Anda di halaman 1dari 13

Teknik Komunikasi

Therapeutik
TIK 3 ISS 1
Anggota
1 SITI HAMIDAH 1912101010029
2 DARA NURHALIZA 1912101010033
3 NISA RIFKA AFIFAH 1912101010063
4 SITI SARAH 1912101010064
5 ANNISA UL HUSNA 1912101010079
6 MARFIKAH 1912101010085
7 FARA RISKYA 1912101010086
8 SITI RAHMAH NUSA FITRIA 1912101010073
9 AZZAHRA FIDDINI 1912101010074
10 RAZIKA MARISSA 1912101010130
11 CUT FIRLY PUTRI UZIRA 1912101010131
12 RISALATUL AZIZAH 1912101010038
13 ULFA KHAIRA 1912101010039
14 RIZKIANA PUTRI 1912101010126
15 ANNISSA 1912101010127
16 NATASYA AUDIA 1912101010134
17 MUHARRAMI SHALAFINA 1912101010128
18 SALSABILA 1912101010129
Berikut ini teknik komunikasi Stuart & Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan pendapat ahli lainny
a:

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan
nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Dengan cara :
1) Pandang klien ketika sedang bicara.
2) Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.
3) Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
4) Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.
5) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
2. Menunjukkan penerimaan (accepting)

Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain, tanpa


menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Perawat sebaiknya menghindarkan
ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti
mengerutkan keningnya.
Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti
perilaku berikut.
1) Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
2) Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3) Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
4) Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan
keraguan, atau menghindari untuk mengubah pikiran klien.
5) Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya
mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik


mengenai klien. Contoh :
K : Saya sudah makan tadi siang
P : Makan pakai apa saja bu?

4. Mengulang (restating/repeating)

Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa
perawat. Contoh :
K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”

5. Klarifikasi (clarification)

Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Contoh :
“Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup? ”
6. Memfokuskan (focusing)

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga


lebih spesifik dan dimengerti. Contoh:
Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya pikir untuk
apa saya pikirkan sakit ini?”
Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”

7. Merefleksikan (reflecting/feedback)

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya
sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Contoh:
“Ibu tampak sedih.”
“ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”
8. Memberi informasi (informing)

Teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan informasi-informasi


penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh
dokter, perawat perlu mengklarifikasi . Contoh : P : Anda dijadwalkan menjalani
operasi pukul 11.00 besok

9. Diam ( Silence)

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya. Diam
memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan
memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan
berpendapat/berbicara.

10. Identifikasi tema (theme identification)

Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
Contoh: “Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-anak dewasa dan semua telah
meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk
mengatasi masalah?”
11. Memberikan penghargaan (reward)

Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk


menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien
yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian. Contoh:
“Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.” “Selamat, ya. Semoga Ibu
dapat segera sembuh” (reward).

12. Menawarkan diri

Sering kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini
harus dilakukan tanpa pamrih. Contoh: “Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”

13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Contoh: “Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” “Dari
mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Perawat menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita.


Contoh: “… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada saya tentang
itu ….”

15. Refleksi

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan perasaannya sebagai
bagian dari dirinya sendiri. Contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”
Dengan teknik ini , dapat diindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga.

16. Humor

Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.

Sumber : Anjaswari,
2016
17. Sentuhan

Bentuk sentuhan untuk mendukung perasaan caring

18. Mengklarifikasi waktu dan urutan kejadian

Membantu klien mengklarifikasi peristiwa, solusi yang dalam kaitanyya dengan waktu.
Contoh :
K : saya muntah tadi pagi
P : Apakah sesudah sarapan?

19 Mengorientasikan realitas

Membantu klien membedakan mana kenyataan mana yang bukan. Ketika klien
mendengar bunyi besar seperti tembakan, kita mecoba menjelaskan bahwa bunyi
tersebut berasal dari televisi, Bukan dari tembakan orang

Sumber :Kozier, 2010


20 Menggunakan keasertifan ( ketegasan)

Mempertahankan hak seseorang tanpa menyinggung orang lain yang tidak sepaham.
Perawat harus dapat berbicara dengan jelas

21. Penyimpulan
Sumber : Potter &
Pengulangan ringkas ide-ide utama yang didiskusikan. Perry, 2005

22. Mengubah cara pandang

Memberikan cara pandang lain sehingga klien tidak melihat suatu


masalah dari aspek negatifnya saja

23. Eksplorasi
Mencari tahu atau menggali lebih jauh masalah yang dialami klien.
Sumber :Ana Herfira,
2017
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni, T. 2016. Komunikasi dalam Keperawatan.
Jakarta : KEMENKES-RI

Herfira, Ana, dkk. 2017. Komunikasi Terapeutik Clinical


Instuctor di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Jurnal Manajemen Komunikasi. Volume 1 No.2

Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta:


EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan.


Jakarta: EGC
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai