Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kasus Teknik Komunikasi” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lulut Handayani, M.Kes selaku dosen mata
kuliah Komunikasi, karena telah memberikan tugas ini kepada penulis serta membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua
rekan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai hukum
Tuhan yang berhubungan dengan keperawatan. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman penulis
yang cukup terbatas. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………..…..i
BAB I PENDAHULUAN……………..….ii
BAB II PEMBAHASAN……….……….iii
2.1 Kesimpulan………………….10
2.2 Saran…………………………10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Proses keperawatan merupakan suatu metode perencanan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
yang tahapnya dilakukan dengan sistematis dan rasional dengan tujuan menangani masalah
kesehatan pasien. Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah merupakan suatu dasar dan
kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Komunikasi merupakan suatu
proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan klien serta dengan tenaga kesehatan
lainnya. komunikasi terapeutik adalah pengiriman pesan antara pengirim dan penerima dengan
interaksi diantara keduanya yang bertujuan untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang
sakit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan penerapan teknik
komunikasi terapeutik oleh perawat.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik-teknik dalam berkomunikasi
2. Mengetahui tata cara berkomunikasi yang baik dan benar
3. Mengetahui peran perawat dalam berkomunikasi kepada klien
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh: “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kesenangan hidup?”
6. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan
dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan
masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat
membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.
Contoh:
Pasien : “Ya, beginilah nasib
wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya pikir
untuk apa saya pikirkan sakit ini?”
Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”
7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya
sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang
ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau
mengklarifikasi pesan.
Contoh: “Ibu tampak sedih. Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu ….”
8. Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka menyampaikan
informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi
oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan, perawat
memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
9. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya.
Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan
klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan memproses
informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan
berpendapat/berbicara.
10. Identifikasi tema (theme identification)
Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan
pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan
dengan topik yang berkaitan.
Contoh: “Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak
-anak dewasa dan semua telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah. Terkait masalah
ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi masalah?”
11. Memberikan penghargaan (reward)
Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai klien.
Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat klien melakukan
segala upaya untuk mendapatkan pujian.
Contoh: “Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat. Selamat, ya bu. Semoga Ibu dapat
segera sembuh”.
12. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak
mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya menawarkan
kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.
Contoh: “Saya ingin bapak/ibuk merasa tenang dan nyaman.”
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Perawat
dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif dalam membuka
pembicaraan.
Contoh: “Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang sedang Ibu pikirkan?” “Dari
mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan atau
mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa perawat sedang
mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya.
Contoh: “… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada saya tentang itu ….”
15. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan perasaannya sebagai
bagian dari dirinya sendiri.
16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan
teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang
berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang terjalin antara
perawat dan pasien. Teori yang digunakan yaitu teori 4 tahapan komunikasi terapeutik.
Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik
uji keabsahan data dilakukan melalui triangulasi data dan member check. Data analisi dengan
teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
komunikasi terapeutik pada tahap pra interaksi para perawat di Wisma Atlet mempersiapkan diri
sebelum bertemu dengan pasien mengumpulkan data pasien dan menyambut pasien dengan
ramah, sopan dan santun, memberikan kehangatan. Pada tahap orientasi perawat juga mulai
memperkenal diri kepada pasien sebagai langkah awal menjalin hubungan saling percaya dengan
pasien mulai berinteraksi lebih dalam dengan pasien. Tahap kerja perawat membantu pasien agar
tidak stress saat masa perawatan dan membantu mengontrol emosi pasien. Pada tahap akhir
perawat memberikan edukasi
Saran
Perawat diharapkan dapat memahami pentingnya teknik komunikasi yang baik dan benar kepada
klien. Serta diharapkan dapat menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Sasmito, P., Majadanlipah, M., Raihan, R., & Ernawati, E. (2018). Penerapan Teknik
Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat pada Pasien. Jurnal Kesehatan, 11(2), 58-64.