Anda di halaman 1dari 17

KONSEP STRES DAN

ADAPTASI
KEPERAWATAN

ISS 2
01 Pengertian Stress

02 Pengertian Stressor

03 Faktor Penyebab Stress

OUTLINE 04 Tahapan Stress

05 Penilaian Terhadap Stress

06 Konsep Adaptasi

07 Konsep Adaptasi Menurut Roy


PENGERTIA  Stres adalah suatu kondisi ketika individu
berespons terhadap perubahan dalam
N STRES status keseimbangan normal. ( kozier, 2011)

 Stress adalah segala situasi dimana tuntutan


nonspesifik mengharuskan seorang individu
untuk berespons atau melakukan tindakan
( Selye, 1976)

 Stres merupakan sebuah interaksi antara


individu dengan lingkungannya yang
menyebabkan munculnya ketegangan dan
tantangan bagi individu itu sendiri untuk
mengatasinya. ( Aris, Rika & Ira, 2018)
PENGERTIAN STRESSOR
Stressor adalah setiap kejadian atau stimulus yang menyebabkan individu
mengalami stres. (Kozier, 2011)

Stressor adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan.


1. Stressor Internal: berasal dari dalam. misalnya demam
2. Sressor Eksternal: berasal dari luar diri seseorang. Misalnya perubahan
lingkungan.
(Potter,Pery 2005)
 Faktor Predisposisi FAKTOR PENYEBAB STRES
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang
menjadi sumber terjadinya stres yang memengaruhi
tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres
baik yang biologis, psikososial, dan sosiokultural.

 Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam
individu. Faktor presipitasi memerlukan
energi yang besar dalam menghadapi stres atau
tekanan hidup.
Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1. Kejadian yang menekan (stressful)
2. Ketegangan hidup

Yusuf dkk.(2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan


Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
TAHAPAN STRES
Tahapan Stres Menurut Dr. Robert J. Van Amberg sebagaimana
dikemukakan oleh Prof Dadang Hawari dalam Sunaryo membagi
tahapan-tahapan stres sebagai berikut :

01

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
a. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya,
namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
TAHAPAN STRES

02

Dalam tahapan ini dampak/respon terhadap stresor yang semula


menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai
menghilang dan timbul keluhan-keluhan
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c. Lekas merasa lelah menjelang sore hari
d. Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
g. Tidak bisa santai.
TAHAPAN STRES

03

Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa


menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan
menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu,
yaitu:
a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan
maag, buang air besar tidak teratur (diare)
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa
c. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat
d. Gangguan pola tidur (insomnia),
e. Koordinasi tubuh terganggu .
TAHAPAN STRES

04

Gejala stres tahap IV, akan muncul:


a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit
c. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons
secara memadai (adequate)
d. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
e. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan. Seringkali
menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan
f. Daya konsentrasi daya ingat menurun
g. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
TAHAPAN STRES

05

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap
V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan
psychological exhaustion)
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
yang ringan dan sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal
disorder)
d. Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.
TAHAPAN STRES

06

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami


serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Gambaran
stres tahap VI ini adalah sebagai berikut:
a. Debaran jantung teramat keras
b. Susah bernapas (sesak napas)
c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e. Pingsan atau kolaps (collapse).
PENILAIAN TERHADAP
STRESS
1. Respon Kognitif
Mencatat kejadian yang menekan, emosional, fisiologis, perilaku dan reaksi
sosial seseorang. Terdapat tiga tipe penilaian stresor primer dari stres yaitu
kehilangan, ancaman, dan tantangan.
2. Respon Afektif
Membangun perasaan. Respon afektif meliputi sedih, takut, marah,
menerima,tidak percaya, antisipasi dan kaget.
3. Respon Fisiologis
Merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi hormon,
prolaktin, hormon adrenokortikotropik (ACTH), vasopresin, oksitosin, insulin,
epineprin morepineprin, dan neurotransmiter lain di otak.
4. Respon Perilaku
Respon perilaku hasil dari respon emosional dan fisiologis
5. Respon Sosial
Didasarkan atas 3 aktivitas yaitu mencari arti, atribut sosial, dan perbandingan
social

(Yusuf, A., Rizky, F., & Hanik, E.N. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa)
ADAPTASI STRES
1. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologi terhadap stress adalah kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif
seimbang. Adaptasi fisiologi dapat memberikan respon
fisiologis terhadap stress:
a. Sindrom Adaptasi Lokal (LAS)
adalah tubuh menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Karakteristik LAS:
1. Respons yang terjadi adalah setempat (lokal) atau
tidak menyeluruh
2. Respons adalah adaptif, berarti bahwa stressor
diperlukan untuk menstimulasinya
3. Respons adalah jangka pendek
4. Respons adalah restoratif, berarti bahwa LAS
membantu dalam memulihkan homeostasis region atau
bagian tubuh.
ADAPTASI STRES
b. Sindrom Adaptasi Umum (GAS)
Adalah respons fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stress, yang melibatkan beberapa sistem tubuh,
terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
GAS terdiri atas
1. Reaksi peringatan/ alarm
2. Tahap resistens
3. Tahap kehabisan tenaga
2. Adaptasi Psikologis
Perilaku adaptasi psikologi juga disebut mekanisme
koping. Mekanisme ini dapat dibagi dua, yaitu:
a. Perilaku Berorientasi Tugas
Mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk
mengurangi stress, memecahkan masalah,
menyelesaikan konfliknya dan memenuhi kebutuhan.
b. Mekanisme Pertahanan Ego
Merupakan perilaku tidak sadar yang memberikan
perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang
menegangkan.
KONSEP ADAPTASI MENURUT CALLISTA
ROY

Teori adaptasi Suster Callista Roy, memandang klien sebagai suatu


sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan
adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan
interdependensi selama sehat dan sakit (Marriner-Tomery,1994).
Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak dapat
beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal.
Seluruh individu harus beradaptasi
terhadap kebutuhan berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologi dasar

2. Pengembangan konsep diri positif

3. Penampilan peran sosial

4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian


dan ketergantungan 

(Potter&Perry, 2005)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai