PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PEKANBARU 2023 LAPORAN SEVEN JUMPS 1. Clarify Unfamiliar Term Diagnosis fraktur, operasi ORIF, tindakan keperawatan, gelisah, cemas, lelah, pertanyaan terbuka, mengkaji, listening, restating, mengklarifikasi, meracau, focusing, persepsi, merefleksikan, reinforcement positif, summerizing.
2. Define The Problem
a. Apa itu diagnosis fraktur? b. Apa itu operasi ORIF? c. Mengapa dilakukan operasi ORIF? d. Apa itu tindakan keperawatan? e. Apa tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien? f. Apa ang dimaksud dengan gelisah? g. Kapan seseorang merasa gelisah? h. Apa yang dimaksud dengan cemas? i. Kapan seseorang merasa cemas? j. Apa yang dimaksud dengan lelah? k. Bagaimana pertanyaan terbuka kepada pasien? l. Apa yang dilakukan perawat saat mengkaji pasien? m. Apa tujuan perawat melakukan listening? n. Apa yang dimaksud dengan restating? o. Apa yang di klarifikasikan perawat kepada pasien? p. Kenapa seseorang bisa meracau? q. Apa fungsi dari focusing? r. Apa yang dimaksud dengan persepsi? s. Bagaimana menguraikan persepsi pasien? t. Kenapa perawat merefleksikan pemahaman pasien? u. Apa itu reinforcement positif dalam keperawatan? v. Bagaimana contoh reinforcement positif kepada pasien?
3. Brainsdtorm Possible Hypothesis/ Explanation
a. Diagnosis fraktur adalah keputusan medis yang menyatakan pasien mengalami patah tulang. b. Operasi ORIF adalah operasi untuk menangani patah tulang. c. Operasi ORIF dilakukan untuik menangani patah tulang. d. Tindakan keperawatan adalah semua bentuk tindakan yang di lakukan perawat untuk kesemuhan pasien. e. Tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien adalah tindakan invasif dan non invasif seperti pemasangan infus dan latihan ROM. f. Gelisah adalah perasaan tidak tenang. g. Seseorang merasa gelisa ketika dia merasa dirinya tidak nyaman. h. Cemas adalah perasaan yang timbul ketika khawatir atau takut i. Seseorang merasa dirinya cemas ketika sedang khawatir akan suatu hal. j. Lelah adalah kondisi dimana tubuh kekurangan energi atau tenaga. k. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang bersifat santai. l. Mengkaji atau pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk membantu menegakkan diagnosa keperawatan. m. Tujuan perawat melakukan listening adalah untuk mendengarkan dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. n. Restating adalah kegiatan mengulangi pernyataan sebelumnya. o. yang perawat klarifikasi adalah perasaan pasien seperti rasa cemas, gelisah, lelah maupun apa yang dialami pasien. p. Seseorang bisa meracau karena dia merasa gelisah cemas dan overthinking. q. Fungsi dari focusing adalah untuk mengarahkan suatu pembicaraan. r. Persepsi adalah sudut pandang yang di rasakan seseorang. s. Dengan cara menanyakan perasaan pasien sebelum tindakan keperawatan diberikan. t. Untuk memberikan edukasi lebih tentang tindakan keperawatan. u. Reinforcement positif adalah respon positif dari perawat terhadap tindakan atau hal yang dilakukan pasien. v. “Bagus bu, ibuk sudah bisa melakukan tarik nafas dalam”.
4. Arrange Explanation Into A Tentative Solution
5. Define Learning Objective/ LO a. Bagaimana teknik-teknik yang digunakan dalam komunikasi teraupetik? b. Bagaimana strategi komunikasi yang efektif? c. Apa itu operasi ORIF? d. Mengapa dilakukan operasi ORIF? e. Apa tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien? f. Bagaimana pertanyaan terbuka kepada pasien? g. Apa tujuan perawat melakukan listening? h. Apa yang dimaksud dengan restating? i. Apa fungsi dari focusing?
6. Info Gethering And Private Study
a. Beberapa teknik dalam komunikasi terapeutik, yaitu: 1) Mendengarkan dengan penuh perhatian, perawat diharapkan dapat mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Ciri dari pendengar yang baik antara lain: pandangan saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien membicarakan hal-hal yang penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh kearah lawan bicara. 2) Menunjukkan penerimaan, perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggeleng yang menyatakan tidak percaya. 3) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan, tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks sosial budaya klien. 4) Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban ”ya” dan ”mungkin”, tetapi memerlukan jawaban yang luas. Dengan begitu klien dapat mengemukakan masalahnya dengan kata-katanya sendiri atau memberikan informasi yang diperlukan. 5) Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata- kata sendiri, dengan pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan. 6) Mengklarifikasi, terjadi saat perawat berusaha menjelaskan dalam kata-kata, ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuannya adalah untuk menyamakan pengertian. 7) Memfokuskan, metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan mengerti, usahakan tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang penting. 8) Menyatakan hasil observasi, dengan perawat memberikan umpan balik berupa isyarat non verbal, klien dapat mengetahui apakah pesannya diterima dengan benar atau tidak. Teknik ini seringkali membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat harus bertanya, memfokuskan dan mengklarifikasi pesan. 9) Menawarkan informasi, memberikan tambahan informasi seperti tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien. Penahanan informasi yang dilakukan saat klien membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak percaya. 10)Diam, akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi, terutama pada saat klien harus mengambil keputusan. 11)Meringkas, adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pembicaraan berikutnya. 12)Memberi penghargaan, berilah penghargaan pada klien dan jangan sampai menjadi beban. Dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. 13)Menawarkan diri, perawat menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respon yang diharapkan. 14)Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan. Untuk klien yang merasa raguragu, perawat dapat menstimulusnya untuk membuka pembicaraan. 15)Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Teknik ini juga mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. 16)Menempatkan kejadian secara berurutan, akan membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif, sehingga dapat menemukan pola kesukaran interpersonal. 17)Memberikan kesempatan pada pasien untuk menguraikan persepsinya. Jika perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien. 18)Refleksi, memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan demikian klien dapat mengemukakan pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan dirinya sendiri. 19)Assertive, adalah kemampuan dalam meyakinkan, mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif antara lain: berbicara jelas, mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya, melindungi diri dari kritik. 20)Humor, merupakan hal yang penting dalam komunikasi verbal karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. Aisah S. 2015. Komunikasi Dengan Empati, Informasi Dan Edukasi. Yogyakarta: Deepublishing. b. Strategi komunikasi yang efektif 1) Mengetahui mintra bicara (audience). Sebelum berkomunikasi dengan seseorang komunikator harus tahu siapa yang akan diajak bicara, apakah dengan orang tuaanak-anak, laki-laki, perempuan, atau status sosialnya. Dengan mengetahui audience, seorang komunikator harus cerdik dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi serta bahasa yang dipakai harus sesuai dan mudah dipahami. 2) Mengetahui tujuan, tujuan berkomunikasi sangat menentukan cara menyampaikan informasi sehingga komunikasi bersifat pengumuman. Akan tetapi, apabila maksud membeli atau menjual barang, komunikasi akan bersifat negoisasi Tujuan dalam komunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunikasi 3) Memperhatikan konteks, bisa berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomunikasiKonteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikanFormalitas dalam konteks tertentu juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. 4) Mempelajari kultur, atau kebiasaan orang/masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Seperti halnya orang Jawa atau Sunda pada umumnya dikenal dengan kelembutanya dalam bertutur kataHal ini tentu tidak berarti bagi orang non-Jawa atau non-Sunda harus seperti bertuturnya orang Jawa atau Sunda, yang penting adalah pelaku komunikasi harus memahami kultur mitra bicaranya sehingga saling pengertian dan penyesuaian gaya komunikasi dapat terjadi. 5) Memahami bahasa, dapat menjadi ciri atau identitas suatu bangsa. Dengan memahami bahasa orang lainberarti berusahaa menghargai orang lain. Akan tetapi, memahami bahasa tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakain oleh mitra bicara. Yang terpenting adalah memahami gaya orang lain berbahasa (bukan gaya bahasa). Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana dan mudah dipahami. Khaerul, Umam. 2012. Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia. c. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi sekrup dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan. Brunner & Suddrath. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC d. Fungsi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergerakan. Potter & Perry. 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktif. Edisi 4. Jakarta: ECG. e. Tindakan keperawatan dibagi menjadi 4 jenis yaitu: 1) Observasi, adalah tindakan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data status kesehatan klien. 2) Terapeutik, yaitu tindakan yang secara langsung dilakukan perawat. Tindakan ini dapat membantu memulihkan. meminimalkan maupun mencegah perburukan status kesehatan klien. 3) Edukasi, adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami. Tindakan ini dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus membantu klien untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih sehat. 4) Kolaborasi, yaitu tindakan kerjasama perawat antar sesama perawat maupun profesi kesehtan lainnya. Tindakan ini dilakukan ketika kondisi klien membutuhkan perawatan lebih lanjut. Norsanah, M. & dkk. 2022. Keperwatan Keluarga. Sulawesi Selatan: CVKaaffah Learning Center. f. Pertanyaan terbuka memberi kebebasan kepada responden dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan pernyataan sendiri, dengan kalimat sendiri, dan bebas memberi jawaban sesuai apa yang ada di pikirannya. Kelebihan dari pertanyaan terbuka adalah responden mempunyai skop jawaban yang lebih besar dan jawaban lebih kepada preferensi responden daripada peneliti sehingga peneliti tidak bisa memengaruhi responden. Pertanyaan terbuka sangat bermanfaat untuk survey awal. Sebaliknya, kekurangan pertanyaan terbuka adalah sangat tergantung kepada kemampuan responden menjawab pertanyaan yang disiapkan, susah untuk mencatat jawaban dengan cepat dan tepat, sikap peneliti mungkin memengaruhi pengisian jawaban oleh responden. Lubis, Zulkarnain. dkk. (2019). Panduan pelaksanaan penelitian sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi. g. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active listening, perawat bisa membantu klien dalam mengidentifikasikan masalah yang dihadapinya, bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih. Dalam hal ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan hasil percakapannya dengan klien. Pieter, Herri Zan. 2017. Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat. Jakarta: Kencana. h. Restating adalah mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Melalui pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan. Teknik yang dilaksanakan dengan cara mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klienyang berguna untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti pembicaraan. Teknik ini bernilai terapeutik ditandai dengan perawat mendengar dan melakukan validasi, mendukung klien dan memberikan respon terhadap apa yang baru saja dikatakan oleh klien. Stuart, GW. & Sundeen. 2016. Principle and Practice of Psychiatric Nursing, 1st edition. Singapore: Elsevier. i. Focusing atau memfokuskan adalah upaya terapis untuk membantu klien mengarahkan pembicaraan kepada tujuan. Siahaan, Sabaruddin. 2023. Komunikasi Terapeutik Perspektif Hadis: Pelayanan Medis Berdasarkan Hadis-Hadis Sahih Al-Bukhari Dan Sahih Muslim. Jawa Barat: CV Adanu Abimata.
7. Share The Result Of Infogathering And Privat Study
Sasasaran pembelajaran telah didiskusikan dengan baik dan sudah dipahami.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu