Anda di halaman 1dari 21

TENIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Oleh :
AINUN SAJIDAH
Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah proses
komunikasi dengan pendekatan yang
direncanakan, berfokus pada pasien,
dan dipimpin oleh seorang profesional.

4/17/20 02:35:42 PM
Komunikasi terapeutik harus menjamin
kerahasiaan informasi mengenai pasien
sehingga pasien dapat bercerita dengan
nyaman dan leluasa tanpa rasa
ketakutan/kekhawatiran.

04/17/2020 ady-fku
TEKNIK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Menurut Stuart dan Sunden, 1998), terdapat 2
persyaratan agar komunikasi terapeutik
menjadi efektif :
1. Komunikasi harus ditujukkan guna menjaga
harga diri pemberi maupun penerima pesan
2. Komunikasi yang menciptakan saling
pengertian harus didahulukan sebelum
memberikan saran, informasi, masukan.
Shives (1994), bahwa teknik komunikasi terapeutik
meliputi:
1.Mendengarkan dengan penuh perhatian
2.Menunjukkan Penerimaan
3.Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan
4.Mengulang Ucapan Pasien Menggunakan Susunan Kata-Kata Sendiri
5.Klarifikasi
6.Memfokuskan
7.Menyampaikan hasil observasi
8.Menawarkan informasi
9.Diam
10.Meringkas
11.Memberikan penghargaan
12.Menawarkan diri
13.Memberikan kesempatan kepada Pasien Untuk Memulai Pembicaraan
14.Menganjurkan untuk Meneruskan Pembicaraan
15.Menempatkan kejadian secara teratur
16.Menganjurkan Pasien Mengurai Persepsi
17.Refleksi
Shives (1994), bahwa teknik komunikasi terapeutik
meliputi:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Berguna menegaskan bahwa perawat bersungguh-
sungguh dalam menjalankan tugasnya.
Adapun teknik melatih keterampilan mendengarkan
dengan penuh perhatian adalah
a. Pandang pasien saat bicara.
b. Pertahankan kontak mata, sehingga pasien merasa
rileks dalam mengeluarkan keluh kesahnya.
c. Hindari tindakan yang tidak diperlukan.
d. Jaga sikap tubuh, misalnya jangan menyilangkan kaki
maupun tangan.
e. Anggukkan kepala saat pasien membicarakan hal
penting atau membutuhkan umpan balik.
f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
2. Menunjukkan Penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima adalah
bersedia mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan
keraguan maupun tidak setuju.
Seorang perawat dianjurkan untuk menghilangkan
ekspresi wajah maupun gerakan tubuh yang
menunjukkan tanda tidak setuju, misal mengerutkan
kening atau menggelengkan kepala.
Adapun beberapa teknik yang bisa dilakukan oleh
seorang perawat dalam hal ini adalah :
a. Mendengarkan tanpa harus memutus perbincangan.
b. Memberikan umpan verbal, yang menampakkan pengertian.
c. Menunjukkan bahwa isyarat badan sesuai dengan komunikasi
lisan.
d. Hindari berdebat, mengekspresikan keraguan atau mencoba
merubah pikiran pasien.
3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan
Berguna memperoleh informasi yang bersifat
spesifik.
Lebih baik apabila pertanyaan yang diajukan
berkaitan dengan topik yang sedang
dibicarakan serta digunakan perkataan dalam
konteks sosial budaya yang melatari
keberadaan diri pasien.
Selama pengkajian, ajukan pertanyaan yang
berurutan.
4. Mengulang Ucapan Pasien Menggunakan Kata-
Kata Sendiri.
Salah satu cara efektif bagi perawat guna
memberikan umpan balik terhadap pasien.
Sehingga, pasien mengetahui bahwa pesan yang
disampaikan oleh perawat dimengerti dan terus
berlanjut. Perawat berhati-hati karena daya
tanggap masing-masing pasien berbeda.
Mengulang bukan hanya menyampaikan ulang
pembicaraan, namun disertai rangkuman yang
disimpulkan oleh perawat mengenai kondisi
pasien.
K; “ Saya tidak dpt tidur, sepanjang malam saya
terjaga “.
P; “ Saudara mengalami kesulitan tidur ?”
5. Klarifikasi.
Apabila saat melangsungkan komunikasi dengan
pasien terjadi kesalahpahaman, penting bagi
perawat untuk menghentikan pembicaraan guna
mengklarifikasi serta menyamakan persepsi.
Karena informasi sangat penting dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien.
Supaya pesan bisa sampai dengan benar, perawat
harus memberikan contoh yang konkrit dan mudah
dimengerti oleh pasien.
Perawat: “Saya tidak yakin saya mengikuti apa
yg Anda katakan”.
“ Apa yg Anda katakan tadi adalah ….. “.
“ Dapatkah Anda jelaskan kembali ttg ….”
6. Memfokuskan.
Bias akan sulit dimengerti.
Memfokuskan tujuan komunikasi merupakan
salah satu metode yang dapat dilakukan guna
membatasi pembicaraan, sehingga mudah
dimengerti oleh pasien.
Perawat tidak boleh memutus pembicaraan
pasien saat menyampaikan keluhannya,
kecuali apabila pembicaraan melenceng dari
tujuan.
Misal: “Hal ini tampaknya penting, mari kita
bicarakan lebih dalam lagi”.
7. Menyampaikan Hasil Observasi
Perawat harus menyampaikan hasil pengamatannya.
Perawat harus berkomunikasi dengan jelas dan akurat,
sehingga pasien menjadi paham mengenai kondisi yang
dikeluhkannya.
 “ Anda tampak tegang ?”
 “ Apakah Anda merasa tidak tenang apabila Anda ……”

8. Menawarkan Informasi
Setelah menyampaikan hasil observasi tambahan dengan
informasi mengenai tips yang bisa membuat pasien
merasa percaya diri serta menumbuhkan kesadaran akan
hidup sehat. jangan sampai membuat pasien merasa
digurui.
9. Diam
Diam merupakan salah satu metode guna
memberikan ruang atau kesempatan pada
perawat dan pasien dalam mengorganisasi
pikirannya.
Diam membutuhkan keterampilan khususnya
ketepatan waktu. Jika tidak pintar memilih waktu
justru akan menimbulkan perasaan tidak enak
pada pasien.
Diam utk membuat pasien berkomunikasi dengan
dirinya sendiri dalam mengorganisasi pikirannya
dan memproses informasi yang disampaikan oleh
perawat. Terutama saat akan mengambil
keputusan.
10. Meringkas.
Pengulangan ide utama yang sudah dikomunikasikan secara
singkat. Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat dalam
mengulang aspek penting dari interaksinya dengan pasien,
sehingga bisa berlanjut pada pembicaraan dengan topik yang
masih berkaitan.
“Selama beberapa jam, Anda & saya telah membicarakan …….”

11. Memberikan penghargaan.


adalah memberi salam kepada pasien dengan menyebut nama
yang disukainya atau pujian
Jangan sampai penghargaan menjadi beban baru bagi pasien.
Misalnya, lantaran penghargaan yang diberikan justru membuat
pasien berusaha keras untuk melakukan hal yg berlebihan.
“Selamat pagi Ibu Sri” atau “Assalamualaikum”
“Saya perhatikan ibu sudah menyisir rambut ibu”.
12. Menawarkan Diri.
Kebanyakan pasien belum siap berkomunikasi
secara verbal dengan orang lain/Perawat
Perawat harus mengambil inisiatif dengan
memulai komunikasi yang bisa mencairkan
suasana, seperti menawarkan bantuan. Sehingga,
pasien menjadi rileks dalam menghadapi
kenyataan yang terjadi, lalu menceritakan
permasalahannya kepada perawat.
 “Saya akan duduk bersama Anda sebentar”.
 “Saya ingin Anda merasa tenang & aman”.
13. Beri kesempatan kepada pasien Utk
Memulai Pembicaraan.
Yaitu memberikan kesempatan pasien untuk
berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Perawat harus bisa menstimulasi pasien
melalui topik pembicaraan yang menyinggung
kondisi kesehatan. Disini, dituntut keahlian dari
perawat dalam menganalisis secara singkat
mengenai kondisi pasien.
“Adakah sesuatu yang ingin Anda bicarakan ?”
“Apakah yang sedang Saudara pikirkan ?”
14. Menganjurkan untuk Meneruskan
Pembicaraan.
Guna mengarahkan pasien untuk terus
membicarakan hal yang mengindikasikan
keluhan yang dideritanya. Seorang perawat
harus bisa menafsirkan pembicaraan yang
berlangsung serta mengarahkan komunikasi
ke arah jalurnya.
“…….teruskan ……….?”
“…….dan kemudian ………..?”
“ceritakan kepada saya tentang itu
………..?”
15. Menempatkan Kejadian Secara Teratur.
Bermanfaat dalam membantu perawat maupun
pasien guna melihat suatu perspektif.
Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur
akan membantu perawat maupun pasien guna
melihat kemungkinan dari suatu kejadian.
Pelayanan dapat memuaskan dan bermakna
bagi pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
- “Apakah yg terjadi sebelum & sesudahnya ?”
- “Kapan kejadian tersebut terjadi ?”
16. Menganjurkan Pasien Mengurai Persepsi.
Untuk mengerti pasien, maka salah satu
metode yang bisa digunakan adalah melihat
perspektif pasien. Dalam hal ini, pasien
harus merasa bebas dalam menguraikan
persepsinya kepada perawat.
 “Ceritakan kepada saya bagaimana
perasaan Saudara”
“Saudara ketika akan dioperasi ……”
“ Apa yang sedang terjadi ?”
17. Refleksi.
Refleksi adalah menganjurkan pasien untuk
mengemukakan ide dan perasaannya sebagai
bagian dari dirinya sendiri.
Apabila pasien bertanya mengenai apa yang
harus dikerjakan, perawat bisa menjawabnya
dengan berdiskusi dengan pasien guna
menentukan tindakan bersama.
Ini berarti perawat menghargai pendapat
pasien atau menunjukkan bahwa pasien
memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri,
sehingga memunculkan pikiran bahwa dirinya
merupakan manusia yang memiliki
kemampuan.
K : “Apakah menurutmu saya hrs mengatakannya kpd
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai