan punya stresor tertentu.
2) Adaptasi psikologis
Perilaku adaptasi psikologi membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi
stresor, diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan melalui pembelajaran dan
pengalaman sejalan dengan pengidentifikasian perilaku yang dapat diterima dan berhasil.
3) Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan
tersebut. Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk ekstrem, stres yang terlalu
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.
4) Adaptasi sosial budaya
Mengkaji stresor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian tentang
besaranya, tipe dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan
5) Adaptasi spiritual
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stres dalam banyak cara,
tetapi stres dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stres yang berat dapat
mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stresor
sebagai hukuman.