Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

TEKNIK-TEKNIK DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK


(SEVEN JUMPS)
KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

DOSEN TUTOR: NS. DINI MAULINDA, M.KEP


Disusun Oleh: Kelompok 2 kelas 2F:

Desti Fitria Ningrum (22301227)


Dinda Selfianti (22301229)
Hikmah Nabila Salim (22301234)
Salma Yuntika Harianto (22301256)
Sri Wahyuni (22301258)
Yolanda Fitriani (22301264)

INSTITUT KESEHATAN PAYUNG NEGERI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PEKANBARU 2023
LAPORAN SEVEN JUMPS
1. Clarify Unfamiliar Term
Diagnosis fraktur, operasi ORIF, tindakan keperawatan, gelisah, cemas,
lelah, pertanyaan terbuka, mengkaji, listening, restating, mengklarifikasi,
meracau, focusing, persepsi, merefleksikan, reinforcement positif,
summerizing.

2. Define The Problem


a. Apa itu diagnosis fraktur?
b. Apa itu operasi ORIF?
c. Mengapa dilakukan operasi ORIF?
d. Apa itu tindakan keperawatan?
e. Apa tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada
pasien?
f. Apa ang dimaksud dengan gelisah?
g. Kapan seseorang merasa gelisah?
h. Apa yang dimaksud dengan cemas?
i. Kapan seseorang merasa cemas?
j. Apa yang dimaksud dengan lelah?
k. Bagaimana pertanyaan terbuka kepada pasien?
l. Apa yang dilakukan perawat saat mengkaji pasien?
m. Apa tujuan perawat melakukan listening?
n. Apa yang dimaksud dengan restating?
o. Apa yang di klarifikasikan perawat kepada pasien?
p. Kenapa seseorang bisa meracau?
q. Apa fungsi dari focusing?
r. Apa yang dimaksud dengan persepsi?
s. Bagaimana menguraikan persepsi pasien?
t. Kenapa perawat merefleksikan pemahaman pasien?
u. Apa itu reinforcement positif dalam keperawatan?
v. Bagaimana contoh reinforcement positif kepada pasien?

3. Brainsdtorm Possible Hypothesis/ Explanation


a. Diagnosis fraktur adalah keputusan medis yang menyatakan
pasien mengalami patah tulang.
b. Operasi ORIF adalah operasi untuk menangani patah tulang.
c. Operasi ORIF dilakukan untuik menangani patah tulang.
d. Tindakan keperawatan adalah semua bentuk tindakan yang di
lakukan perawat untuk kesemuhan pasien.
e. Tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien
adalah tindakan invasif dan non invasif seperti pemasangan
infus dan latihan ROM.
f. Gelisah adalah perasaan tidak tenang.
g. Seseorang merasa gelisa ketika dia merasa dirinya tidak
nyaman.
h. Cemas adalah perasaan yang timbul ketika khawatir atau takut
i. Seseorang merasa dirinya cemas ketika sedang khawatir akan
suatu hal.
j. Lelah adalah kondisi dimana tubuh kekurangan energi atau
tenaga.
k. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang bersifat santai.
l. Mengkaji atau pengkajian adalah proses pengumpulan data
untuk membantu menegakkan diagnosa keperawatan.
m. Tujuan perawat melakukan listening adalah untuk
mendengarkan dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
n. Restating adalah kegiatan mengulangi pernyataan sebelumnya.
o. yang perawat klarifikasi adalah perasaan pasien seperti rasa
cemas, gelisah, lelah maupun apa yang dialami pasien.
p. Seseorang bisa meracau karena dia merasa gelisah cemas dan
overthinking.
q. Fungsi dari focusing adalah untuk mengarahkan suatu
pembicaraan.
r. Persepsi adalah sudut pandang yang di rasakan seseorang.
s. Dengan cara menanyakan perasaan pasien sebelum tindakan
keperawatan diberikan.
t. Untuk memberikan edukasi lebih tentang tindakan
keperawatan.
u. Reinforcement positif adalah respon positif dari perawat
terhadap tindakan atau hal yang dilakukan pasien.
v. “Bagus bu, ibuk sudah bisa melakukan tarik nafas dalam”.

4. Arrange Explanation Into A Tentative Solution


5. Define Learning Objective/ LO
a. Bagaimana teknik-teknik yang digunakan dalam komunikasi
teraupetik?
b. Bagaimana strategi komunikasi yang efektif?
c. Apa itu operasi ORIF?
d. Mengapa dilakukan operasi ORIF?
e. Apa tindakan keperawatan yang dilakukan perawat kepada
pasien?
f. Bagaimana pertanyaan terbuka kepada pasien?
g. Apa tujuan perawat melakukan listening?
h. Apa yang dimaksud dengan restating?
i. Apa fungsi dari focusing?

6. Info Gethering And Private Study


a. Beberapa teknik dalam komunikasi terapeutik, yaitu:
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian, perawat
diharapkan dapat mengerti klien dengan cara
mendengarkan apa yang disampaikan klien. Ciri dari
pendengar yang baik antara lain: pandangan saat
berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari
tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien
membicarakan hal-hal yang penting atau memerlukan
umpan balik, condongkan tubuh kearah lawan bicara.
2) Menunjukkan penerimaan, perawat harus waspada
terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening
atau menggeleng yang menyatakan tidak percaya.
3) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan, tujuan perawat
bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien
dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan
konteks sosial budaya klien.
4) Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang tidak memerlukan
jawaban ”ya” dan ”mungkin”, tetapi memerlukan
jawaban yang luas. Dengan begitu klien dapat
mengemukakan masalahnya dengan kata-katanya
sendiri atau memberikan informasi yang diperlukan.
5) Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-
kata sendiri, dengan pengulangan kembali kata-kata
klien, perawat memberikan umpan balik bahwa ia
mengerti pesan klien dan berharap komunikasi
dilanjutkan.
6) Mengklarifikasi, terjadi saat perawat berusaha
menjelaskan dalam kata-kata, ide atau pikiran yang tidak
jelas dikatakan oleh klien. Tujuannya adalah untuk
menyamakan pengertian.
7) Memfokuskan, metode ini bertujuan untuk membatasi
bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih
spesifik dan mengerti, usahakan tidak memutus
pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yang
penting.
8) Menyatakan hasil observasi, dengan perawat
memberikan umpan balik berupa isyarat non verbal,
klien dapat mengetahui apakah pesannya diterima
dengan benar atau tidak. Teknik ini seringkali membuat
klien berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat harus
bertanya, memfokuskan dan mengklarifikasi pesan.
9) Menawarkan informasi, memberikan tambahan
informasi seperti tindakan penyuluhan kesehatan untuk
klien. Penahanan informasi yang dilakukan saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak
percaya.
10)Diam, akan memberikan kesempatan kepada perawat
dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Diam
memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan
dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses
informasi, terutama pada saat klien harus mengambil
keputusan.
11)Meringkas, adalah pengulangan ide utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat
untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pembicaraan berikutnya.
12)Memberi penghargaan, berilah penghargaan pada klien
dan jangan sampai menjadi beban. Dalam arti jangan
sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya
demi untuk mendapatkan pujian atau persetujuan atas
perbuatannya.
13)Menawarkan diri, perawat menyediakan diri tanpa
respons bersyarat atau respon yang diharapkan.
14)Memberi kesempatan pada klien untuk memulai
pembicaraan. Untuk klien yang merasa raguragu,
perawat dapat menstimulusnya untuk membuka
pembicaraan.
15)Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, teknik
ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Teknik ini
juga mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa
yang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan
dibicarakan selanjutnya.
16)Menempatkan kejadian secara berurutan, akan
membantu perawat dan klien untuk melihatnya dalam
suatu perspektif, sehingga dapat menemukan pola
kesukaran interpersonal.
17)Memberikan kesempatan pada pasien untuk
menguraikan persepsinya. Jika perawat ingin mengerti
klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya dari
perspektif klien.
18)Refleksi, memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya
sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan demikian
klien dapat mengemukakan pendapatnya, membuat
keputusan, dan memikirkan dirinya sendiri.
19)Assertive, adalah kemampuan dalam meyakinkan,
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap
menghargai orang lain. Kemampuan asertif antara lain:
berbicara jelas, mampu menghadapi manipulasi pihak
lain tanpa menyakiti hatinya, melindungi diri dari kritik.
20)Humor, merupakan hal yang penting dalam komunikasi
verbal karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa
sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan
asuhan keperawatan.
Aisah S. 2015. Komunikasi Dengan Empati,
Informasi Dan Edukasi. Yogyakarta: Deepublishing.
b. Strategi komunikasi yang efektif
1) Mengetahui mintra bicara (audience). Sebelum
berkomunikasi dengan seseorang komunikator harus
tahu siapa yang akan diajak bicara, apakah dengan orang
tuaanak-anak, laki-laki, perempuan, atau status
sosialnya. Dengan mengetahui audience, seorang
komunikator harus cerdik dalam memilih kata-kata yang
digunakan dalam menyampaikan informasi serta bahasa
yang dipakai harus sesuai dan mudah dipahami.
2) Mengetahui tujuan, tujuan berkomunikasi sangat
menentukan cara menyampaikan informasi sehingga
komunikasi bersifat pengumuman. Akan tetapi, apabila
maksud membeli atau menjual barang, komunikasi akan
bersifat negoisasi Tujuan dalam komunikasi harus
diketahui sebelum kita berkomunikasi
3) Memperhatikan konteks, bisa berarti keadaan atau
lingkungan pada saat berkomunikasiKonteks sangat
berperan dalam memperjelas informasi yang
disampaikanFormalitas dalam konteks tertentu juga
dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang.
4) Mempelajari kultur, atau kebiasaan orang/masyarakat
juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Seperti
halnya orang Jawa atau Sunda pada umumnya dikenal
dengan kelembutanya dalam bertutur kataHal ini tentu
tidak berarti bagi orang non-Jawa atau non-Sunda harus
seperti bertuturnya orang Jawa atau Sunda, yang penting
adalah pelaku komunikasi harus memahami kultur mitra
bicaranya sehingga saling pengertian dan penyesuaian
gaya komunikasi dapat terjadi.
5) Memahami bahasa, dapat menjadi ciri atau identitas
suatu bangsa. Dengan memahami bahasa orang
lainberarti berusahaa menghargai orang lain. Akan
tetapi, memahami bahasa tidak berarti harus memahami
semua bahasa yang dipakain oleh mitra bicara. Yang
terpenting adalah memahami gaya orang lain berbahasa
(bukan gaya bahasa). Untuk memperjelas pesan yang
hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah
kalimat-kalimat sederhana dan mudah dipahami.
Khaerul, Umam. 2012. Manajemen Organisasi. Bandung:
Pustaka Setia.
c. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah sebuah
prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacu pada operasi
terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang diperlukan untuk
beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi
sekrup dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi
penyembuhan.
Brunner & Suddrath. 2015. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
d. Fungsi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar
tetap menyatu dan tidak mengalami pergerakan.
Potter & Perry. 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktif. Edisi 4. Jakarta: ECG.
e. Tindakan keperawatan dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1) Observasi, adalah tindakan yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data status kesehatan
klien.
2) Terapeutik, yaitu tindakan yang secara langsung
dilakukan perawat. Tindakan ini dapat membantu
memulihkan. meminimalkan maupun mencegah
perburukan status kesehatan klien.
3) Edukasi, adalah tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan yang dialami. Tindakan ini dapat
meningkatkan pengetahuan sekaligus membantu klien
untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih sehat.
4) Kolaborasi, yaitu tindakan kerjasama perawat antar
sesama perawat maupun profesi kesehtan lainnya.
Tindakan ini dilakukan ketika kondisi klien
membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Norsanah, M. & dkk. 2022. Keperwatan Keluarga. Sulawesi
Selatan: CVKaaffah Learning Center.
f. Pertanyaan terbuka memberi kebebasan kepada responden
dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan pernyataan
sendiri, dengan kalimat sendiri, dan bebas memberi jawaban
sesuai apa yang ada di pikirannya. Kelebihan dari pertanyaan
terbuka adalah responden mempunyai skop jawaban yang lebih
besar dan jawaban lebih kepada preferensi responden daripada
peneliti sehingga peneliti tidak bisa memengaruhi responden.
Pertanyaan terbuka sangat bermanfaat untuk survey awal.
Sebaliknya, kekurangan pertanyaan terbuka adalah sangat
tergantung kepada kemampuan responden menjawab
pertanyaan yang disiapkan, susah untuk mencatat jawaban
dengan cepat dan tepat, sikap peneliti mungkin memengaruhi
pengisian jawaban oleh responden.
Lubis, Zulkarnain. dkk. (2019). Panduan pelaksanaan
penelitian sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.
g. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui
active listening, perawat bisa membantu klien dalam
mengidentifikasikan masalah yang dihadapinya, bagaimana
cara mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau
alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih. Dalam hal ini,
perawat diharapkan mampu menyimpulkan hasil
percakapannya dengan klien.
Pieter, Herri Zan. 2017. Dasar-Dasar Komunikasi Bagi
Perawat. Jakarta: Kencana.
h. Restating adalah mengulang ucapan klien dengan menggunakan
kata-kata sendiri. Melalui pengulangan kembali kata-kata klien,
perawat memberikan umpan balik bahwa ia mengerti pesan
klien dan berharap komunikasi dilanjutkan. Teknik yang
dilaksanakan dengan cara mengulang pokok pikiran yang
diungkapkan klienyang berguna untuk menguatkan ungkapan
klien dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti
pembicaraan. Teknik ini bernilai terapeutik ditandai dengan
perawat mendengar dan melakukan validasi, mendukung klien
dan memberikan respon terhadap apa yang baru saja
dikatakan oleh klien.
Stuart, GW. & Sundeen. 2016. Principle and Practice of
Psychiatric Nursing, 1st edition. Singapore: Elsevier.
i. Focusing atau memfokuskan adalah upaya terapis untuk
membantu klien mengarahkan pembicaraan kepada tujuan.
Siahaan, Sabaruddin. 2023. Komunikasi Terapeutik
Perspektif Hadis: Pelayanan Medis Berdasarkan Hadis-Hadis
Sahih Al-Bukhari Dan Sahih Muslim. Jawa Barat:
CV Adanu Abimata.

7. Share The Result Of Infogathering And Privat Study


Sasasaran pembelajaran telah didiskusikan dengan baik dan sudah
dipahami.

Anda mungkin juga menyukai